DENDAM LAURA, Istri Yang Tersakiti

DENDAM LAURA, Istri Yang Tersakiti

Satu garis merah

Seorang wanita cantik berumur 28 tahun terlihat tengah mendudukkan tubuhnya di kolset duduk. Wajah cemas terlihat jelas tengah melanda dirinya bahkan jari-jari kukunya ia jadikan sebagai pelampiasan kecemasan yang tengah ia rasakan. Jantungnya berdegup kencang menunggu hasil dari benda pipi yang sengaja ia letakkan di atas wastafel. Terlebih mengingat jika di luar kamar mandi yang ia tempati, ada dua orang tengah menunggu di sana.

Laura Sabrina Puti, dialah wanita yang tengah berada di dalam kamar mandi itu.

Tatapan matanya kini beralih menatap kearah ponsel yang tengah ia genggam. Sudah 10 menit dia berada di dalam sana yang artinya benda pipih yang sedari tadi ia tunggu, hasilnya pasti sudah keluar.

Laura menghela nafas panjang beberapa kali agar ia merasa sedikit tenang.

"Huft, jangan takut Laura. Yakinlah jika hasilnya tidak akan sama dengan yang sebelum-sebelumnya. Ya, kali ini aku sangat yakin jika hasilnya akan membuatku puas," gumam Laura menyemangati dirinya sendiri. Padahal sebenarnya ia sendiri juga tidak yakin atas ucapannya tadi.

Untuk kesekian kalinya, helaan nafas terdengar sebelum akhirnya Laura berdiri dari posisi duduknya. Dengan kaki yang rasanya seperti jeli, ia melangkah, mendekati wastafel yang diatasnya terdapat tiga benda pipih yang sedari tadi membuatnya cemas. Ketika dirinya telah sampai di depan wastafel, tangan bergetarnya meraih salah satu benda pipih atau bisa di bilang test pack yang sengaja ia letakkan dalam posisi terbalik.

Saat tangannya sudah memegang test pack itu, refleks mata Laura terpejam kala ia mulai membalikkan alat tes kehamilan itu.

"Bismillahirrahmanirrahim ya Allah hasilnya positif," batin Laura di dalam hatinya.

Perlahan mata Laura, ia buka kembali. Tatapan matanya pun langsung tertuju kearah benda pipih tersebut. Seketika saat ia melihat hasil yang terpampang jelas di dalam tes kehamilan tersebut membuat matanya memanas, ingin menangis saat itu juga.

"Tidak. Alat ini pasti rusak. Ya, ini pasti rusak." Laura meletakkan kembali alat test pack tadi, lalu dengan gerakan cepat dirinya mengambil dua test pack lainnya dengan harapan benda itu menunjukkan hasil yang berbeda dari hasil yang ia dapatkan di test pack yang pertama.

Namun sayang seribu sayang, harapannya tak terwujud. Dua test pack itu menunjukkan hasil yang sama persis yaitu garis satu, menandakan jika dia tidak sedang mengandung. Luruh sudah pertahanan Laura, kakinya yang terasa seperti jeli tak bisa menopang tubuhnya kembali sehingga ia kini terduduk di lantai dingin kamar mandi dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

Pikirannya saat ini semakin berkelana dengan ketakutan yang menjalar di dalam dirinya.

Gedoran kencang dari pintu kamar mandi membuat lamunan Laura buyar seketika. Kepalanya yang sedari tadi menunduk kini terangkat menatap kearah pintu kamar mandi sepenuhnya. Sampai ia mendengar suara keras dari luar kamar mandi, dan ia sangat tau betul siapa pemilik suara itu.

"Laura! Kenapa kamu lama sekali di dalam? Cepat keluar dan perlihatkan hasilnya ke kita!"

Laura memejamkan matanya sesaat. Jujur ia sebenarnya sangat takut jika harus keluar sekarang karena saat ia keluar dan memperlihatkan hasil yang tidak sesuai dengan keinginan mereka semua, pasti ia akan mendengarkan perkataan yang sangat menyakiti hatinya.

"Sialan anak ini! Kamu tuli atau gimana sih! Keluar sekarang!" Teriakan dengan nada penuh emosi itu kembali masuk kedalam indra pendengaran Laura.

"Iya, Ma. Tunggu sebentar!" Balas Laura sembari berdiri dan menghapus air matanya tadi. Ya, suara lantang yang sedari tadi meneriaki dirinya adalah suara dari sang ibu mertua.

Saat sudah berdiri tegak, dengan takut-takut Laura melangkahkan kakinya mendekati pintu kamar mandi tersebut, tangannya yang masih bergetar pun kini terulur, memutar kenop pintu yang rasanya sangat berat untuk ia buka sekarang.

Saat pintu itu baru saja ia buka sedikit, dorongan kuat dari luar membuat tubuhnya terdorong ke belakang tapi syukurnya ia tak sampai terjatuh.

"Ck, lelet sekali hanya buka pintu saja seperti buka gerbang besi," semprot Beti, ibu mertua Laura.

Laura yang mendapat Omelan dari sang mertua hanya bisa menundukkan kepalanya sembari berkata, "Maaf Ma."

Beti memutar bola matanya malas. Mengabaikan ucapan maaf dari sang menantu, Beti langsung saja menodongkan tangannya kearah Laura.

"Mana hasilnya?" Pintanya yang membuat Laura menggigit bibir bawahnya.

"Mana hasilnya, Laura!" Bentak Beti tak sabaran.

"Itu Ma, anu, hasilnya---"

"Apa negatif lagi!" Teriakan nyaring yang berasal dari belakang tubuh Laura memutus ucapan dari wanita 28 tahun itu. Bahkan teriakan itu mengundang Beti untuk mendekat kearah sumber suara. Sedangkan Laura, ia semakin menundukkan kepalanya. Takut akan kemarahan dua orang yang ada di belakangnya saat ini.

Beti yang telah berada di samping sang putra yang juga merupakan suami Laura, ia dengan cepat merebut test pack yang berada di tangan Julio Arkana Kail. Ia mengeram saat melihat hanya ada satu garis yang ada di dalam test pack tersebut. Tatapan tajam pun langsung ia berikan kearah Laura yang masih setia berdiri di tempatnya semula.

Dengan langkah lebarnya, Beti kembali mendekati Laura. Melempar alat test pack berbentuk digital itu tepat di kepala Laura.

Laura hanya bisa memejamkan matanya kala ia merasakan benda itu mendarat di kepalanya. Terasa sakit karena Beti melempar test pack itu dengan kekuatan penuh. Tapi Laura mana bisa melawan, ia tetap diam, menerima semua yang di lakukan oleh ibu mertuanya.

"Sampai kapan kamu mau memberikan seorang keturunan untuk suami kamu hah?! Lima tahun, lima tahun usia pernikahan kalian tapi sampai sekarang tidak ada tanda-tanda jika kamu hamil! Saya jadi curiga hasil pemeriksaan tentang kesehatan reproduksi kamu itu salah besar, atau malah kamu membayar dokter itu untuk memalsukan hasil pemeriksaan kamu! Padahal kamu sebenarnya wanita mandul, wanita yang sama sekali tidak akan pernah bisa mengandung! Iya kan?! Jawab!" ucap Beti masih dengan nada tinggi yang menggema di dalam kamar mandi itu sampai-sampai suaranya terdengar hingga keluar rumah.

Laura yang dituduhkan tentu saja menggelengkan kepalanya. Bahkan kepalanya yang sedari tadi ia tundukkan kini ia angkat dengan air mata yang kembali membasahi pipinya.

"Tidak Ma. Aku tidak memalsukan hasil pemeriksaan medisku. Semua hasil itu memang benar adanya," balas Laura.

"Halah! Mana ada pembohong yang mengaku atas tindakannya sendiri! Kalau mandul ya mandul saja! Dasar, kalau tau begini saya dulu tidak akan pernah mensetujui putra saya menikah dengan kamu, perempuan miskin yang tidak bisa memberikan keturunan sama sekali untuk putra saya!"

"Ma, aku---" ucapan Laura kembali harus terpotong kala suara seseorang yang berada di belakangnya tiba-tiba menyatu.

"Benar apa yang di katakan Mama. Tidak mungkin seorang pembohong mengakui aksinya sendiri," ujar Julio yang berjalan mendekati kedua perempuan berbeda usia itu. Tatapan tajam pun ia berikan kepada sang istri kala dirinya telah berdiri di depan ibunya.

"Dan bukan hanya Mama saja yang merasa menyesal tapi Julio juga menyesal telah menikahi wanita mandul seperti dia!" Jari telunjuk Julio mengarah tepat ke wajah Laura yang semakin deras air matanya mengalir.

"Wanita yang tidak pernah memberiku keuntungan sama sekali tapi malah menambah beban, cih." Julio meludah tepat di wajah Laura.

"Dasar wanita mandul dan wanita beban!" ucap Julio dengan entengnya tanpa memperdulikan perasaan istrinya yang tentunya sakit hati mendengar cemooh keluar dari bibir suaminya sendiri.

Dan setelah mengatakan hal tadi, Julio langsung pergi dari dalam kamar mandi tersebut.

Sepeninggalan Julio, mata Beti bergulir menatap kearah Laura kembali setelah ia tak bisa menatap punggung sang putra. Ia menatap tubuh menantunya yang kepalanya kembali tertunduk itu dari atas sampai bawah. Senyum jijik pun kini ia berikan kepada Laura sembari ia berkata, "Wanita modelan seperti kamu ini memang hanya merepotkan saja bisanya dan memang tidak cocok jika bersanding dengan putra saya sekaligus menantu di keluarga Kail. Wanita seperti kamu ini hanya cocok dijadikan pembantu di rumah ini! Dasar wanita mandul, tidak tau diri! Enyah saja dari dunia ini karena dunia ini tidak butuh wanita mandul seperti kamu. Sangat memuakkan!"

Beti memukul kepala Laura dengan kipas kayu di tangannya cukup keras hingga berhasil membuat Laura diam-diam meringis merasakan sakit di kepalanya itu. Lalu setelah mengatakan ucapan-ucapan pedas yang ia berikan kepada Laura, Beti pergi menyusul kepergian sang putra guna untuk menenangkan Julio yang ia yakini laki-laki itu tengah bersedih dan semua itu di sebabkan oleh Laura yang tak kunjung hamil.

Kepergian dari dua orang tadi, meninggalkan Laura sendirian di temani dengan tangis pilu yang terdengar begitu menyakitkan.

...****************...

Ee yo, selamat datang dicerita terbaruku. Happy reading yes, jangan lupa tinggalkan jejak LIKE, KOMEN, HADIAHNYA juga jangan lupa! Happy reading kesayangan ❤️ semoga kalian suka ya, love you sekebon ❤️ see you next eps bye 👋

Terpopuler

Comments

Yusni

Yusni

sprtinya menarik..jg buat menantu lemah trs donk

2024-04-18

1

Morna Simanungkalit

Morna Simanungkalit

aduh thor sesekali buat dong menantu melawan perlakuan suami dan mertuanya sungguh kejam

2024-04-05

0

Meli Anja

Meli Anja

salam kenal kak..

2024-02-12

0

lihat semua
Episodes
1 Satu garis merah
2 Hutang
3 Maikel
4 Papa Mertua
5 Pertengkaran
6 Pertengkaran 2
7 Fakta Untuk Laura
8 Diacuhkan
9 Perempuan itu Datang
10 Almira
11 Berhenti atau Bertahan?
12 Luapan perasaan
13 Keputusan
14 Melawan
15 Keputusan akhir
16 Akhir dan Permulaan
17 Rumah Sementara
18 Kehidupan baru
19 Menghilang
20 Pertemuan Laura dan Almira
21 Aduan Laura
22 Kembali hanya Membawa Luka
23 Minta maaf
24 Kembali
25 Fakta menyayat hati
26 Tekat Membalas
27 Melawan Julio
28 Keterkejutan Julio
29 Keributan Pertama
30 Tantangan
31 Mencoba untuk Menggoda
32 Aksi Beti
33 Terjawablah sebuah rahasia
34 Art baru
35 Menyusun rencana
36 Beraksi
37 Ketahuan
38 Hukuman Untuk Beti
39 Ketahuan
40 Alasan Laura
41 Terungkapnya Identitas
42 Permintaan Lucius dan Amukan Julio
43 Pertemuan Beti dan Lucius
44 Keputusan Maikel
45 Dia Melindungimu
46 Mencoba Mendapatkan Hati
47 Siapa Sosok Wanita itu?
48 Olivia Jasmine Kail
49 Alasan Menikah dengan Beti
50 Secret!
51 Kedekatan Laura dan Lucius
52 Jebakan
53 Kemurkaan Maikel
54 Terungkapnya Sebuah Kebenaran
55 Alasan dan Permintaan Maaf
56 Kabar bahagia dan rencana
57 Tidak sesuai ekspektasi
58 Peringatan!
59 Penelusuran
60 Kobaran api tak terlihat
61 Perlahan terbalaskan
62 Timbal balik
63 Perlahan tapi pasti
64 Awal Kehancuran
65 Pengawasan
66 Hasil
67 Tuduhan
68 Menjadi Penguntit
69 Rencana Licik Beti
70 Pilih kasih
71 Mengetahui rencana
72 Aksi Almira
73 Pertengkaran kecil
74 Berita dan Rencana
75 Penyelidikan again
76 Penyerangan
77 Laki-laki pengganti
78 Rencana di mulai
79 Jebakan Batman
80 Rencana berhasil
81 Kejutan Bertubi-tubi untuk Basuki
82 Kekhawatiran Almira
83 Berita dan Kehebohan
84 Surprise dari Beti
85 Satu langkah lagi
86 Pesta Kehancuran
87 Berita menyakitkan untuk Beti
88 Semua kebusukan Beti terungkap
89 Pembalasan untuk Beti
90 Penjelasan untuk Maikel
91 Perkembangan kasus
92 Adu mulut
93 Pertengkaran Julio dan Almira
94 Pengusiran
95 Detik-detik
96 Terbongkar
97 Fakta menyakitkan
98 Akhir Hubungan Julio dan Almira
99 Hancurnya Julio
100 Akhir Balas Dendam
101 Berbeda Nasib
102 Menagih Janji dan Kontraksi
103 Renesmee Dianna Kail
104 Posesif
105 Kilasan Masa Lalu
106 Rencana Jahat
107 Kejutan Kecil-kecilan
108 Keadaan Beti
109 Keinginan Laura
110 Kekhawatiran Laura
111 Proses Melahirkan Beti
112 Kebencian Beti
113 Kembali Ke Penjara Bawah Tanah
114 Keputusan untuk Bayi yang Malang
115 Tak Perduli
116 Fakta Mengejutkan
117 Akan segara di mulai
118 Tamu tak diundang
119 Bukti
120 Drama
121 Mengikuti alur
122 Ide licik Laura
123 Mulai pergerakan
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Satu garis merah
2
Hutang
3
Maikel
4
Papa Mertua
5
Pertengkaran
6
Pertengkaran 2
7
Fakta Untuk Laura
8
Diacuhkan
9
Perempuan itu Datang
10
Almira
11
Berhenti atau Bertahan?
12
Luapan perasaan
13
Keputusan
14
Melawan
15
Keputusan akhir
16
Akhir dan Permulaan
17
Rumah Sementara
18
Kehidupan baru
19
Menghilang
20
Pertemuan Laura dan Almira
21
Aduan Laura
22
Kembali hanya Membawa Luka
23
Minta maaf
24
Kembali
25
Fakta menyayat hati
26
Tekat Membalas
27
Melawan Julio
28
Keterkejutan Julio
29
Keributan Pertama
30
Tantangan
31
Mencoba untuk Menggoda
32
Aksi Beti
33
Terjawablah sebuah rahasia
34
Art baru
35
Menyusun rencana
36
Beraksi
37
Ketahuan
38
Hukuman Untuk Beti
39
Ketahuan
40
Alasan Laura
41
Terungkapnya Identitas
42
Permintaan Lucius dan Amukan Julio
43
Pertemuan Beti dan Lucius
44
Keputusan Maikel
45
Dia Melindungimu
46
Mencoba Mendapatkan Hati
47
Siapa Sosok Wanita itu?
48
Olivia Jasmine Kail
49
Alasan Menikah dengan Beti
50
Secret!
51
Kedekatan Laura dan Lucius
52
Jebakan
53
Kemurkaan Maikel
54
Terungkapnya Sebuah Kebenaran
55
Alasan dan Permintaan Maaf
56
Kabar bahagia dan rencana
57
Tidak sesuai ekspektasi
58
Peringatan!
59
Penelusuran
60
Kobaran api tak terlihat
61
Perlahan terbalaskan
62
Timbal balik
63
Perlahan tapi pasti
64
Awal Kehancuran
65
Pengawasan
66
Hasil
67
Tuduhan
68
Menjadi Penguntit
69
Rencana Licik Beti
70
Pilih kasih
71
Mengetahui rencana
72
Aksi Almira
73
Pertengkaran kecil
74
Berita dan Rencana
75
Penyelidikan again
76
Penyerangan
77
Laki-laki pengganti
78
Rencana di mulai
79
Jebakan Batman
80
Rencana berhasil
81
Kejutan Bertubi-tubi untuk Basuki
82
Kekhawatiran Almira
83
Berita dan Kehebohan
84
Surprise dari Beti
85
Satu langkah lagi
86
Pesta Kehancuran
87
Berita menyakitkan untuk Beti
88
Semua kebusukan Beti terungkap
89
Pembalasan untuk Beti
90
Penjelasan untuk Maikel
91
Perkembangan kasus
92
Adu mulut
93
Pertengkaran Julio dan Almira
94
Pengusiran
95
Detik-detik
96
Terbongkar
97
Fakta menyakitkan
98
Akhir Hubungan Julio dan Almira
99
Hancurnya Julio
100
Akhir Balas Dendam
101
Berbeda Nasib
102
Menagih Janji dan Kontraksi
103
Renesmee Dianna Kail
104
Posesif
105
Kilasan Masa Lalu
106
Rencana Jahat
107
Kejutan Kecil-kecilan
108
Keadaan Beti
109
Keinginan Laura
110
Kekhawatiran Laura
111
Proses Melahirkan Beti
112
Kebencian Beti
113
Kembali Ke Penjara Bawah Tanah
114
Keputusan untuk Bayi yang Malang
115
Tak Perduli
116
Fakta Mengejutkan
117
Akan segara di mulai
118
Tamu tak diundang
119
Bukti
120
Drama
121
Mengikuti alur
122
Ide licik Laura
123
Mulai pergerakan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!