NovelToon NovelToon
Anak Rahasia Milik Dokter Obsesif

Anak Rahasia Milik Dokter Obsesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Balas Dendam / Lari Saat Hamil / Single Mom / Dijodohkan Orang Tua / Dokter
Popularitas:26.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ridz

"Jika kamu hamil, bawa benih itu dan anggap aku tidak pernah memberikannya!"

Aruna meninggalkan pernikahannya dengan Tuan Muda Pertama dari Keluarga McLane, menjalani kehidupan sendirian, Aruna menemukan takdir baru bersama anak di kandungannya, tapi kenapa sang Tuan Muda malah seperti kehilangan pijakan hidupnya.

-

Aruna sudah melupakan laki-laki ini, tapi kenapa dia malah dihadapkan dengan dia sekali lagi.

"Aruna, anak yang bersamamu, siapakah dia?" —Rowan

"Aku kira kau tidak punya waktu untuk lebih peduli kepada orang lain, Tuan Muda!" —Nuna

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 24 | Aku Ingin Melakukan Rundingan

Aruna berjalan masuk ke dalam rumah sakit yang sama tempat Rowan dan Aiden tadi melakukan test DNA, mengapa ia datang terlambat sedangkan berangkat duluan tadi pagi karena Aruna harus singgah di florist store miliknya untuk melihat situasi sejak kejadian terakhir, semenjak pertemuan Aruna dan Gantara kembali, Aruna bertekad tidak akan bergantung kepada siapapun lagi soal mempertahankan dirinya sendiri, sehingga ia bisa melawan Gantara dengan dirinya sendiri.

Aruna berada di rumah sakit ini untuk bertemu psikiaternya, karena semenjak kejadian terakhir, batin Aruna benar-benar terguncang dan dalam beberapa hal dia mendapati dirinya mimpi buruk berkepanjangan, dan dia tidak ingin hal ini menjadi sesuatu yang bisa menghalangi dirinya sendiri.

"Permisi Dokter Theo, apakah anda ada didalam? Saya sudah melakukan reservasi untuk konseling hari ini," ujar Aruna mengetuk pintu ruangan milik Theo—Psikiaternya.

"Nona Aruna? Silakan masuk saja, Nona," jawab Dokter Theo yang membuat Aruna membuka pintu itu. "Bagaimana kabar anda, Nona, sudah lama tidak bertemu."

"Saya, baik-baik saja, saya hanya ingin melakukan konsultasi sedikit, kepada, Dokter Theo." Aruna melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan itu. "Apakah bisa dimulai?"

Dokter Theo mengangguk, dia mempersilahkan Aruna duduk di kursi, Theo menggerakkan kursinya yang memiliki roda lebih dekat ke arah Aruns, sehingga kini mereka berdua sudah saling berhadapan.

"Ceritakan saja, Nona."

Aruna terdiam sejenak, dia berusaha menimbang-nimbang apa yang menganggu dirinya sejak terakhir kali. Ia menghela napas panjang.

"Saya tidak tahu apa yang terjadi akhir-akhir ini, saya merasa dalam beberapa tahun terakhir saya bisa berdamai dengan diri saya sendiri, tapi belakangan beberapa dari masa lalu saya datang bergantian, yang membuat saya harus berdiri diatas ambang ketidaksadaran, antara berdamai atau saya malah masih belum ikhlas."

Dokter Theo, tidak menjawab, dia berperan sebagai pendengar saat ini, mendengarkan semua keluhan Aruna. Aruna menghela napas panjang, dia menatap Dokter Theo sebelum setetes air mata jatuh ke dalam pipinya. Dokter Theo mengambil tisu dan memberikannya kepada Aruna. "Ada seseorang yang paling menghancurkan hati saya, saya sudah berdamai dengan masa lalu itu, tapi—" Aruna menggantung ucapannya.

Dokter Theo mengelus pundak Aruna dan tersenyum. "Apakah orang itu adalah pria dari masa lalu yang terakhir kali anda ceritakan?"

Aruna mengangguk. "Yah dia berusaha masuk kembali ke dalam kehidupan saya, dan yang membuat saya tidak berkutik dia berbeda dari orang yang terakhir saya lihat, dia sekarang lebih hangat, lebih manis dan lebih baik, tapi setiap saya menatap wajahnya hanya ada kehancuran di masa lalu yang tercermin disana, saya takut terbuai oleh perasaan sendiri, sehingga saya merasa, saya bingung, saya jujur berusaha memanfaatkan kehadirannya, tapi apakah salah jika saya bersikap seolah berharap atas perhatian dari dirinya?"

Aruna menunduk. "Dia bersikap sangat manis, sampai-sampai sesaat saya lupa bahwa saya pernah benar-benar hancur oleh kalimatnya, tapi setiap saya hampir terbuai, saya kembali teringat sakit hati itu, bahkan semua memori itu muncul menjadi mimpi buruk saya sendiri, seolah-olah—" Aruna memberi jeda mengambil napas. "Seolah-olah eaya benar-benar sampai kapanpun tidak akan pernah setara dengan dirinya, dia mungkin orang yang cukup sempurna memiliki segalanya, saya sudah menimbun semua perasaan saya terhadapnya, tapi Aiden—"

"Ikatan ayah dan anak?" tanya Dokter Theo.

Aruna menyeka air matanya. "Saya hanya menerimanya disisi saya sampai kesepakatan diantara kami selesai, tapi di setiap harinya saya takut tenggelam oleh perhatiannya, perhatian dia ke Aiden, dan saat waktunya saya harus meninggalkan dia, saya takut saya juga akan ikut terluka, untuk saat ini saya sudah bertekad akan mencampakkan dirinya juga, setelah sata selesai memanfaatkannya apakah itu salah?"

Dokter Theo menganggukkan kepalanya dan menghela napas sejenak. "Tentu saja itu adalah suatu hal yang salah, melakukan hal yang sama kepada orang yang telah melukai kita itu tidak akan membuat kita lebih baik."

"Jadi sekarang saya harus apa? Saya sudah terlanjur terlibat kesepakatan dengannya."

Dokter Theo tersenyum, dia.melonggarkan kerah kemejanya dan menangkup kedua tangannya diatas paha dengan punggung sedikit maju menghadap Aruna. "Saya tidak akan menghakimi Nona atas kesepakatan itu, tapi jika Nona takut perasaan Nona akan lebih besar daripada balas dendam kepada pria yang Nona manfaatkan saat ini, berarti Nona Aruna tidak seharusnya memainkan hati didalamnya."

"Saya terus berusaha untuk itu."

Dokter Theo mengusap dagunya sejenak dan berpikir. "Begini saja, Nona kan punya riwayat anxiety, saya takut hal ini akan berdampak kepada kesehatan, tentunya semua memiliki sebab akibat."

Aruna mengangkat kepala penuh pertanyaan. Dokter Theo terdiam kemudian melanjutkan kalimatnya. "Cobalah berkencan dengan laki-laki lain, saya tidak mengatakan, bahwa, Nona Aruna harus mencari pelarian, hanya saja, perhatian yang lain mungkin akan membuat fokus Nona tidak hanya akan ada pada pria itu."

"Berkencan?"

"Tuan Muda Rowan, sedang apa disini?" tanya Cheon—sekretaris dari kakeknya Logan. "Bukankah seharusnya Tuan Muda berasa di rumah sakit untuk bekerja?"

"Kata-katamu, terdengar seperti mengatakan bahwa aku tidak pantas disini, panggilkan kakekku, katakan bahwa cucunya akan membuat kesepakatan," jawab Rowan.

Kini Rowan tengah berada di kantor Logan, kakeknya, perusahaan utama dari keluarga McLane yah ini adalah perusahaan utama yang berbeda dengan waralaba yang di kelola oleh Leon serta Lucas.

Bangunan tujuh lantai ini, menyimpan banyak sekali hal-hal sepihak yang tidak pernah diketahui oleh publik. Kini Rowan berada di lantai tujuh, ingin membuat sebuah kesepakatan, sebenarnya Rowan sudah berjanji untuk meninggalkan semua hal tentang dunia bisnis, dan fokus kepada karirnya sebagai dokter, tapi atas permintaan Aruna agar Rowan bisa memonopoli perusahaan keluarganya agar rencana balas dendam Aruna berjalan lancar.

Jadilah Rowan menguatkan hatinya menerima semua ini, ia bertekad akan membantu Aruna secara tulus dan penuh, bukan sebagai penebusan dosa di masa lalu, tapi sebagai pembuktian, bahwa Rowan tidak main-main dengan niatnya.

Aiden kini berada di mobil bersama Ho, hanya Rowan yang masuk. Cheon—asisten kakeknya yang dia temani bicara tadi tampak berbicara melalui telepon dengan kakeknya.

Setelah selesai menelpon, Cheon membalikkan badannya kepada Rowan. "Tuan Muda, Tuan Logan sudah mempersilahkan anda masuk sekarang."

"Aku sudah bilang kan, seharusnya aku tidak perlu izin khusus untuk bertemu kakekku, jadi jika aku sudah selesai dengan rundinganku, aku bisa saja meminta kakekku memecatmu karena menghalangi langkahku, Cheon."

Cheon menunduk. "Maafkan saya, Tuan Muda." Rowan tidak menjawab, dia berjalan masuk menuju ruangan kakeknya dengan semua konsekuensi yang dia akan tanggung nanti sudah sesuai dengan apa yang dia pertimbangkan.

— TBC

1
Linda Liddia
Semangat thor harus lanjut sampe ceritanya end jgn ngegantung ceritanya thor..
Ditunggu crazy up'nya thor
Ella Younieatie
di tunggu up nya thor
Agustin Indah Setiyaningsih
lohh..lohhh..kok bisa?
up yg banyak dong thorr,
Ridz: aku aja mikir kak kok bisa 😭
total 1 replies
she
ok, semangat up thoor
Mrs.Riozelino Fernandez
oooh...aku kira gtu tadi kk...sempat terdiam juga bacanya 😅😅😅😅
Mrs.Riozelino Fernandez
😳😳😳😳😳😳
apa itu??????
Mrs.Riozelino Fernandez
akhirnya...
orang pertama yang mendengar kan Aiden bicara adalah Daddy nya...
Mrs.Riozelino Fernandez
makasih kk othor yang baik🙏💖
Mrs.Riozelino Fernandez: udah kek pelajaran PKN kita yah,,,,
rukun ,damai, toleransi, gotong royong 😆😆😆😆
Ridz: cama2 pembaca ku yg uwuwu
rukun2 yah kitaaa
total 2 replies
Sunaryati
Masih lanjut nggak Thoor, jika lanjut kutunggu, jika tidak tak delete
Ridz: lanjuttt
total 1 replies
l3_nie
good
l3_nie
good
Liswati Angelina
tentunya kamu ayah aiden rowan.....
Liswati Angelina
semoga mereka rujuk beneran.....
Mrs.Riozelino Fernandez
di kehidupan nyata juga banyak yang pacaran kissing kk Thor 😆
Mrs.Riozelino Fernandez
ya ampun 😆😆😆😆😆
Mrs.Riozelino Fernandez
wow.... keren juga kakek Logan...
Mrs.Riozelino Fernandez
sebenarnya disini kakek Logan ada bener nya sih...dulu Rowan dengan gampangnya menceraikan Aruna...
mempermainkan pernikahan...padahal dia sudah meniduri Aruna...
Mrs.Riozelino Fernandez
sendok kaya,istilah untuk anak keturunan orang kaya kk Thor...🙏
Mrs.Riozelino Fernandez: sendok emas...🙏
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
semangat Kk Thor💪💪💪
semoga hasilnya memuaskan...💗
Mardiana
ada mauny aja bilangnya "istri kesayangan ku" 😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!