Novel ini adalah Spin-Off dari Novel yang berjudul "Terpaksa Menikahi Putri Mafia."
Kekecewaan dari kedua orang tua dan seluruh keluarga membuat Aurora Belle Fazila Alberto Harus dipindahkan ke pesantren sebab hampir saja gadis itu diperkosa oleh preman saat ingin menemui dokter Davin.
Merasa ditipu oleh dokter Davin, Fazila memutuskan untuk tidak pernah mau bertemu dengan pria itu lagi padahal yang terjadi hanyalah rekayasa Tantri saja, suster yang bekerja pada dokter Davin.
Bagaimana Fazila menjalani hidupnya di pesantren dan bagaimana dua orang ini bisa bertemu kembali?
Yuk simak kisahnya dalam novel ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imamah Nur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Rencana Perjodohan
"Menantu, maaf siapa yang menantu ya?" tanya Fazila sambil celingukan mencari orang lain yang ada di sekitar dirinya selain orang-orang yang dilihatnya tadi.
"Maksud Nyai itu kamu Chila," ucap Isyana menyadarkan putrinya bahwa yang dipanggil menantu oleh Nyai Fatimah adalah Fazila sendiri.
"Kita hanya teman ya Izzam, lagipula kita terlalu muda untuk menjalin hubungan," ucap Fazila sambil menatap wajah Izzam seolah mencari persetujuan dari pria tersebut.
Pria yang ditatapnya hanya menunduk sambil mengangguk.
"Teman atau teman? Ingat ya di pesantren ini tidak diperkenankan pacaran karena dalam agama kita dilarang!" tegas Nyai Fatimah.
Mendengar perkataan Nyai Fatimah Fazila langsung terbelalak.
"Chila tidak sopan memandang Nyai seperti itu!" tegur Isyana.
Fazila langsung menunduk.
"Maksud Nyai apa?" tanyanya dengan suara yang lirih. Gadis itu masih penasaran sedangkan Isyana hanya terlihat menggaruk rambutnya yang berada dalam hijab.
"Kau bisa lihat ini," ucap Nyai Fatimah sambil menyodorkan ponselnya pada Fazila.
Dengan hati-hati Fazila meraih ponsel tersebut lalu melihat apa yang ada di dalamnya. Matanya reflek melotot dan mulutnya menganga melihat foto yang terpampang di galeri.
"Tutup mulutmu Chila, nanti ada lalat masuk!" perintah Isyana yang langsung dilakukan oleh Fazila.
"Ini tidak mungkin," gumam Fazila dengan ekspresi yang terlihat syok. Bagaimana bisa foto dirinya dengan Izzam terkirim ke Nyai Fatimah sedangkan yang di ponsel Heni sudah dia hapus.
"Tidak mungkin apanya? Kamu sama Izzam ngapain begituan?"
"Itu ... itu ... Nyai ... sebenarnya ini semua hanya salah paham, ya kan Izzam?"
Izzam yang ditanya masih saja berekspresi sama. Mengangguk sambil menunduk.
"Idih, apa salahnya sih mengangkat wajah dan mengeluarkan suara!" kesal Fazila pada Izzam.
"Putra saya memang begitu Nak Chila, jadi dia orangnya pendiam," jelas Mentari.
"Iya Tante, tapi tidak ada inisiatif untuk menjelaskan. Masa diam saja melihat kesalahpahaman ini. Kalau begini caranya bisa jadi fitnah ini."
"Kamu saja yang menjelaskan Chila. Saya tadi sudah berusaha menjelaskan, tetapi tidak ada yang percaya," terang Izzam sambil menatap wajah Mentari dengan dengan ekspresi yang terlihat kecewa karena umminya itu sekarang seolah juga tidak bisa percaya pada Izzam.
"Baiklah kalau begitu izinkan saya untuk menjelaskan," ucap Fazila.
"Silahkan," sahut Bu Nyai.
Fazila mengangguk dan menjelaskan semuanya. Tadinya dia ingin menutupi alasan dirinya menghilang karena malu pada semua orang yang hadir di tempat sekarang. Namun, itu sepertinya beresiko akan membuat mereka semakin menyangka kalau dirinya memang ada main dengan Izzam.
"Benar, kamu tidak berbohong? Kalau sampai berbohong tahu sendiri resikonya, bukan?" tanya Nyai Fatimah untuk memastikan gadis itu benar-benar berkata dengan jujur.
"Sumpah demi Allah Nyai. Saya rela mati ditabrak kalau memang sekarang ini berbohong," ucap Fazila dengan mantap.
"Rela ditabrak apa dulu? Kalau ditabrak kucing mah saya juga berani," ujar Gus Firdaus sambil tersenyum ke arah Fazila.
"Gus!" protes Fazila sehingga membuat pria di belakangnya terkekeh menahan tawa.
"Mau ditabrak apapun nggak baik Gus, 'kan sumpahnya mati ditabrak. Jadi mau ditabrak motor kek, mobil kek, kucing kek, ayam kek. Ya tetap aja mati," kesal Fazila. Dirinya merasa terganggu karena lagi serius-seriusnya, pria di belakangnya malah menyela pembicaraan. Berasa kayak nonton sinetron di televisi pas seru-serunya tiba-tiba muncul iklan. Iya kalau iklannya bagus, kalau tidak? Jenuh rasanya menunggu.
Brak.
Tiba-tiba ada kucing yang menabrak kaki Gus Firdaus lalu oleng ke sisi kiri pria itu. Beberapa saat kemudian terlihat pingsan dan Gus Firdaus mencoba meraihnya.
"Jadi kau kabur karena tidak bisa hafal?" tanya Zidane yang sedari tadi tidak begitu memperhatikan Fazila dengan yang lainnya karena dia sendiri lebih fokus berbicara pada Bintang tentang perusahaan mereka.
Fazila langsung mengangguk.
"Bagaimana ya? Padahal kedua Abang kamu dulu pas masih kecil sampai sebesar kamu daya ingatnya kuat banget."
"Jangan bandingin aku dengan mereka dong Pa!"
"Maaf, tapi bagaimana kalau kami semua menjodohkanmu dengan Izzam?"
Fazila syok mendengar perkataan yang seperti itu dari papa kesayangannya.
"Tidak mau Pa," sahut Fazila sambil menggeleng dengan kuat.
"Kenapa? Nanti kalau kalian menikah kan anakmu bisa mewarisi kepandaian Izzam?"
"Tidak mau, Chila tidak mau menikah!" seru Fazila.
"Hei siapa yang akan menikahkan kalian? Kami semua sudah berembug, dan untuk saat ini bertunangan saja dulu."
"Papa, Chila tidak mau!" teriak Fazila membuat semua orang yang mendengar suaranya menjadikan kaget.
Bersambung.
tp itu salah davin yg gk nutup pintu nih pasti 🤣
tp klo beneran itu kenyaannya berarti aku yg bo doh 🤣🤣
harap maklum pemirsah krn mas davin lg panik jd gk kekontrol 🤭
jlnmu masih panjang masih byk perempuan yg jauh lebih cantik dn lebih naik dari si bovil chila 🤣