Warning
Harap Bijak dalam membaca!
Seorang Mafia Kondang yang tidak percaya menemukan seorang gadis yang terdampar di pulau pribadi miliknya dalam keadaan masih hidup. Namun masalah muncul ketika ia tidak tahu siapa gadis itu karena dia hilang ingatan setelah pengalaman tragis dialaminya.
Disisi lain Pria Mafia itu akan dijodohkan dengan wanita pilihan ayah nya, yang jelas dia akan menolak nya karena pekerjaan yang terlalu beresiko.
Nasib gadis terdampar itu mengalami hal buruk karena tak sengaja bertemu pria mafia itu.
Bagaimana dia akan menemukan kembali ingatan nya? Dan bagaimana pria mafia itu apakah menerima perjodohan nya atau dengan pertumpahan darah?
Silahkan baca disini yaa^^
OrchidCho
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OrchidCho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5
...Budidayakan Like/Vote sebelum membaca, cerita ini hanya fiksi untuk hiburan semata ^^...
...Happy Reading!...
...⋋*｡･✿･｡*⋌...
Alice mengunjungi banyak tempat di Italia, yang memang sudah lama tidak kemari, padahal ia bisa saja kesini jika mau.
Mereka berada di cafe aesthetic Italia ia memesan Coffee dan Tiramisu cake tampilan yang cantik membuat Alice selalu memotret nya lebih dulu.
Setelah itu Alice menaruh ponselnya di meja, yang siap menyantap roti tersebut, Eliza melihat wallpaper Alice yang masih menyukai penyanyi Korea tersebut.
"Kau masih mengagumi penyanyi itu?" Gubris Eliza.
"Satu-satu nya kebahagiaan ku" terang Alice yang memakan rotinya dengan latte.
"Diumur segitu kau masih menggemari pria yang tidak mungkin kau gapai" pungkas Eliza yang terdengar tidak suka.
"Setidaknya aku tidak berbuat onar karena keinginan keserakahan ku sendiri" singgung Alice, raut wajah Eliza sungguh berubah total dingin.
Yang memang ada sesuatu dengan hal itu, Eliza bahkan menahan kekesalan itu dengan senyum dipaksakan.
Mereka menjadi terdiam beberapa menit menikmati angin sore, namun tiba-tiba Eliza mengusulkan sesuatu.
"Bagaimana besok melihat karang besar? Di laut, akan ku sediakan kapal mewah untuk kita pergi kesana" usul Eliza.
"Kapal??" Alice sebenarnya agak ragu, karena dia takut air bukan berarti tidak bisa berenang.
"Iya.. Pemandangan nya sangat cantik saat sunset" terang Eliza membayangkan sunset itu.
"Baiklah, ayo kita pergi kesana" ajak Alice yang menyukai sunset.
"Ya.. Besok akan kusiapkan" senyum Eliza.
...****************...
Selepas makan malam, Alice berada di kamarnya yang hendak tidur, dari menganti pakaian, dan melakukan perawatan wajah semua ia lakukan sebelum tidur. Tapi diluar sedang hujan membuat Alice tambah mengantuk. Ia pun bersiap untuk tidur dikasur nya. Diluar hujan tambah lebat, Alice mengeratkan selimut nya.
Sampai malam semakin larut suara pintu kamar nya berderit terbuka, Alice yang mendengar itu membuka matanya, yang masih diam diposisi tidur miring, tangannya diselipkan ke bawah bantal, disaat suara derap langkah mendekat tepat saat itu Alice tiba-tiba bangun menodong kan pistol pada seseorang yang tiba-tiba masuk.
Tek
Lampu kamar dinyalakan, terlihat pria tampan dengan kemeja putih tanpa dasi itu sedang melihat pistol yang ditodongkan ke arahnya.
Alice menghela nafas nya lega, tangan pria tersebut menurunkan pistol ditangan Alice sambil tersenyum.
"Tidur mu tidak nyenyak? Sampai menyimpan benda itu dibawah bantal?" Tanya pria tersebut adalah Brian dia kakak ke dua Alice.
"Ini kosong, hanya untuk berjaga-jaga" Alice mengembalikan pistol tersebut di bawah bantalnya.
"Aku membangunkan mu yaa.." Ucap lembut kakak nya.
"Ada apa?" Tanya Alice.
"Aku Ada hadiah untukmu" Brian nya mengeluarkan kotak kecil, dan diterima oleh Alice.
Didalamnya ternyata kalung lambang bunga Rose, Alice tersenyum tanda menyukai hadiah nya, kakak nya pun memasangkan di leher Alice.
"Kak Brian baru pulang? Selarut ini?" Tanya Alice.
"Aku sempatkan untuk membeli hadiah untukmu, sebelum toko nya tutup" senyum Brian lalu matanya melihat nakas samping tempat tidur adik nya.
"Kau masih merokok? Itu tidak baik" tanya kakak nya.
"Ayah yang mengajariku, dan tidak terlalu sering juga" lugas Alice jujur.
"Ayah benar-benar, mengajari yang tidak baik" rutuk Brian.
"Tetap saja.. Ayah sangat baik padaku, memberikanku banyak uang saku" nyengir Alice.
"Yaa.. Ayah sangat sayang padamu.. Mungkin dia juga merasa bersalah karena kau tidak memiliki banyak kenangan tentang ibu" pungkas kakak nya.
"Tak apa.. Aku masih punya ayah dan kakak ku semua nya baik" jawab Alice. Kakaknya hanya mengulum senyum nya.
"Ingin ku temani tidur?" Tawar Kakaknya. Dan diangguk oleh Alice.
Mereka pun tidur berdua, namun Alice belum tidur, ia melihat hordeng terbuka karena kilatan petir terlihat, melihat itu kakak nya Brian pun bangkit dan menutup hordeng tersebut. Tanpa mengatakan sepatah kata.
"Aneh.. Kita kan jarang bertemu.. Kenapa kakak sangat paham tentangku? Aku curiga, apa kalian menaruh sesuatu ditubuhku?" Tanya Alice.
"Tidak ada, Hmm.. Semacam ikatan batin karena saudara" pungkas kakak nya.
Mereka terdiam sejenak masih tiduran, hanya suara jam berdetak di iringi hujan diluar.
"Kak.. Kakak pasti lelah? Aku ingat ketika Kak Thomas mengikuti militer, ayah sangat keras kepada kalian, apa bisnis sedang tidak berjalan baik?" Tanya Alice yang mengingat waktu umurnya 10 tahun.
"Hm.. Ayah memang sangat keras pada kami, tapi itu memang penting dalam bisnis ini, dan kau tidak perlu khawatir tentang itu" terang Brian melihat adik tersayang nya itu.
"Begitu yaa.. Mafia harus pandai bela diri? Aku juga ingin begitu" ceplos Alice.
"Iya.. Huh? Bagaimana kau tahu kalau ayah Mafia?" Tanya Brian melihat ke adiknya.
"Oh.. Ayolah kak.. Bukankah terlalu telat bertanya seperti itu? Kini umurku 25 tahun" Alice menyenggol pelan tubuh kakak nya dengan tangan nya.
"Katakan.. Bagaimana kau tahu?" Tanya Kakaknya.
"Karena aku melihat nya.. Waktu kecil aku selalu dijaga ketat oleh bodyguard ayah, suatu malam aku sangat penasaran jadi aku menyelinap pergi, aku ingat saat itu ayah sangat marah pada orang, suara nya sangat keras, tapi ayah tidak melihat ku disitu aku langsung pergi karena takut" terang Alice mengingat masa itu.
"Tapi suatu hari, aku sedang bersemangat menunjukkan bunga pada ayah, ayah sedang selalu marah dengan orang, saat itu aku disana, dia sangat kaget aku mendengar dan melihat wajah marah nya. Ayah langsung menghampiri ku dengan suara lembutnya sambil menggendongku" lanjut Alice ia masih ingat itu.
"Ayah bisa sangat lembut pada mu" terang kakak nya.
"Keyakinan itu semakin kuat ketika ayah mengajari ku menembak, berkuda, berenang meski aku takut air, bela diri tapi badan ku sakit semua.. Dan ayah tidak lagi memaksa ku setelah melihat tangan ku luka karena bela diri, sampai sekarang bahkan aku tidak diizinkan untuk bekerja.. Ayah terlalu memanjakan ku kan, itu sangat tidak baik" jelas Alice yang terus merocos pada kakak nya.
"Lakukan apapun yang kau suka, ayah menginginkan anak perempuan sudah lama.. Karena itulah ayah sangat sayang padamu" terang kakak nya.
"Kalau begitu.. Aku bisa jadi mafia juga?" Senang Alice.
"Tidak akan pernah! Aku akan menentangnya. Sekarang tidurlah.. Sudah malam" geleng Brian yang mengelus puncak kepala Alice.
"Ah.. Kenapa?~ Kupikir akan keren seperti kakak ku yang lain" lugas Alice.
"Menjadi Maf-- maksudku menjalankan bisnis ini tidak segampang itu, dan berbahaya, menjadi yang lain saja" pungkas kakak nya.
Alice hanya mengangguk sebagai jawaban sembari matanya sayup-sayup ingin tidur, diluar masih hujan, Alice mengeratkan pelukan di lengan kakaknya. Dengan terbuka kakak nya pun mengelus kepala Alice dengan lembut.
"Kalau begitu..Artinya kalian juga dalam bahaya?" Gurauan Alice saat matanya terpejam, ia juga khawatir karena mereka adalah keluarga yang sangat menyayangi nya.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan" ucap lembut Brian yang ikut terpejam tidur untuk menenangkan adiknya.
...灬｡•☆•｡灬...
...Jangan lupakan tinggalkan jejak ya~...
...OrchidCho...
