NovelToon NovelToon
KEBANGKITAN PUTRA NAGA.Sang Belati Dewa Surgawi.

KEBANGKITAN PUTRA NAGA.Sang Belati Dewa Surgawi.

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / spiritual / Reinkarnasi / kelahiran kembali menjadi kuat / Kaya Raya / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: MAHLEILI YUYI

Sebuah alam yang penuh kekacauan menunggu seorang pemimpin yang di
ramal kan. Dia yang akan terlahir, mencabut segala segel, dan kutukan. Serta segala alam akan terhubung segala dimensi akan tersambung, dia juga termasuk kekasih Sang Pengantar Tulisan, juga sang pewaris empat naga kuno. apa? dia bisa menaklukkan dua alam, yaitu Alam Eheiwha dan Alam Armanaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MAHLEILI YUYI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26.Apa kamu pembantu

Pagi hari nya Admiko terbangun, lalu dia menoleh ke samping nya, dan melihat seseorang perempuan yang sulit di bedakan antara bidadari dan manusia, dia masih tertidur pulas dengan wajah lelahnya dengan posisi miring menghadap Admiko.

Lalu Admiko menyentuh wajah yang sangat lembut itu, serta dengan mengusapnya dengan perlahan, Admiko tersenyum karena dua bola mata yang indah dan bisa memenjarakan Dewa sekalipun itu terbuka perlahan.

Namun pernah melintas di pikiran Yuyi, siapa pun wanita nya, pertama kali di perlakukan seperti ini pasti ada rasa malu atau sebagai nya, namun Yuyi hanya santai seperti telah mengenal Admiko ratusan tahun.

"Kamu sudah bangun?" Tanya Yuyi dengan suara lembut agak serak.

Admiko cuma mengangguk disertai senyuman.

"Bagaimana keadaan mu, sudah sehat?" Tanya Yuyi lagi.

Admiko cuma menjawab dengan anggukan juga, lalu dia duduk.

"Tok, tok, tok" Suara ketukan pintu.

"Masuk tidak di kunci!!" Ucap Yuyi.

"Aku hanya menyampaikan pesan, tetua telah menunggu!!" Ucap suara seorang murid dari luar.

"Ya, kami akan segera ke sana" Jawab Yuyi.

Seorang tetua dan beberapa muridnya telah menunggu di sebuah ruangan, dengan meja di penuhi puluhan macam buah-buahan, sebab mereka tidak memakan makanan dari daging, mereka hanya memakan buah-buahan yang jatuh sendiri tampa di petik.

"Maaf Tetua Senior terlalu lama menunggu kami" Ucap Yuyi sambil membungkukkan badan.

"Kehadiran kalian adalah sebuah kemuliaan bagi kami, ratusan tahun kami sanggup untuk menunggu kehadiran kalian, apa lagi waktu dari kamar hingga kesini" Ucap Tetua Eiji tersenyum ramah dan Bahagia.

"Ayo duduk, hanya ini yang kami miliki" Ucap Eiji.

"Terima kasih tetua, kami telah menyusahkan kalian" Ucap Yuyi lagi.

"Jangan ucapkan itu, ini tidak sebanding dengan satu tangga yang kalian injak ke ruang ini, setelah ini yang kami miliki hanya kalian berdua" Ucap Eiji sambil menggigit apel biru dari ladang puri hijau.

Yuyi dan Admiko saling bertatapan seakan tidak mengerti apa pun.

"Maaf maksud tetua?" Tanya Yuyi lagi.

Lalu Tetua Eiji meletakan buah yang belum habis di makanya, dia letakan kembali ke atas meja, lalu dia menatap Yuyi dan Admiko.

"Dalam catatan kuno dari terdahulu kala, jika mereka bisa mencapai ruang sembilan, Menara Bait milik mereka, jika bisa mencapai ruang sepuluh, bait dan pohon dewi timur milik mereka, jika bisa mencapai ruang sebelas, menara, pohon dan gunung Fabao, milik mereka, jika ada yang bisa mencapai ruang ke dua belas"

Ucap Eiji terhenti Yuyi dan Admiko hanya melongo mendengar ucapan Eiji.

"Maaf tetua kok berhenti?" Tanya Yuyi pengen Tau.

"Hmm!!, mencapai ruang ku saja sudah lebih dari cukup bagi kami, tapi maaf ada ramalan yang tertulis di naskah lain, seseorang tampa pasangan yang memiliki liontin, dia yang akan mencapai tempat tertinggi nanti, mungkin orang itu belum tiba di Wuxian"

Ucap Eiji sambil menghirup nafas dalam-dalam.

"Mencapai tingkat tiga belas atau tidaknya, bagi kami tidak apa-apa, yang penting kami telah berusaha" Ucap Yuyi.

"Catatan kuno itu sulit di terjemahkan, ratusan naskah yang terpecah dan telah menyebar ke tujuh benua, entah siapa yang di tunggu oleh pendiri bait ini, dalam catatan lain juga ada di tulis kan, memikul bulu Sang Pembawa Tulisan di pundak kiri nya, dalam naskah dari Negara An Zaman, ibunya pemilik lopus, dari catatan Wuserhu ibunya pembantu, dalam buku klasik Wuxian, Ibunya pernah bermalam di danau biru, melintas dua sungai terbesar di selatan, membawa linen kembali ke utara, sampai hari ini ramalan itu belum terpecah kan, ucap Eiji tersenyum getir, maaf apa kamu pembantu?" Tanya Eiji pada Yuyi.

Yuyi hanya menatap Eiji lalu Admiko tampa menjawab sedikit pun.

"Maaf, maaf aku tidak seharusnya bertanya berlebihan" Ucap Eiji.

"Tidak apa-apa tetua" Jawab Yuyi

"Apa kalian telah siap untuk melanjut kan perjalan?" Tanya Eiji pada mereka.

"Sudah-sudah Tetua" Jawab Admiko, karena Yuyi melirik nya.

"Baik kalau begitu, kita lanjutkan ritual hendak menuju ke ruang sepuluh" Ucap Eiji melangkah keruang di mana saat Admiko tak sadarkan diri.

Lalu Admiko dan Yuyi di perintahkan bersimpuh dan juga di ikuti ratusan murid ruang ke sembilan, lalu Eiji duduk bersila berkultivasi keringat bercucuran dari dahinya.

Perlahan dari tangan nya keluar cahaya seperti salju putih dan berubah menjadi dua buah benda bewarna biru, kemudian benda itu melayang, menuju ke arah Admiko dan Yuyi.

"Ambil benda itu, itu kunci sembilan roh doa, bertanda kalian telah pernah mencapai tingkat sembilan Bait Dewi Timur" Ucap Eiji sambil menyuruh mereka menangkap dua benda itu.

"Terimakasih tetua" Ucap Yuyi.

"Genggam benda itu, alirkan energi kultivasi kalian biar benda itu menyatu dalam diri kalian" Ucap Eiji lagi.

"Baik Tetua" Ucap Admiko dan Yuyi.

Lalu mereka duduk berkultivasi, tidak lama benda itu perlahan berubah lagi menjadi cahaya yang menyilaukan mata, lalu benda itu menyatu dengan diri mereka, sekilas cahaya itu terhubung seperti jaring laba-laba antara Admiko dan Yuyi, lalu hilang menyatu seutuh nya dengan jiwa mereka.

"Kalian boleh menuju ruang selanjut nya" Ucap Eiji.

Dengan suara yang lemah dan lesu, karena Eiji yakin Vormasi Tiga Belas Bidadari menolak mereka.

"Terimakasih tetua, mohon restu dan doa Tetua" Ucap Yuyi sambil membungkukkan badan dan juga Admiko, mereka melangkah kearah tangga.

"Semoga tujuan kalian tercapai" Ucap Eiji asalan saja.

Karena sedikitpun dia tidak percaya pada ke dua orang ini akan sanggup melangkah ke lantai sepuluh.

Pertama anak tangga mereka injak, terpancar hawa dingin yang menusuk tulang, seperti air terjun menyeruak di balik tangga itu, seakan berpindah ke dimensi lain, mereka terus berjalan berbimbingan dengan erat seakan Yuyi dan Admiko berjalan di padang salju.

Tubuh mereka telah menggigil kedinginan dari mulut mereka telah mengeluarkan asap putih, bibir merah Yuyi agak menghitam karena dingin, sesekali Yuyi melihat ke arah Admiko, tiap anak tangga yang mereka injak menguap air setinggi mata kaki.

Ternyata tangga ini terbuat dari awan salju menurut legenda turun temurun alam Eihewha, mereka baru percaya dengan cerita awan salju yang di pintal menjadi tangga ke langit.

Di luar lantai sembilan, Eiji terperangah seperti tidak percaya pada apa yang di lihat nya, dengan langkah terseok dia mundur ke belakang dan hampir jatuh, dengan cepat para murid nya meraih Eiji.

"Kita tidak mimpi kan?" Tanya Eiji pada semua murid nya.

"Tidak Tetua" Jawab salah satu murid nya.

"Mereka akan mencapai lantai sepuluh" Ucap Eiji tertawa gembira.

Bersambung*******

thn: bka lbk lrng prtma AA/SNJ 14 K.

1
Sak. Lim
org tua idioooooot naaif egois
Mahleily Andau
🤣🤣🤣 cuma pemula
Cipher
lucu nama2 koinnya /Facepalm//Facepalm/
Mahleily Andau
maaf apa ya?
Calon jenazah
apa ini cukk??
HappyKilling
Bagus sekali thor, membuatku terus ingin membaca!
Mahleily Andau: terimakasih.
total 1 replies
Arisu75
Saya tidak bisa ungkapkan betapa sayangnya saya pada cerita ini! Satu kata, amazing!😍
Mahleily Andau: terimakasih.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!