NovelToon NovelToon
Ipar Yang Jahat

Ipar Yang Jahat

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ismi Sasmi

Aluna seorang gadis manis yang terpaksa harus menerima perjodohan dengan pria pilihan keluarganya.Umurnya yang sudah memasuki 25 tahun dan masih lajang membuat keluarganya menjodohkannya.
Bukan harta bukan rupa yang membuat keluarganya menjodohkannya dengan Firman. Karena nyatanya Firman B aja dari segala sisi.
Menikah dengan pria tak dikenal dan HARUS tinggal seatap dengan ipar yang kelewat bar-bar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ismi Sasmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 HAMIL

"Dek, gimana kalau kita promil ? Usia kayak Abang udah sepantasnya jadi Ayah. Nanti kalau ketuaan, dikira bukan momong anak tapi momong cucu" kelakar Bang Firman yang sedang duduk di tepi ranjang.

Aku hanya menatapnya sekilas dari meja rias. Karena saat ini aku sedang memakai skincare malam.

"Kan udah tau syaratnya" ucapku mengingatkan kalau-kalau dia lupa.

"Mengenai pindah rumah ? Untuk sekarang gak bisa, dek. Keuangan kita sedang gak stabil. Nanti kita pasti bakalan pindah kok. Syukur-syukur bisa beli rumah sendiri. Doain ya Dek rezeki Abang lancar biar bisa beliin adek rumah" ucapnya sembari mendekati dan menggenggam tanganku.

Aku trenyuh mendengar ketulusannya. Aku pun tidak ingin egois. Setelah ku fikir matang-matang aku menyetujui keinginannya untuk promil. Dia pun sangat girang dan langsung memelukku erat.

"Sebenarnya setelah ibu meninggal, pihak keluarga menyuruh untuk menjual rumah ini. Uangnya bisa di bayar jika semasa hidup ibu punya hutang, sebagian untuk disumbangkan atas nama ibu, dan sisanya dibagi buat Abang dan Haikal. Waktu itu Abang nurut kata tetua. Tapi Haikal menoleh untuk menjual" cerita Abang Firman.

"Kenapa nolak, Bang ?" tanyaku kepo.

"Dia bilang rumah peninggalan orang tua gak seharusnya dijual. Disini banyak kenangan kami waktu masih kecil hingga dewasa bersama orang tua. Setelah dipikir-pikir Abang setuju dengan pendapat Haikal. Akhirnya rumah ini gak di jual. Para tetua pun menghargai keputusan kami. Dengan harapan kami bisa hidup rukun dalam satu rumah. Karena mereka tau bagaimana perangai Siska. Abang hanya bisa bersabar Dek dan berdoa semoga Abang bisa beli rumah. Kamu fikir Abang gak keberatan disuruh Haikal bayar air dan listrik ? Berat, Dek. Dia bilang itu kewajiban Abang sebagai anak pertama. padahal sebelum nikah, Abang jarang cuci baju. Paling seminggu sekali. Sementara istrinya bisa 2 kali sehari. Udah kayak minum obat aja" keluh Bang Firman panjang lebar.

Dulu aku sempat protes karena Bang Firman yang harus bayar tagihan listrik dan air. Tapi kata Bang Firman, ini memang sudah kewajibannya. Aku pun hanya bisa pasrah walau hati jengkel.

Memang Siska cuci baju 2 kali sehari. Pagi dan siang. Kalau menurutku dia termasuk boros menggunakan air. Cucian tak seberapa banyak, tapi memakai airnya seperti orang nyuci di sungai. Kasihan dengan Bang Firman yang pusing membayarnya. Karena tiap bulan pasti naik bayarnya.

"Kenapa gak coba minta Haikal patungan bayarnya, Bang ?" tanyaku gemas.

"Abang gak enak ngomongnya, Dek. Pasti dia juga gak bakalan mau. Ujungpandang nanti ribut. Abang malas ribut, Dek. Terlebih sama saudara sendiri. Biarlah Abang mengalah".

Susah emang, kita gak enakan sama orang. Eh orang malah suka seenaknya sama kita. Ini fakta lho ya !

"Kamu gak usah mikirin itu, Dek. Kamu fokus sama promil aja. Siapa tahu setelah kita punya anak rezeki kita makin lancar. Kan tiap anak bawa rezekinya masing-masing" lanjut Bang Firman.

***

Lima bulan setelah lepas KB, aku pun hamil. Aku sudah curiga karena tak kunjung mendapatkan tamu bulanan. Akhirnya ku coba tes mandiri menggunakan tespek yang ku beli di apotek. Hasilnya aku positif hamil. Alhamdulillah. Bukan main senangnya Bang Firman.

Berkali-kali dia mencium dan memelukku sembari mengucapkan terima kasih. aku pun sampai menangis saking terharunya. Ahhh seperti ini bahagianya saat hamil.

Sorenya Bang Firman mengajakku periksa ke Bidan terdekat. Katanya untuk memastikan kandunganku. Bu Bidan menyambut kami dengan ramah. Setelah itu dia menyuruhku berbaring untuk di periksa.

"Selamat ya mbak, mas, kandungnya sudah 4 Minggu. Jika nanti mengalami mual muntah, itu hal yang wajar terjadi pada semester pertama. Jadi tidak usah khawatir. Pola makannya di jaga, istirahat yang cukup, jangan terlalu capek dan yang paling penting jangan stress. Karena berpengaruh pada janin yang di kandung. Obatnya dan vitaminnya jangan lupa diminum. Bulan depan kesini lagi ya untuk periksa" terang Bu Bidan yang bernama Nisa sambil menyerahkan buku berwarna pink dan obat.

Kami pun mengucapkan terima kasih dan pamit pulang.

Di perjalanan pulang Bang Firman menepikan motornya dan menanyakan aku ingin makan apa.

"Pengen bakso boleh gak, Bang ?" tanyaku samberi mengeratkan rangkulanku di pinggangnya.

"Boleh. Tapi nanti jangan pake sambal ya, Dek. Kasihan si utun" jawab Bang Firman sambil menyalakan motor kembali.

Aku pun tersenyum mengiyakan.

Kami pun mampir di warung bakso langganan kami. Suasananya cukup ramai. Parkiran pun hampir penuh dengan motor pelanggan. Bakso disini terkenal enak dan harganya relatif murah dibanding warung bakso dekat rumah. Mungkin itu yang membuatnya ramai diburu pelanggan tiap harinya.

Jika aku pesan bakso, lain lagi dengan Bang Firman. Dia lebih memilih mie ayam. Untuk menikmati semangkok bakso, kami harus rela antri.

Setelah pesanan diantar ke meja, aku pun langsung menuangkan saos, kecap, perasan jeruk nipis. Ketika aku ingin mengambil sambal, Bang Firman menahan tanganku.

"Kenapa Bang ?" tanyaku heran.

"Kan Abang sudah bilang jangan makan sambal dulu. kamu lagi hamil, Dek. Kalau sakit perut gimana ?" tanyanya sewot.

Aku hanya nyengir karena lupa.

Biasanya aku selalu menambahkan 2 hingga 3 sendok sambal. Bagiku jika makan bakso tidak pedas itu rasanya kurang nampol. Tapi demi si utun tak apalah. Meskipun salivaku menetes membayangkan kuah yang merah merona.

Aku pun tak jadi menambahkan sambal ke mangkok dan mulai menikmatinya. Begitu juga dengan Bang Firman. Ia tampak khusyuk memakan pesanannya. Setelah selesai makan kami pun memutuskan untuk pulang.

Di teras rumah ada Ica yang sedang bermain sendirian. Saking asyiknya main dia tak menghiraukan kedatangan kami. Kami pun masuk ke dalam rumah dan mendapati Siska yang sedang bersandar di bahu Haikal sambil menonton tv dengan toples kacang di tangannya.

Ketika melihat kedatangan kami, atensinya pun beralih ke buku pink yang aku pegang.

Dia langsung menghampiriku.

"Lho itu kan buku..." katanya tanpa meneruskan ucapannya.

"Aluna hamil" Ujar Bang Firman bangga sambil merangkulku mesra.

Mulut Siska terganga mendengar penuturan Bang Firman. Sementara Haikal hanya melirik sekilas dan kembali menonton tv.

"Kok bisa hamil sih ?" katanya dengan nada kesal.

Aku dan Bang Firman saling pandang dan tak berniat menjawab pertanyaannya yang absurd.

Tanpa menghiraukan Siska yang masih kesal kami melenggang masuk kamar dan menguncinya. Di kunci ya pemirsa. Soalnya Siska ini suka masuk kamar orang tanpa permisi. Kan berabe seandainya aku lagi ganti baju. Biar kata dia perempuan, tapi aku tetap risih.

Masa harus di jelasin dulu kenapa aku bisa hamil ? Kan dia juga udah punya anak. Apa dia lupa cara 'bikinnya'. Perlu aku ajarin kah ?

Wajarlah kalau hamil tapi sudah punya suami. Yang gak wajar itu sudah hamil tapi gak punya suami. Ehhh !

1
kalea rizuky
q ksih bunga lagi nih biar nulisnya rajin
kalea rizuky
lanjut donk thor bagus lo ceritamu
kalea rizuky
gimana nasib mantan laknat thor
kalea rizuky
firman ttep. goblok biar aja dia jd duda karatan
kalea rizuky
up yg banyak thor q ksih bunga
Lala lala
pernah baca alur yg sama
Fan Compás Chivi Ans
Suka sama gaya penulisnya.
Yajaira Gaona
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
Kakashi Hatake
Keren thor, semoga bisa lanjut sampai ke akhir cerita!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!