Menjalin kasih selama 2 tahun lamanya, bahkan sudah tinggal satu atap dengan segala tujuan cerita dan mimpi di masa depan. Semuanya sudah di rancang sejak awal.
Namun apa jadinya ketika salah satu dari mereka malah jatuh cinta pada orang lain dan memilih untuk berkhianat?
Semua mimpi dan cerita yang sudah di rangkai kini harus hancur seketika dan tidak bisa di perjuangkan lagi. Mungkin satu hal yang membuat Fadil rela menghancurkan hubungan yang sudah terjalin lama ini, hanya karena Yara yang memiliki tubuh berisi dan jauh dari kata cantik dan ideal. Seperti wanita di luaran sana.
Lalu, apa Yara akan mampu memeprtahankan hubungan ini di saat sudah ada wanita lain yang hadir di kehidupan Fadil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mari Kita Mencoba?
Fadil menatap postingan di akun media sosial Keanu. Sebuah foto tangan yang terpasang infusan dengan caption yang cukup membuat Fadil mengerutkan keningnya, bingung.
Aku yakin kamu akan sembuh dan bisa melewati semua ini. Aku akan selalu ada disampingmu.
"Siapa yang sakit? Apa mungkin saudaranya ya? Tapi bentuk tangannya ini, aku sepertinya kenal" gumam Fadil sambil memperbesar foto di layar ponselnya itu.
"Gelangnya seperti tidak asing juga, siapa ya"
"Fadil bisa ikut ke ruang kerja Papi sebentar, ada yang ingin Papi bicarakan sama kamu"
Fadil yang sedang mengingat-ngingat gelang yang di pakai tangan di postingan sosial media Keanu itu, malah harus teralihkan fokusnya saat Bimo datang dan meminta Fadil untuk ke ruang kerjanya. Akhirnya Fadil tidak bisa menolak, dia mengikuti Bimo ke ruang kerjanya. Duduk berhadapan di meja kerja Bimo itu.
"Jadi apa kamu sudah yakin dengan keputusan kamu itu?"
Fadil sedikit bingung mendengar pertanyaan Bimo barusan. "Keputusan? Maksudnya keputusan apa?"
"Keputusan kamu yang akan berpisah dengan Ajeng jika nanti tes DNA itu tidak sesuai dengan harapan kamu. Ingat ya Fadil, kalau kamu juga tidak mungkin jadi seperti sekarang jika bukan aku yang mempekerjakan kamu dan mengangkat derajat kamu dari kesusahan"
Fadil tersenyum mendengar itu, dia berpikir jika Bimo dan anaknya, Putri Ajeng memang sama saja. Dua orang yang selalu merendahkan orang lain dan selalu merasa jika dirinya berjasa bagi orang-orang itu.
"Jika Papi ingin memberhentikan aku dari Kantor sekarang, tidak papa. Karena aku cukup yakin dengan kemampuan yang aku punya saat ini. Dulu juga jika bukan perusahaan Papi yang pertama kali di pilihkan oleh temanku, mungkin aku tidak akan bekerja di perusahaan Papi. Aku yakin jika masih banyak di luaran sana yang membutuhkan aku sebagai karyawan mereka"
Lagi pula, usaha yang di dirikan Fadil tanpa sepengetahuan keluarga istrinya ini sudah mulai berkembang dengan cukup pesat. Fadil yakin jika dia bisa menjalankan usaha ini dengan baik. Usaha barunya ini akan berkembang dalam beberapa bulan ke depan.
Bimo hanya diam mendengar ucapan Fadil barusan. Karena dia juga menyadari jika sejak masuknya Fadil ke perusahaannya maka memang usaha yang ia miliki lebih maju dan berkembang dai sebelumnya.
"Tapi ingat Fadil, mungkin saja akan banyak rumor yang terjadi pada kamu jika kamu benar-benar berpisah dari Ajeng dan memilih kembali pada mantan pacar kamu itu"
Fadil tersenyum santai mendengar itu, sebenarnya dia tahu apa yang akan terjadi jika memang dirinya memilih untuk berpisah dengan Putri Ajeng dan memilih untuk kembali pada Yara. Tapi Fadil benar-benar tidak akan mem[erdulikan apapun lagi jika memang benar hasil dari tes DNA itu tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan.
"Aku sudah memikirkan semuanya Pi, maaf jika memang Ajeng mengandung anak saya dengan yakin seratus persen. Kenapa Papi sudah ketakutan dan gelisah dari sekarang. Bahkan sudah mempertanyakan tentang perpisahan aku dengan Ajeng. Padahal 'kan Papi juga tahu kalau aku akan berpisah dengan Ajeng jika memang hasil tesnya tidak sesuai dengan apa yang di harapkan, atau memang hasil tesnya seperti itu ya?"
Bimo tidak menjawab, dia hanya diam saja mendengar ucapan Fadil barusan.
#######
Yara terbangun pagi ini, masih di ruangan pasien. Dia memiringkan tubuhnya dan melihat Keanu yang sedang tertidur di atas sofa. Wajahnya yang terlihat begitu tenang dalam tidurnya. Terkadang Yara selalu merasa bersalah karena dia telah membuat Keanu selalu kerepotan dengan Yara yang sakit.
Tapi sampai saat ini Yara masih belum mempunyai perasaan apapun pada Keanu. Entahlah,, seolah hatinya itu terkunci dengan luka yang terjadi karena Fadil. Hatinya juga hanya mencintai Fadil. Masih belumterbuka untuk siapa pun.
"Maafkan aku Mas, karena sampai saat ini aku belum bisa membuka hatiku unutkmu" lirihnya
Yara berbalik, dia menatap langit-langit ruangan ini. Rasanya semuanya sudah banyak dia lalui dengan Fadil. Dari sejak dia kenal dengan Fadil dan kini telah berpacaran dengan Fadil. Sampai dia yang mengkhianati Yara, membuat saat ini Yara tidak bisa melakukan apapun. Yara yang tidak mempunyai tempat kosong lain di hatinya untuk cinta yang baru. Yara benar-benar sudah memberikan cintanya pada Fadil.
Aku memang bodoh, tapi apa sebuah perasaan bisa di paksa? Aku tahu jika suatu saat nanti mungkin aku akan bisa melupakannya. Tapi untuk saat ini, semua kenangan bersamanya tidak bisa hilang dari ingatan.
Ketulusan yang Yara punya, hingga dia hanya bisa mencintai Fadil dengan tulus. Hingga dia tidak mempunyai ruang kosong untuk cinta yang lain saat ini. Entah ampai kapan Yara akan terjebak dengan perasaannya ini. Entah sampai kapan dia akan terjebak dengan cintanya yang tidak hilang untuk Fadil.
"Loh Ra, kamu sudah bangun ya"
Yara menoleh ke arah Keanu yang ternyata sudah terbangun dan sedang duduk di atas sofa. Yara tersenyum padanya. "Mas kenapa tidak pulang saja? Aku biasa sendiri kok, lagian sebentar lagi aku akan pulang"
Setiap habis melakukan kemoterapi, maka Yara harus tinggal satu malam di rumah sakit. Semuanya karena memang dia harus memulihkan dirinya pasca perngobatan.
"Tidak papa Ra, lagian aku juga tidak ada pekerjaan hari ini"
Keanu berjalan menghampiri ranjang pasien yang di tempati oleh Yara. Dia mengelus kepala Yara dengan penuh kelembutan. "Cepet sembuh ya, kalau kamu sembuh aku akan menepati janjiku padamu"
Yara hanya tersenyum tipis mendengar itu, dia juga tidak yakin dengan dirinya sendiri. Yara tidak yakin kalau dia bisa sembuh.
Janji yang Keanu uacapkan saat itu, dia yang akan membantu Yara untuk mendapatkan kembali Fadil jika Yara bisa sembuh. Tapi sebenarnya Yara juga tidak yakin bisa sembuh. Masalah Fadil, dia juga tidak yakin kalau pria itu akan bisa kembali lagi padanya. Sementara dia juga sudah menikah dan akan segera mempunyai anak.
"Mas, sebaiknya mari kita mencoba untuk lebih dekat lagi. Rasanya terlalu egois jika aku malah menginginkan pria yang jelas sudah menjadi suami orang, sementara ada pria baik hati yang selalu ada untuk aku. Mari kita mencobanya"
Entah ini adalah sebuah keputusan yang benar atau tidak. Yara yang memilih untuk mencoba memulai hubungan baru dengan Keanu, di saat hatinya masih milik Fadil. Tapi, Yara juga tidak akan tega jika dia harus melihat Keanu menepati janjinya sementara dia tidak punya kesempatan untuk bersama dengan Yara.
Keanu juga begitu terkejut dengan apa yang di ucapkan Yara barusan. Dia menatap Yara dengan tatapan tidak percaya. "Yara, kamu jangan bercanda. Aku tidak papa jika hanya menjadi teman kamu saja. Jangan membohongi hatimu sendiri Yara"
Yara bangun dan duduk di atas ranjang pasien, menatap Keanu dengan tersenyum hangat. "Kita coba saja dulu Mas, siapa tahu dengan seiringnya waktu ak bisa jatuh cinta sama Mas. Sekarang kita jalani saja dulu"
Bersambung