NovelToon NovelToon
CINDELOKA

CINDELOKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Ilmu Kanuragan / Dunia Lain / Action / Spiritual / Epik Petualangan / Roh Supernatural
Popularitas:275
Nilai: 5
Nama Author: teguhsamm_

Raden Cindeloka Tisna Sunda, seorang bocah laki laki berparas tampan dari Klan Sunda, sebuah klan bangsawan tua dari Sundaridwipa yang hanya meninggalkan nama karena peristiwa genosida yang menimpa klannya 12 tahun yang lalu. keberadaannya dianggap membawa sial dan bencana oleh warga Sundari karena ketampanannya. Suatu hari, seluruh warga Sundari bergotong royong menyeret tubuh kecil Cindeloka ke sebuah tebing yang dibawahnya air laut dengan ombak yang mengganas dan membuangnya dengam harapan bisa terbebas dari bencana. Tubuh kecilnya terombang ambing di lautan hingga membawanya ke sebuah pulau misterius yang dijuluki sebagai pulau 1001 pendekar bernama Suryadwipa. di sana ia bertemu dengan rekannya, Lisna Chaniago dari Swarnadwipa dan Shiva Wisesa dari Suryadwipa yang akan membawanya ke sebuah petualangan yang epik dan penuh misteri gelap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teguhsamm_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tim Sapta

...Tim Sapta (Tengah atas; Mbah Kunto), sisi kanan; Cindeloka Sunda, tengah bawah; Lisna Chaniago, sisi kiri; Shiva Wisesa)....

Pagi itu, ruang kelas sudah riuh bahkan sebelum pelajaran dimulai. Suara sandal berlari, seruan anak-anak, dan dentingan senjata latihan jadi latar belakang khas Padepokan Suryajenggala. Seluruh murid Satria (pemula) berusia 12 tahun masuk ke kelas.

Deretan ruang kelas berada di sisi selatan, dekat kebun bambu. Ruang-ruang ini tidak besar, namun dindingnya penuh lukisan arang teknik jurus, sejarah klan, dan ajaran-ajaran leluhur.

Atap bangunan tetap mengikuti gaya Prambanan: bertingkat, menjulang, dan beratap batu. Bagian dalamnya sederhana-meja kayu panjang, papan hitam, dan rak senjata di bagian belakang. Di sini, para murid mempelajari filosofi bela diri, strategi pertempuran, dan juga prinsip keseimbangan diri.

Ketika angin bertiup, suara bambu saling beradu, menjadi musik alami yang menenangkan pikiran.

Lalu pintu kelas DUG! terbuka keras.

Masuklah Cindeloka.

Dengan setelan silat hitam, rambut coklat awut-awutan, senyum sombong, dan aura "aku paling keren di ruangan ini".

"Selamat pagi semuanya, mari kalian beruntung bisa melihat aku!!" seru Cindeloka

Serentak satu kelas ribut.

"Ih siapa sih bocah tengil ini"

"Baru masuk udah sok jago."

"Tapi mukanya lumayan sih, ya nggak?"

Cindeloka duduk dengan gaya seenaknya dan langsung mendengus ketika sadar siapa di sebelahnya.

Lisna Chaniago.

Gadis Minang itu hanya memeluk bukunya erat-erat, wajahnya ketakutan saat menyadari ia diapit oleh:

di kanan: Cindeloka sang bocah tengil,

di kiri: Shiva sang bocah kulkas.

Kesialan tingkat dewa.

Shiva datang tanpa suara, duduk, dan langsung menyalakan rokok elektrik mungil (khusus murid klan Wisesa; legal untuk latihan prana). Asap oranye tipis mengepul.

"Tolong Bunda Maria... sekarang aku disandwich dua bocah masalah..." rintih Lisna

Cindeloka menepuk bahunya.

"Tenang, Lisna. Kami cuma bikin hidupmu sedikit... berwarna." goda Cindeloka dengan ekspresi tengilnya sembari merangkul Lisna.

Lisna pucat seperti kapur.

Shiva memalingkan wajah, tak tertarik.

Tak lama kemudian, Kang Wijen masuk, membawa gulungan kertas panjang.

"Baik murid-murid. Mulai hari ini, kalian akan dibagi ke dalam tim silat untuk melatih kerja sama, strategi, dan dinamika kekuatan antar klan."

Seluruh kelas langsung ribut.

"Akhirnya!"

"Duh jangan samain aku sama yang lemah dong!"

"Kalo dapet temen toxic, aku mogok!"

Kang Wijen membaca.

"Tim Sapta."

Tiga nama dipanggil:

Cindeloka - Klan Sunda

Lisna - Klan Chaniago

Shiva - Klan Wisesa

Reaksi langsung terjadi:

"YES! Partner gue si kulkas!" seru Cindeloka dengan ekspresi bahagia

"Tuhan Yesus... kenapa hidupku begini..." gerung Lisna dengan ekspresi sebal.

Sementara Shiva diam, menghembuskan asap rokok dengan malas.

Pengumuman Tim Lain

Tim Asta

...

...

...Tim Asta (Tengah bawah; Hana Wehea, Tengah atas; Tubagus Tansil, Sisi kanan; Yoyo Mandagi, Sisi kiri; Kiki Gultom)...

Hana - Klan Wehea, seorang gadis dayak asal Borneodwipa (Kalimantan) yang mengenakan dua rambut kecil palsu dikepang tergerai ke depan dengan rambut dikonde dan dihiasi dengan bulu khas dayak di belakang kepalanya. Terkadang ia bersikap sedikit angkuh. Ia juga adalah teman sekamar Lisna Chaniago sekaligus rivalnya. Klannya merupakan pengguna Kanuragan (jurus silat) terkuat sekaligus paling ditakuti di Bumi Nusantara karena memiliki banyak ilmu Sakrajian (ajian terlarang) salah satunya adalah sage mode Kuyang yang bisa menyerap cakra musuh serta ajian Boyan Kayong yang dapat membangkitkan orang yang sudah meninggal. Pemukiman Klan Wehea berada di pedalaman Hutan Hujan Tropis Borneo.

Yoyo - Klan Mandagi, seorang bocah keturunan Tionghoa-Minahasa asal Tosandwipa (Sulawesi) dengan kulit putih oriental, bermata agak sipit, dan berambut hitam comma hair. Iqnya setara cendekiawan, orangnya sangat strategis, berasal dari klan yang bisa mengendalikan bayangan hitam namun sangatlah pemalas. Klan Mandangi dikaruniai kepintaran yang luar biasa baik akademik maupun non akademik. Perumahan klan Mandagi berada di dataran tinggi Manado.

Kiki - Klan Gultom, seorang bocah Batak Toba asal Swarnadwipa (Sumatra) yang sering dikira perempuan karena wajah manis dan rambutnya yang diikat panjang padahal ia laki laki tulen dan berotot. Klannya hobi mengoleksi batu dan mineral, bahkan tak jarang mereka menjadikan batu tersebut sebagai senjata untuk melawan musuh. Perumahan Klan Gultom berada di pulau Samosir di tengah danau toba yang luas.

"Kenapa aku satu tim sama pemalas dan si transgender?!" protes Hana sambil menunjuk Yoyo dan Kiki.

"Hei, aku laki laki bukan perempuan."

"Bisa kita tidur aja nggak?" ucap Yoyo sambil menahan rasa kantuknya.

Tim Nawa

...

...

...Tim Nawa (Tengah bawah; Jannah Padusi, Tengah atas; Mawar Sunda, Sisi kanan; Taro Wijaya, Sisi kiri; Puadin Asthabrata)...

Puadin - Klan Asthabrata, seorang bocah jawa dari Gandhidwipa (Jawa). klannya merupakan pengendali makhluk berkaki delapan yang memakai beskap, bermata seperti laba laba. Ia menggunakan ribuan laba laba kecil sebagai senjatanya, mengeluarkan jaring laba laba untuk melompat dan memanjat. Perumahan klan Asthabrata dekat keraton Kasepuhan Jogja.

Taro - Klan Wijaya, seorang bocah Madura asal Gandhidwipa (Jawa), kulitnya kuning langsat, matanya seperti ayam, klan memiliki hobi sabung ayam dan memiliki peliharaan yakni ayam cemani bernama Cemcem yang berguna membantu majikan saat menyerang musuh. Setiap anggota memiliki ayam yang berbeda beda. Perumahan Klan Wijaya berada di tepi selat Madura.

Jannah - Klan Padusi, gadis melayu berkerudung hijau asal Swarnadwipa (Sumatra), matanya hijau zamrud bening. Klannya merupakan pengendali elemen petir dan memiliki cakra yang berlimpah. Klan Padusi termasuk klan bangsawan dari Swarnadwipa sejajar dengan Klan Chaniago (Minangkabau) dan Klan Cibero (Aceh Gayo) serta menjadi klan kedua yang punya pasokan cakra yang melimpah setelah klan Chaniago dan dapat digunakan sebagai medis berjalan di medan perang. Perumahan Klan Padusi berada di tanah Riau.

Ketiganya tampak cukup akur. Jannah membetulkan jilbabnya dan menatap kedua temannya dengan tenang.

Tim Dasa

...

...

...Tim Dasa (Cipta Kaisiepo; Tengah atas, Belena Lalihatu; Tengah bawah, Beben Tabuni; sisi kanan, Gamar Lalihatu; sisi kiri)...

Gamar - Klan Lalihatu, seorang bocah dengan latar belakang suku ambon dari Jantondwipa (Maluku) berkulit sawo matang, matanya merah bening seperti akik merah, berambut merah bening sama seperti matanya.

Elemen klan Lalihatu ialah air dan kayu, sistem Klan Lalihatu dibagi menjadi dua Basudara (keluarga); pertama, Basudara Satu dan Basudara Siwa. Basudara Satu ialah keluarga utama yang mewarisi cakra batu akik merah warisan klan Lalihatu yang paling dihormati dan ditakuti, kekuatannya setara dengan ketujuh gundam dalam Triloka Mandraguna serta Basudara ini mayoritas anggotanya berelemen air, sementara Basudara Siwa bertugas melindungi anggota dari basudara satu dari serangan musuh yang ingin mencuri batu akiknya, mayoritas anggota basudara Siwa berelemen kayu. Perumahan Klan Lalihatu berada di pulau Seram, Maluku.

Belena - Klan Lalihatu, sepupu dari Gamar yang berpenampilan agak tomboy, rambutnya bondhair seperti laki laki. Ia adalah pewaris dari cakra batu akik merah Lalihatu, berasal dari Basudara Satu, dan berelemen air.

Beben - Klan Tabuni, murid satria asal Nirwanadwipa (Papua) yang berkulit eksotis yang membawa semangat ketimurannya meski di tengah keterbatasan. Klannya pengendali elemen tanah dan es, Pemukiman Klan Tabuni berada di Pegunungan yang diselimuti salju abadi setiap tahunnya.

Gamar & Belena langsung saling memalingkan muka seolah menyimpan konflik dan dendam yang mendalam

"Jangan dekatiku." ucap Gamar dengan sinis

"Sama. Jangan sok." balas Belena

Beben merangkul keduanya.

"SANTAI KAKAK-KAKAK! Kita tim Paling Kuat! Kita bakar semangat dulu!"

Suasana jadi heboh.

Para Guru Pembimbing

Semua tim diinstruksikan menuju ruang-ruang kosong. Saat menunggu di ruangan tiba tiba datang seorang guru sabuk hitam dengan penampilan fisiknya mirip Beben Tabuni.

"Selamat siang kisanak! Saya Cipta Kaisiepo dari Nirwanadwipa menjadi guru pembimbing dari Tim Dasa; Beben, Gamar, Belena silakan ikuti saya keluar"

Tak berselang lama, datang guru perempuan mengenakan cadar hitam dan berkonde, ia bernama Mawar Sunda, salah seorang Klan Sunda, penyintas yang selamat.

Melihat itu, Cindeloka dari kejauhan ternganga.

"Tunggu... bukan cuma aku orang dari klan Sunda yang selamat...?" gumam Cindeloka.

Jantungnya berdebar, tapi Lisna menarik bajunya.

"Tim Nawa! Perkenalkan saya Mawar Sunda dari Sundaridwipa (Tanah Sunda). Kepada ananda Jannah, Taro, dan Puadin maju kedepan dan ikuti ibu". Ucap Mawar dengan nada lembut dibalik cadar.

Mereka yang dipanggil maju ke depan dan keluar ruangan.

Selang 30 menit kemudian, dari pintu muncul seorang guru muda keturunan Tionghoa dari Borneodwipa bernama Tubagus Tansil.

"Tim Asta! Maju ke depan dan ikuti bapak!"

Hana, Yoyo, dan Kiki maju diikuti dengan Hana dengan ekspresi mengejek Lisna.

"Kasihan gurunya lagi nyasar".

Refleks Lisna ingin memukulnya namun ditahan oleh Shiva yang berdiri di sampingnya.

Tim Sapta Masih Menunggu

Hanya satu tim yang belum dipanggil gurunya.

Tim Sapta.

Cindeloka mulai gelisah.

Menit berlalu...

Setengah jam...

Satu jam.

"Fix. Guru kita hilang diculik siluman." gerutu Cindeloka.

Karena bosan, Cindeloka mulai berbuat iseng di ruangan 2:

Ia memasang jebakan tali, ember air, bubuk kapur barus, dan daun gatal.

Lisna gemetar.

"Loka... jangan. Tolong. Aku nggak mau mati."

"Tenang, cuma buat lucu-lucuan!"

"Kau benar-benar tidak punya masa depan sebagai manusia normal." ucap Shiva dengan ekspresi datar

Cindeloka bangga.

TUK! TUK!

Pintu terbuka.

Masuklah seorang pemuda sekitar umur 20 tahun, mata kanan tertutup kain hitam, memakai setelan silat gelap dengan sabuk hitam dan aura mengerikan.

Dalam satu detik...

BRUAK!

Ia terguling karena tali, disiram air, terselimuti bubuk kapur, dan jatuh tepat di atas daun gatal.

Cindeloka tertawa sampai jatuh ke lantai.

"HAHAHAHA! Kena juga! Wajahnya lucu banget sumpah!"

Lisna menjerit ketakutan. Namun dalam hatinya ia puas melihat gurunya seperti itu

Shiva memalingkan muka, menutup mata seolah malu dengan perilaku Cindeloka.

Pemuda itu bangkit perlahan...

Menepuk bajunya...

Dan tersenyum tipis.

Senyum yang membuat ruangan menjadi dingin.

"Perkenalkan...

Baswara Kunto. Klan Mijan, Gandhidwipa. Tapi kalian boleh panggil aku... Mbah Kunto."

Cindeloka langsung menegakkan badan sekaligus memegang ikat kepalanya sambil memasang wajah tengilnya.

"Nama saya Cindeloka dari Klan Sunda! Tangguh! Keren! Hobi saya yaitu memakan lalapan, cita citaku ingin menjadi seorang pendekar yang dapat melampaui Pandega Bumi Nusantara untuk membuktikan pada orang orang bahwa si Tampan yang terkutuk ini bisa membungkam konspirasi tentang dirinya yang dinilai salah"

Lisna memasang wajah galak dan juteknya

"Namaku Lisna Chaniago, hobiku memukul pria yang mendekatiku termasuk Cindeloka dan Shiva karena saya tidak suka pria deket deket denganku"

Cindeloka menoleh ke arah Lisna dengan niat menggoda dengan memasang muka tengil khasnya.

"Nggak apa apa, aku akan membuatmu menyukai pria"

Namun malah direspon dengan hantaman pukulan dari Lisna sampai Mbah Kunto geleng geleng kepala melihat perilakunya

Mbah Kunto menyuruh Shiva untuk memperkenalkan dirinya.

Shiva yang dari tadi melipat tangan menutupi mulutnya dengan ekspresi dingin dan datar akhirnya angkat bicara.

"Namaku Shiva Wisesa. Tidak ada hal yang kusuka namun banyak hal yang dibenci Tujuan saya hanya dua yaitu: membayar dendam lama yang telah melenyapkan seluruh klan termasuk orangtuaku serta mencari jawaban atas tragedi kelam yang menimpa klanku"

Mbah Kunto mengangguk satu kali. Cindeloka dan Lisna menatapnya dengan bingung sekaligus takut.

"Kulkas mini nyalinya gede juga ya!?" gumam Cindeloka dalam hati.

"Baik. Perkenalan selesai.

Besok pagi kita mulai latihan perdana.

Sekarang-istirahatlah.

Kalian akan butuh tenaga. Banyak sekali."

Senyum misteriusnya menghantui mereka sampai pintu tertutup.

Lonjakan takdir Tim Sapta baru saja dimulai.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!