NovelToon NovelToon
Mencintai Dalam Diam

Mencintai Dalam Diam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Husnul rismawati

kisah cinta di dalam sebuah persahabatan yang terdiri atas empat orang yaitu Ayu , Rifa'i, Ardi dan Linda. di kisah ini Ayu mencintai Rifa'i dan Rifa'i menjalin hubungan dengan Linda sedangkan Ardi mencintai Ayu. gimana ending kisah mereka penasaran kaaan mari baca jangan lupa komen, like nya iya 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Husnul rismawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 10. kedatangan ayu

Saat mereka telah selesai makan tiba-tiba ada suara salam dari luar yang suaranya tidak asing lagi

"Assalamualaikum.." Suara salam dari luar terdengar

"Wa'alaikumsalam..."jawab mereka serempak.

Ibu Rifa'i pun berdiri dari tempat duduk dan menuju kedepan melihat siapa orang yang datang.

"Ohh nak ayu sini nak masuk..." Kata ibu Rifa'i seraya merangkul pundak ayu

Iya, yang datang adalah Ayu, Ayu datang karena ada janji dengan ibunya Rifa'i untuk mengambil kain yang akan dibuat baju. "Mari, Nak Ayu, kita masih makan siang, nih," kata Ibu Rifa'i sambil terus menggandeng tangan Ayu.

"Mbak Ayu," panggil Linda kemudian saat Ayu sudah masuk ke ruang makan di mana mereka berkumpul makan bersama. "Eh, kamu ya, Lin," jawab Ayu dengan senyum manisnya.

"Mari yu ikut makan sama kita?" ajak Rifa'i seraya menyodorkan piring buat Ayu. "Iya, makasih, Bang. Tadi sudah makan di rumah," jawab Ayu ramah.

"Iya, ayo, Nak Ayu, biar lebih rame, sini ikut gabung," Ayah Rifa'i ikut menimpali. "Sini, Mbak Ayu, duduk sini," kata Linda lagi sambil tangan menepuk lantai mengisyaratkan Ayu untuk duduk di sampingnya.

Ayu pun mulai berjalan menuju Linda dan duduk di samping Linda iya pun ikut bergabung dengan mereka, tapi Ayu tidak ikut makan karena memang masih kenyang.

Ayu memperhatikan interaksi antara Rifa'i dan Linda dengan perasaan yang sedikit berbeda. Ia merasa sedikit cemburu ketika melihat Rifa'i mengambilkan minum untuk Linda dengan penuh perhatian.

"Sayang, ini minumnya," kata Rifa'i seraya menyodorkan secangkir gelas yang sudah terisi air minum."

Linda pun tersenyum dan menerima gelas dari Rifa'i. "Makasih, sayang," katanya sambil menerima gelas tersebut.

Ayu mencoba menyembunyikan perasaannya, tapi tidak bisa untuk tidak merasa sedih melihat kedekatan antara Rifa'i dan Linda. Ia pun berusaha untuk menepis perasaan itu dan memotivasi dirinya sendiri.

"Ayu, sadar! Udah sepantasnya mereka seperti itu, mereka sepasang kekasih. Kamu harus ikut bahagia untuk mereka!" kata Ayu dalam hati, sambil memaksakan wajahnya untuk tersenyum.

Perasaan Ayu masih terasa berat, tapi ia berusaha untuk menerima kenyataan bahwa Rifa'i sudah menjadi milik Linda.

Mereka terus mengobrol dengan hangat, hingga Ibu Rifa'i bertanya kepada Linda dengan senyum yang penuh harapan, "Linda, kapan kamu siap untuk dilamar? Rifa'i sudah tidak sabar untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius denganmu."

Linda tersenyum malu-malu, "Saya rasa kita harus membicarakannya lebih lanjut, Bu. Tapi saya sangat menghargai keinginan Rifa'i."

Ayu yang mendengar pertanyaan itu merasa sedikit terkejut dan tidak bisa tidak memikirkan perasaannya sendiri terhadap Rifa'i. Ia mencoba untuk tetap tersenyum dan tidak menunjukkan perasaannya.

Ayu berusaha untuk tetap tersenyum dan terlihat baik-baik saja, tapi akhirnya ia tidak bisa menahan perasaannya lagi. Ia merasa sesak di hatinya dan memutuskan untuk pamit pulang.

"Bu, Bapak, saya pamit pulang dulu ya," kata Ayu dengan suara yang sedikit berbeda.

Ibu dan Bapak nya Rifa'i menjawab serentak, "Oh iya, Nak..." "Oh iya, kainnya belum Ibu ambil, ya. Bentar, kamu tunggu sini dulu, ya, Ibu ambil kainnya dulu," kata Ibu Rifa'i seraya bangkit dari duduknya menuju kamar untuk mengambil kainnya.

Tak lama kemudian, Ibu Rifa'i keluar dengan membawa kainnya. Ibu Rifa'i pun menyerahkan kain itu kepada Ayu seraya berkata, "Ini, Nak, kainnya. Ukuran yang kemarin, ya!" kata Ibu Rifa'i.

flashback

beberapa hari yang lalu ayu berjalan-jalan di toko kain, melihat-lihat berbagai jenis kain yang tersedia. Tiba-tiba, ia melihat Ibu Rifa'i sedang memilih kain juga. Ayu tersenyum dan mendekati Ibu Rifa'i.

"Bu, apa yang sedang dicari?" tanya Ayu dengan ramah.

Ibu Rifa'i menoleh dan tersenyum melihat Ayu. "Oh, Ayu! Aku sedang mencari kain untuk membuat baju baru. Kamu mau ikut memilih?" kata Ibu Rifa'i.

Ayu mengangguk dan ikut memilih kain bersama Ibu Rifa'i. Mereka berdua mengobrol sambil memilih kain, membahas tentang motif, warna, dan tekstur kain. Ibu Rifa'i menunjukkan beberapa kain yang cantik kepada Ayu, dan Ayu memberikan pendapatnya tentang kain tersebut.

Setelah beberapa saat, Ibu Rifa'i menemukan kain yang tepat untuk membuat baju baru nya.

"Nak Ayu, Ibu sudah dapat kainnya. Kamu gimana?" kata Ibu Rifa'i.

Ayu pun menunjukkan kain temuannya. "Iya, Bu, Ayu juga sudah dapat."

Ibu Rifa'i pun mengajak Ayu untuk membayar kain itu bersamaan. "Mari, Nak, kita ke kasir untuk membayar kain nya " kata Ibu Rifa'i. Ayu pun mengangguk setuju dan mengikuti langkah Ibu Rifa'i.

Setelah selesai membayar, Ibu Rifa'i menyerahkan kain itu kepada Ayu karena memang Ayu adalah penjahit yang cukup dikenal di desanya.

"Nak Ayu, ini sekalian, ya, Nak Ayu bawa tolong jahitkan," kata Ibu Rifa'i.

"Oh iya, Bu," jawab Ayu dengan senyum ramahnya. "Trus ukuran yang gimana, Bu?" tanya Ayu kemudian.

"Sepulang dari sini, Ibu mampir ke rumah Nak Ayu buat ngukur badan Ibu," kata Ibu Rifa'i.

Ayu mengangguk dan tersenyum ramah. "Oh iya, Bu," jawab Ayu.

Mereka berdua kemudian memutuskan untuk berpisah karena masih ada beberapa barang lagi yang harus Ayu dan Ibu Rifa'i beli di toko yang berbeda.

"Ibu harus ke toko lain dulu, Nak. Ada beberapa bahan yang Ibu butuhkan untuk membuat baju baru," kata Ibu Rifa'i sambil tersenyum.

Ayu mengangguk paham. "Baiklah, Bu. Saya juga harus ke toko lain untuk membeli sayur dan beberapa bumbu dapur " jawab Ayu.

Mereka berdua kemudian berpamitan dan berpisah, masing-masing menuju ke tujuan mereka.

𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘦 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘢𝘸𝘢𝘭

Ayu menerima kain dari Ibu Rifa'i tetap dengan senyum manis nya " oh iya bu, Terima kasih, Bu," kata Ayu sambil mengambil kain tersebut.

Ibu Rifa'i memperhatikan Ayu dengan sedikit khawatir, mungkin ia bisa melihat bahwa Ayu tidak terlihat baik-baik saja. "Hati-hati di jalan, Nak. " kata Ibu Rifa'i dengan nada yang hangat.

Ayu mengangguk dan mengucapkan terima kasih lagi sebelum akhirnya pamit pulang. Ia merasa sedikit lega karena bisa meninggalkan rumah Rifa'i, tapi di sisi lain ia juga merasa sedih karena harus meninggalkan suasana yang hangat dan akrab di rumah Rifa'i.

Ayu pun pamit dan melangkahkan kaki keluar. Sebelum keluar, Ayu berpamitan terlebih dahulu dengan semua orang yang ada di situ. "Assalamualaikum, saya pamit dulu," kata Ayu dengan sopan.

Semua orang yang ada di situ membalas pamitan Ayu dengan senyum dan mengucapkan "Waalaikumsalam ,Hati-hati di jalan".

Ayu tersenyum dan mengangguk sebagai tanda terima kasih sebelum akhirnya meninggalkan tempat tersebut.

1
Guillotine
Sudah nggak sabar untuk membaca kelanjutan kisah ini!
husnul risma wati: trimakasih kakak sudah mampir di karya sayaa🤗 mohon dukungan nya like komen nya iya kak trimakasih... 🤗🤗
total 1 replies
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Ayo thor update secepatnya, kita semua sudah tidak sabar untuk baca terus nih!
husnul risma wati: iya kak , makasih iya kak udah komentar di sini saya akan lebih semangat lagi 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!