Sebuah keluarga sederhana yang penuh tawa dan kebahagiaan… hingga suatu hari, semuanya berubah.
Sebuah gigitan dari anjing liar seharusnya bukan hal besar, tapi tanpa mereka sadari, gigitan itu adalah awal dari mimpi buruk yang tak terbayangkan.
Selama enam bulan, semuanya tampak biasa saja sampai sifat sang anak mulai berubah dan menjadi sangat agresif
Apa yang sebenarnya terjadi pada sang anak? Dan penyebab sebenarnya dari perubahan sang anak?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryn Aru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Putri yang berada di ruangan lain sedang membuatkan teh untuk dirinya dan Mahen, ia menemukan teh di troli belanja yang di bawa oleh Mahen kemarin. "Kok malah kayak suami istri ya." Bisik Putri pada dirinya sendiri, ia tersenyum malu dengan wajah yang sedikit memerah.
Mahen yang berada di ruangan lain melihat keluar, ia menghela napas nya, berdiri dari tempatnya duduk dan keluar dari rumah tersebut. 'Gak jelas, ngapain gue nolong dia? Padahal gak ada gunanya juga.' Batin Mahen, ia berjalan sembari menendang batu kecil yang barada di depannya.
Ia terus berjalan hingga akhirnya melihat Bloodgrin dan Plagishell yang mengeluarkan suara aneh. "Lagi komunikasi?" Gumam Mahen dengan sangat pelan, tapi anehnya dengan jarak yang terbilang cukup jauh, para Bloodgrin melihat kearah tempatnya berada. Mereka pun dengan segera berlari berkerumunan kek arah Mahen.
Mahen yang menyadari itu pun segera bersembunyi di dalam puing-puing dan menulis apa yang ia lihat tadi, dengan melihat kaki para monster yang sudah berada di depannya. 'Bego juga ternyata ni monster.' Batinnya dengan menuliskan semua kelebihan dan kekurangan para monster.
Tak lama para monster itu pun akhirnya memilih pergi meninggalkan tempat itu, mereka tak menyadari saat Mahen keluar dari persembunyiannya. Dengan perlahan Mahen mendekat ke tempat para monster tadi berkumpul.
Mahen baru menyadari bahwa itu adalah tempat pemancar sinyal yang kabelnya telah di putuskan. "Nyusahin aja, untung gue mainnya sama manusia gila kek Gilang." Mahen pun segera memperbaiki kabel-kabel yang terputus tersebut dan benar saja tidak semua menara listrik yang di hancurkan oleh para monster. "Haha goblok." Ejek Mahen.
Mahen dengan segera kembali ketempat persembunyiannya, terlihat Putri yang sudah menunggunya dengan khawatir. "Kamu dari mana aja? Sudah 2 jam kamu pergi." Ucap Putri yang segera mendekat pada Mahen.
Mahen yang melihat ekspresi khawatir itu, mengelus kepala Putri dan tersenyum. "Tenang aj nyawa gue ada sembilan." Ucap Mahen, ia pun segera pergi masuk ke dalam rumah tersebut dan melihat teh yang telah dingin di meja, dengan tenang ia duduk dan meminum habis teh itu.
Putri yang melihat hal itu pun pipinya merona dan merasa di hargai apa yang telah ia lakukan. Mahen yang melihat Putri hanya berdiri di depannya pun menyuruhnya duduk. "Beresin barang-barang lo, nanti sore helikopter bakal jemput lo." Ucap Mahen tenang.
Putri yang duduk di depan Mahen pun merasa bingung. "Helikopter? Pemerintah tau tempat kita?!" Teriak Putri terkejut.
"Bukan, gue panggil anak buah gue buat bawa lo ke tempat aman." Jawab Mahen dengan menggosok telinga kirinya karena mendengar teriakan dari Putri secara tiba-tiba. Putri yang mendengar ucapan Mahen pun hanya terdiam tak bisa mengatakan apapun.
Ia benar-benar tak percaya dengan apa yang ia dengar. Anak buah? Helikopter? Sekaya apa orang dingin di hadapannya sekarang? Bahkan pakaian yang ia gunakan sangat tak mencerminkan kekayaan yang ia miliki. Putri hanya terdiam dan memalingkan wajahnya. 'Kesalahan besar, masa iya aku suka sama orang sekaya dia.' Batin Putri.
Mahen yang tak memperhatikan Putri hanya diam dan meraih rokok nya yang berada di saku. Ia melihat kearah Putri sesaat dan mengalihkan pandangannya ke perut Putri, dengan segera Mahen berdiri bergegas untuk keluar dari rumah. "Kamu mau kemana Hen?" Tanya Putri yang menyadari pergerakan Mahen.
"Mau ngerokok." Jawab Mahen singkat dan segera keluar dari rumah. Putri yang mendengar itu pun kembali merona, ia mengelus perutnya dan tersenyum.
Bersambung....