Farah meninggal karena dibunuh. Namun itu bukanlah akhir kehidupannya. Farah diberi kesempatan untuk hidup kembali sebagai siswi bernama Rasti. Siswi yang tidak lain adalah murid di sekolah suaminya bekerja.
Nama suami Farah adalah Yuda. Sudah memiliki dua anak. Hidup Yuda sangat terpuruk setelah kematian Farah. Hal itu membuat Farah berusaha kembali lagi kepada suaminya. Dia juga harus menghadapi masalah yang di alami pemilik tubuhnya. Yaitu menghadapi orang-orang yang sering membuli dan meremehkan Rasti. Sebagai orang yang pernah bekerja menjadi pengacara, Farah mampu membuat Rasti jadi gadis kuat.
Apakah Farah bisa membuat suami dan anak-anaknya mau menerimanya? Mengingat dia sekarang adalah gadis berusia 17 tahun. Lalu bagaimana nasib Rasti yang selalu diremehkan karena bodoh dan berbadan gemuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13 - Bertemu Teman Lama
"Asal kau tahu ya, Jamet. Aku bahkan pernah merasakan sakitnya ditusuk oleh pisau. Jadi tamparan bukan apa-apa bagiku!" kata Rasti.
Jali tercengang. Dia sampai tak bisa berkata-kata. Bingung harus memberikan jawaban apa pada gadis berbadan berisi itu.
"Siapa yang ribut-ribut itu?!" tegur Fathur. Dia melotot ke arah Jali dan Rasti. "Pas sekali kami ingin bicara dengan kalian berdua. Semua orang silahkan bubar! Kecuali Rasti, Jali, dan Yoga," sambungnya.
"Aarghh!" Jali menggeram kesal.
Sementara Rasti mendengus kasar. Dia mengedarkan pandangan ke segala penjuru. Berusaha mencari keberadaan Yuda. Akan tetapi lelaki itu sama sekali tidak terlihat.
'Yuda dimana? Apa dia tidak bekerja hari ini?' benak Rasti bertanya-tanya.
Setelah semua orang bubar, Rasti, Jali, dan Yoga pergi ke ruang BK. Di sana mereka bertemu dengan seorang polisi bernama Irfan.
Pupil mata Rasti membesar. Sebab di kehidupan sebelumnya, Irfan adalah sahabat dekatnya. Mereka sering mengurus kasus yang sulit bersama. Termasuk perihal pembunuhan berantai yang dilakukan Rudi.
"Irfan..." lirih Rasti. Reflek memanggil. Tetapi dia tidak bisa bersikap seperti seorang teman. Mengingat dirinya berada dalam tubuh seorang gadis remaja.
"Apa?" Irfan menoleh. Bisa mendengar suara samar Rasti yang memanggil.
"Ras." Yoga menyenggol Rasti dengan siku. Karena duduk di sebelah gadis itu, dia bisa mendengar panggilannya.
Sedangkan Jali yang duduk di sebelah kiri Rasti berseringai. Dia nampaknya berharap Rasti mendapat masalah karena hal itu.
"Tidak. Bukan apa-apa." Rasti lekas menggeleng.
"Bukan apa-apa gimana? Tadi dia manggil Bapak dengan sebutan, 'Irfan...' kayak manggil teman sendiri aja." Benar saja, Jali mengadukan apa yang diucapkan Rasti.
"Aku yakin kau salah dengar. Aku tadi menyebut kata Ifa. Iyakan, Ga?" Rasti meminta pendapat Yoga.
"I-iya. Jelas Rasti tadi nyebut nama Ifa." Yoga mengiyakan dengan tergagap.
"Eh, aku memang terlihat bebal ya. Tapi aku nggak budek!" Jali terus mempermasalahkan hal kecil.
"Sudah, sudah! Itu tidak penting sekarang. Alasanku memanggil kalian ke sini bukan membuat adu mulut. Tapi untuk menanyakan perihal teman kalian yang hilang," sergah Irfan.
"Maaf, Pak..." Yoga yang merupakan anak teladan, langsung minta maaf. Rasti tampak mengangguk saja. Keduanya tertunduk. Kecuali Jali yang terlihat duduk santai sambil melipat tangan di dada.
Bertepatan dengan itu, Yuda datang. Dia membawa berkas penilaian Ifa saat di sekolah. Irfan langsung berdiri melihatnya. Lelaki tersebut segera menyapa. Akan tetapi Yuda tampak tak acuh. Ia bahkan cemberut dan bersikap dingin seperti biasa.
"Apa kau mengurus kasus ini juga?" tanya Yuda dingin.
"Ya, aku sedang berusaha. Makanya aku mengumpulkan tiga anak didikmu untuk mencari petunjuk. Aku yakin Ifa bisa saja kabur dari rumah atau tersesat di suatu tempat," imbuh Irfan.
"Aku harap begitu," tanggap Yuda datar. "Dan aku harap kau bisa bekerja dengan jujur," lanjutnya. Kemudian pergi begitu saja setelah menyerahkan berkas tentang Ifa.
Rasti menatap nanar kepergian Yuda. Lalu menoleh ke arah Irfan yang tampak kecewa akan sikap dingin Yuda.
'Astaga, kepribadian dingin Yuda sudah benar-benar ditahap akut. Pantas saja ibunya berusaha menjodohkan dengan wanita lain. Padahal seingatku dia sangat menyukai Irfan. Mereka juga sering makan bersama setelah pulang bekerja,' batin Rasti. Tekadnya untuk membawa kembali sisi ceria Yuda semakin membuncah.
Ati ati yah ,jgn ampe kena jebakan betmen 😁