Aisyah Bukan Istri Mandul
Desakan mama mertuanya membuat Aisyah tidak bisa tidur dengan nyenyak sekalipun Azam suaminya terus menenangkan dirinya. Azam sudah berjanji pada Aisyah tidak akan mengikuti permintaan konyol dari mamanya. Sekalipun Aisyah tidak bisa memberikan apa yang diinginkan oleh mamanya, Azam tetap tidak akan meninggalkan Aisyah. Selamanya hati dan cintanya tak akan pernah terbagi untuk wanita lain.
"Aish .... sudahlah, jangan kamu pikirkan ucapan mama. Mending saat ini kita fokus dalam proses pembuatannya saja. Biarkan waktu yang akan menjawab usaha dan kerja keras kita. Aku yakin, hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha kita," hibur Azam saat Aisyah masih termenung diatas tempat tidur.
Hati mana yang tidak terasa sakit saat sang mama mertua memberikannya dua pilihan antara berpisah atau tetap berada di samping suaminya. Jika Aisyah tidak ingin berpisah dengan Azam, maka dia harus siap jika Azam akan menikahi wanita lain demi mendapatkan keturunan. Namun, jika dia tidak setuju maka pilihannya adalah bercerai dengan Azam. Sungguh permintaan yang tidak bisa dipilih, karena Aisyah sangat mencintai suaminya dan dia juga tidak mau berbagi suami dengan wanita lain.
"Bagaimana aku tidak memikirkannya Mas, sementara sampai detik ini aku belum juga hamil," keluh Aisyah dengan lemah.
"Semua ini telah ditentukan oleh Allah. Mungkin Allah punya rencana lain dibalik semua ini berlapis saat ini kamu masih kuliah. Mama saja sangat keterlaluan."
"Mas ... apakah aku egois jika aku tidak mau berpisah denganmu dan aku juga tidak mau berbagi suami dengan wanita lain?" Kini Aisyah mulai terisak.
Azam segera meraih tubuh Aisyah untuk masuk kedalam pelukannya. Tangan membelai rambut panjang yang hitam lekat, karena selama ini ditutup oleh hijab.
Bukan hanya Aisyah saja yang tidak terima dengan permintaan mamanya. Dia sendiri juga merasa sangat keberatan dengan permintaan itu. Bagaimana bisa mamanya setega itu menyuruh dirinya menikah lagi, sementara dia saja sudah mempunyai istri. Bukankah pernikahan mereka juga baru satu tahun berjalan dan saat ini Aisyah juga masih kuliah? Lalu mengapa saat ini mamanya bersikeras meminta cucu?
"Mama sudah sangat keterlaluan. Tapi kamu tenang saja aku tidak akan memilih salah satu dari di antara dua pilihan itu. Kamu adalah istriku, selamanya akan menjadi istriku dan aku tidak akan pernah untuk menduakanmu. Sekarang kamu tidurlah! Besok kamu ada kelas pagi!" ujar Azam pada istrinya.
Aisyah mengangguk dengan pelan dan mengikuti apa yang dikatakan oleh suaminya. Dengan pelan dia merebahkan tubuhnya dengan hati yang masih terasa sesak.
Ya Allah ... cobaan apa ini? Mengapa mama Maya memberikan dua pilihan yang sangat berat? Apa yang harus aku lakukan? Sungguh aku tidak mau berpisah dengan Mas Azam begitu juga aku tidak mau di madu. Salahkah aku yang egois ini? Ya Allah, hanya Engkaulah yang bisa membolak-balikkan keadaan. Jika aku memang ditakdirkan tidak bisa memiliki anak, maka aku meminta kepada Engkau tiupkanlah ruh malaikat kecil agar rumah tangga kami tidak diambang kehancuran. Bukankah Engkau tidak menyukai perceraian?
Aisyah menumpahkan segala keresahannya dalam hati, karena hanya dengan cara seperti itu dia bisa merasa lebih tenang. Dia tahu jika Allah sedang menyiapkan sesuatu yang akan indah pada waktunya. Meskipun saat ini dia harus menahan rasa sakit yang amat mendalam.
Setelah memastikan jika istrinya sudah terlelap dalam tidurnya, Azam segera turun dari tempat tidur dan langsung menelepon mamanya untuk menarik lagi apa yang telah diucapkan tadi siang. Namun, karena sang Mama sudah sangat menginginkan seorang bayi, wanita itu bersikeras pada keputusannya yang menginginkan Azam untuk menikahi wanita pilihannya.
Mamanya sudah membulatkan keinginannya. Bahkan dia juga sudah menyimpan wanita yang akan dinikahi oleh Azam.
"Ma, tolong jangan ikut campur dalam rumah tangga kami. Aku dan Ais bisa memberikan apa yang Mama inginkan tapi beri kami waktu. Bukankah mama tau jika saat ini Ais masih kuliah? Tolong pengertiannya, Ma!" Azam memohon pada mamanya melalui sambungan telepon.
"Keputusan Mama sudah bulat, Zam! Kamu pikir Mama enggak malu liat semua teman-teman Mama sudah menggendong cucu sementara Mama belum. Sementara kalian itu sudah nikah lama, Zam! Seharusnya kamu yang harus ngertiin Mama!"
Azam memejamkan matanya. Rasanya hanya sia-sia saja berbicara dengan mamanya yang tidak akan bisa dibujuk.
"Pokoknya mama tunggu jawaban Ais secepatnya, karena Minggu depan anak temen mama pulang dari Mesir. Dan mama segera melamarnya untukmu!" Seketika mamanya langsung menutup telepon dan membuat Azam mengacak kasar rambutnya..
"Astaghfirullahaladzim ... sebenarnya mama sedang di rasuki jin apa, sih?" gerutu Azam sambil membuang nafas kasarnya.
...***...
Halo selamat datang dan selamat membaca novel receh ini. Semoga kalian terhibur
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Soraya
mampir thor
2024-06-24
0
maulana ya_manna
mampir thor
2023-12-13
0
ayu nuraini maulina
y awal nya g bilang g ninggalin tp tetap jg nanti k makan omongan mama nya sndr
2023-12-01
0