Bella mencintai Adrian dengan tulus, sosok pria nyaris sempurna yang Bella yakini juga mencintainya, tapi kenyataan tak seindah yang Bella bayangkan, cintanya bertepuk sebelah tangan dan parahnya sang pria mencintai orang terdekat Bella, merasa terkhianati Bella protes pada orang terdekatnya, namun kenapa sang Ibu yang berharti malaikat malah membelanya dan justru meminta Bella untuk menikahi Kakak Adrian? Akan kah pernikahan itu terjadi? Dan bagaimana nasib perasaan Bella terhadap Adrian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shinta Aryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Yang Harus Aku Celakai Dulu?
Bella melangkah percaya diri menuju ruangannya, ia semangat mengawali pekerjaannya di awal minggu ini. Suara ketukan dipintu mengalihkan perhatian Bella dari fokusnya pada layar laptop
“Permisi Nyonya Bella, saya diminta oleh Tuan Adam untuk mengantarkan ini” ucap seorang perempuan yang masuk ke ruangan Bella sambil menyodorkan sebuah map
“Kau siapa?” Tanya bella mengerutkan keningnya, baru pertama kali melihat wanita itu di kantornya Adam
“Saya Anna sekretarisnya Tuan Adam, Nyonya” sahut Anna diakhiri dengan senyuman manisnya
“Sekretaris Adam?” Batin Bella sedikit terkejut, bukannya apa tapi Bella tak menyangka kalau penampilan sekretaris Adam jauh dari bayangannya dimana Bella membayangkan seorang perempuan cantik dengan tubuh yang sexy dan baju yang super minim, sedang Anna sangat - sangat sederhana, berkaca mata tebal, rambutnya ia kuncir kuda, bajunya sangat sopan jauh dari kata sexy
Anna bisa melihat keheranan di wajah Bella, “Apa kau terkejut saat tahu kalau aku adalah sekretaris Tuan Adam Nyonya? Aku memang tak seperti kebanyakan sekretaris perusahaan besar, Tuan Adam tidak memilih karyawannya berdasarkan penampilan, tapi berdasarkan hasil kerja dan kedisiplinannya” Anna menjelaskan panjang lebar dengan bangga
“Ah.. aku tidak bermaksud begitu Anna, maaf” ucap Bella tak enak hati
“Ahahaha.. tidak apa - apa Nyonya, semua orang juga berpikir seperti Nyonya, bahkan ada yang terang - terangan meminta Tuan Adam untuk mengganti saya dengan sekretaris yang lebih cantik dan berpakaian sexy karena saya dianggap tidak pantas mendampingi Tuan Adam sebagai sekretarisnya, tapi syukurlah hingga saat ini Tuan Adam mempertahankan saya” sahut Anna
“Aku senang Adam mempertahankanmu, sangat tidak bijak jika melihat seseorang berdasarkan penampilannya saja, lagipula menurutku kau cantik Anna” ucap Bella ramah
Anna tersipu malu mendengar pujian Bella, “terima kasih Nyonya, Nyonya memang benar - benar sesuai dengan selera Tuan Adam” Anna memberanikan diri untuk mengakrabkan diri dengan Bella mengetahui ternyata istri bos besarnya itu baik hati
Jemari Bella yang sedang menari di atas keyboard laptopnya terhenti, rasa penasaran kini menelisiknya, “Selera Adam?” Tanya Bella, “memang seperti apa selera Adam?” Tambah Bella ingin tahu
Anna melangkah lebih dekat ke arah Bella, “Tuan Adam suka dengan wanita yang cerdas, baik hati, dan tanpa riasan tebal, seperti Nyonya” sahutnya, entah kenapa pipi Bella memerah malu, debaran jantungnya pun kini tak karuan
“Tuan Adam tidak menyukai wanita yang berbedak tebal dengan baju yang membentuk lekuk tubuhnya, Tuan Adam juga sangat tidak menyukai wanita yang agresif mendekatinya” sahut Anna, “Nyonya tahu, seperti wanita - wanita di departemen pemasaran itu” tambah Anna setengah berbisik, ah iya Bella ingat barisan wanita cantik dengan riasan tebal dan berbaju sexy yang meliriknya tajam saat hari pertama Bella bekerja
“Apa mereka mendekati Adam?” Telisik Bella, Anna mengangguk
“Sudah cukup lama mereka mengejar Tuan Adam, tapi Tuan Adam tidak menggubris, beberapa diantaranya akhirnya menjalin hubungan dengan Tuan Adrian sebelum Tuan Adrian menikah, sepertinya Tuan Adrian hanya pelarian mereka saja” sambung Anna, Anna lalu sontak menutup mulutnya ketika sadar ia tengah berbicara dengan adik iparnya Adrian
“M - maaf Nyonya, saya sudah lancang” ucapnya penuh penyesalan
“Tidak apa - apa, aku mengerti, kau tenanglah!” Sahut Bella, ia lalu membuka map yang diberikan oleh Anna tadi, dahi Bella mengerut begitu membaca dokumen di dalamnya
“Apa ini Anna?” Tanya Bella tak mengerti
“Itu adalah hal - hal yang harus Nyonya pelajari sebelum rapat direksi satu minggu lagi, Tuan Adam yakin kalau anggota direksi pendukung Tuan Adrian akan mencoba menjatuhkan Nyonya lagi nanti” sahut Anna
Bella menghela napasnya dan mendaratkan punggungnya di sandaran kursi, bagaimana ia bisa mempelajari sebanyak itu dalam waktu hanya satu minggu? Bella frustasi menyugar rambutnya
“Apa kau tahu dimana asisten Wang sekarang?” Tanya Bella pada Anna, hanya asisten Wang harapannya sekarang, pria bermata sipit dan tak pernah tersenyum itu pasti bisa membantu Bella
“Maaf Nyonya, Tuan Adam dan asisten Wang sedang menghadiri rapat diluar kantor, sepertinya asisten Wang akan sibuk untuk beberapa hari ke depan” jawab Anna, Bella kembali menghela napasnya, kepada siapa lagi ia akan belajar materi sebanyak itu dalam waktu yang sangat singkat, Bella memutar otaknya tak mau menyerah, ia lalu mengingat perpustakaan kampus tempatnya bekerja dulu, disana berbagai buku tentang keuangan lengkap tersedia, perpustakaan itu memang perpustakaan terbesar di kota mereka
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bella baru saja menghubungi Adam untuk menyampaikan niatnya mengunjungi perpustakaan tempatnya bekerja dulu, Adam memang belum kembali ke kantor, masih ada meeting penting yang harus Adam hadiri, Adam cuma berpesan agar Bella diantar sopir kantor karena Adam khawatir jika Bella bepergian sendiri, Bella patuh pada kehendak Adam, kalau boleh jujur ia pun mulai menikmati perhatian Adam
Bella sampai di perpustakaan kampusnya menjelang malam, sayang sekali ia tak bisa berjumpa dengan Nyonya Mer yang sudah pulang sore hari tadi. Bella melangkahkan kakinya pelan menyusuri lorong diantara rak - rak buku, matanya teliti melihat satu persatu buku yang kira - kira ada hubungannya dengan materi yang ia harus pelajari, setelah cukup lama berkeliling diantara jejeran buku, tangan Bella akhirnya penuh dengan buku - buku tebal, Bella lalu mendudukkan dirinya di pojok ruangan, tempat kesukaannya ketika ia membaca buku
“Bella” sapa seorang pria membuat Bella menoleh ke arah sumber suara, senyum Bella terbit tatkala melihat pria yang sudah lama tak ia temui kini berdiri tegap di depannya
“Kak Justin!” Sahut Bella sumringah, Bella sampai berdiri menyambut kedatangan Justin yang melangkah mendekatinya, Bella kini bisa melihat dengan jelas bagaimana wajah bahagia Justin, matanya sampai berkaca - kaca
“Apa kau baik - baik saja? Kemana saja kau Bella? Kenapa ponselmu selalu mati?” Cecar Justin sambil memegang kedua bahu Bella
“Aku kehilangan ponselku Kak, dan aku baik - baik saja, kau tak perlu khawatir” sahut Bella
“Baik - baik saja? Bagaimana mungkin kau bilang baik - baik saja sementara berita terakhir yang kau berikan padaku adalah kau digigit anjing, tunjukkan padaku apa yang luka Bella?” Cecar Justin, kini ia sibuk memindai kedua tangan dan wajah Bella, “katakan padaku bagaimana bisa kau tergigit anjing?” Selidik Justin lagi
“Kak, lukanya sudah sembuh! Bahkan bekasnya nyaris tak terlihat lagi” sahut Bella, Bella lalu mendudukkan dirinya di kursi, di susul oleh Justin
“Apa yang terjadi Bella?” Tanya Justin lagi, tatapannya menelisik mencari tahu
“Kau yakin ingin mendengarkan ceritaku yang tragis, Kak?” Tanya Bella, Justin sontak mengerutkan keningnya
“Ceritakan padaku semuanya Bella! Aku siap mendengarkan apa pun” sahut Justin mantap mempersiapkan hatinya, Bella menghirup dalam - dalam oksigen, mengatur sirkulasi udaranya, banyak yang harus ia ceritakan pada Justin malam itu, Bella lalu melihat sekelilingnya memastikan tidak ada yang akan mendengar percakapan mereka, helaan napas Bella terdengar sebelum semua ceritanya terurai ke telinga Justin
** “Jadi, kakakmu sendiri yang melepas anjing itu Bella?” Justin nyaris tak percaya apa yang baru saja ia dengar dari mulut Bella setelah Bella bercerita panjang lebar
“Dia berniat membunuhku Kak, entah kenapa dia begitu membenciku” sahut Bella lirih, air mata yang belakangan sudah tak pernah keluar lagi kini kembali menetes, tangan Justin mengepal penuh amarah dan dadanya bergemuruh, “kenapa kau tak mencariku saat itu semua terjadi Bella?” Tanyanya
Bella tersenyum miris, “Tak mudah menceritakan sesuatu yang kau sendiri tak yakin bahwa itu adalah kenyataan, bahkan sampai saat ini aku masih berharap kalau itu semua adalah mimpi saat aku sedang tertidur pada siang hari, hatiku seperti tak bisa menerima kenyataan kalau Ibu dan kakakku sendiri membenciku” Bella tertunduk lesu
Melihat Bella yang sarat luka Justin ingin sekali memeluknya, tapi dinding pembatas itu masih berdiri kokoh menghalangu jangkauan Justin, “apa yang bisa ku lakukan untukmu Bella?” Tanya Justin
“Bantu aku membalas dendam Kak, pada semua orang yang telah membuat hidupku kacau hingga aku sempat ingin mengakhirinya” sahut Bella sambil mengusap kasar air matanya
Justin terbelalak mendengar penuturan Bella, “kau sempat ingin bunuh diri, Bella?” Bibir Justin sampai bergetar mengucapkannya, Bella mengangguk pelan membenarkan
“Beberapa kali Kak” sahutnya semakin lirih, tubuh Justin lemas mendengarnya, ternyata serapuh itu Bella, orang yang selama ini selalu terlihat kuat di depannya ternyata hati dan perasaannya luluh lantak
“Aku akan membantumu Bella, siapa yang harus aku celakai dulu? Adrian, Pamela, Brianna, atau Adam?” Tanya Justin penuh emosi
Bella menggeleng, “bantu aku dengan cara yang lain Kak, cara yang membuat mereka ingat kalau mereka telah melukaiku” sahut Bella, Bella lalu tanpa sadar mengelus - elus perutnya di bawah tatapan mata Justin, wajah Justin seketika menggelap, beberapa kali Justin menelan salivanya
“K - Kau hamil Bella?” Tanya Justin ragu, ia tak siap dengan jawaban yang akan ia dapatkan
“Iya Kak” sahut Bella singkat
Deg..
Justin memejamkan mata dan menundukkan dalam kepalanya, “apakah dengan kehamilanmu ini artinya kau akan segera lepas dari Adam? Kau pernah bilang kalau Adam dulu hanya menginginkan anak darimu, dan kau akan pergi setelah bisa memberikan anak untuknya” tutur Justin
Bella terdiam, ia ingat kalau dulu ia memang pernah mengatakan itu pada Justin, tapi perasaannya berbeda sekarang, hatinya menjadi tak rela jika ia harus memberikan anaknya untuk Adam, dan tentang meninggalkan Adam, entah kenapa ia pun merasa akan berat untuk melakukannya
“Iya Kak, aku akan melakukannya” sahut Bella, bagaimana pun ia harus kembali pada niat awalnya, membalas dendam lalu pergi dari kehidupannya sekarang, hanya satu yang berubah, ia tak akan memberikan anaknya pada Adam seperti niatnya dahulu
Hati Justin yang terkoyak sedikit terobati, api harapan itu berkobar kembali, “lantas apa yang kau lakukan disini Bella? Kau tak mungkin datang kesini untuk menemuiku kan?” Goda Justin ingin mencairkan suasana, ia tak suka melihat Bella bersedih
“Ada yang harus aku pelajari tentang keuangan Kak, aku harus bisa menguasainya sebelum rapat direksi minggu depan, biasanya aku dibantu oleh asisten Adam tapi dia sedang sangat sibuk, oleh karena itu aku datang kesini karena seingatku banyak buku - buku tentang keuangan disini” sahut Bella, ia mulai membuka - buka buku yang sudah ia bawa tadi
“Tunggu sebentar” ucap Justin, ia lalu merogoh saku celananya dan meraih ponselnya, Justin lalu tampak berbicara dengan bahasa Jepang yang fasih dengan seseorang lewat ponselnya
“Sebentar lagi Direktur keuangan rumah sakitku akan datang kesini, dia akan mengajari apa pun yang ingin kamu tahu” ucap Justin sesaat setelah ia mematikan sambungan di ponselnya, Bella terkesiap
“Apa kau bilang Kak? Direktur keuanganmu akan mengajariku? Ya Tuhan Kak, tidak perlu seperti itu, aku merasa sangat tidak enak!” Tolak Bella, sungguh ia tak ingin merepotkan Justin
Justin tersenyum, paham akan rasa sungkan Bella, “bukannya tadi aku sudah bilang kalau aku akan membantumu? Jangankan hanya memerintahkan Direktur keuangan bahkan aku bisa membunuh siapa pun yang kamu mau” tandas Justin, Bella merasakan kengerian saat Justin berkata seperti itu, kilat mata Justin menunjukkan kalau omongannya bukan isapan jempol semata, Bella bisa membaca ada dendam yang terpendam dibalik tatapan teduh itu
Beberapa saat kemudian bahkan tidak sampai setengah jam, Direktur keuangan rumah sakit milik Justin benar datang, ia memboyong beberapa orang karyawannya, Bella jelas terharu atas apa yang dilakukan oleh Justin sekarang, ternyata Justin tak main - main saat menawarkan bantuannya
“Terima kasih Justin” bisik Bella terharu sesaat setelah Justin memperkenalkan Bella dan para pegawainya, Justin tersenyum bahagia melihat antusiasme di wajah Bella, apalagi ketika Bella fokus mendengarkan penjelasan dari Direktur Keuangannya
“Akan ku lakukan apa pun untukmu Bella, apa pun itu termasuk jika kau memintaku menghancurkan Adam” gumam Justin dalam hatinya.