Dini, terpaksa menikah dengan Haidar. Pria yang tak ia kenal dan di temuinya di rumah sakit karena membutuhkan biaya oprasi ibunya.
Haidar, seorang tuan muda dari keluarga Sanjaya harus mencari pengantin pengganti saat mempelai wanita mengalami kecelakaan.
Akankah Haidar bisa menerima Dini sebagai istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siasat Joana
Setelah 2 minggu akhirnya Dini mendapat kabar dari pengacara tersebut, mengabarkan jika rumah itu telah mendapatkan pembeli dengan harga yang menurut Dini sesuai dengan rumah tersebut.
Dini kembali menyerahkan semua urusan pembayaran pada pengacara tersebut dan hanya memberikan nomor rekening agar ditransfer ke nomornya, ia tak mau tahu siapa orang yang membeli rumah yang memberinya banyqk kenanga indah. Namun, tak ingin ia lupakan lagi. Dini inginkan saat ini hanyalah mendapat uangnya dan segera membeli toko bunga yang sudah diincarnya selama ini. Sebuah bangunan sederhana yang terletek di depan apartemennya.
"Kapan pemilik baru rumah ini akan melakukan pembayaran?" tanya Dini pada pengacara tersebut.
"Dalam minggu ini juga, Nona," jawabnya.
"Apa dia akan langsung membelinya? Tak memeriksanya dulu?" tanya Dini lagi.
"Sama halnya dengan Anda Nona, orang yang ingin membelinya juga mempercayakan semuanya pada saya dan saya rasa rumah ini sesuai dengan harga yang telah saya sepakati dengan beliau."
Mendengar itu Dini mengangguk. "Baiklah, jika begitu kapan kami harus pindah?"
"Orang tersebut masih ada di luar negeri, jadi Anda bisa tinggal di sini sampai orang itu datang walaupun bayarannya sudah dilakukan, kedepannya Anda masih bisa tinggal di sini."
"Maaf, apa boleh kami pindah secepatnya ke apartemen?"
"Kalau masalah itu saya tanyakan dulu pada Pak Haidar, Nona. Takutnya beliau belum mengizinkan Anda keluar dari rumah ini, saya rasa Anda sudah tahu alasannya dia meminta Anda tetap di rumah."
"Iya, Pak saya tahu. Mohon bantuannya ya Pak, tanyakan kepadanya apakah saya sudah boleh pindah, saya hanya tak enak jika rumah ini sudah dibayar oleh pemilik barunya dan kami masih tinggal di sini."
"Baik Nona, akan saya sampaikan."
"Oh ya Pak, bagaimana perkembangan perceraianku dengan Haidar, kapan sidangnya akan dimulai?"
"Semua berkas sudah lengkap dan saya sudah ajukan ke pengadilan, kita hanya tinggal menunggu panggilan saja, mungkin dalam minggu ini surat panggilan untuk sidang pertama, saya akan mengabarkan jika memang persidangannya akan dimulai."
Mendengar kata persidangan dan perceraian entah mengapa hati Dini kembali terasa tersayat, padahal ia sudah mengikhlaskan semuanya, ia sudah menegaskan kepada hatinya jika ini adalah pilihan terbaiknya, mulai dari awal adalah hal yang tepat. Pernikahannya dengan Haidar memang bukanlah pernikahan yang tepat untuknya. Ia hanya sebagai wanita pengganti dan sekarang wanita yang ia gantikan telah kembali, sudah sepantasnya ia akan keluar dari kehidupan Haidar.
"Baik Pak, terima kasih atas semua bantuannya," ucap Dini mengakhiri pembicaraan mereka.
Sementara itu, di sebuah rumah sakit, Haidar menghela nafas panjang, ia sangat frustasi karena kondisi Joana yang tak kunjung membaik, sedikit pun ingatannya tak ia ingat, padahal Haidar sudah melakukan semua untuk membantu Joana mengingat semuanya. Haidar semakin kesal saat orang yang dimintanya menyelidiki apa yang menimpa Joana hingga keadaan bisa seperti ini sama sekali tak memberilan kabar baik.
"Dokter, apa tak ada cara lain agar Joana bisa segera di sembuhkan?"
"Maaf, Pak. Kami hanya membantu sebisa kami dengan obat-obatan. Akan tetapi kita bisa mencoba beberapa cara lainnya, bisa dengan terapi otak dan juga metode hipnotis."
"Apa semua itu berbahaya?"
"Tentu tidak Pak. Akan tetapi masalah Ingatan ini hanya bisa di sembuhkan dengan kondisi pasien sendiri. Ada pasien yang cepat mengingat kembali ingatannya, ada yang lambat bahkan ada yang tak ingat sama sekali selamya. Ia harus coba mengingat masalalunya."
Setelah mendapatkan penjelasan dari dokter, Haidar pun memutuskan untuk menggunakan metode hipnotis.
"Baiklah, Pak. Anda bisa datang ke Klin ini." Dokter tersebut memberi alamat klinik yang bisa membantu mereka.
Haidar yang tak ingin membuang waktu lagi langsung membawa Joana ke tempat yang di maksud dokter tersebut.
Begitu sampai, Joana langsung di periksa, Haidar juga memberikan hasil laporan kesehatan Joana dari rumah sakit sebelumnya.
"Baik pak, akan kami coba," ucap orang yang akan melakukan tetapi tersebut.
Joana di bawah ke sebuah ruangan. "Maaf Pak. Silahkan tunggu di luar."
"Baik, Dokter!"
"Haidar, aku takut," ucap Joana memegang erat tangan Haidar saat dokter memintanya ikut dengannya.
"Nggak apa-apa, semua ini demi kesembuhan kamu. Semua akan baik-baik saja, aku menunggu di sini."
Joana pun melangkah masuk menyusul dokter dan perawat yang berjalan lebih dulu masuk kesebuah ruang, sesekali ia melihat kearah Haidar dengan wajah takut dan sedih.
"Masuklah," ucap Haidar tanpa suara.
Joana pun masuk dan begitu pintu tertutup, senyum langsung terlihat di wajahnya, ia langsung berlari memeluk seorang yang sudah menunggu di dalam ruangan itu.
"Aku sangat merindukan kamu, sampai kapan aku harus berpura-pura seperti ini? Aku ingin segera bersamamu, Sayang."
"Aku juga sangat merindukan kamu, bersabarlah. Tak lama lagi aku akan menikahimu dan membawamu pergi dari sini, hanya ada kita berdua."
"Jangan buat aku menunggu terlalu lama, aku bisa tak percaya padamu dan menganggap semua ini adalah kebohongan belaka. Aku sudah meninggalkan Haidar untukmu jadi jangan mengkhianati aku."
"Tentu saja, Sayang."
Haidar dengan tak sabar menunggu di luar ruangan itu, mengira jika saat ini Joana sedang mendapatkan pengobatan dengan metode hipnotis, tapi nyatanya, ia sedang bersama pria lainnya. Yang tak lain adalah saudara sepupu Haidar dari anak bungsu kakeknya.