NovelToon NovelToon
MANUSIA ABADI

MANUSIA ABADI

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Menjadi Pengusaha / Kultivasi Modern
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ahmad Taufik

Sebelum ada bintang, sebelum Bumi terbentuk, dia sudah ada.

Makhluk abadi tanpa nama, yang telah hidup melewati kelahiran galaksi dan kehancuran peradaban. Setelah miliaran tahun mengembara di jagat raya, ia memilih menetap di satu tempat kecil bernama Bumi — hanya untuk mengamati makhluk fana berkembang… lalu punah… lalu berkembang lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Taufik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali Menjadi Mahasiswa

Langit di atas pangkalan militer mulai menggelap, berganti malam yang sunyi. Namun di dalam markas besar Komando Timur, suasana justru semakin sibuk. Para perwira senior berkumpul di ruang rapat tertutup, membahas hasil misi yang baru saja selesai.

Peta lokasi laboratorium rahasia terpampang di layar besar. Video drone merekam kehancuran total fasilitas itu—rata dengan tanah. Namun perhatian mereka bukan pada ledakan, melainkan pada satu hal...

Sosok bayangan tunggal yang berjalan keluar dari kobaran api. Kamera termal merekamnya tanpa luka, tanpa kerusakan sedikit pun.

Sosok itu adalah Alex Chu.

Zhang Rui duduk di depan layar. Tatapannya tajam, namun bibirnya diam. Beberapa perwira berbisik pelan.

“Jadi, pria itu sendirian menghancurkan seluruh basis bawah tanah?”

“Bagaimana mungkin satu orang menahan tembakan, ledakan, bahkan senjata anti-personel tanpa pelindung?”

“Aku tak tahu... Tapi jika kita benar-benar memiliki dia di sisi kita, maka musuh tidak akan punya harapan menang.”

Zhang Rui mengangkat tangan. Ruangan langsung hening.

"Ini bukan pertama kalinya aku melihat kemampuan manusia di luar batas... tapi ini yang paling gila." Ia menatap layar. "Alex Chu… dia bukan hanya senjata berjalan. Dia teka-teki."

Sementara itu, jauh dari hiruk pikuk pangkalan militer...

---

Di Kota Jiangnan

Sebuah supercar hitam melaju mulus di jalan tol, masuk ke pusat kota yang masih ramai oleh lampu malam. Di balik kemudi, Alex Chu mengemudi tanpa ekspresi. Tidak ada rasa bangga, tidak ada beban. Seolah misi yang baru saja ia selesaikan hanyalah rutinitas biasa.

Ia berhenti di persimpangan besar, menatap layar jam digital di dashboard:

00:03 A.M

Lampu berubah hijau. Mobil kembali melaju.

Beberapa menit kemudian, ia memasuki kawasan elit pegunungan Qinglong

Kawasan elit yang tidak terbuka untuk umum.

Gerbang keamanan otomatis dengan pemindai biometrik berdiri di awal jalur privat. Saat mobil Alex mendekat, sistem mengenali kendaraan dan identitasnya, lalu membuka akses.

Mobil terus melaju ke atas, melewati deretan vila mewah milik orang-orang paling berpengaruh. Tapi tak satu pun dari vila-vila itu setinggi tujuannya.

Di titik tertinggi Pegunungan Qinglong, berdiri satu vila tunggal — megah, dingin, dan dikelilingi kabut tipis alami.

Supercar hitam itu meluncur masuk ke garasi bawah tanah vila.

Alex turun, membuka pintu masuk tanpa suara. Vila itu sunyi seperti biasa. Dinding kaca tinggi di ruang tamu memperlihatkan pemandangan malam kota dari kejauhan — kerlap-kerlip cahaya metropolitan terlihat kecil dari atas ketinggian

Langit malam tampak cerah dari balkon vila tertinggi di Qinglong. Angin dingin bertiup pelan, membawa suara sunyi yang hanya bisa dinikmati oleh mereka yang terbiasa hidup dalam keheningan.

Alex Chu berdiri lama di balkon, tubuh tegapnya menyatu dengan gelapnya malam. Matanya menatap jauh ke kaki langit kota, seolah sedang mengawasi semuanya dari atas — bukan sebagai bagian dari dunia itu, tapi seperti entitas yang berada di atasnya.

Setelah beberapa menit membisu, ia masuk ke dalam vila. Langkahnya pelan namun mantap, membelah ruang tamu mewah berdesain minimalis nan dingin. Ia menaruh ponselnya di atas meja kaca, lalu membuka lemari tersembunyi di dinding.

Di dalamnya, bukan senjata, bukan barang antik. Tapi tumpukan catatan manual, file misi rahasia, hingga foto-foto yang semuanya berasal dari masa lalu yang tak pernah diketahui siapa pun. Beberapa terlihat kusam dan sudah tua — ada yang bahkan berusia puluhan tahun.

Alex menarik satu berkas foto: seorang pria berambut perak yang sedang tersenyum lebar dengan seragam militer generasi lama. Ia menatapnya tanpa emosi, sebelum perlahan menyimpannya kembali.

> “Sudah terlalu banyak perang,” gumamnya dingin.

Ia lalu menuju lantai bawah tanah vila — tempat yang tak pernah dimasuki siapa pun selain dirinya.

Ruang itu gelap dan steril, penuh dengan layar monitor besar yang menyala biru, menampilkan peta dunia, statistik global, pergerakan keuangan rahasia, bahkan sandi militer dari berbagai negara.

Ia menatap layar selama beberapa saat. Lalu, hanya dengan satu ketukan ringan pada keyboard logam, semua data hilang, seolah-olah tidak pernah ada.

> “Tutup semua koneksi. Untuk saat ini… aku hanya mahasiswa,” katanya datar.

Setelah itu, Alex menuju kamar utamanya. Ia mandi dengan air dingin, mengenakan kaus hitam polos dan celana santai, lalu duduk di depan jendela kamar yang langsung menghadap lembah kota. Cangkir teh hangat terpegang di tangan kirinya.

Meski malam terasa hening, pikirannya terus bekerja. Dia teringat misi tadi, ekspresi Leng Yuran yang terpukul, dan tiga prajurit yang hampir mati. Ia tidak merasa bersalah, tapi ia menyimpan semuanya — seperti arsip dalam otaknya yang tak pernah rusak.

Matanya perlahan terpejam, bukan untuk tidur… tapi untuk beristirahat dalam mode waspada.

---

Pagi akan segera datang.

Dan seorang legenda akan kembali mengenakan jaket kampus, duduk diam di bangku paling belakang, menjadi 'mahasiswa biasa'.

1
Dah Leha
bagus dan menarik
Mít ướt
Kayak jadi ikut merasakan cerita yang dialami tokohnya.
Rizitos Bonitos
Tersentuh banget dengan kisah ini.
Azure
Terima kasih penulis hebat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!