NovelToon NovelToon
SERIAL SILAT PENDEKAR

SERIAL SILAT PENDEKAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Misteri / Ilmu Kanuragan
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ikko Suwais

PENDEKAR Mabuk memiliki nama asli Suto Wijaya Kusuma dan dia adalah seorang pendekar pembela kebenaran dan menumpas kejahatan. Perjalanan nya dalam petualangannya itu banyak menghadapi tantangan dan rintangan yang sering kali membuat nyawa nya terancam. Namun pendekar gagah dan tampan itu selalu punya solusi dalam menghadapi permasalahan tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikko Suwais, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 35

MEREKA Segera menyimak suara Nyai Dupa Mayat yang bicara kepada dua gadis yang menghadapnya. Dua gadis itu tampaknya sengaja diundang oleh Nyai Dupa Mayat dan mereka merencanakan pertemuan di tempat itu.

"Kalian untuk bicarakan tentang sengaja kupanggil permohonan kalian tempo hari," ujar Nyai Dupa Mayat dengan suara tuanya yang masih garing seperti keripik singkong lama di penggorengan.

"Aku ingin kabulkan harapan kalian, yaitu mempelajari iImu 'Gerhana Senyawa'. Tetapi aku punya satu permintaan yang harus kalian penuhi."

"Sebutkan permintaanmu itu. Nyai," ujar si gadis yang baru datang.

"Cari pemuda bergelar Pendekar Mabuk! Bawalah dia padaku, karena aku ingin membunuhnya sebagai balas dendam atas kematian murid kesayanganku; Dewi Ranjang. Jika kalian bisa membawa Pendekar Mabuk kepadaku, maka kalian akan dapatkan ilmu 'Gerhana Senyawa' yang kalian idam-idamkan dari dulu itu."

"Baik. Akan kucari si Pendekar Mabuk dan kubawa padamu!" ujar si gadis yang datang pertama kali itu. Gadis yang baru datang berkata,

"Asal kau jangan menipuku, Nyai! Jika kau menipuku, aku akan bikin perhitungan sendiri Nyai! Jika kau menipuku, aku akan bikin perhitungan sendiri denganmu!"

"Jangan bicara sembarangan di depanku, Wigati!" hardik Nyai Dupa Mayat sambil tangannya menuding lurus kepada gadis yang baru datang itu. Mata sang Nyai memandang tajam sekali. Rupanya ia tersinggung dengan kata-kata Wigati, sehingga wajah angkernya tampak semakin menyeramkan. Tapi gadis yang bernama Wigati itu justru menanggapinya dengan santai dan tenang. Bahkan senyumnya terkesan sedikit sinis.

"Aku hanya khawatir kalau kau berbuat licik, Nyai! Karena aku adalah gadis yang paling benci kelicikan! Lebih baik kulakukan pertarungan sampai mati daripada harus diliciki seseorang. Ingat-ingatlah hal itu, Nyai!"

Ucapan Wigati semakin dirasakan sang Nyai memanaskan telinga.

"Belum-belum sudah membakar harga diriku, Wigati!" geram Nyai Dupa Mayat dengan sorot pandangan mata semakin tajam. Wigati masih bandel, menyahut dengan kata-kata berkesan

angkuh.

"Sebelum kau menjatuhkan harga diriku dengan tipuanmu nanti, aku harus memberi peringatan padamu, Nyai!"

"Kau yang harus kuberi peringatan, Gadis Bodoh!" Tiba-tiba Nyai Dupa Mayat lakukan lompatan bagaikan terbang. Tubuhnya meluncur di atas kepala Wigati.

Weess...!.Pada saat itu, baik Wigati maupun gadis yang pertama kali datang itu tidak punya kecurigaan apa-apa tentang gerakan sang Nyai. Mereka menganggap sang Nyai turun dari atas gundukan tanah yang membukit. Tetapi ketika tubuh sang Nyai melayang melintasi atas kepala Wigati, bayangannya menerjang gadis itu karena matahari tepat di atas kepala manusia. Wuusss...!

Blaaabs..! Buuuusss..! Gadis yang pertama kali datang menghadap Nyai Dupa Mayat itu segera terlonjak kaget hingga tubuhnya mental ke belakang. Mata gadis itu mendelik melihat Wigati bagai disambar petir tanpa suara. Cahaya merah berkerliap sekejap. Tak ada satu kedipan mata. Tahu-tahu Wigati telah lenyap, tinggal asap yang mengepul tebal. Asap itu pun sirna karena angin berhembus agak kencang. Dan pada saat itu pula si gadis yang datang pertama kalitadi terpekik lirih bernada kaget.

"Ooh...?!" Gadis itu semakin lebarkan matanya ketika melihat Wigati sudah menjadi abu dan tumpukan arang hitam. Tubuh Wigati bagai dimasukkan dalam open yang panasnya ribuan derajat. Pakaian dan pedangnya ikut terbakar. Tak ada yang tersisa dari tubuh Wigati selain gundukan abu putih suram yang bercampur arang hitam. Arang itu adalah sisa kerangka Wigati yang terbakar oleh hawa panas ribuan derajat tingginya.

"Edan!" gumam si Dewa Bandot dengan mata mendelik dari balik ilalang. Mata itu segera dikedipkan dan kepala ditarik mundur karena hembusan angin menggerakkan daun ilalang kecil. Daun ilalang kecil itu mencolok mata si Dewa Bandot. Kecil. Dau ilalang kecil itu mencolok mata si Dewa Bandot Untung saja ia tidak terpekik keras sehingga keberadaannya d tempat itu masih tidak diketahui oleh orang lain. Santana sendiri tak berkedip, karena baru sekarang ia melihat jelas sekali bagaimana bayangan Nyai Dupa Maya menghanguskan tubuh lawan. Santana tak bisa bersuara kerongkongannya bagaikan ikut kering saat bayangan Nya Dupa Mayat membakar Wigati dalam tempo kurang dari satu kedipan.

Mereka segera mendengar suara Nyai Dupa Mayat bicara dengan gadis yang pertama kali datang menghadangnya itu.

"Aku tak suka punya utusan yang berani bicara tak sopan di depanku! Ini suatu peringatan bagimu. Jika kau ingin dapatkan ilmu 'Gerhana Senyawa', kerjakan tugas itu dan jangan bicara sembarangan di depanku!"

"Aku mengerti, Nyai!"

"Pergilah sekarang juga, cari si Pendekar Mabuk! Bawa dia padaku secepatnya!"

"Baik, Nyai!" jawab si gadis, lalu segera melesat pergi dengan gerakan seperti anak panah lepas dari busurnya. Blaas...!

"Aku akan menghadang gadis itu, Guru!" ujar Santana bergegas pergi, tapi sang Guru segera mencekal lengannya.

"Jangan gegabah!"

"Tapi dia mau mencelakai sahabatku; si Pendekar Mabuk itu, Guru!"

"Harus dipikirkan langkah yang paling aman, agar kita tidak mati konyol, Santana!"

Pemuda itu akhirnya hembuskan napas panjang, menyabarkan diri, menahan hasrat menggebu yang ingin kejar gadis utusan Nyai Dupa Mayat itu.

"Kita ikuti saja ke mana perginya si Pratiwi," ujar Dewa Bandot dalam bisikan.

"Karena sudah lama aku tak mengetahui di mana tempat tinggal Pratiwi yang sekarang. Yang jelas dia sudah tidak tinggal di tempat yang dulu. Tempat itu agaknya sudah kena gusur karena di sana sudah dibangun sebuah waduk untuk pengairan sawah orang-orang kadipaten Jumbalang."

Nyai Dupa Mayat segera berkelebat pergi tinggalkan tempat itu. Dewa Bandot mengikutinya, Santana agak ketinggalan karena gerakannya kalah cepat dengan gerakan sang Guru.

"Kasihan Suto kalau sampai bernasib seperti Wigati tadi," ujar Santana membatin.

"Di mana Suto sekarang berada? Aku harus memberitahukan tentang utusan Nyai Dupa Mayat itu. Jangan sampai ia terjebak sebelum punya persiapan hadapi keganasan ilmu 'Gerhana Senyawa' itu." Sebenarnya saat itu Suto Sinting berada tak jauh dari tempat tersebut, ia berada di balik bukit berhutan lebat itu.

Tapi karena tak terjadi suara ledakan atau denting pedang pertarungan, ia tak menuju ke tempat itu. Sayangnya lagi, mereka tak ada yang mengarah ke balik bukit itu, hingga tak ada yang bertemu dengan murid sinting si Gila Tuak dan Bidadari Jalang. Seandainya sang Nyai bergerak ke arah balik bukit, pasti ia akan jumpa dengan Pendekar Mabuk dan ceritanya akan tamat sampai di sini saja. Untung sang Nyai bergerak ke timur dan sang utusan bergerak ke utara, sehingga kesibukan Pendekar Mabuk tidak ada yang mengganggu.

1
saniscara patriawuha.
gassssssdd....
saniscara patriawuha.
gasss pollll mangg karrrrrsooooo...
saniscara patriawuha.
cincang cincang sudahhh manggg suttttt. .
saniscara patriawuha.
gassssd polllll manggg suttttt
saniscara patriawuha.
gasssss polllll....
saniscara patriawuha.
jangannnn kepanjangannnn episodenya hanya untukkk satuuu majalahhhh.....
saniscara patriawuha.
gassd mangggg surrr ojo kakennn babbb...... sat set sat set jhuosss
saniscara patriawuha.
sikattt manggg sutttt,,,,
saniscara patriawuha.
gasssdd pollll manggg suttt,,,
saniscara patriawuha.
gasssss pollll
saniscara patriawuha.
gassss manggg suttt...
saniscara patriawuha.
gasssdd pollll manggg sutttt....
saniscara patriawuha.
nahhhh lohhhh....
saniscara patriawuha.
gassss pollll manggg suttttt....
saniscara patriawuha.
gasssss pollll manggg sutttt.....
saniscara patriawuha.
gasssd polllll manggg sinnnn....
saniscara patriawuha.
gasssss pollll manggg minnnn...
saniscara patriawuha.
mantapppp manggg
saniscara patriawuha.
Buruk
saniscara patriawuha.
gassssss..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!