Keenan dan Jihan yang baru saja menikah siri setelah 5 tahun berpacaran, terpaksa berpisah kala Keenan harus menerima perjodohan dengan anak relasi bisnis ayahnya.
Kepergian Jihan seorang diri dalam keadaan hamil, membuat Keenan terus mencarinya.
Hingga 5 tahun berlalu, tak sengaja Keenan bertemu dengan seorang bocah tampan, yang mengikuti casting bintang iklan produk perusahaan farmasi yang dipimpinnya.
Apakah anak itu adalah anak yang dikandung Jihan? Bagaimana kelanjutan cerita Keenan dan Jihan? Akankah Keenan menceraikan istri yang tak dicintainya?
Baca selengkapnya di sini ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Pagi ini, Rio mengumpulkan beberapa stafnya, untuk melakukan meeting terkait peluncuran produk baru mereka, untuk meningkatkan penjualan secara tajam.
Ia meminta ide dari para anggota rapat yang hadir, mengenai produk inovasi apalagi yang akan mereka buat.
“Dari beberapa data yang saya dapat dari sebagian besar rumah sakit yang ada di Jakarta, pasien onkologi sedang meningkat akhir-akhir ini. Kasus yang lumayan banyak adalah kelainan darah, yaitu tidak seimbangnya jumlah sel darah, seperti terlalu banyaknya salah satu atau beberapa jenis sel darah. Yang saya tahu, hanya ada 1 merek obat untuk penyakit ini, yang selalu diresepkan oleh dokter. Bagaimana kalau kita membuat obat dengan formula serupa, tapi dengan harga jual yang lebih rendah? Mengingat, harga obat tersebut di pasaran mencapai ratus ribuan untuk 1 stripnya," usul salah seorang stafnya.
Mempertimbangkannya, Rio merasa usulan ini cukup baik, karena perusahaan ayahnya yang sudah bekerja sama dengan beberapa rumah sakit di Jakarta bahkan luar kota, akan mempermudah kerja sama mereka dengan pihak rumah sakit maupun dokter.
“Dokter pasti memilih obat dengan harga yang lebih rendah, Pak. Apalagi untuk pasien asuransi dari pemerintah,” sahut salah seorang staf lain.
Merasa opini ini patut diproses lebih lanjut, Rio melakukan voting pada para anggota rapat, untuk kemudian dilakukan analisa mengenai kelebihan dan kelemahan dari produksi obat ini.
Setelah 55 menit rapat berlalu, hadirin dipersilakan meninggalkan ruangan, karena sudah masuk jam makan siang.
Andre yang masih berada di ruang rapat, tampak menghubungi seseorang dalam pesan singkatnya.
Sementara itu, Keenan dan Yoga yang saat ini juga tengah berdiskusi mengenai produk baru mereka, merasa perlu untuk segera mengeluarkan 1 produk baru lagi. Agar usaha farmasi yang baru mereka dirikan itu segera memiliki banyak variasi produk. Setelah obat batuk untuk dewasa dan anak selesai diformulakan, mereka berembuk untuk mengeluarkan produk lain lagi.
“Kali ini aku mau yang lebih inti dari sebelumnya. Kalau obat gatal dan batuk, aku rasa sudah banyak yang jual, jadi aku mau kita buat yang masih sedikit dijual di pasaran, tapi manfaatnya tak main-main, kalau perlu obat itu untuk penyakit serius,” ujar Yoga mengemukakan keinginannya.
“Aku rasa memang begitu. Tapi, setidaknya produk kita sudah mulai dikenal karena tingkat keamanan yang tinggi untuk dipakai sesering mungkin dibanding produk dari perusahaan lain, karena campuran dari bahan herbal,” tambah Keenan.
Ia kemudian mengeluarkan ponselnya dari saku, karena ada pesan masuk.
“Ah, aku ada ide, Yog,” cetus Keenan, setelah membaca pesan singkat dari ponselnya.
Ia lalu tampak mengkomunikasikan idenya pada Yoga.
“Ah, beberapa temanku dokter, kita bisa minta bantuan mereka, untuk merekomendasikan produk kita nanti kalau kita jadi memproduksinya,” tutur Yoga.
Tampak setuju, Keenan juga akan mencoba mengontak beberapa temannya, yang bekerja di rumah sakit, juga pada beberapa kliennya yang merupakan pemilik rumah sakit.
Mereka lalu mengatur rencana kegiatan untuk segera melakukan observasi dari bahan herbal yang diperlukan.
***
Sehari-hari sepulang kerja, Nayla habiskan untuk ke klub malam bersama teman-temannya. Banyak dari teman-temannya yang merupakan wanita karir, dan belum menikah. Namun, sebagian juga ada yang menjadi trophy wife.
“Apa aku bilang, jangan cepat-cepat menikah, 5 tahun cerai juga ‘kan akhirnya,” sahut salah seorang temannya menertawakan nasib rumah tangga Nayla.
“Dari awal aku lihat suamimu memang aneh. Itulah akibatnya kalau menikah karena perjodohan, rawan. Padahal mantanmu jauh lebih oke," sahut temannya yang lain.
Tak ingin menanggapi teman-temannya, ia asyik minum hingga mulai mabuk.
“Nay, kalau ada yang lihat, bisa hancur reputasi kamu. Sudah sudah minumnya,” pinta Wina, salah seorang temannya, sembari merebut gelas dalam genggaman Nayla.
Nayla lalu meminta kembali menginap di rumah Wina, karena ia tak mungkin pulang dalam kondisi seperti ini.
Hingga mereka pun mengakhiri pesta mereka, untuk pulang.
Di dalam mobil, sambil menyetir, Wina menawarkan salah seorang temannya yang juga single untuk dikenalkan kepada Nayla.
“Tidak kalah jauh dari Keenan. Malah, lebih tampan. Orang tuanya punya beberapa vila di Bali, dia pegang salah satunya,” ujar Wina mempromosikan temannya.
Tak tertarik, Nayla mengaku masih menginginkan Keenan, meskipun selama ini pria itu sangat cuek padanya karena hanya mencintai 1 wanita.
“Masak mau bersaing dengan wanita seperti itu? Apa tidak malu?” tanya Wina lagi.
Tak menjawab, Nayla keburu teler di bawah pengaruh minuman keras.
Hingga saat mobil Wina berhenti di pom bensin, ada salah seorang pengendara motor yang juga sedang mengantre mengisi BBM, memandangi Nayla melalui kaca jendela mobil, sembari memotretnya.
...****************...
