NovelToon NovelToon
Aisyah Bukan Istri Mandul

Aisyah Bukan Istri Mandul

Status: tamat
Genre:Dosen / Nikahmuda / Angst / Tamat
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: teh ijo

Aisyah yang tak kunjung hamil membuat mama mertuanya memberikan dua pilihan paling berat. Aisyah harus memilih antara berpisah dengan suaminya atau tetap bersama tetap harus menerima jika suaminya menikahi wanita lain.

Sungguh hancur hati Aisyah. Dia tidak bisa memilih salah satu pilihan yang diberikan oleh mama mertuanya. Bagaimana bisa dia berpisah dengan suaminya, sementara Aisyah sangat mencintainya. Apalagi jika harus merelakan berbagi suami dengan wanita lain. Jelas saja Aisyah tidak sanggup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teh ijo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26

Ais mencoba untuk biasa saja tetapi tidak bisa. Bayangan Azam yang terlihat sedang mengkhawatirkan sesuatu membuatnya terus memikirkan ada apa dengannya. Munafik jika Ais tidak tidak memikirkan Azam yang sampai saat ini belum bisa menghilang dari benak dan pikirannya. Karena nyatanya melupakan seseorang yang dicintai tidak semudah lisannya.

"Assalamualaikum." Suara salam mengagetkan Ais yang melamun di depan televisi. Hingga salam kedua Ais baru menjawab salam itu.

"Walaikumsalam." Ais pun langsung membuka pintu dan melihat sosok Hanafi berada didepannya.

"Ada apa, Mas? Nyari mas Adam, ya? Tapi mas Adam belum pulang."

"Oh, aku tidak sedang mencari Adam. Tapi aku mencari kamu. Kebetulan di rumah sedang ada pengajian. Ibu nyuruh aku untuk jemput kamu," jelas Hanafi dengan apa adanya.

"Ibunya mas Hanaf nyuruh Ais untuk datang? Ngapain Mas?" tanya Ais dengan heran.

Kepala Hanafi menggeleng dengan pelan. "Enggak tau. Ivu cuma pesan gitu aja."

"Kapan, Mas? Sekarang atau nanti?"

Hanafi mencoba untuk membuang nafas kasarnya. "Sekarang," ucapnya dengan datar.

Dengan penuh tanda tanya Ais pun menyuruh Hanafi untuk menunggunya sebentar karena dia ingin ganti baju terlebih dahulu. Karena saat ini tidak ada Adam, Hanafi tidak berani untuk masuk kedalam rumah dan memilih untuk menunggu di teras.

Tidak butuh waktu lama Ais pun keluar dengan pakaian gamisnya. Hanafi yang hampir tidak pernah melihat Ais memakai gamis hampir terpesona, tetapi dengan cepat dia membuang pandangannya.

Astaghfirullahaladzim

Ais tidak tahu mengapa ibunya Hanafi memanggilnya untuk mengikuti pengajian di rumahnya sementara mereka berdua saja belum pernah bertemu untuk sebelumnya.

"Mas Hanaf, bukannya ibunya mas Hanaf dan Ais belum pernah bertemu untuk sebelumnya, tetapi mengapa ibunya mas Hanaf memanggil Ais untuk ikuti datang ke pengajiannya? Kan aneh, Mas."

"Mungkin karena ibu sering dengar nama kamu dari anak-anak yang sering ngaji di masjid. Soalnya ibu-ibu yang ikut pengajian adalah orang tua dari anak-anak yang ngaji di masjid," jelas Hanafi.

Ais pun hanya mengangguk dengan pelan. Alasan yang masuk akal, tetapi Ais masih merasa heran saja mengapa para ibu-ibu itu menginginkan Ais untuk datang ke pengajian mereka sementara mereka saja tidak saling mengenal.

Sebenarnya jarak rumah Ais dengan rumah Hanafi tidaklah terlalu. Jalan kaki pun juga tidak memakan waktu lama, tetapi Hanafi menjemputnya dengan motor agar lebih cepat sampai.

Saat Ais ingin naik, dia merasa ragu karena sudah pasti jarak antara Hanafi dan juga dia tidak akan bercelah lagi Berbeda jika mereka naik mobil. Ais merasa risih, karena tidak terbiasa jalan bersama dengan orang yang bukan muhrimnya.

"Ayo, naik! Naik, nanti keburu acaranya dimulai!" tegur Hanafi yang melihat Ais masih berdiri di sampingnya.

"Tapi Mas ... "

"Udah gak kamu pikirkan apa kata orang. Bukankah kamu menganggapku sama seperti Adam? Disini aku adalah kakakku, Ais. Jadi kamu enggak usah berpikir yang macam-macam."

Seketika Ais mengangguk dengan pelan dan langsung naik ke atas motor. Detak jantung Ais telah bertalu-talu. Apalagi saat bisa menghirup aroma tubuh Hanafi dengan jarak yang hampir tak bercelah.

Hanafi menyadari kegugupan yang dirasakan oleh Ais. Tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa dan memilih untuk menyalakan motornya dan mengajukannya dengan peran.

Tak butuh waktu lima menit motor yang dikendarai oleh Hanafi telah sampai di depan rumahnya.

Sejenak Ais merasa takjub dengan bangunan rumah yang ada di depan matanya. Begitu besar, tetapi terlihat sederhana dengan ukiran kuno. Tak sampai di situ matanya teralihkan oleh udah berapa orang yang telah keluar untuk menyambut kedatangannya.

Sungguh Ais tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh ibu-ibu yang datang untuk menyambutnya, padahal mereka saja tidak saling mengenal.

"Masya Allah, ternyata bener apa yang dikatakan oleh anak-anak kalau neng Aisah mah gelius pisan," ujar salah seorang yang mendekat ke arah Ais.

Ais merasa tersipu. Dia pun tersenyum lebar seraya mengucapkan salam kepada ibu-ibu yang mendekat ke arahnya.

"Assalamualaikum," ucapnya dengan ramah.

"Walaikumsalam. Mari masuk, Neng." Ais pun segera dituntun untuk masuk ke dalam rumah. Sementara Hanafi hanya mengikuti langkah ibu-ibu yang membawa Ais ke dalam rumahnya.

Betapa terkejutnya Ais saat melihat kumpulan ibu-ibu yang tengah menatap dirinya. Bukan hanya satu dua orang, tetapi hampir lima puluh orang yang berada di rumah Hanafi. Bahkan Ais saja tidak mengenali mana ibunya Hanafi. Sebagai tamu, Ais mencoba untuk menyalami satu persatu ibu-ibu yang telah duduk ditempatnya.

Ya Allah, acara apa ini? Apakah ini adalah acara arisan seperti yang sering mama Maya lakukan?

"Oh, jadi ini yang namanya Ais. Sini nak, duduk sini!" panggil seorang wanita dengan senyum melebar di bibirnya. Entah siapa dia, tetapi Ais hanya menebak pasti dia adalah Ibu Hanafi.

"Gelius pisan. Kamu pasti heran mengapa ibu menyuruh Hanaf untuk menjemput kamu kan? Ibu hanya ingin semua ibu-ibu dari anak-anak yang sering kamu ajari ngaji di masjid mengenal kamu, termasuk juga

dengan ibu. Kami semua sangat penasaran dengan bidadari cantik yang sering dibicarakan oleh anak-anak. Oleh sebab itu, kami semua sepakat untuk menghadirkan kamu di acara pengajian ini. Kamu tidak keberatan kan untuk bergabung bersama kami?"

Ais langsung menggeleng dengan pelan. "Tidak, Bu. Ais malah senang dan terharu jika kehadiran Ais ternyata disambut baik, padahal Ais hanyalah orang luar," jelas Ais dengan malu-malu.

"Siapa bilang kamu orang luar. Apakah kamu tidak tahu jika Adam adalah salah satu pemuda yang sangat dikagumi di kompleks ini? Kamu dan Adam benar-benar sangat berkharisma mampu menghipnotis semua penghuni kompleks. Sungguh beruntung orang tua kalian mempunyai kalian."

Lagi-lagi Ais tidak bisa berkata apa-apa dan memilih untuk mengikuti alurnya saja. Mungkin dengan cara seperti ini dia bisa melupakan sejenak luka dalam hati.

...***...

Ais, versi othor

1
Hope
sabian ini tiap kali bertemu dgn wanita cantik jantungnya psti berdetak cepat😅🤣😂
Saya Sayekti
alibi..sok polos
Yuseva Eva
ini ceritanya selesai atau masih jeda...kenapa berakhir dengan poster2 novel...
tidak jelas...endingnya
Heny
Hadir 👍
Ayu Galih
lanjuut kak
Hamidah Hamidah
bian tu cocoknya sama zura, ngapsin sih luna msu sama brondong
yuyunn 2706
Thor bukannya bian msh SMA ya? kok udah dijodohin kan msh sekolah
yuyunn 2706
untung Ais sudah cerai dr Azam, ternyata keinginan pnya anak dilatar belakangi warisan
Hamidah Hamidah
masa ga bisa pesan ojekonline
Hamidah Hamidah
dasa benalu
yuyunn 2706
lanjut Thor n tetap setia
Hamidah Hamidah
dih azam gak punya sikap, ðengan mudahnya berpaling
Yati Syahira
azam banci tdk berani ambil sikap bela istriya
Nani heri Upitarini
by tipox sampe bingung kl baca,maksudx apa?
Ahmad Risqi
Luar biasa
👑🇷‌🇦‌🇹‌🇺‌ ᵗʸᵖᵒ
njrir typo lagi 😂
👑🇷‌🇦‌🇹‌🇺‌ ᵗʸᵖᵒ
kenapa jadi mandi 🗿
Endah Hadijah
lanjut..thor tetap semangat
Nurul Pky
Luar biasa
Erina Munir
innalillahi dehhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!