NovelToon NovelToon
Jebakan Satu Malam Bersama CEO

Jebakan Satu Malam Bersama CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Cinta Terlarang / Fantasi Wanita / Bad Boy / Trauma masa lalu
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: Yourhendr

Ketika Liora terjebak dalam malam penuh kesialan, ia tak pernah menyangka hidupnya akan berubah selamanya setelah bertemu Felix Dawson, Sang CEO yang dingin sekaligus memikat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yourhendr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Akan Melepaskanmu

Mata Liora sembab akibat air mata yang sejak tadi terjatuh membasahi pipinya. Liora sudah berusaha keras untuk tidak menangis, tapi ternyata tidak bisa. Di saat dia hanya seorang diri, tanpa siapa pun—kesedihannya ke luar tidak bisa tertahankan.

Liora berhasil move on total dari Kevin. Kehadiran Felix membuat hidupnya jauh lebih indah. Meski baru menjalin hubungan dengan Felix, tapi dia sudah bisa merasakan bahwa cintanya pada Felix jauh lebih besar daripada dulu cintanya pada Kevin.

Akan tetapi, di sini Liora mengalami kendala yaitu status sosialnya dengan Felix sangat berbeda jauh. Dia harus sadar bahwa dirinya tidak mungkin bersatu dengan Felix. Pun Liora tidak ingin membuat Felix bertengkar dengan ibu kandungnya.

Sampai kapan pun, Liora tidak akan meminta Felix untuk memilih antara dirinya atau ibu kandung pria itu. Jahat jika sampai Liora meminta Felix memilih. Sekalipun Bella mengeluarkan kata-kata kasar, tetap saja Liora tidak akan membuat Felix harus memilih seperti itu. Bagaimanapun, Felix ada di dunia ini karena Bella yang melahirkannya.

Liora menyeka sisa air matanya, menatap ponselnya yang ada di atas meja. Wanita itu sengaja mematikan ponselnya, karena ingin menenangkan hati dan pikirannya yang kacau.

Liora tidak menyesali pernah bertemu dengan Felix, tapi jika dia tahu akan kembali terluka lebih baik dirinya memilih untuk takdir tak mempertemukannya dengan Felix.

Berhasil move on dari Kevin, bukan berarti Liora mudah akan move on dari Felix kalau sampai Liora berpisah dengan Felix. Yang pasti akan ada fase—di mana Liora merasakan hancur sehancurnya.

Liora kembali meneteskan air mata. Namun tiba-tiba suara pintu terbuka...

Ceklek!

Liora menatap ke ambang pintu—Felix berdiri di sana. Buru-buru, Liora menyeka air matanya. Wanita itu terkejut melihat kedatangan Felix. Pasalnya tadi siang, Felix mengatakan tidak akan datang ke apartemennya karena meeting sampai larut malam.

“Felix? Kenapa kau ke sini? Bukannya kau bilang, malam ini kau tidak akan datang?” Liora bangkit berdiri dan kembali menyeka air matanya. Hatinya gelisah, karena pasti Felix sudah melihatnya habis menangis.

Felix melangkah mendekat ke arah Liora. Tatapan mata pria itu menatap mata Liora yang memerah. Dia segera menangkup kedua pipi Liora sambil bertanya, “Ada apa denganmu? Kenapa kau menangis?”

Felix langsung menanyakan tentang Liora. Pria itu tak menjawab pertanyaan Liora sebelumnya. Hanya melihat raut wajah Liora saja, dia sudah tahu ada sesuatu masalah.

“Tidak, aku tidak menangis. Aku hanya—”

“Liora, aku tahu kau menangis. Jangan berbohong.” Felix langsung memotong ucapan Liora. Dia tidak ingin Liora berbohong padanya.

Liora terdiam sebentar dengan wajah yang muram. “Felix, ada hal penting yang ingin aku katakan padamu.”

Manik mata cokelat gelap Felix, menatap Liora dengan tatapan serius. “Hal apa yang ingin kau bicarakan?” tanyanya.

Liora mundur dua langkah, menjauhkan tangan Felix di pipinya. “Aku rasa kita harus berhenti.”

“Berhenti?” Raut wajah Felix berubah. “Apa maksudmu, Liora?” tanyanya menuntut penjelasan.

Liora mengatur perasaan yang berkecamuk di dalam dirinya. “Felix, lebih baik kita sudahi hubungan kita. Kita tidak cocok. Kau pantas mendapatkan wanita yang jauh lebih baik daripadaku.”

Liora mengatakan itu dengan nada bergetar, menahan tangisnya. Dia sudah berusaha keras untuk tidak menangis di depan Felix, tapi memang itu tidak mudah, karena perasaannya pada Felix Dawson sudah terlanjur sangat dalam.

Felix tetap tenang meski dia mendengar ucapan omong kosong Liora. Emosinya memang menyulut, tapi dia yakin ada masalah yang dihadapi oleh Liora, sampai membuat wanita itu mengatakan hal demikian padanya.

Jika menuruti emosi, sudah pasti Felix murka besar. Akan tetapi, yang Felix lihat adalah Liora seperti sedang hancur dan rapuh. Itu menandakan ada masalah yang dipikul Liora sendiri.

Felix melangkah mendekat ke arah Liora. Dia hendak menyentuh wanita itu, tapi dengan cepat Liora menepis tangan Felix yang ingin menyentuhnya. Detik di mana Liora menepis tangan Felix—pria itu segera menarik Liora—memeluk erat tubuh Liora.

Tangis Liora pecah di dalam pelukan Felix. Wanita itu memukul Felix sekuat tenaga. “Tinggalkan aku, Felix! Aku tidak pantas untukmu!” isaknya kuat.

“Tidak akan pernah. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu.” Alih-alih melepaskan pelukan, malah Felix semakin memeluk erat Liora. Pria itu benar-benar tak membiarkan Liora pergi darinya.

Liora menangis keras dan tak henti memukul Felix. “Aku tidak pantas untukmu, Felix. Aku ini berasal dari kalangan rendah. Sedangkan kau? Kau tampan, kaya, dan memiliki segalanya. Kau pantas mendapatkan yang terbaik, Felix!”

Felix langsung menyambar bibir Liora, melumat sedikit bibir wanita itu. Tampak Liora berontak ingin melepaskan tautan bibir Felix, tapi tidak bisa, karena Felix begitu mencium bibir Liora dengan liar—bahkan sampai membuat napas wanita itu terengah-engah.

Luluh. Liora luluh dengan ciuman lembut dan agresif Felix. Segala rasa khawatir, cemas, takut—semuanya seakan mulai sirna tergantikan dengan kehangatan, cinta, dan rasa aman.

Bibir Felix menyesap bibir Liora bergantian. Manisnya bibir Liora, membuat Felix ketagihan ingin selalu mencium bibir wanita itu. Bibir Liora layaknya nikotin yang membuat Felix ingin menciumnya lagi dan lagi.

“Kau adalah wanita yang aku pilih. Jangan pernah merendahkan dirimu, karena itu sama seperti kau merendahkan seleraku. Bagiku, kau yang terbaik,” bisik Felix di depan bibir Liora.

Liora terdiam mendengar apa yang Felix katakan. Ucapan Felix terdengar sangatlah tulus bahkan sama sekali tak berbohong. Hati Liora yang hancur seakan ditata kembali oleh Felix agar kembali utuh.

Liora membenamkan wajahnya di dada bidang Felix, memeluk pria itu dengan erat dan hangat. Tentu Felix membalas pelukan Liora. Felix tidak lagi bertanya ada apa pada Liora. Pria itu memutuskan untuk mencari tahu sendiri.

Liora terlelap dalam pelukan Felix. Setelah menangis meluapkan kesedihan, dia tidur seperti bayi di dalam pelukan Felix. Sedangkan Felix sama sekali tidak bisa tidur. Otak Felix terus berpikir apa alasan Liora bersedih.

Tangannya membelai pipi Liora lembut. Mata wanita itu masih sembab akibat tadi menangis. Itu hal yang tak Felix sukai. Pria itu benci melihat Liora menangis.

Felix merasa bersyukur bisa menyelesaikan meeting di awal. Jika saja tidak, mana mungkin dia tahu kalau Liora mengalami hal seperti ini. Hal yang paling Felix tak sukai adalah Liora merasa rendah diri. Itu adalah hal yang Felix benci.

Bagi Felix, sosok Liora telah memberikan warna baru di hidupnya yang bisa dikatakan gelap gulita. Hadirnya Liora memberikan sebuah nuansa yang membuat Felix merasakan hidup.

Sebelumnya, hidup Felix hanya biasa-biasa saja. Pria itu mengakui kerap bergonta-ganti wanita sebagai partner sex, tapi itu hanya sekadar partner sex saja, tidak lebih. Bagaimanapun kebutuhan biologis sangat penting untuk para pria.

Namun, bersama dengan Liora, bukan hanya kebutuhan biologis semata, melainkan juga suatu perasaan yang amat dalam. Sebuah perasaan yang sulit untuk Felix katakan. Yang pasti Felix tidak akan melepas Liora.

Suara ponsel begitu terdengar di telinga Felix. Dengan cepat, pria itu mengambil ponselnya di atas nakas—menatap ke layar tertera nama asistennya di sana. Sebelumnya, Felix memang meminta asistennya untuk menyelidiki ada apa di kantor, sampai membuat Liora sesedih ini.

Tanpa pikir panjang, Felix segera menjawab panggilan telepon itu.

“Kau sudah mendapatkan informasi yang aku minta?” tanya Felix dingin dan tegas saat panggilan terhubung.

“Sudah, Tuan. Saya lihat di rekaman CCTV, ibu Anda mendatangi Nona Liora Jolie. Saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi setelah Nona Liora selesai bicara dengan ibu Anda, wajah Nona Liora terlihat sangat sedih,” ujar Elvano dari seberang sana.

Seketika raut wajah Felix berubah mendengar laporan dari sang asisten. Sepasang iris matanya menajam menunjukkan kemarahan. Pria itu mencengkeram kuat ponselnya bersamaan dengan rahang yang mengeras.

1
Mia Camelia
kasian liora nanggis mulu😂😂😂
Mia Camelia
kevin sekali nya muncul, bikin ancaman doang😔😔😔
erika eka putri pradipta(ACDD)
hai kk aku mampir.
jangan lupa mampiri aku ya
salam penulis
Mia Camelia
ya ampun si agnes udah berubah jdi nenek sihir nih 🤣😂👍
Mia Camelia
oh tidak 😔😔😔kok kamu selingkuh sih🤣
Mia Camelia
wah jangan2 udh hamil nih liora👍☺😂
Mia Camelia
ya ampun kenapa felix jadi mendua begitu😂😂😂
Mia Camelia
semoga aja felix gk mendua😏
kasiah liora 😂😂😂
ayo up lagi thor👍💪
Yourhendr: hay kak, makasih ya udah stay di cerita novel ku. sukses selalu☺️
total 1 replies
🦋™Chenzi®🦋
Aku mampir kak.
mampir karna nama PM sama kayak nama di cs aku Felix & Leora (Saudara kandung)/Sob//Sob/
lah disini malah nikah
bububbb
semangat kakak🥰
Piwpiwputri Pubg
BANTU RAMAIKAN NOVEL BARU AKU YUK 🫶
bububbb
keren banget kak...
kinggg
semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!