Wira adalah anak kecil berusia sebelas tahun yang kehilangan segalanya, keluarga kecilnya di bantai oleh seseorang hanya karena penghianatan yang di lakukan oleh ayahnya.
dalam pembantaian itu hanya Wira yang berhasil selamat karena tubuhnya di lempar ibunya ke jurang yang berada di hutan alas Roban, siapa sangka di saat yang bersamaan di hutan tersebut sedang terjadi perebutan artefak peninggalan Pendekar Kuat zaman dahulu bernama Wira Gendeng.
bagaimana kisah wira selanjutnya? akankah dia mampu membalaskan kematian keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tantangan Dari Don
Wira berjalan di iringi oleh para anak buah Daniel dan Violet sementara Daniel dan Violet itu sendiri berjalan memimpin jalan di depan.
Daun yang bergoyang dan kicauan burung serta kupu kupu yang beterbangan kesana kemari mengiringi perjalanan kelompok ini.
Mereka tidak berjalan lewat jalur pendakian yang biasa di lalui oleh orang orang, namun mereka berjalan melalui jalan yang sudah biasa di lewati oleh orang orang ini.
Hingga akhirnya mereka semua tiba di sebuah tanah lapang yang sekitarnya tidak ada pepohonan yang menjulang tinggi, hanya ada rumput yang tingginya semata kaki.
"Hmm.." Wira bergumam pelan ketika dia merasakan ada semacam pageran ghaib yang melindungi tempat ini, sebuah pageran ghaib yang membuat orang biasa yang tiba di tempat ini hanya mendapati hutan belantara.
Namun sejatinya di tempat ini terdapat sebuah rumah joglo yang cukup besar, Rumah Joglo yang cukup besar itu terletak di tengah tengah padang rumput ini di sekeliling rumah Joglo itu juga terdapat bunga bunga indah.
Wira bertanya, "katakan kepadaku apakah ada sosok yang lebih kuat di bandingkan dengan kalian di kelompok perampok ini?"
Daniel menganggukan kepalanya, "ada dia adalah teman kami, dia bernama Don... aku tidak tahu apa tujuanmu datang ke markas kami, namun jika kamu memiliki pemikiran untuk membantai kami sekaligus lebih baik kamu mengurungkan niatmu, karena Don teman kami memiliki kemampuan mistis yang cukup mumpuni!" Jawab Daniel dengan penekanan di kalimat terakhirnya.
Wira menganggukan ringan kemudian berucap, "aku ingin bertemu dengan teman kalian, silahkan pimpin jalan."
Daniel menganggukan kepalanya, mereka semua kemudian berjalan mendekati rumah joglo itu.
Siapa sangka hanya berjarak beberapa meter saja dari rumah joglo itu terlihat puluhan orang entah itu wanita maupun pria keluar dari rumah joglo. Mereka semua adalah anak buah dari Don, Daniel dan Violet.
Puluhan orang orang ini di pimpin oleh seseorang pria gemuk dengan pakaian jas yang sedikit tidak rapi.
Pria itu berjalan menuruni tangga rumah Joglo itu di ikuti oleh para anak buahnya di belakang.
Dug!
Dug!
Dug!
Saking besarnya tubuh pria gemuk itu sampai sampai kayu yang di jadikan tangga rumah Joglo itu melengkung.
Pria itu tidak lain tidak bukan adalah Don teman dari Daniel dan Violet, sekaligus orang terkuat di kelompok perampok ini.
Tatapan Don langsung mengarah ke arah Wira yang merupakan orang asing di tempat ini..
"Siapa laki laki itu? Apakah kalian merekrut anggota baru, daniel Violet?" Tanya Don sembari menatap tenang ke arah Wira.
Begitu pula dengan Wira ia menatap Don dengan tatapan tenang, "babi?" Tanya Wira dalam hatinya.
Ya sosok Don di mata Wira benar benar mirip seperti babi, berbadan gemuk dan bahkan wajahnya sedikit mirip dengan wajah babi.
Wira sangat yakin apabila Don di berikan hidung dan telinga babi mungkin Don akan mirip seperti 'Cu Pat Kai' salah satu tokoh di film kera sakti.
Daniel dan Violet menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Don, "Tidak, dia bukanlah anak baru melainkan dia adalah orang yang menggagalkan perampokan bus kami, aku tidak tahu tujuannya menyuruh kami semua ke sini." Jawab Violet.
"Apa!" Don tersentak kaget dan memasang ekspresi kaget menatap Wira, siapa sangka pemuda ini mampu menggagalkan misi perampokan rekan rekannya.
"Lalu mengapa kalian tidak di tangkap polisi? Dan mengapa bocah ini justru kemari?" Tanya Dong.
Violet terlihat menarik nafas dalam dalam, kemudian dia berucap, "entahlah aku tidak tahu maksudnya kesini, sepertinya dia ingin membantai kita sekaligus di sini!"
Sontak semua anak buah Daniel, Don, dan Violet mengeluarkan senjata mereka masing masing. Ada yang mengeluarkan pedang, Pisau, parang, golok, pistol bahkan ada yang mengeluarkan senjata api kelas berat seperti AK-47.
"Haha...!!!" Don tertawa terbahak bahak mendengar ucapan Violet, "bocah bau kencur seperti ini ingin membantai kita semua? Lelucon macam apa ini?" Ucap Don.
Kemudian Don menatap Wira, "hei bocah, cepat katakan kepadaku apa tujuanmu kemari, kamu harus tahu, jawabanmu menentukan keberlangsungan hidupmu. jika jawabanmu tidak penting maka kamu akan kami bunuh dan mayatmu akan kami jadikan makan anjing anjing hutan!"
Di bawah todongan puluhan senjata api dan senjata tajam seperti ini siapa sangka Wira masih bisa tersenyum tipis, dia kemudian berucap, "babi dan para anjing anjingnya kalian harus mengetahui aku di sini bukan untuk membantai kalian semua, ya walaupun aku bisa melakukan hal itu sekarang juga.."
Babi dan para anjing anjingnya?
Semua orang di sana terlihat menggertakan giginya dengan geram, beberapa dari mereka ada yang sudah siap menarik pelatuk senjata mereka.
Namun dengan cepat Don mengangkat tangannya memberikan kode kepada anak buahnya untuk tetap diam.
Don menarik nafas dalam dalam mencoba menstabilkan emosinya, ia sendiri sedikit penasaran apa alasan pemuda ini kesini oleh karena itu dia tidak langsung membunuh Wira.
"Cepat katakan saja apa tujuanmu!" Ucap Don dengan sedikit keras.
Wira menjawab, "tujuanku kesini adalah untuk menundukan kalian semua menjadi anak buahku!" Jawab Wira dengan wajah tegas dan penuh percaya diri.
"Haha...!!!!"
Sontak jawaban Wira di tertawakan oleh puluhan orang orang ini termasuk Daniel, Don, dan Violet.
Mereka terdiri dari puluhan orang dan memegang senjata lengkap, bagaimana mungkin bocah bau kencur yang tidak memiliki senjata apapun mau menundukan mereka?
Don terlihat menyeringai dengan lebar, "aku tidak tahu dari mana asal kepercayaan dirimu itu, bocah. Namun kamu akan aku berikan tantangan yang cukup menarik, tidak perlu ada pertarungan di sini kita cukup adu pukul saja."