Nisa. gadis yang tidak sengaja bertemu dengan laki-laki yang bernama Aslan. dan keduanya dalam kondisi terpuruk.
Nisa yang mendapati kenyataan, kalau kekasih hatinya lebih memilih perempuan lain merasa sangat terpukul, padahal hari itu Mereka sudah berjanji akan pergi mendaftarkan pernikahan mereka.
dan ketika melihat laki-laki yang didorong keluar dan sampai terjatuh itu, dan kejadian yang tepat di depan matanya membuatnya langsung berpikir dan bertindak. Nisa langsung mengajaknya menikah, walaupun dia tahu kalau laki-laki itu adalah orang asing.
lalu bagaimana kelanjutan mereka ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. membeli laptop
dan di posisi Nisa, karena banyak orang yang bekerja mengangkut bahan bangunan, sehingga membuat pekerjaan itu cepat selesai pas di waktu makan siang. karena sudah selesai, sang mandor pun langsung memberikan gaji para pekerja-pekerja itu. kemudian mereka meninggalkan tempat tersebut. berbeda dengan Nisa dan Aslan.
keduanya tampak masih berada di sana dan bersiap akan makan siang di sana. Aslan langsung mencuci bagian-bagian tubuhnya yang terkena semen, dan menghilangkan beberapa kotoran lainnya. baru setelah itu bergabung dengan sang istri, yang tampak sudah menyiapkan makanan untuk mereka.
"ayo makan siang dulu kak. nanti setelah makan siang ini, kita beli baju untuk kak ya. sekalian beli handuk juga. kakak aku perhatikan, cuma memiliki tiga helai baju saja." tuturnya. Aslan yang mendengar itu menganggukkan kepala.
"kita belanjanya di pasar murah aja dek. itu juga tahan lama kok."
"enggak. kita belanjanya di mall aja sekalian Kak. bukannya kakak mau membeli laptop. kebetulan aku bawa uangnya." tuturnya. setelah Nisa fikir-pikir, dia akhirnya memutuskan untuk membeli laptop untuk suaminya.
entah kenapa, Nisa di dalam hati merasa kasihan. apalagi ketika mendengar cerita Sang suami ketika masih berada di keluarga Purnomo. semua hasil kerja kerasnya, malah dirampas oleh mereka semua tanpa memberikan atau menyisakan satu sen pun untuk dirinya.
lagi pula, laptop itu juga akan digunakan untuk bekerja oleh suaminya. apalagi dia tahu kalau suaminya ini lulusan S2 di bidangnya. Karena itulah, untuk mendukung suaminya, tentu dia harus membelikan laptop sesuai dengan kapasitas yang diinginkan oleh sang suami.
"Ya sudah kalau begitu.. terserah kamu aja. tapi kalau kita ke mall, sekalian kita boleh beberapa bahan-bahan untuk masak ya dek. soalnya bahan masak di kontrakan sudah mulai menipis. beras juga sudah mulai habis aku lihat.." tuturnya. Nisa yang mendengar itu menganggukkan kepalanya. lagi pula dia tidak membawa uang separuh, melainkan semua uang yang ada di dalam kontrakan.
biarlah, untuk pulang kampung nanti, mereka akan menggunakan uang yang disimpan di dalam kaleng saja. karena di dalam kaleng itu, memang diniatkan untuk uang saat mereka pulang kampung nanti.
"Ya sudah kalau begitu kak.. ayo habiskan makanannya.." tuturnya dengan bahagia. melihat itu Aslan tersenyum.
"kamu nggak gengsi makan seperti ini sama kakak dek..?" tanyanya. Nisa yang mendengar pertanyaan itu mengedarkan pandangannya. dan dia melihat orang-orang yang berlalu-lalang di sana tampak memperhatikan mereka.
"kenapa aku harus gengsi Kak.. Aku tidak mau minta dan mencuri makanan orang lain. dan di tempat ini juga tidak ada bau pesing. jadi wajar, di manapun aku bisa makan." ujarnya dengan santai dan apa adanya. mendengar itu, Aslan kembali merasa senang dalam hatinya. tampaknya, perempuan dari desa yang ia nikahi secara mendadak ini memiliki persepsi yang berbeda dengan perempuan-perempuan yang hidup di kota.
"syukurlah kalau begitu dek.. kalaupun kamu merasa gengsi, nanti kakak akan usahakan agar kamu bisa makan di restoran yang mewah. Kakak juga akan usahakan, agar kamu bisa memiliki pakaian yang layak dan perhiasan yang banyak." tutur Aslan. Nisa yang mendengar itu tersenyum.
"itu urusan belakangan aja kak. kalau kehidupan kita sudah jauh lebih baik, baru deh kita pikirkan kebutuhan tambahan itu. untuk sekarang, rasanya tidak mungkin. karena kita harus memikirkan kebutuhan pokok terlebih dahulu. kalau nanti kita pulang kampung dan ada rezekinya, Aku ingin kita membangun rumah terlebih dahulu. dan mencukupi kebutuhan hidup kita sehari-hari. baru kalau semuanya sudah cukup, kita beli deh kebutuhan-kebutuhan tambahan lainnya." ucap Nisa membuat Aslan kembali menganggukkan kepalanya.
"aku ikut cara kelola kamu aja dek. insya Allah, kalau kita berusaha pasti akan membuahkan hasil.' Nisa pun langsung tersenyum dan mengangguk.
keduanya pun fokus menghabiskan makan siang yang mereka bawa dari rumah, sambil sesekali akan mau ngobrol-ngobrol ringan. dan tak butuh waktu lama, Setelah semuanya selesai, Nisa kembali menyimpan kotak-kotak bekal makanan yang sudah kosong itu ke dalam tas bekal makanan.
setelah selesai membereskannya, Mereka pun langsung menuju ke mall terdekat yang ada di tempat ini.
******
sesampainya mereka di mall, keduanya langsung mencari pakaian. Setelah tiba di stand penjualan pakaian, Nisa langsung memilih pakaian untuk suaminya. dan setelah ketemu, dia langsung menyuruh suaminya untuk mengganti pakaiannya itu karena sudah kotor.
"ini, kakak ganti pakaian aja dulu ya. ini pakaian Kakak sudah kotor kena bekas semen. Kakak juga ganti celana biar nyaman." ucapnya kepada sang suami. mendengar itu, aslan yang memang merasa tidak nyaman langsung menerimanya.
"terima kasih dek.. kamu juga pilih untuk kamu ya. Jangan hanya untuk kakak aja." nisa tersenyum lagi.
"bisa-bisa.. tapi Kakak buruan ganti baju dulu deh." ucapnya sambil mendorong suaminya untuk menuju tempat mengganti pakaian.
Aslan pun langsung bergegas masuk ke ruang ganti itu, dan Nisa kembali melanjutkan untuk memilih beberapa pakaian lagi untuk suaminya. dan tak butuh waktu lama, Nisa pun langsung keluar dan semua pakaian yang ia beli untuk suaminya telah Ia bayar lunas.
"sudah semuanya dek..?" tanya Aslan. tampak pakaian yang ia lepas tadi sudah dimasukkan ke dalam kantong plastik yang mereka bawa.
"sudah Kak.! sekarang kita lanjutkan cari laptop kakak ya. ada di lantai 2." Nisa langsung buru-buru merangkul lengan suaminya, dan kemudian meninggalkan tempat itu.
keduanya langsung bergegas menaiki eskalator, dan langsung menuju ke lantai 2. ketika tiba di satu stand penjualan laptop, mereka langsung berhenti.
"di sini aja dek.. itu ada kapasitas laptop yang sangat memadai." ucapnya.
"baiklah.. kalau begitu Kakak tanya-tanyalah, kalau urusan begini aku kurang paham.," tutur Nisa dengan jujur dan apa adanya.
"baiklah.. ayo kita lihat-lihat." keduanya pun langsung bergegas mendekat. sang penjual pun menyapa mereka dengan ramah.
"ada yang bisa saya bantu Mas..?" tanya penjual laki-laki itu.
"Saya membutuhkan laptop dengan kapasitas RAM terbaik. sehingga kalau nanti bisa menggambar desain, laptopnya tidak mudah lemot." tuturnya. padahal sebenarnya dia sudah tahu kapasitas laptop terbaik itu. dan benar saja, sang pemilik konter laptop itu langsung mengusulkan sebuah laptop yang berlogo Apple, kepadanya.
"Ini laptopnya mas.. kapasitasnya terbaik dan dijamin bisa mendukung Mas untuk menggambar." Aslan mengangguk anggukkan kepalanya.
"berapa ini mas..?" tanya aslan.
"harganya mulai dari 15 juta rupiah saja mas. kalau yang paling kapasitas RAM yang terbaik, itu 20 juta. laptopnya juga bisa tahan lama dan itu bisa dijamin." Nisa yang mendengar itu langsung melongo tatkala mengetahui harga dari satu laptop yang berlogo Apple itu.
(ini pasti adalah harga termurah. ternyata, barang elektronik yang berlogo Apple ini sangat mahal.) batinnya.