NovelToon NovelToon
Penjara Cinta Tuan Adrasta

Penjara Cinta Tuan Adrasta

Status: tamat
Genre:Konflik etika / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Romansa / Psikopat itu cintaku / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Tamat
Popularitas:29.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sylvia Rosyta

Rania Alesha— gadis biasa yang bercita-cita hidup bebas, bekerja di kedai kopi kecil, punya mimpi sederhana: bahagia tanpa drama.

Tapi semuanya hancur saat Arzandra Adrasta — pewaris keluarga politikus ternama — menyeretnya dalam pernikahan kontrak.

Kenapa? Karena Adrasta menyimpan rahasia tersembunyi jauh sebelum Rania mengenalnya.

Awalnya Rania pikir ini cuma pernikahan transaksi 1 tahun. Tapi ternyata, Adrasta bukan sekedar pria dingin & arogan. Dia manipulatif, licik, kadang menyebalkan — tapi diam-diam protektif, cuek tapi perhatian, keras tapi nggak pernah nyakitin fisik.

Yang bikin susah?
Semakin Rania ingin bebas... semakin Adrasta membuatnya terikat.

"Kamu nggak suka aku, aku ngerti. Tapi jangan pernah lupa, kamu istriku. Milik aku. Sampai aku yang bilang selesai."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PCTA 26

"Kenapa..." Suara Rania serak, nyaris bergetar. "Kenapa kamu nggak pernah kasih tahu aku tentang Rey? Tentang semuanya?" Adrasta diam.

Tatapannya redup. Tapi luka itu jelas terpampang di matanya. "Kenapa harus kamu yang nanggung semua salah paham aku, semua kebencian aku, semua tuduhan aku...?" Rania menahan air matanya. "Padahal aku nggak pernah kasih kamu kesempatan untuk jelasin apa pun..."

Satu langkah kecil Adrasta mendekat. Satu tarikan napas panjang seolah semua bentengnya runtuh malam ini. "Karena buatku... kamu lebih berharga dari ego atau harga diriku sendiri, Rania. Karena dari awal, aku nggak butuh kamu percaya sama aku. Aku cuma butuh kamu tetap hidup."

Air mata Rania jatuh. "Aku nggak peduli kamu mau benci aku, mau maki aku, mau salah paham terus sama aku. Tapi selama aku masih bisa melindungi kamu, aku akan lakuin itu. Karena rasa ini... udah nggak bisa aku matiin sejak lama." Adrasta menatapnya lekat-lekat, penuh luka, penuh cinta yang selama ini dia sembunyikan.

"Aku mencintaimu, Rania. Dengan cara yang bahkan aku sendiri nggak ngerti gimana caranya berhenti. Aku mencintaimu... sampai sakit." Dan pada detik itu juga semua dinding hati Rania runtuh.

Tangisnya pecah. Luka itu... hangat itu... semuanya bercampur menjadi satu. Rania jatuh dalam pelukan Adrasta pria yang selama ini ia salah pahami, pria yang diam-diam selalu ada di balik semua rasa sakitnya.

Setelah segala pengakuan yang keluar dari mulut Adrasta- semuanya terasa sunyi. Tidak ada paksaan. Tidak ada tuntutan. Hanya ada kejujuran... dan luka yang mereka bagi bersama.

Rania duduk termenung di tepi ranjang, menatap punggung Adrasta yang memilih tidur di sofa kecil dekat jendela kamar. Jarak itu... terasa jauh. Tapi justru di situlah, Rania sadar untuk pertama kalinya, Adrasta memberinya ruang.

Ruang untuk memilih.

Ruang untuk mengenali hatinya sendiri.

Sore harinya, saat Rania terbangun dari tidurnya, ia mendapati kamarnya sunyi. Adrasta tidak ada di kamar. Tapi ada satu hal kecil yang membuat langkahnya terhenti. Secangkir teh hangat... Dengan notes kecil di sampingnya.

"Untuk perutmu yang belum benar-benar pulih. Jangan bandel, Rania." Rania terdiam.

Bukan kata cinta. Bukan rayuan. Tapi perhatian sederhana seperti ini justru menghantam pertahanan hatinya paling dalam. Bibirnya bergetar menahan senyum kecil senyum yang muncul karena jiwanya perlahan kalah. Tak sampai di situ, saat ia melangkah keluar kamar, ia mendapati Adrasta sedang di dapur.

Tangannya yang besar dan dingin itu... justru sedang sibuk memasak bubur ala kadarnya. Kaku. Kacau. Tapi nyata. Diam-diam, dada Rania terasa penuh. Ada perasaan hangat yang perlahan tumbuh.

Perasaan yang bukan lagi rasa takut melainkan rasa butuh. Butuh sosok Adrasta. Butuh dia... tetap ada.

Dan saat Adrasta sadar keberadaannya, pria itu hanya menoleh singkat - dengan nada serak pelan. "Udah bangun? Duduk aja. Aku nggak jago masak... tapi semoga ini cukup buat bikin kamu nggak pingsan lagi." Entah kenapa... untuk pertama kalinya, Rania ingin menangis. Tapi bukan karena sakit. Melainkan karena hatinya... benar-benar mulai luluh.

...----------------...

Malam itu, saat Adrasta sedang keluar menerima telepon penting, Rania melangkah pelan di dalam vila yang tiba-tiba terasa terlalu hening. Entah dorongan apa yang membuatnya nekat. Entah keberanian dari mana yang menuntunnya sampai di depan sebuah pintu kayu berwarna gelap ruangan yang selalu tertutup rapat. Ruangan yang tak pernah Adrasta izinkan untuk siapapun masuk.

1
🎧✏📖
Semangat✌
Author Sylvia: iya kak makasih 👌☺️
total 1 replies
Sita Silvara
baru kali ini baca novel yang ceritanya bos diajarin sama anak buahnya sendiri
Sita Silvara
selamat
Sita Silvara
yey sah
Sita Silvara
akhirnya datang juga har h
Sita Silvara
tahan Rania,ini ujian
Putri Sylvia
dag Dig dug/Smile/
Putri Sylvia
ampun dah si Dion ini,pake ngajarin Adrasta segala/Joyful//Joyful//Joyful/
Putri Sylvia
selamat menempuh hidup baru
Putri Sylvia
akhirnya sah juga
Putri Sylvia
tahan sebentar lagi kenapa sih,nggak sabaran banget jadi cowok/Slight/
Suhadi Mulyo
bagus
Suhadi Mulyo
kocak banget si dion/Facepalm/
Suhadi Mulyo
akhirnya sah juga
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
turutin aja rania
Sita Silvara
so sweet banget sih kalian berdua
Sita Silvara
memang cowok posesif sama bucin itu kesannya gimana gitu, jadi pengen punya suami kayak Adrasta🤭
Sita Silvara
Alhamdulillah akhirnya hubungan anak dan ayah ini kembali membaik
Putri Sylvia
cemburunya Adrasta memang gak ada obatnya
Putri Sylvia
akhirnya dapat restu juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!