DOKTER DAVIN DAN SANTRI BARBAR

DOKTER DAVIN DAN SANTRI BARBAR

Bab 1. Dokter Davin dan Chila 1

Aurora Belle Fazila Alberto Seorang gadis remaja berumur 15 tahun, putri dari pemilik perusahaan besar Dirgantara corporotion dengan Isyana Atmaja, salah seorang pemilik butik ternama kenamaan dalam negeri maupun Paris.

Dalam usinya yang masih belia gadis itu diam-diam menaksir seorang dokter yang sebenarnya pernah menyukai kakak iparnya sendiri. Chexil, istri dari kakaknya yang bernama Nathan.

"Nek dokter Davin nya ada?" tanya Fazila pada Nenek Salma.

"Loh menangnya dia belum bilang sama kamu bahwa dia dimutasi ke rumah sakit lain?"

"Nggak Nek dia tidak ada mengatakan apa-apa sama Chila."

"Kemarin dia katanya mau nelpon kamu. Memang Davin tidak menelpon?"

"Nggak ada, eh tapi tidak tahu juga sih Nek seminggu ini handphone Chila disita sama Mama gara-gara ketahuan bohong pas pulang

sekolah ada pelajaran tambahan padahal Chila ke sini."

"Nah itu mengapa kita tidak dianjurkan untuk berbohong. Kalau ketahuan ya itu akibatnya."

"Iya Nek, Chila paham. Nenek Salma tidak ikut sama dokter Davin?"

"Tidak paling sebulan dia pulang dan baru ngajak nenek ke sana. Katanya sebulan ini dia akan sibuk dan juga belum mencari rumah kontrakan."

"Oh ya sudah Nek kalau begitu Chila pulang saja. Nanti kalau dokter Davin kembali Nenek kasih tahu Chila ya!"

"Baiklah Nak, tapi kenapa tidak telepon saja sekarang?"

"Tidak aktif Nek, dari tadi Chila sudah berusaha menelpon."

"Tunggu biar Nenek yang coba." Nenek Salma menahan Fazila untuk pergi dan mencoba menelpon dokter Davin.

"Bagaimana Nek?"

"Benar katamu, tidak aktif."

Fazila mengangguk. "Ya sudah Nek Chila pulang saja. Dokter Davin pergi sendiri?"

"Tidak, sepertinya sama asistennya. Siapa namanya ya, Nenek lupa." Nenek Salma tampak berpikir.

"Apakah suster Tantri?"

"Iya-iya benar itu dia."

"Oh sama dia ya?" Fazila tampak kecewa. Gadis itu benar-benar tidak suka pada suster Tantri.

"Ada apa Nak?"

"Tidak apa-apa Nek. Fazila pergi ya, mari." Fazila membungkukkan badannya.

"Hati-hati Nak!" seru Nenek Salma.

"Iya Nek." Fazila berjalan keluar pekarangan. Pak sopir yang mengantarkannya tadi sudah pergi.

Fazila mengambil ponselnya hendak menelpon pak sopir agar kembali. Namun, dia melihat ada chat masuk ke dalam ponselnya.

Buru-buru Fazila mengecek. Dia tersenyum saat tahu siapa yang meng-chatnya. "Dokter Davin!" serunya girang.

[ Tadi kamu nelepon aku?]

[ Dokter jahat ih, nggak ngabarin aku kalau mau pergi]

[Sorry, tapi kalau kamu masih ingin bertemu denganku, kamu bisa datang kemari sebab aku belum keluar kota]

[ Memang Dokter masih dimana?]

[ Masih makan di kafe Venus, mau ke sini nggak? Kalau mau aku tunggu]

[ Kirimin alamatnya!]

[ ......]

[ Oke aku ke sana, tungguin ya!]

[Oke]

Buru-buru Fazila memasukkan ponsel kembali ke dalam tas dan menyetop taksi yang melintas di hadapannya. Dia meminta sopir taksi menuju kafe Venus.

Nan jauh di sana Suster Tantri tersenyum puas sambil meletakkan ponsel dokter Davin kembali. Namun, sebelum menaruh terlebih dahulu dia menghapus panggilan masuk dan chat dari Fazila maupun Nenek Salma.

"Mampus Lo."

Saat itu Dokter Davin memarkirkan mobilnya di tepi jalan raya dan dirinya singgah di masjid untuk menunaikan sholat dhuhur terlebih dahulu, sebelum melanjutkan perjalanan kembali. Sayangnya ponsel dokter Davin keluar dari kantong celana dan tertinggal di dalam mobil.

"Nona mencari kafe Venus yang mana ya Nona? Yang saya tahu yang ada di kota ini Venus itu nama gang."

"Mungkin Kafe itu terletak di gang Venus Pak."

"Mungkin saja sih, tapi saya tidak tahu."

"Katanya alamatnya ini Pak." Fazila menunjukan alamat yang dikirim oleh Suster Tantri tadi.

"Oh berarti memang benar itu tempatnya. Kalau perlu tahu Nona mau apa ke sana?" Sopir taksi merasa perlu tahu tujuan Fazila mengingat gadis itu masih memakai seragam sekolahnya.

"Menemui Abang saya Pak."

"Oh baiklah kalau begitu akan saya antar," ujar sopir dan melanjutkan perjalanannya.

"Di sini Nona tempatnya."

"Baik Pak terima kasih."

Fazila membayar ongkos sesuai yang tertera di taksi meter lalu turun dari taksi.

"Hati-hati Nona." Setelah mengatakan itu sopir taksi pun melajukan mobilnya kembali.

Fazila celingukan mencari tempat yang dimaksud oleh dokter Davin.

"Tempat apa ini?" Yang Fazila lihat itu seperti perkampungan kumuh. Tidak ada tanda-tanda adanya Kafe di sana.

"Ada mangsa nih." Beberapa preman berjalan ke arah Fazila dan mengerubunginya.

"Mau apa kalian?" Fazila berjalan mundur dan ketakutan.

"Serahkan tas elo!"

"Cincinnya juga!"

"Mana boleh, ini pemberian bang Tris," gumam Fazila sambil memegang jarinya.

"Kamu pikir kami perduli? Serahkan atau kau mati!" seru salah satu dari mereka sambil menaruh tangannya di depan leher secara telentang seperti orang yang mau menyembelih.

"Tidak aku tidak mau."

"Serahkan baik-baik atau kita ambil paksa!"

"Tidak ini milikku," bentak Fazila sambil memegang erat tasnya.

"Hahaha ... dia ngotot. Rupanya dia ingin mempermainkan kesabaran kita. Eksekusi!" perintahnya pada yang lain.

"Tolong!" Fazila berteriak kencang.

"Hahaha, dia minta tolong."

"Hei anak kecil di sini tidak akan ada yang mampu menolongmu. Berteriaklah! Berteriak!"

Tubuh Fazila nampak gemetar. Salah satu orang dari mereka berjalan ke depan dan mendekat ke arahnya.

"Jangan mendekat! Kalau tidak orang-orang Papa akan menghabisi kalian semua!" teriak Fazila dan itu membuat semua preman merasa lucu hingga tertawa terpingkal-pingkal.

"Anak Papa rupanya dia, hahaha."

"Hei anak kecil, kamu pikir kami takut sama ancamanmu? Sana panggil buruan!"

"Hahaha."

"Tolong!" teriak Fazila lagi.

Seseorang mendekat dan langsung menyentak tas Fazila sedang yang lainnya langsung mencekal tangan gadis itu dan menarik cincin di jari Fazila dengan kasar.

"Auw sakit." Gadis itu mengadu dan meringis.

Setelah mendapatkan apa yang diinginkan para preman tersebut langsung kabur.

Namun, saat langkah mereka belum jauh, mereka berhenti dan berbisik satu sama lain.

Tak lama kemudian mereka berbalik.

"Mau apa kalian?" Fazila masih tampak ketakutan dan gemetar.

"Kayaknya body lo bagus juga deh girl." Seorang preman mengedipkan mata dan kembali mendekat. Fazila langsung kabur melihat gelagat yang aneh di wajah pria itu.

"Kejar! Kejar! Kejar!" perintahnya pada yang lain.

Beberapa preman pun langsung mengejar Fazila.

Aksi kejar-kejaran pun terjadi hingga Fazila merasa letih dan tidak punya tenaga lagi.

"Ya Tuhan kirimkan siapapun yang bisa menolongku," gumam gadis itu saat melihat di tempat itu masih sepi. Fazila duduk berjongkok sebentar. Nafasnya sudah terdengar ngos-ngosan.

"Itu dia!" Beberapa preman langsung berlari ke arah Fazila dan mengepungnya. Fazila masih saja memberontak, tetapi sayang tenaganya lemah sudah.

"Aku serahkan padamu Tuhan." Gadis itu sudah pasrah.

"Hei! Hei! Mau apa kalian?"

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

di awal udh bikin gemes nih si antagonis 😏😏

2024-10-30

1

Dewi Anggya

Dewi Anggya

mampiiiiir..... cerita awal yg menarik 😘😘👌

2023-11-13

1

maulana ya_manna

maulana ya_manna

mampir thorr

2023-10-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Dokter Davin dan Chila 1
2 Bab 2. Dokter Davin dan Chila 2
3 Bab 3. Dokter Davin dan Chila 3( Hari Pertama di Pesantren)
4 Bab 4. Dokter Davin dan Chila 4
5 Bab 5. Dokter Davin dan Chila 5
6 Bab 6. Dokter Davin dan Chila 6
7 Bab 7. Dokter Davin dan Chila 7
8 Bab 8. Dokter Davin dan Chila 8
9 Bab 9. Dokter Davin dan Chila 9
10 Bab 10. Dokter Davin dan Chila 10
11 Bab 11. Dokter Davin dan Chila 11
12 Bab 12. Dokter Davin dan Chila 12.
13 Bab 13. Dokter Davin dan Chila 13
14 Bab 14. Dokter Davin dan Chila 14
15 Bab 15. Dokter Davin dan Chila 15.
16 Bab 16. Dokter Davin dan Chila 16.
17 Bab 17. Dokter Davin dan Chila 17
18 Bab 18. Dokter Davin dan Chila 18.
19 Bab 19. Dokter Davin dan Chila 19.
20 Bab 20. Dokter Davin dan Chila 20.
21 Bab 21. Dokter Davin dan Chila 21.
22 Bab 22. Dokter Davin dan Chila 22
23 Bab 23. Dokter Davin dan Chila 23
24 Bab 24. Dokter Davin dan Chila 24
25 Bab 25. Dokter Davin dan Chila 25
26 Bab 26. Rencana Perjodohan
27 Bab 27. Dokter Davin dan Chila 27
28 Bab 28. Dokter Davin dan Chila 28
29 Bab 29 Dokter Davin dan Chila 29
30 Bab 30. Ketahuan
31 Bab 31. Terlambat
32 Bab 32. Kiriman
33 Bab 33. Bertemu
34 Bab 34. Bertemu Lagi
35 Bab 35. Lamaran Tiba-tiba
36 Bab 36. Penolakan
37 Bab 37. Curhat
38 Bab 38. Undangan Pernikahan
39 Bab 39. Ikhlas
40 Bab 40. Adik Yang Menjengkelkan
41 Bab 41. Permintaan Chila
42 Bab 42. Kecewa
43 Bab 43. Gundah Gulana
44 Bab 44. Sebelum Terlambat
45 Bab 45. Bertemu Suster Tantri
46 Bab 46. Ketahuan
47 Bab 47. Waktu Terakhir
48 Bab 48. Pingsan
49 Bab 49. Sakit
50 Bab 50. Dokter Cinta
51 Bab 51. Mencari Dokter Davin
52 Bab 52. Curiga
53 Bab 53. Meminta Bantuan Dilvara
54 Bab 54. Ketemu
55 Bab 55. Kartu Nama
56 Bab 56. Menemui Dokter Davin
57 Bab 56. Bertemu Chila
58 Bab 58. Dokter Davin dan Chila
59 Bab 59. Penjelasan
60 Bab 60. Perseteruan
61 Bab 61. Perhatian
62 Bab 62. Alasan
63 Bab 63. Pembuktian
64 Bab 64. Ancaman
65 Bab 65. Gertakan
66 Bab 66. Berubah Pikiran
67 Bab 67. Restu
68 Bab 68. Bersemangat
69 Bab 69. Mencurigakan
70 Bab 70. Mengejar
71 Bab 71. Kangen
72 Bab 72. Botulinum Toxin
73 Bab 73. Rencana Lamaran
74 Bab 74. Insomnia
75 Bab 75. Kecewa
76 Bab 76. Sebuah Nasehat
77 Bab 78. Kecelakaan
78 Bsb 79. Saingan Baru
79 Bab 79. Belanja Bersama
80 Bab 80. Rasanya Ingin Menikah Saja
81 Bab 81. Cewek Matre
82 Bab 82. Perhatian
83 Bab 83. Hari Pertunangan
84 Bab 84. Hari Pertunangan (2)
85 Bab 85. Badmood
86 Bab 86. Marah
87 Bab 87. Ada Apa Sebenarnya?
88 Bab 88. Sikap Yang Aneh
89 Bab 89. Dari Hati ke Hati
90 Bab 90. Kebetulan Yang Disengaja
91 Bab 91. Penjelasan Suster Dinda
92 Bab 92. Kebanyakan Micin
93 Bab 93. Kembali ke Pesantren 1
94 Bab 94. Malu
95 Bab 95. Semakin Yakin
96 Bab 96. Mencari Perhatian
97 Bab 97. Pernyataan Cinta Dimas
98 Bab 98. Ada Yang Mengawasi
99 Bab 99. Rasa Takut
100 Bab 100. Mengerjai Dimas
101 Bab 101. Ukuran
102 Bab 102. Ngambek
103 Bab 103.Tiba di Pesantren
104 Bab 104. Kecewa
105 Bab 105. Perpisahan
106 Bab 106. Perasaan Izzam
107 Bab 107. Tertangkap Basah
108 Bab 108. Teror
109 Bab 109. Permintaan Maaf
110 Bab 110. Penuturan dokter Davin
111 Bab 111. Ada Yang Mengikuti
112 Bab 112. Penangkapan
113 Bab 113. Iseng
114 Bab 114. Hari Santri
115 Bab 115. Tragedi di Perkemahan.
116 Bab 116. Benar Hilang
117 Bab 117. Jejak
118 Bab 118. Aksi Penyelamatan 1
119 Bab 119. Aksi Penyelamatan 2
120 Bab 120. Penguntit
121 Bab 121. Surprise
122 Bab 122. Hari Pernikahan
123 Bab 123. Hari Pernikahan 2
124 Bab 124. Masih di Suasana Pesta
125 Bab 125. Gara-gara Kado Laknat
126 Bab 126. Seperti Digerebek.
127 Bab 127. Unboxing
128 Bab 128. Terciduk
129 Bab 129.
130 Bab 130. Tiket Bulan Madu
131 Bab 131. Bulan Madu
132 Bab 132. Masih Malu-malu
133 Bab 133. Hamil?
134 Bab 134. Pulang
135 Bab 135.
136 Bab 136. Kabar Baik
137 Bab 137. Ngidam
138 Bab 138.
139 Bab 139.
140 Bab 140.
141 Bab 141.
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Bab 1. Dokter Davin dan Chila 1
2
Bab 2. Dokter Davin dan Chila 2
3
Bab 3. Dokter Davin dan Chila 3( Hari Pertama di Pesantren)
4
Bab 4. Dokter Davin dan Chila 4
5
Bab 5. Dokter Davin dan Chila 5
6
Bab 6. Dokter Davin dan Chila 6
7
Bab 7. Dokter Davin dan Chila 7
8
Bab 8. Dokter Davin dan Chila 8
9
Bab 9. Dokter Davin dan Chila 9
10
Bab 10. Dokter Davin dan Chila 10
11
Bab 11. Dokter Davin dan Chila 11
12
Bab 12. Dokter Davin dan Chila 12.
13
Bab 13. Dokter Davin dan Chila 13
14
Bab 14. Dokter Davin dan Chila 14
15
Bab 15. Dokter Davin dan Chila 15.
16
Bab 16. Dokter Davin dan Chila 16.
17
Bab 17. Dokter Davin dan Chila 17
18
Bab 18. Dokter Davin dan Chila 18.
19
Bab 19. Dokter Davin dan Chila 19.
20
Bab 20. Dokter Davin dan Chila 20.
21
Bab 21. Dokter Davin dan Chila 21.
22
Bab 22. Dokter Davin dan Chila 22
23
Bab 23. Dokter Davin dan Chila 23
24
Bab 24. Dokter Davin dan Chila 24
25
Bab 25. Dokter Davin dan Chila 25
26
Bab 26. Rencana Perjodohan
27
Bab 27. Dokter Davin dan Chila 27
28
Bab 28. Dokter Davin dan Chila 28
29
Bab 29 Dokter Davin dan Chila 29
30
Bab 30. Ketahuan
31
Bab 31. Terlambat
32
Bab 32. Kiriman
33
Bab 33. Bertemu
34
Bab 34. Bertemu Lagi
35
Bab 35. Lamaran Tiba-tiba
36
Bab 36. Penolakan
37
Bab 37. Curhat
38
Bab 38. Undangan Pernikahan
39
Bab 39. Ikhlas
40
Bab 40. Adik Yang Menjengkelkan
41
Bab 41. Permintaan Chila
42
Bab 42. Kecewa
43
Bab 43. Gundah Gulana
44
Bab 44. Sebelum Terlambat
45
Bab 45. Bertemu Suster Tantri
46
Bab 46. Ketahuan
47
Bab 47. Waktu Terakhir
48
Bab 48. Pingsan
49
Bab 49. Sakit
50
Bab 50. Dokter Cinta
51
Bab 51. Mencari Dokter Davin
52
Bab 52. Curiga
53
Bab 53. Meminta Bantuan Dilvara
54
Bab 54. Ketemu
55
Bab 55. Kartu Nama
56
Bab 56. Menemui Dokter Davin
57
Bab 56. Bertemu Chila
58
Bab 58. Dokter Davin dan Chila
59
Bab 59. Penjelasan
60
Bab 60. Perseteruan
61
Bab 61. Perhatian
62
Bab 62. Alasan
63
Bab 63. Pembuktian
64
Bab 64. Ancaman
65
Bab 65. Gertakan
66
Bab 66. Berubah Pikiran
67
Bab 67. Restu
68
Bab 68. Bersemangat
69
Bab 69. Mencurigakan
70
Bab 70. Mengejar
71
Bab 71. Kangen
72
Bab 72. Botulinum Toxin
73
Bab 73. Rencana Lamaran
74
Bab 74. Insomnia
75
Bab 75. Kecewa
76
Bab 76. Sebuah Nasehat
77
Bab 78. Kecelakaan
78
Bsb 79. Saingan Baru
79
Bab 79. Belanja Bersama
80
Bab 80. Rasanya Ingin Menikah Saja
81
Bab 81. Cewek Matre
82
Bab 82. Perhatian
83
Bab 83. Hari Pertunangan
84
Bab 84. Hari Pertunangan (2)
85
Bab 85. Badmood
86
Bab 86. Marah
87
Bab 87. Ada Apa Sebenarnya?
88
Bab 88. Sikap Yang Aneh
89
Bab 89. Dari Hati ke Hati
90
Bab 90. Kebetulan Yang Disengaja
91
Bab 91. Penjelasan Suster Dinda
92
Bab 92. Kebanyakan Micin
93
Bab 93. Kembali ke Pesantren 1
94
Bab 94. Malu
95
Bab 95. Semakin Yakin
96
Bab 96. Mencari Perhatian
97
Bab 97. Pernyataan Cinta Dimas
98
Bab 98. Ada Yang Mengawasi
99
Bab 99. Rasa Takut
100
Bab 100. Mengerjai Dimas
101
Bab 101. Ukuran
102
Bab 102. Ngambek
103
Bab 103.Tiba di Pesantren
104
Bab 104. Kecewa
105
Bab 105. Perpisahan
106
Bab 106. Perasaan Izzam
107
Bab 107. Tertangkap Basah
108
Bab 108. Teror
109
Bab 109. Permintaan Maaf
110
Bab 110. Penuturan dokter Davin
111
Bab 111. Ada Yang Mengikuti
112
Bab 112. Penangkapan
113
Bab 113. Iseng
114
Bab 114. Hari Santri
115
Bab 115. Tragedi di Perkemahan.
116
Bab 116. Benar Hilang
117
Bab 117. Jejak
118
Bab 118. Aksi Penyelamatan 1
119
Bab 119. Aksi Penyelamatan 2
120
Bab 120. Penguntit
121
Bab 121. Surprise
122
Bab 122. Hari Pernikahan
123
Bab 123. Hari Pernikahan 2
124
Bab 124. Masih di Suasana Pesta
125
Bab 125. Gara-gara Kado Laknat
126
Bab 126. Seperti Digerebek.
127
Bab 127. Unboxing
128
Bab 128. Terciduk
129
Bab 129.
130
Bab 130. Tiket Bulan Madu
131
Bab 131. Bulan Madu
132
Bab 132. Masih Malu-malu
133
Bab 133. Hamil?
134
Bab 134. Pulang
135
Bab 135.
136
Bab 136. Kabar Baik
137
Bab 137. Ngidam
138
Bab 138.
139
Bab 139.
140
Bab 140.
141
Bab 141.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!