NovelToon NovelToon
Misteri Desa Lagan

Misteri Desa Lagan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Hantu / Tumbal
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: rozh

Saddam dan teman-temannya pergi ke desa Lagan untuk praktek lapangan demi tugas sekolah. Namun, mereka segera menyadari bahwa desa itu dihantui oleh kekuatan gaib yang aneh dan menakutkan. Mereka harus mencari cara untuk menghadapi kekuatan gaib dan keluar dari desa itu dengan selamat. Apakah mereka dapat menemukan jalan keluar yang aman atau terjebak dalam desa itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rozh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27. Ingin Masuk Kembali

Saddam dan teman-temannya memutuskan untuk menunggu bus, namun tak ada bus yang berhenti, saat dia mencoba naik ojek ke desa sebelah agar disana menunggu bus, ada saja kendalanya, ban motor bocor lah, mogok, rusak. Hingga akhirnya, mereka berempat melihat sosok itu.

"Ha ... Han— hantuuuuuu!" Diro untuk pertama kalinya melihat sosok itu tergagap, pipis di celana dan langsung pingsan ketakutan.

Saat itu Bang Hendra muncul. "Kenapa kalian hendak keluar dari desa ini diam-diam? Bahkan tega sekali kalian ingin meninggalkan guru kalian?"

Viko segera membangunkan Diro yang tengah pingsan, menemani pemuda itu mengganti celananya yang basah karena air kencingnya sendiri.

"Bukan begitu Bang, kami butuh menjemput sesuatu, kalau kami berniat pergi kabur, tentu saja kami membawa barang-barang kami, tas minimal 'kan?" Agung menjawab pertanyaan Bang Hendra.

"Oh, begitu."

"Iya, Bang. Rencananya mau balik hari aja karena butuh banget, kami aja gak sempet minta izin sama Nek Raisyah dan Bang Irul, apalagi sama Pak Johan tempat kami praktek Bang," terang Agung.

Bang Hendra mengangguk paham. "Iya, juga ya. Emang kalian mau jemput apa?" tanyanya.

"Tadinya mau jemput buku praktek penting banget sama beberapa pakaian, dan mau bawa bekal juga, rindu sama masakan ortu di kota, hehehe. Tapi, karena enggak bisa pulang, biar aja lah, nanti kita minta bantuan teman-teman yang di kota aja buat foto-fotoin isi bukunya, kirim ke pesan wa, Bang."

"Oh. Trus kalian mau ngapain lagi ini?" Bang Hendra menatap Saddam dan Agung.

"Palingan mau balik lagi ke rumah Nenek Raisyah Bang, ini juga udah mau sore," jawab Agung.

"Hm gitu. Ya udah, aku balik dulu. Lebih baik, kalian jangan meninggalkan desa, kalian tidak akan selamat, baik-baik lah di sini." Setelah berkata seperti itu, Bang Hendra pergi meninggalkan mereka berdua.

Tak lama, Viko dan Diro datang. Diro baru saja mengganti celananya di semak-semak sambil ketakutan.

"Dam, aku takut banget, sumpah deh aku gak mau tinggal lagi di desa ini, kita harus segera pulang Dam, Vik!" Diro merengek.

"Sssht! Diam lah Diro. Kita semua kan sudah mencoba dan berusaha sejak pagi, tapi gagal." Agung menghela nafas, menatap Diro yang ketakutan.

"Ayo, sekarang kita balik, kita pikirkan cara lain, besok!" ajak Viko.

Saddam tampak berpikir sejak tadi, dia hanya diam. Di sepanjang jalan, bahkan sampai di rumah Nek Raisyah tetap saja diam.

Diro berbisik pada mereka bertiga saat masuk rumah. "Kita malah kembali ke sarangnya, sumpah aku takut banget. Dari mana sih, Bu Anisa dapat rekomendasi desa dan rumah ini?"

"Sssht, udah Diro! Kita udah sampai. Ntar kedengeran. Iya kalo manusia yang denger, kalo setan gimana?" Viko menatap Diro.

"Anjiiir lu Vik!" Diro mengumpat kesal. "Kau nakutin aku, jelas aku udah takut, ditambahin!"

"Eh, kalian dari mana saja? Tadi Irul cari kalian?" Nek Raisyah menyambut mereka berempat.

"Eh, iya kah Nek? Kapan, jam berapa?" Agung bertanya.

"Siang tadi, jam makan. Katanya, kalian nggak jadi masuk kerja," balas Nek Raisyah.

"Hm, itu Nek, tadinya kami hendak ke kota menjemput sesuatu, mau balik hari aja, terburu-buru, gak sempat izin." Agung menjelaskan.

"Oh ya? Kalian dari kota?" Nek Raisyah tercengang.

Agung menggeleng.

"Lalu?"

"Entah kenapa, kami tak bisa pergi Nek. Bus gak berhenti, mau naik ojek, motornya mogok, rusak, bannya lah bocor, dan lainnya. Jadi, gak bisa balik kota hari ini." Agung berkata sambil meneliti ekspresi nenek.

Nek Raisyah menghela nafas. "Karena kalian sudah di tandai, makanya tak bisa pergi dengan mudah. Nenek akan berusaha membantu kalian, jangan khawatir ya. Selesai kalian praktek lapangan, mendapatkan nilai dari Johan. Nenek akan membantu kalian, kalian berdo'a saja ya." Nek Raisyah tersenyum lembut.

Mereka berempat tersenyum. "Makasih nek," jawab mereka, namun mereka curiga dan tak percaya.

"Ya sudah, ayo kalian makan dulu, nenek tadi menangkap siput di sawah dan juga dapat belut. Nenek goreng belut cabe hijau dan gulai siput, mari makan dulu. Nenek buat banyak loh," ajaknya.

"Iya, Nek."

Malam hari.

Saddam diam-diam berdiri di kamar nomor tiga sendirian, mengetuk pintu itu dan mencoba membukanya. Namun pintu itu tak mau dibuka.

"Biarkan aku masuk, aku ingin menyelesaikan membaca yang kemarin," ucap Saddam di daun pintu yang tertutup rapi itu.

Akan tetapi, tak ada respon. Saddam bertahan cukup lama di sana, namun tak ada reaksi.

Saddam balik ke kamar, mendapati Viko baru saja terbangun mengucek mata.

"Dari toilet Dam?" tanya Viko.

"Enggak, dari kamar nomor tiga," jawabnya.

Viko menatap Saddam. "Terjebak lagi?" tanyanya.

Saddam menggeleng, duduk ditepi ranjang. "Aku sendiri yang ingin masuk ke sana, tapi pintu itu tidak mau terbuka."

"Untuk apa, Dam?"

"Aku curiga, aku gak tenang Viko. Kita berlima harus kembali sehat dan selamat. Kita berlima gak salah, jadi gak seharusnya jadi korban atau ditandai. Aneh banget nggak sih, masa hantu bisa meneror manusia?"

"Iya, itu aneh dan nggak masuk akal Dam."

"Yang masuk ke akal aku, ada orang lain yang main ilmu hitam, kita harus menemukan dalangnya. Jika memang Nek Raisyah pelakunya, untuk apa?"

Viko mendekat ke arah Saddam. "Maksud kamu, kamu ragu lagi dan nggak yakin kalau nenek?"

"Kalau mengikat jiwa putrinya karena rindu dan kesepian, mungkin saja. Tapi nargetin kita sama Bu Anisa itu aneh. Lagian tadi dari cara dan ekspresi nenek, dia benar-benar ingin menolong kita kembali, tak ada kebohongan di sana. Dari cara beliau memikirkan kita, memasak untuk kita, rasanya tak mungkin beliau begitu tega, Vik."

Agung duduk, dia terbangun saat mendengar Saddam dan Viko berbicara. "Dam, jangan ragu, bukan kan dalam salah satu surat yang kami baca, di tulis jangan percaya orang yang terlihat baik dan dekat denganmu?" Agung menyahut dengan suara seraknya.

"Entahlah, aku bingung. Makanya, aku tadinya ingin masuk ke kamar itu, mencari sesuatu agar lebih yakin."

"Tapi itu bahaya Dam, gimana kalau kamu terjebak dan terperangkap di sana, atau pikiran kamu jadi berhalusinasi, kamu melukai dirimu? Kesurupan sendiri di kamar itu?" Agung duduk dan mendekat ke arah Saddam juga.

"Aku yakin baik-baik saja, Gung. Mental dan pikiranku cukup berani dan sehat, makanya aku ingin mencaritahu. Aku percaya, manusia adalah makhluk terkuat di muka bumi. Makhluk gaib tak bisa menyentuh dan menyakiti kita, selama pikiran kita masih berjalan normal."

"Benar, bagimana kalo dibuat kamu halusinasi?"

Saddam menatap Agung. "Aku cukup bangga memiliki iman di sini!" Saddam menunjuk dadanya.

"Hm, baiklah, tapi jangan pergi diam-diam. Ajaklah kami, jika bersama, setidaknya kita bisa saling bantu." Viko menepuk pundak Saddam.

"Iya, benar, Dam." Agung juga menepuk pundak Saddam.

1
ZasNov
Ga apa2, biar ga terlalu sunyi yang bikin serem 😆
ZasNov
Saddam beneran ga percaya sama hal mistis kayaknya. Padahal dia juga tadi liat Viko jadi2an..
ZasNov
Ya ampun, ngeri banget.. Kasian mereka semua..😭
ZasNov
Kayaknya anak sm cucu nenek, 2 dari 7 korban kecelakaan itu deh 🥺
ZasNov
Diro mulai diganggu, yang lain bakalan dapat giliran juga ga ya..
ZasNov
Aku masih positive thinking nih, mungkin yang dimaksud cucu2 itu kucingnya. Semoga.. 😖
ZasNov
Duh mereka baru dateng aja udah serem, gimana kedepannya 😖
ZasNov
Ngeri banget.. Apa arwah 7 orang korban itu gentayangan dan membuat banyak korban lainnya meninggal, ataukah ada penyebab lain ya..
Ubii
Yahh udah abis aja, penasaran banget sama kelanjutannya /Sob/ upp yg banyakk Thor!! semangat!!
Ubii
kpn up Thor?
Ubii
Sebenarnya gadis di foto itu siapa ya? kok muncul terus/Speechless/
Ubii
rarww /Skull/
Ubii
merinding, gak bisa bayangin /Sweat/
Ubii
keren ceritanya, dari sekian banyak yang aku baca, ini sangat menarik /Angry/ aku tunggu kelanjutannya ya!
Rozh: Oke, terimakasih, semoga suka dan terhibur sampai cerita ini tamat 🌹
total 1 replies
Ubii
lagi tegang-tegangnya malah di bikin ngakak/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!