NovelToon NovelToon
Two Years As Mrs. Jang

Two Years As Mrs. Jang

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:431
Nilai: 5
Nama Author: Oliviahae

Raju Kim Gadis Korea keturunan Indonesia yang merasa dirinya perlu mencari tahu, mengapa Ayahnya menjadi seorang yang hilang dari ingatannya selama 20 tahun. dan alasan mengapa Ibunya tidak membenci Pria itu.

Saat akhirnya bertemu, Ayahnya justru memintanya menikah dengan mafia Dunia Abu-abu bernama Jang Ki Young Selama Dua tahun.

Setelah itu, dia akan mengetahui semua, termasuk siapa Ayahnya sebenarnya.

Jang Ki Young yang juga hanya menerima pernikahan sebagai salah satu dari kebiasaannya dalam mengambil wanita dari pihak musuh sebagai aset. Namun Bagaimana dengan Raju Kim, wanita itu bukan hanya aset dari musuh, tapi benar-benar harus ia jaga karena siapa Gadis itu yang berkaitan dengan Janjinya dengan Ayahnya yang telah lama tiada.

Akankah Takdir sengaja menyatukan mereka untuk menghancurkan atau Sebaliknya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oliviahae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Keluarga Jang

Kediaman Utama keluarga Jang, atau Benteng pusat Keluarga Jang berdiri seperti kota kecil yang dibangun di atas batu. Dinding-dindingnya tinggi, tebal, dan bertumpuk lapis keamanan yang tak bisa ditembus.

Bahkan Ki Young sendiri harus melewati tiga pemeriksaan identitas. Raju hanya bisa duduk diam di dalam mobil, menatap jendela yang gelap karena kaca anti-peluru.

Ia tidak tahu sudah berapa lama mereka berkendara, yang jelas, tempat ini jauh lebih besar dan lebih dalam dibanding mansion Ki Young. Bila mansion itu bak benteng pribadi seorang pewaris mafia, maka tempat ini adalah jantung kerajaan.

Saat mobil berhenti, pintu dibuka dua penjaga. Ki Young turun duluan, memberi tanda agar Raju ikut. Wajahnya tidak menegang, tapi juga tidak santai, Ki Young selalu waspada ketika membawa Raju ke lingkaran keluarga.

“Jangan jauh dariku,” ucapnya pendek.

Raju mengangguk.

Mereka memasuki aula utama, sebuah ruangan luas bernuansa coklat gelap dan emas tua. Lampu-lampu kristal menggantung, panjang seperti air terjun cahaya. Di tengah ruangan, puluhan orang berdiri dan duduk, semuanya rapi, mahal, dan membawa aura kekuasaan.

Keluarga Jang.

Raju langsung bisa mengenalinya, mereka memiliki sorot mata yang sama dengan Ki Young. Waspada, tajam, seperti selalu memikirkan langkah berikutnya.

Di kursi paling tengah duduk Ketua Jang,Jang Geun Suk, kakek Ki Young dan Woo Jin. Aura yang memancar darinya bahkan lebih dingin daripada ruangan yang luas itu. Rambutnya putih keperakan, sorot matanya menusuk, dan ia duduk dengan tubuh tegap seperti panglima perang.

Di sisi kanannya berdiri pendamping wanita tua, seorang asisten pribadi yang sudah mengabdi puluhan tahun. Wanita itu tidak termasuk istri resmi, tapi semua orang memperlakukannya seperti perpanjangan tangan Ketua Jang.

Di sisi kiri, berdiri empat putri Ketua Jang, saudara perempuan ayah Ki Young dan Woo Jin.

Masing-masing datang bersama suami mereka, para pria berwajah aristokrat, penuh wibawa. dan dua anak remaja juga beberapa wanita dan pria lain dari masing-masing anak Ketua Jang, sehingga ruangan dipenuhi total lebih dari dua puluh orang.

Di ujung ruangan, dua wanita berdiri bersisian.

Ibu Ki Young, Nyonya Hwang, istri kedua mendiang Ayah Ki Young. Elegan, seperti bangsawan lama.

Ibu Woo Jin, Nyonya Park, istri pertama yang lembut namun bermata tajam.

Mereka berdiri agak menjauh satu sama lain, jelas tidak akur.

Dan di antara kerumunan, para sepupu Ki Young melihat mereka datang sambil membisikkan sesuatu kepada sesamanya.

Para istri Ki Young juga hadir, duduk rapi di kursi tamu keluarga,

Choi Da Hee tampak sempurna dan anggun.Min Seo Rin, elegan, sedikit tegang. Han Eun Bi santai, apa adanya.

Pendamping wanita, Eun Chae, Baek Yu Mi, dan Jin Hwa (yang sudah ditahan) digantikan oleh dua pendamping lain yang tidak berbahaya, dan ikut mengobrol bersama istri lain.

Raju menyadari betapa asing ia dibandingkan semuanya.

Semua orang terlihat mahal… kecuali dirinya.

Ki Young berjalan mendekat ke arah Ketua Jang. Raju mengikuti setengah langkah di belakang.

Ketua Jang tidak tersenyum.

Ia menatap Raju lama sekali, seperti membaca buku yang belum dibuka.

“Jadi… kau datang menantuku,” ucapnya akhirnya.

Nadanya bukan tanya, lebih mirip evaluasi. Raju ingat bahwa pertemuan mereka sebelumnya merupakan rahasia, maka berarti pertemuan hari ini adalah yang pertama.

Raju menunduk sopan. “Senang bertemu dengan Anda, Ketua Jang.”

“Benarkah?”Suara tua itu menyelipkan tawa kecil yang tidak lucu.“Rasanya kau lebih seperti seseorang yang dipaksa hadir kemari.”

Ki Young spontan menoleh ke kakeknya, tapi Ketua Jang mengangkat tangan.“Aku hanya mengamati.”

Para sepupu, istri dan pendamping langsung mulai berbisik. Beberapa menatap Raju penuh rasa ingin tahu, yang lain dengan kecurigaan samar.

Kemudian pesta dimulai.

---

Makan bersama keluarga

Meja makan oval memanjang ke ujung ruangan. Puluhan hidangan disajikan, semua tampak seperti hidangan kerajaan.

Raju duduk di samping Ki Young. Para istri lain di sisi seberang. Sepupu-sepupu memenuhi kursi lainnya. Suara percakapan langsung memenuhi ruangan.

Para sepupu wanita mulai mendekati Choi Da Hee, memintanya bercerita tentang penampilannya di bukit.

“Aku dengar kau sangat cepat memanah,” kata salah satu sepupu perempuan.

“Tapi aku juga dengar Nyonya Jang yang baru lebih cepat?”

Raju hampir tersedak. Ia mendengar desahan kecil dari Seo Rin.

Da Hee menoleh halus, tersenyum anggun. “Bukan begitu. Hanya kebetulan,” jawabnya diplomatis.

Namun tatapan para sepupu secara halus mengarah pada Raju. Tidak sampai membicarakan Raju secara personal, tapi rumor dari bukit itu membuat mereka penasaran.

Sebelum percakapan mengarah lebih jauh, Ketua Jang mengetuk meja dengan sendok perak. “Cukup. Makanlah. Jangan membuat kegaduhan seperti anak kecil.”

Ruangan langsung sunyi.

Raju menunduk, ia baru tahu seberapa besar wibawa pria tua itu.

Seo Rin berbisik pelan ke Raju,

“Jangan tegang. Ini normal. Mereka… memang seperti ini.”

Eun Bi juga menambahkan,“Anggap saja kita sedang ada di pesta kerajaan. Lakukan seperti apa yang kami lakukan.”

Baek Yu Mi dan Eun Chae mengangguk cepat,

“Kalau bingung, tiru saja cara Da Hee makan.”

Da Hee menatap Raju sebentar, lalu memberi isyarat halus bagaimana memegang gelas anggur dan memotong daging tanpa salah etiket.

Raju mengikutinya, dan akhirnya bisa sedikit bernapas.

---

Perhatian berbeda itu… aneh

Usai makanan penutup, para tamu berdiri dan mulai berpencar sesuai lingkaran keluarga masing-masing. Para pria bergerak ke area lounge besar, sementara para wanita tetap di ruang utama.

Raju mengikuti Seo Rin dan Eun Bi yang menjelaskan tata krama keluarga Jang.

Namun saat ia lewat di dekat kelompok tempat Ibu Ki Young berdiri, ia melihat pemandangan yang membuat langkahnya terhenti.

Ibu Ki Young, Nyonya Hwang, memegang tangan Choi Da Hee dengan hangat, hampir seperti ibu kepada anak calon menantu favoritnya.

“Da Hee-ya, kau makin anggun saja,” puji Nyonya Hwang lembut.“Kalau mendiang Ayah Ki Young masih hidup, dia pasti akan memilihmu pertama.”

Da Hee tersenyum sopan.“Terima kasih, Ibu.”

Raju memperhatikan dari jauh.Kenapa perlakuannya berbeda?. Kenapa terasa seperti Raju tidak benar-benar dianggap?

Sementara Ibu Woo Jin memanggil Eun Bi untuk membenarkan syalnya, dan sepupu lain merangkul Yu Mi dan Eun Chae yang hanya pendamping untuk diajak berbicara tentang perhiasan.

Semua diterima.

Semua disambut.

Kecuali… dirinya.

Ki Young mendekat dari sisi lain ruangan, memerhatikan tatapan Raju yang kosong. “Kau tidak perlu peduli,” katanya pelan, hampir seperti bisikan.

Raju menoleh, tampak terkejut Ki Young bisa membaca ekspresinya secepat itu.

Ki Young melanjutkan,“Dalam keluarga ini, sikap manis bukan berarti ketulusan.”

“Termasuk perlakuan Ibumu?” tanya Raju lirih.

Ki Young terdiam satu detik. “Termasuk itu.”

Ia kemudian melirik Da Hee yang masih berbicara dengan Ibunya, Nyonya Hwang.

“Da Hee tahu bagaimana mengambil hati seseorang. Itu salah satu keahliannya. Tapi… itu tidak berarti apa-apa dalam keluarga ini.”

Raju menatapnya lama.“Kau… tidak keberatan?” tanya Raju akhirnya.

Ki Young mengangkat alis. “Kenapa aku harus keberatan?”

Raju menghela napas kecil.“…Tidak tahu. Kupikir… kau akan..”

“Santai.” Ki Young memotong. “Perhatian ibuku bukan sesuatu yang perlu kau perebutkan.”

Ia lalu mendekat setengah langkah, suaranya lebih rendah.“Yang lebih penting, kau tidak sendirian di sini. Jadi, tetap dekat denganku.”

Ada tekanan halus pada kata terakhir, bukan ancaman, tapi perlindungan yang ketat.

Raju menelan saliva.Untuk pertama kalinya sejak memasuki benteng keluarga Jang…

Ia merasa hangat, Namun juga takut. Karena semakin dekat ia dengan Ki Young…semakin besar bahaya yang mengelilinginya.

Bersambung..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!