NovelToon NovelToon
MATA YANG MELIHAT MASA DEPAN

MATA YANG MELIHAT MASA DEPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Kultivasi Modern / Ketos / Mengubah Takdir
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Susilo Ginting

Rendra Adyatama hanya memiliki dua hal: rumah tua yang hampir roboh peninggalan orang tuanya, dan status murid beasiswa di SMA Bhakti Kencana—sekolah elite yang dipenuhi anak pejabat dan konglomerat yang selalu merendahkannya. Dikelilingi kemewahan yang bukan miliknya, Rendra hanya mengandalkan kecerdasan, ketegasan, dan fisik atletisnya untuk bertahan, sambil bekerja sambilan menjaga warnet.
Hingga suatu malam, takdir—atau lebih tepatnya, sebuah Sistem—memberikan kunci untuk mendobrak dinding kemiskinannya. Mata Rendra kini mampu melihat masa depan 24 jam ke depan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susilo Ginting, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6. Arena Baru: Angka Dan Grafik

Uang Rp62.000.000 itu terasa dingin di bawah lantai papan kamar Rendra. Ia tahu, uang ini adalah hasil dari risiko besar, dan sekarang adalah saatnya menjauhi risiko. Perjudian adalah tentang mengalahkan bandar, sementara Saham adalah tentang mengalahkan ekspektasi pasar.

Rendra menghabiskan seluruh akhir pekan dan malam hari setelah menjaga warnet untuk tenggelam dalam dunia baru. Ia belajar istilah-istilah asing: Bullish, Bearish, Support, Resistance, IPO, dan Volatilitas. Ia menyadari bahwa kasino adalah kolam kecil, sementara bursa saham adalah samudra luas.

Di kasino, ia hanya perlu melihat hasil kartu. Di bursa, ia harus memprediksi hasil dari keputusan jutaan investor, sentimen pasar global, dan laporan keuangan perusahaan. Ini jauh lebih kompleks, namun Rendra tahu ia punya kartu truf.

Ia menggunakan Rp2.000.000 dari uangnya untuk membeli laptop bekas yang layak dan membayar langganan internet bulanan yang lebih cepat. Sisanya ia masukkan ke rekening bank baru, menyisakan Rp50.000.000 sebagai modal awal investasi.

Tantangan Sistem di Pasar Saham

Rendra menyadari kelemahan Penglihatannya di arena ini. Penglihatan Masa Depannya hanya efektif untuk memprediksi kejadian pasti.

Jika ia memfokuskan Penglihatannya pada harga saham A besok sore, ia hanya akan melihat angka harga penutupan yang rumit dan samar. Terlalu banyak variabel yang berubah dalam 24 jam.

Rendra harus mengubah strateginya. Ia tidak bisa memprediksi harga. Ia harus memprediksi kejadian.

Ia mulai fokus pada hal-hal yang lebih spesifik yang memengaruhi harga saham:

Laporan Mendadak: Apakah 24 jam ke depan akan ada berita buruk atau baik yang dirilis perusahaan target (Laporan Keuangan, Skandal, Pengambilalihan)?

Keputusan Regulator: Apakah ada kebijakan pemerintah atau bursa yang akan dirilis yang memicu kepanikan/euforia?

Aktivitas Bandar: Rendra mencoba fokus pada ‘tangan’ bandar besar di pasar—institusi atau orang kaya yang bisa menggerakkan harga.

Pada hari Rabu, setelah beberapa hari belajar intensif, Rendra memutuskan untuk beraksi. Ia memilih saham di sektor manufaktur (Kode: MNTL) yang harganya relatif stabil, namun memiliki potensi naik karena isu supply chain global.

Modal awal yang ia masukkan: Rp5.000.000. Ia memulai dengan sangat kecil, hanya untuk menguji teori.

Rendra menutup mata, memfokuskan Penglihatannya pada kantor pusat MNTL.

Deg!.

Di dalam Penglihatan nya, ia melihat dua orang eksekutif MNTL sedang berdebat di depan selembar dokumen. Ia tidak mendengar suaranya, tapi melihat ekspresi mereka panik. Kemudian, ia melihat seorang pria paruh baya di meja lain mengangkat telepon dengan wajah puas. Lalu, ia melihat tajuk berita di koran besok pagi: MNTL Mengumumkan Penundaan Proyek Besar.

Ah, berita buruk. Penglihatan itu menunjukkan ada kemungkinan harga saham akan anjlok.

Rendra segera melakukan aksinya. Ia tidak membeli. Ia harus melakukan Short Selling (menjual saham yang belum dimiliki, berharap membelinya kembali saat harganya turun), tapi itu terlalu rumit dan berisiko untuk pemula.

Jadi, Rendra memilih strategi paling aman: membeli setelah harga jatuh.

Ia menunggu.

Keesokan harinya, seperti yang terlihat dalam Penglihatannya, berita tentang penundaan proyek MNTL dirilis di pagi hari. Dalam dua jam perdagangan, harga saham MNTL langsung anjlok 15%. Kepanikan terjadi.

Saat harga mencapai titik terendah, Rendra tahu ini adalah waktu terbaik untuk membeli. Ia tidak melihat lagi ke masa depan, ia hanya tahu bahwa panik ini akan mereda karena penundaan proyek itu tidak sefatal yang dibayangkan pasar (ia membaca dokumen internal di dalam Penglihatannya, yang menunjukkan perusahaan masih sangat sehat).

Rendra membeli saham MNTL seharga Rp5.000.000, tepat di harga terendah, melawan kepanikan pasar.

Sore harinya, saat penutupan bursa, saham MNTL kembali naik 5%, setelah CEO perusahaan memberikan konferensi pers yang menenangkan.

Rendra menjual sahamnya. Dalam satu hari, ia mendapatkan keuntungan 5% dari Rp5.000.000, atau Rp250.000.

"Tidak secepat kasino, tapi lebih bersih dan aman," gumamnya, tersenyum kecil. Ia kini memiliki Rp50.250.000.

Saat jam istirahat sekolah, Rendra bertemu Clara di perpustakaan. Gadis itu sedang membaca buku tebal tentang filosofi abad pertengahan.

"Tumben kau di sini? Biasanya kau sudah menghilang ke warnetmu," sapa Clara, menutup bukunya.

"Aku sedang mencoba hal baru. Investasi," jawab Rendra jujur, walau ia tidak menyebut Saham.

Clara mengangkat alis. "Investasi? Uang dari mana? Jangan-jangan kau jadi bandar judi di warnetmu."

"Aku serius, Clara. Aku sudah berhenti dari warnet," kata Rendra. "Aku merasa waktu yang kuhabiskan di sana tidak sepadan. Aku harus mengejar ketertinggalan."

Clara tersenyum lembut. "Itu bagus. Tapi ingat, mengejar ketertinggalan bukan berarti harus berlari kencang tanpa arah. Kau pintar, Rendra. Jangan biarkan tekanan membuatmu mengambil risiko bodoh."

Rendra mengangguk, ia menghargai nasihat tulus itu. "Aku tahu batasanku."

Clara lalu menceritakan tentang ayahnya, seorang politikus yang sangat sibuk, yang tiba-tiba mendapat ancaman serius terkait proyek pembangunan.

"Ayahku terlihat sangat tegang. Ada pihak-pihak yang tidak suka dengan proyek yang akan dibuka di pinggiran kota. Mereka bilang itu mengganggu bisnis mereka," cerita Clara, matanya menunjukkan kekhawatiran.

Rendra tiba-tiba teringat Wirawan. Proyek di pinggiran kota? Wilayah operasinya?

"Pihak-pihak apa yang kau maksud?" tanya Rendra, nada suaranya berubah serius.

"Aku tidak tahu detailnya. Tapi mereka sepertinya... orang-orang kuat. Yang bekerja di balik layar, mengendalikan segala sesuatu," kata Clara pelan.

Mendengar itu, Rendra merasakan hawa dingin. Dunia Wirawan dan dunia Clara mulai beririsan. Rendra harus semakin kuat dan kaya dengan cepat, untuk melindungi dirinya dan mungkin, orang yang peduli padanya.

Malam itu, setelah pulang sekolah, Rendra kembali di depan laptopnya. Kali ini, ia memasang taruhan yang lebih besar di bursa saham, Rp10.000.000.

Ia memfokuskan Penglihatannya pada perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi (Kode: PKTR) yang akan mengajukan tender proyek besar, proyek yang mungkin disinggung oleh Clara.

Deg!

Ia melihat di dalam Penglihatannya bahwa Kepala Proyek PKTR bertemu secara rahasia dengan seseorang yang mirip dengan Bapak Rudi (anak buah Wirawan). Mereka bertukar dokumen. Rendra melihat Kepala Proyek PKTR tampak khawatir. Lalu di dalam Penglihatan nya, Rendra melihat tender itu gagal, dan saham PKTR akan anjlok.

Rendra tersenyum dingin. Ia tahu apa yang harus ia lakukan.

Dia segera melakukan langkah berani: ia mulai melakukan Short Selling secara resmi. Itu berisiko, tapi Penglihatan Masa Depannnya memberinya jaminan yang pasti.

Ia menjual Rp10.000.000 saham PKTR, berharap membelinya kembali dengan harga yang jauh lebih rendah besok.

Ini bukan lagi perjudian. Ini adalah pemanfaatan informasi rahasia untuk keuntungan finansial. Dan Rendra tahu, di dunia Saham, informasi adalah Raja.

Permainan sesungguhnya di arena finansial baru saja dimulai.

1
BungaSamudra
tulisanmu mengalir kek air. ritmenya pas banget pas dibaca 😍
Fairuz
semangat kak jangan lupa mampir
knovitriana
update
Ken
Tanda bacanya kurang dikit.
Semangat Thor
D. Xebec
lanjut next chapter bang, jadi penasaran gw, btw semangat 👍
D. Xebec
cerita nya menarik, tapi ada beberapa kata yang kurang huruf
D. Xebec
tulisannya masih banyak yang kurang huruf bang, perbaiki lagi, btw cerita nya menarik
Zan Apexion
menarik, Semangat ya👍
Monkey D. Luffy
kurang huruf N nya ini bang🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!