NovelToon NovelToon
DENDAM LAURA, Istri Yang Tersakiti

DENDAM LAURA, Istri Yang Tersakiti

Status: tamat
Genre:Poligami / Balas Dendam / CEO / Selingkuh / Ibu Mertua Kejam / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Tamat
Popularitas:557.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Yeni Erlinawati

Wanita mandul, beban, miskin, tidak tau diri dan kata-kata cemoohan lain sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Laura Sabrina Puti. Tak hanya itu saja tetapi kekerasan dalam rumah tangga pun sering dia dapatkan tentunya dari sang suami juga dari ibu mertuanya. Laura, tentu saja dia hanya diam atas perlakuan kedua orang yang sialnya sangat ia sayangi itu.

Dia lalui semua kepahitan dan kesedihan menjalani kehidupan rumah tangga yang tidak sehat ini sendirian. Hingga suatu ketika, rasa sayangnya kepada suami serta ibu mertuanya mengup begitu saja saat dengan tegasnya sang suami memperkenalkan wanita lain yang akan dijadikan istri kedua. Tentu saja tanpa persetujuan dari Laura. Laura hanya bisa menangis sejadi-jadinya setelah pertengkaran besar yang terjadi. Sungguh Laura benci perselingkuhan. Ia bertekad akan membalas dendam.

Mampukah Laura membalas perbuatan mereka? Dan apakah balas dendamnya akan berhasil? BACA SEGERA!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeni Erlinawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tekat Membalas

Baru saja Beti ingin meraih rambut Laura, tubuhnya sudah lebih dulu di tarik oleh seseorang dari belakang.

Tentu saja Beti langsung memberontak, meminta untuk dilepaskan.

"Lepaskan! Biarkan aku memberikan pelajaran ke wanita tidak tau diri itu! Lepas!" teriak Beti di dalam dekapan seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Almira. Almira yang memiliki kekuatan tak cukup kuat, ia berusaha semaksimal mungkin tetap mempertahankan pelukannya agar Beti tak kelewat batas.

"Ma, tenang Ma," ucap Almira tepat di samping telinga Beti. Namun sayangnya ucapannya itu tak di hiraukan oleh wanita paruh baya tersebut sehingga membuat Almira kewalahan. Ia memejamkan matanya sesaat sebelum berkata, "Ingat batasan Ma jika Mama masih mau tinggal disini dan masih mau menjadi istri Papa."

Perkataan itu berhasil membuat Beti menghentikan aksi pemberontakannya, tapi tatapan matanya masih tertuju kearah Laura yang baru saja masuk kedalam lift.

Terlihat, saat Laura memutar tubuhnya dan berhadapan dengan Beti, ia tampak tersenyum sembari melambaikan tangannya kearah madunya. Dan hal itu kembali mengundang amarah Beti. Ia pun berhasil lepas dari pelukan Almira kemudian ia berlari menuju kearah lift. Tapi sialnya, saat ia sampai di depan lift, pintu lift tersebut tertutup rapat.

"Arkkhhhhhhh! Sialan!" erang Beti sembari menjambak rambutnya frustasi.

Almira yang melihatnya, ia menghela nafas kemudian mendekati Beti.

"Cukup Ma. Jangan sakiti diri Mama sendiri!" ucap Almira sembari mencoba melepaskan jambakan di rambut wanita paruh baya tersebut. Setelah dirinya berhasil, ia memegang kedua bahu lemah Beti.

"Semuanya sudah berakhir Almira, hiks. Semuanya sudah berakhir," ujar Beti dengan air mata yang keluar dengan sangat deras.

Almira, ia menggelengkan kepalanya.

"Tidak, semua ini belum berakhir, Ma. Walaupun Laura sudah menikah dengan Papa, kisah rumah tangga dan cinta Mama tidak akan pernah berakhir. Selagi Mama masih menyandang status istri sah Papa, maka semua itu tidak akan pernah berakhir Ma. Kita masih bisa menyingkirkan Laura dari rumah ini dan dari sisi Papa. Ada banyak rencana yang bisa kita lakukan agar keinginan kita tercapai. Tapi kita harus cukup hati-hati dalam menjalankan rencana kita ini karena di belakang Laura saat ini ada Papa. Dia bukan lagi wanita yang gampang kita tumbangkan dan kita tindas sekarang bukan seperti dulu lagi," tutur Almira panjang lebar.

"Lalu apa yang harus kita lakukan, Almira! Sungguh Mama sudah tidak tahan lagi jika harus berlama-lama hidup satu atap dengan wanita perebut itu. Dia harus disingkirkan secepatnya!" kata Beti.

"Untuk rencananya kita bisa mendiskusikannya nanti. Tapi yang pasti kita akan melakukan rencana-rencana yang akan kita jalankan itu tanpa sepengetahuan Papa," ucap Almira penuh tekat. Sebelumnya ia memang tidak terlalu perduli dengan Laura, karena menganggap jika wanita itu bukanlah saingannya. Laura berada jauh di bawah levelnya, jadi tidak sebanding jika mereka harus saling bersaing karena sudah pasti Laura akan kalah dari segi manapun darinya. Tapi entah kenapa setelah ia melihat perubahan Laura, mulai dari penuturannya yang sudah tak selemah lembut dulu, gestur tubuhnya yang terlihat tegas, anggun dan berwibawa serta wajahnya yang jauh berbeda dengan dulu membuat Almira khawatir jika Laura akan merebut Julio kembali, terlebih mereka akan tinggal satu rumah yang pastinya akan selalu bertemu satu sama lain. Bukan, Almira bukannya tidak percaya diri setelah melihat perubahan Laura tadi karena ia masih merasa lebih unggul dari Laura. Hanya saja ia harus melakukan segala rencana untuk menyingkirkan Laura dari rumah keluarga Kail untuk mencegah hal-hal yang tidak dia inginkan.

"Bagaimana? Mama setuju kan?" Tanpa pikir panjang wanita paruh baya itu menganggukkan kepalanya.

"Ya, Mama setuju dengan usulanmu itu. Dan untuk rencananya, kita diskusikan lagi nanti." Almira tampak tersenyum lalu ia menganggukkan kepalanya.

"Baiklah kalau begitu. Dan lebih baik Mama sekarang istirahat dulu saja karena Mama perlu banyak tenaga untuk melawan Laura. Semangat untuk menyingkirkan benalu sekaligus pelakor dari rumah ini. Semangat!" ucap Almira sembari mengepalkan tangannya ke udara sebagai bentuk memberikan semangat untuk dirinya sendiri dan juga sang Mama mertua.

Beti tampak tersenyum, ia pun menepuk-nepuk pelan puncak kepala Almira.

"Kamu memang yang paling tau Mama, Almira. Mama sangat beruntung memiliki menantu seperti kamu," ujar Beti lalu setelahnya ia memeluk tubuh Almira yang tentu saja dibalas oleh menantunya itu.

Sedangkan disisi lain, lebih tepatnya di sebuah kamar, terlihat Maikel terus mengamati Laura yang sedari masuk ke dalam lift hingga sampai di kamar tak pernah melunturkan senyumannya. Ia yang sedari tadi berdiri disamping Laura seketika memutar tubuh istrinya itu agar berhadapan dengan dirinya.

Jari telunjuknya pun kini bergerak menowel hidung mancung milik Laura.

"Sepertinya suasana hatimu sedang bahagia sekarang?" ucap Maikel sembari membungkukkan tubuhnya agar wajahnya sejajar dengan wajah cantik Laura.

Laura yang ditanya semakin tersenyum lebar.

"Hmmm, sangat-sangat bahagia malah," balas Laura dengan kedua tangan yang ia lingkarkan di leher Maikel. Maikel yang tak mau kalah pun ia mengangkat tubuh Laura ke dalam gendongannya dengan posisi gendongan ala koala.

"Alasannya?" Laura berlagak seolah-olah dia tengah berpikir hingga membuat Maikel gemas sendiri sehingga tanpa permisi laki-laki tersebut mendaratkan sebuah kecupan di bibir Laura.

"Jangan berlagak kamu tidak tau alasan kamu bahagia sekarang. Dan biar aku tebak, kamu bahagia seperti ini gara-gara tadi bukan? Saat kamu melihat Beti sengsara?"

Laura menjentikkan jari telunjuknya.

"Benar sekali. Tapi sebenarnya aku tidak puas dengan melihat dia sengsara saja. Akan lebih puas lagi jika aku melihat dia sampai depresi. Sepertinya sangat seru," ucap Laura dengan excited.

"Sepertinya istri kecilku ini sudah mulai berani, mengerikan dan tidak memiliki perasaan."

Laura tampak tersenyum miring.

"Untuk apa melibatkan perasaan untuk membalas orang-orang yang sudah memberikan luka yang sangat dalam kepada kita. Bermain dengan trik mengerikan justru bisa mengimbangi untuk balas dendam. Bukan begitu sayang?" ucap Laura semakin mendekatkan wajahnya sampai hidungnya kini menyentuh hidung sang suami.

Sama halnya dengan Laura, Maikel tersenyum miring lalu menjawab, "Ya, aku setuju dengan pendapatmu. Dan perlu kamu ingat, apapun yang kamu lakukan, aku mendukungmu."

Senyuman Laura yang awalnya terkesan dingin kala membicarakan masalah balas dendamnya, kini senyum itu berubah menjadi teduh saat mendengar penuturan dari Maikel.

"Terimakasih atas dukunganmu, sayang karena dukunganmu sangat berarti untukku," ucap Laura yang hanya dibalas senyum oleh Maikel, tapi sesaat setelahnya wajah mereka berdua semakin dekat satu sama lain hingga bibir mereka saling menyatu, menciptakan ciuman kehangatan dan penuh kasih sayang.

Ciuman yang awalnya lembut, kini berubah menjadi ciuman panas hingga keduanya saling menuntut untuk melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman, mereka membutuhkan sentuhan yang lebih dalam lagi. Sehingga di sore menuju malam ini akan mereka habiskan dengan adegan panas diatas ranjang.

1
Jamayah Tambi
Dah la tu Kucias.
Jamayah Tambi
Jesian juga kat Hulio
Jamayah Tambi
Kan dah mendapat kifarah kamu Beti,Julio dan Almira.
Jamayah Tambi
Beri je video tu pafa Julio.Baru padan muka Almura yg selau mengatakan Laura wanita murahan.
Jamayah Tambi
Menyewa saja.Cari rumah sewa yg mampu milik Klu ada uang beli saja
Jamayah Tambi
Wanita serakah.Sanggup membunuh suami sendiri
Jamayah Tambi
Lanjut aja.
Jamayah Tambi
Hanya anak tiri yg teeas
Jamayah Tambi
Oenjarakan Beti sebagai seoran janda.Julio tak tau lagi Almira hamil anak lelaki lain, bukan benihnya.Kesian kamu Julio
Jamayah Tambi
Siapa pulak.Tak kan Olivia masih hidup
Jamayah Tambi
Apa perasaanmu Beti.
Jamayah Tambi
Tak sabarnya
Jamayah Tambi
Percaya diri sekali
Jamayah Tambi
Rasakan Beti.Tak sabar nk lihat gelagat Beti Julio dan Almira bila dah ketahuan nanti
Jamayah Tambi
Deronok la dulu.Isteri dan ibu kamu mengandung anak lelski ug sama.Sungguh menjijikkan
Jamayah Tambi
Gila semua
Jamayah Tambi
Jgn salah Laura
Jamayah Tambi
Bahaya jugak budak ni.Ketua mafia ke
Jamayah Tambi
Sah Olivia dibunuh oleh Beti.Kata sahabat baik.Memang tak guna.Beti harus mati.Lucas kamu minta onat itu dari lelaki itu dan berikan pada Beti.Biar dia mati dgn cara yg sama
Jamayah Tambi
Apa la kepala otak Laura dan Kycias.Meman ta la Mak ljel setuju dgn rencana gila korang Geli,jijik Tak sudi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!