Raina hanya ingin mengisi waktunya di malam hari dengan membaca novel romantis sebelum tidur. Tapi siapa sangka, novel berjudul “Pengantin Bayangan Sang Antagonis” itu akan menjadi akhir dari hidup lamanya. Sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawanya—dan saat ia membuka mata, ia bukan lagi Raina. Ia kini menjadi Ayla, karakter figuran yang hanya muncul di dua bab novel… sebagai istri sang antagonis pria yang hendak menceraikannya.
Namun yang lebih mengejutkan bukan hanya reinkarnasinya, melainkan sistem misterius bernama “Sistem Gosip” yang kini bersarang di benaknya. Sistem ini memberinya informasi rahasia paling update, tentang siapa pun di dalam dunia ini. Skandal, rahasia kelam, kebohongan, semuanya tersedia.
Sayangnya, ada satu efek samping yang tidak disebutkan: setiap bisikan hatinya bisa didengar oleh suaminya sendiri—Kael Arvane, pria dingin dan penuh ambisi yang menjadi antagonis utama dalam novel itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandri Ratuloly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesaksian dan Kehancuran
Sorotan kamera memenuhi ruang sidang. Berita tentang persidangan terbuka terhadap Leona Mayanda menyebar dengan cepat, menarik perhatian masyarakat dan media nasional. Kael duduk di barisan depan, mengenakan setelan hitam kelam. Di sampingnya, aku berdiri tenang. Jantung ku berdetak cepat, tapi wajah ku harus tetap tegar.
Martin melangkah ke mimbar saksi dengan langkah pelan namun mantap. Wajahnya bersih, rambutnya dipangkas rapi. Ia menatap hakim dengan mata jernih sebelum bersumpah.
"Aku, Martin Elvano, menyatakan bahwa aku adalah korban dari manipulasi dan penahanan ilegal oleh Leona Arvane."
Seisi ruangan bergemuruh. Beberapa wartawan berdiri, mencoba merekam lebih dekat.
"Aku tidak pernah menjalin hubungan terlarang dengan Nyonya Ayla. Semua bukti yang disebar Leona adalah hasil rekayasa—rekaman suara yang disunting, dan foto yang di jepret secara diam-diam lalu diedit."
Kael menggenggam tangan ku. Ia tidak berkata apa-apa, tapi genggaman itu mengatakan segalanya: Akhirnya, kebenaran mulai terlihat.
Sementara itu, Leona duduk di kursi terdakwa. Ia tampak tetap anggun, namun tidak bisa menyembunyikan kilat kegelisahan di matanya. Setiap kalimat yang diucapkan Martin seperti menghantam pertahanannya satu per satu.
[Sistem Gosip: Reputasi Leona -50%… Publik mulai meragukan kredibilitasnya.]
Aku berbisik dalam hati, ‘‘Kau pikir tak ada yang tahu permainan kotor mu, Leona?’
Suara Kael langsung terdengar lirih di telinga ku, Dan aku tahu isi hati itu sekarang. Terima kasih sudah bertahan.
Pipi ku memerah. “Kau dengar itu?”
Kael menoleh dengan senyum kecil. “Kau lupa ya? Sekarang hati mu bukan tempat rahasia lagi.”
Saat persidangan berlanjut, bukti demi bukti ditampilkan. Rekaman transaksi rahasia antara yayasan milik Leona dan Ardyn Group, pesan-pesan bernada manipulatif kepada Martin, serta laporan medis palsu yang digunakannya untuk menahan Martin di tempat rehabilitasi.
“Ini bukan hanya pencemaran nama baik, Yang Mulia,” ucap pengacara Kael. “Ini sabotase, penipuan, bahkan penyanderaan.”
Leona akhirnya berdiri. “Semua itu bohong! Aku hanya ingin melindungi nama Arvane. Aku hanya…”
“Melindungi diri mu sendiri,” sela Kael dengan dingin.
Semua mata tertuju padanya.
“Selama ini, kau memanipulasi semua orang demi ambisi, mu. Tapi kau lupa satu hal…” Kael memutar badan, menatap ku, “…orang yang kau anggap paling lemah, justru yang akan menghancurkan rencana, mu.”
Di luar sidang, media membanjiri pintu pengadilan.
"Ayla, apakah benar Anda menjadi target fitnah sejak awal pernikahan?"
"Ayla, bagaimana rasanya di bela oleh suami yang dulu ingin menceraikan Anda?"
Aku menatap kamera, lalu menjawab, “Kadang, kebenaran membutuhkan waktu untuk terungkap. Tapi selama kita tetap berdiri di sisi yang benar, tak ada fitnah yang bisa menjatuhkan.”
Malam harinya, di rumah Arvane...
Kael dan aku duduk berdampingan di balkon, seperti malam-malam sebelumnya. Angin malam berembus lembut, membawa aroma hujan yang baru turun.
“Kalau semua ini selesai… kamu mau apa?” tanyanya tiba-tiba.
Aku berpikir sejenak. “Aku ingin menulis buku. Tentang ini semua. Tentang wanita yang di remehkan tapi bangkit, tentang sistem gosip yang mengubah hidup, dan tentang suami yang... akhirnya mendengar isi hati istrinya.”
Kael tertawa. “Pastikan kau tak menuliskan semua isi hati mu ya. Terlalu banyak komentar tentang perut ku yang kencang dan wajah galak yang ternyata tampan.”
Aku tergelak. “Itu hanya... efek kamu terlalu sering mendengar suara dalam kepala, ku.”
Dia menatap ku lekat-lekat. “Tapi aku senang bisa mendengarnya. Karena itu suara paling jujur yang pernah ku dengar.”
Satu minggu kemudian…
Pengadilan menjatuhkan vonis kepada Leona. Hukuman lima tahun penjara dan denda atas penyebaran informasi palsu dan penyanderaan ilegal. Leona, untuk pertama kalinya, tampak kalah. Sorot matanya tidak lagi tajam— melainkan kosong.
Saat dia dibawa keluar gedung pengadilan, ia melirik ku sekilas. Tidak ada kata-kata, hanya tatapan penuh dendam. Tapi aku tak gentar.
[Sistem Gosip: “Leona: Ancaman belum berakhir. Hati-hati pada tangan ketiga.”]
Aku mengernyit. ‘‘Tangan ketiga?’
Kael menoleh cepat. “Apa yang kamu pikirkan?”
Aku menggigit bibir. “Sistem bilang... Leona belum habis. Ada ‘tangan ketiga’.”
Kael mengerutkan kening. “Kita harus selidiki. Tapi untuk malam ini, kau aman.”
Malam itu, Kael menyandarkan kepalanya di bahu, ku.
“Aku tidak pernah menyangka akan berjuang di sisi orang yang dulu ku pikir hanya bayangan dalam rumah, ku. Tapi ternyata… kamu cahaya yang kupikir telah lama padam.”
Aku memejamkan mata. “Dan kamu… bukan lagi antagonis dalam cerita ini. Tapi pria yang mau membuka telinga… dan hatinya.”