NovelToon NovelToon
One Day With You

One Day With You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Playboy / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: IamLovelyvi

Baron adalah mimpi buruk di mata Evelyn sejak pertama kali mereka bertemu. Berharap tidak bertemu lagi dengan Baron, namun takdir berkata tidak. Bagaimana mungkin Evelyn tidak trauma, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Baron bercinta dengan pacarnya. Lalu bagaimana jadinya Evelyn malah terikat dengan Baron seumur hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IamLovelyvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 26

Selama tiga jam perjalanan menuju sebuah tempat wisata yang ada di pinggir kota Evelyn lebih banyak diam. Tujuan liburan mereka adalah pedesaan yang ada di kaki bukit yang terletak di perbatasan kota. Udara sejuk mulai terasa begitu memasuki area pedesaan yang jauh dari hiruk pikuk kota. Evelyn membuka kaca mobilnya agar bisa melihat dengan jelas aktivitas penduduk desa yang mayoritas adalah petani. Desa itu masih terjaga kelestarian alamnya karena terletak jauh dari perkotaan sehingga cocok untuk melepaskan penat dari pekerjaan yang padat di kota.

Setelah melewati pemukiman warga, mobil mereka mulai menanjak menunu vila yang terletak lebih tinggi dari permukiman. Asisten Baron telah menyewa vila untuk mereka tinggali selama beberapa hari di sana. Ketiganya turun dari mobil begitu sampai. Dari halaman vila kita bisa melihat pemandangan permukiman warga dan perkebunan milik warga yang sangat indah.

"Evelyn, pakai baju hangatmu, udara di sini sangat dingin." Peter mengingatkannya yang sedang berdiri di pagar pembatas vila. Evelyn sendiri baru menyadari bahwa dirinya hanya memakai celana hotpants dan kaos tipis membuat bulu kuduknya berdiri.

"Baik Paman."

Peter sedang mengangkat peralatan dari mobil ke dalam vila. Pria paruh baya itu berencana menghabiskan waktu dengan memancing, berburu dan hal-hal lain yang hanya bisa dilakukan di tempat ini. Peter menyiapkan semuanya sendirian tanpa bantuan pelayan.

Sebelum Evelyn kembali ke mobil untuk mengambil baju hangatnya, Baron lebih dulu mengambilnya dan membungkus tubuh Evelyn. "Ada apa dengan cara berpakaianmu hari ini? Kau sedang memamerkan tubuhmu pada semua orang?" ucap Baron membuat Evelyn mendelik kesal.

Apakah sekarang pria ini mempermasalahkan cara berpakaiannya? Sampai dimana pria ini mengatur hidupnya?

"Memangnya apa yang salah dengan cara berpakaianku?" Evelyn pun tidak lagi bersikap sopan dan lembut seperti biasanya. Setelah mengetahui sifat asli Baron, gadis itu kehilangan kepercayaan padanya.

Baron mengusap dagu mungil Evelyn menggunakan ujung jari telunjuknya dengan sentuhan menggoda, membuat Evelyn refleks menjauh.

"Sudah kukatakan berkali-kali kau adalah milikku. Dan aku tidak suka kau memamerkan tubuh indahmu sehingga laki-laki lain melihatnya." lagi-lagi Baron mengancamnya.

Evelyn mendorong dada Baron meski tidak membuatnya goyah sama sekali. "Berhenti bertingkah seolah aku adalah barang mainanmu. Aku muak dengan ancamanmu! Aku menyesal membiarkanmu masuk dalam hidupku. Aku membencimu Baron!" cecar Evelyn.

Evelyn langsung berlari dari hadapan Baron dan masuk ke dalam vila. Di sana ia melihat Peter sedang memasang senapan angin di meja sofa yang ada di ruang tamu. "Paman sedang apa?" ia sudah menetralkan rasa kesalnya karena Baron.

"Duduklah Nak. Bantu Paman membersihkan senapan ini." Peter memberikan sapu tangan khusus untuk Evelyn dan dilakukan gadis itu dengan cekatan.

"Senapan ini sudah tua, tapi masih bagus. Hanya perlu dirakit sedikit saja pasti bisa berfungsi dengan baik." ucap Peter sambil mengutak-atik senapan lain yang selalu digunakannya saat berburu.

"Evelyn, nanti sore kau mau menemani Paman berburu ke hutan?" tanya pria itu.

Evelyn mengangguk cepat, "Tentu Paman. Aku juga rindu melakukan aktivitas itu dan ingin melatih kemampuan membidikku. Aku harap Paman bisa membimbingku nanti."

"Sudah cukup lama Paman tidak berburu, Paman ragu kemampuan berburuku tidak sehebat dulu."

"Cukup berikan arahan saja Paman. Sekalian aku ingin membandingkan kemampuan Paman dengan Papa."

Peter tertawa kecil, "Sudah pasti Papamu lebih unggul. Papamu memiliki kemampuan luar biasa saat memburu mangsa dan juga bidikannya tidak pernah meleset. Kau pasti dilatih dengan baik bukan?"

Evelyn mengangguk. Dibalik penampilan Evelyn yang lemah lembut, orang tidak aka menyangka gadis itu sangat pandai dalam hal berburu. Menjadi anak perempuan yang dekat dengan ayahnya, membuat gadis itu menyukai beberapa aktivitas yang biasa dilakukan oleh laki-laki. Tidak hanya berburu, Evelyn juga mahir dalam pacuan kuda, olahraga anggar dan masih banyak lagi. Charles tidak pernah membiarkan bakat Evelyn terkubur begitu saja.

Sementara di halaman vila, Baron mengetatkan rahangnya atas perlawanan Evelyn. Rasanya ia ingin menyeret gadis itu dan mengurungnya di sebuah tempat yang tidak bisa dijangkau oleh orang lain. Gadis itu terlalu berani menantang dirinya. Tapi untuk saat ini, ia tidak bisa bertindak lebih pada Evelyn, karena Peter ada di sana untuk mengawasi pergerakannya.

Ketika sore tiba, Peter dan Evelyn sudah siap untuk berburu di hutan yang ada di kaki bukit. Hari ini cuaca cerah sehingga meminimalisir resiko kecelakaan yang dapat terjadi di hutan. Evelyn dan Peter memakai pakaian yang menutupi hampir seluruh tubuh mereka. Tidak lupa mereka memakai jaket yang dirancang khusus untuk menjaga tubuh tetap hangat agar terhindar dari gejala hipotermia, dan sepatu boot dengan alas kasar agar tidak mudah goyah saat menapak jalan yang terjal dan licin.

"Saat ini rusa-rusa dan babi hutan sedang berkeliaran mencari makan. Waktu yang tepat untuk memburu mereka." ucap Peter sambil berjalan masuk ke dalam mobil Double Cabin yang sudah disiapkan sebelumnya.

Peter mengendarai mobil menuju area hutan yang telah disurvei oleh pemerintah dan ditandai aman dari ancaman binatang buas. Jalanan cukup terjal dan berbahaya karena akses jalan menuju hutan itu belum diperbaiki. Beruntung Peter yang sudah terbiasa berpetualang sejak muda dapat melalui jalan itu dengan mudah.

Begitu mereka sampai, Evelyn mengambil perlengkapan senapan dari belakang mobil. Gadis itu bersandar di kap mobil sambil memeriksa kembali senapannya. Sedangkan Peter memperhatikan sekitarnya dengan was-was. Suasana hutan sangat sepi, hanya terdengar suara serangga dan burung yang bersahut-sahutan.

"Evelyn, apakah kau berani jika kita berpencar?" Peter menantang Evelyn.

Evelyn mengangguk "Kenapa tidak Paman?"

Peter terkesan akan keberanian gadis itu. Meski begitu Peter tidak akan sebodoh itu membiarkan seorang gadis berkeliaran di dalam hutan. Pria paruh baya itu sudah memerintahkan beberapa anak buahnya untuk mengelilingi hutan ini dan menugaskan seseorang untuk mengawasi Evelyn dari jauh.

Bagaimana pun tidak ada yang tahu bahaya yang ada di dalam hutan meski telah lulus seleksi oleh pemerintah.

Saat ini Evelyn telah berada di dalam hutan seorang diri. Sebelumnya Paman Peter sudah memberikan intruksi yang harus dilakukan saat terjadi bahaya.

Gadis itu berjalan perlahan melewati jalur yang sudah ditandai. Sebisa mungkin pergerakannya tidak menimbulkan suara agar tidak membuat calon buruannya terusik. Insting gadis itu langsung bekerja begitu terdengar suara langkah kaki beberapa meter dari posisinya.

Gadis itu tersenyum simpul melihat seekor rusa yang asik mengendus tanah. Hewan itu tidak menyadari kehadiran Evelyn sama sekali. Setelah memastikan bidikannya tepat sasaran, dengan gerakan cepat Evelyn menarik pelatuk senapannya.

Ya, rusa itu tumbang, tetapi bukan karena tembakannya, melainkan tembakan yang berasal dari arah berlawanan

1
Km Manik
kak belum ada lanjutanya y
Km Manik
kak kok belum ada lanjutanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!