Asta Stanley dan Okan Putra Wardana sebelumnya hanya pemuda baik baik, adiknya yang bernama Aluna Atasya Chelia diculik hal itu mengubah kehidupan keduanya. Mereka kembali menjadi mafia untuk menyelamatkan adi mereka.
Karya ini Skuel dari Menjadi Tawanan Bos Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Agen Rahasia
Stanley menghabisi semua anak buah Ketua karena mencoba mengusik adik perempuannya, menurut cerita Dorroty ada dua orang yang selalu mengawasi mereka. Luna sampai ketakutan keluar rumah, mendengar hal itu emosi Stanley memuncak. Ia mendatangi bar dan menghabisi semua anak buah ketua.
Setelah semua dilenyapkan ia berencana ingin menghabisi bos mafia itu juga di dalam penjara.
‘Untuk membunuh seekor ular, harus menangkap kepalanya, tidak ada gunanya menangkap ekor’ ucap Stanley dalam hati.
Stanley dengan tenang pulang ke apartemennya dulu, hal yang pertama yang dilakukan mandi membersihkan percikan noda darah yang mengotori pakaiannya.
Tidak lama kemudian ia keluar dari apartemen, mengendarai mobil, Stanley memiliki beberapa koleksi mobil mewah, karena sejatinya ia pencinta mobil terutama mobil mewah, karena itulah ia membangun usaha jual mobil mewah dan usaha yang ia rintis sedang berjalan.
“Hal yang pertama yang aku kerjakan mencari taxi itu dulu, aku harus menemukan HP ku.” Stanley menuju sebuah perusaan taxi.
Setelah melapor tidak berapa lama, taxi ditemukan, supir yang mengendarai mobil saat itu ternyata menyimpan ponsel Stanley.
“Terimakasih Pak, karena menyimpan ponselku.” Stanley mengeluarkan beberapa uang lembaran seratus memberikan pada pak supir.
“Apa teman kamu baik-baik saja?”
“Ya, dia baik Pak, terimakasih, aku pergi dulu,” ucap Stanley, dengan sikap buru-buru, ia juga tidak ingin memperpanjang pembahasan.
“Tapi bukan hanya teleponmu yang aku temukan di sana, ada benda lain yang terjatuh.”
“Benda apa?” tanya Stanley ia mengingat tidak ada barang yang ia tinggalkan selain ponsel.
Pak supir merogoh saku belakang dan mengeluarkan dompet mengeluarkan secarik kertas dari sana, “kalau tidak salah aku melihat jatuh sari saku pria gemuk berseragam loreng-loreng tersebut,” ucapnya dengan yakin.
Sebuah kertas yang bertuliskan alamat rumah, setelah mengucapkan terimakasih Stanley pergi, saat menyetir ia menatap kertas yang diberikan supir taxi, otaknya terus berpikir keras, mencari tahu alamat rumah siapa gerangan yang ada di sana. Dari pada penasaran Stanley akhirnya mencari tahu ia mengarahkan mobilnya ke arah Bogor, ternyata sebuah Villa yang berada tepat di puncak Bogor. Sebuah Villa mewah , ia mencari tahu menggunakan teropong untuk melihat keadaan di sana, ternyata Villa itu di jaga beberapa orang yang bersenjata lengkap.
“Siapa di dalam kenapa harus di jaga orang bersenjata?” tanya Stanley, tidak lama kemudian seorang pria paru baya berseragam keluar dari dalam Villa lalu menuju mobil, tidak lama kemudian keluar lagi lelaki yang sama dengan pangkat yang lebih tinggi.
‘Oh, pertemuan para pejabat, tidak seharusnya aku datang ke sini, ini bukan urusanku’ ucap Stanley dalam hati lalu ia ingin meninggalkan lokasi.
Namun saat ia ingin pergi tidak sengaja ia juga melihat mobil ketua keluar dari sana, kedua alis Stanley menyengit saat melihat bos penjahat bertemu dengan abdi negara yang berpangkat tinggi, ia ingin masuk dan melihat apa saja yang ada di sana. Saat ingin turun, sebuah pesan masuk keponsel miliknya
[Apa kamu sudah melihat?] Isi pesan tersebut, ia tidak tahu siapa pemilik nomor.
Stanley buru-buru menelepon , tetapi tidak di angkat ia terus saja mengulang menelepon, pada akhirnya seseorang menjawab di ujung telepon, sembari menahan napas … Stanley membuka suara lalu bertanya.
“Kamu siapa?”
“Tidak baik bicara tidak sopan pada orang yang lebih tua umurnya dari kamu, Nak,” jawab pemilik suara tersebut.
Jantung lelaki berrambut gondrong itu semakin berdebar, saat pria pemilik suara itu mengenal dirinya, “Jangan main-main denganku siapa, kamu!?”
“Kita baru saja bertemu tadi dan kita saling mengenalkan diri. Apa kamu tidak ingat?”
Ia balik bertanya, membuat kepala lelaki itu kian mumet tetapi otak dalam kepalanya terus dipaksa untuk bekerja.
‘Apa ini supir taxi yang tadi …?’ tanya Stanley dalam hati.
“Pak Damar?”
“Ya, anak muda, ini saya.”
“Bagaimana bapak meng-”
“Saya tahu, ada banyak hal yang ingin kamu tanyakan padaku, datanglah ke alamat ini, ayo kita bicara.”
Ia mengirim alamat rumahnya pada Stanley tidak jauh dari Villa yang di temui Stanley saat itu, memutar balik kendaraannya kealamat yang di berikan Pak Damar. Hanya menempuh waktu lima belas menit Stanley tiba di sebuah rumah, rumah itu hanya berdiri sendirian tidak punya tetangga. Dari luar, rumah itu berdinding papan, Tetapi saat di dalam sebuah rumah mewah dengan interior mahal dan berkelas.
“Siapa sebenarnya anda?” tanya Stanley dengan wajah serius, mustahil rasanya kalau ia hanya seorang supir taxi
“Duduklah, aku ingin memperkenalkanmu dengan seseorang.”
Tidak lama kemudian Azka keluar dari kamar
“Azka? Bagaimana mungkin?”
“Ya sudah waktunya aku mengatakan yang sebenarnya. Aku agen mata-mata, kami bertugas untuk menyelidiki sebuah organisasi yang memiliki rencana besar yang bisa menghancurkan negara kita,” ucap Stanley.
“Aku tidak perduli dengan negara, negara saja tidak perduli padaku bagaimana mungkin aku melakukan itu.”
“Kami bisa memulihkan nama baikmu .”
“Tidak perlu, aku tidak tahu siapa yang bisa dipercaya dan aku juga tidak tahu tujuan kalian mengincarku,” ucap Stanley ketus.
Ternyata Azka seorang agen mata-mata rahasia negara yang sedang bertugas menyelidiki beberapa oknum pejabat yang melakukan sebuah kerja sama dengan bos mafia yang dipanggil sang Ketua.
“Kode yang diberikan kakakmu, mungkin menyimpan rahasia mereka,” ucap Azka
“Aku sudah menyelidiki … sebelum kakakmu menghilang dia mengikuti sebuah pertandingan di Thailand,” ucap Damar menunjukkan foto sang kakak saat wajah babak belu sehabis bertarung.
“Mungkin Dave sudah meninggal, aku sudah memutuskan melupakan kode yang diberikan padaku.”
“Bagaimana kalau dia belum meninggal … mungkin dikurung di satu tempat menunggu kamu yang menyelamatkan hidupnya,”ucap Azka mereka berdua memprovokasi pikiran Stanley.
“Aku tidak ingin melakukan itu lagi, kalau kalian ingin mengungkapkannya lakukan saja, aku akan memberikan kode itu padamu, aku tidak tertarik jadi dengan hal itu.” Stanley merasa semakin bingung dan tidak tahu mana orang yang bisa ia percaya. Tadinya Azka mengaku padanya kalau ia hanya seorang hacker jalanan yang menjual situs milik negara ke para mafia. Ternyata lelaki itu sengaja masuk penjara demi mendekati Stanley untuk mengajaknya bekerja sama dan menekukan untuk membongkar kejahatan Bos mafia yang paling berkuasa di dalam penjara. Ternyata Azka seorang agen rahasia.
Stanley semakin kesal saat mengetahui kebenaran kalau kedua lelaki itu, padahal mereka saat itu pernah sama-sama merampok Jhon.
“Lalu kenapa kita merampok, Jhon?”
“Lelaki keparat itu salah satu sampah masyarakat.”
“Apa dia terlibat dalam rencana besar itu.”
“Ya secara tidak langsung iya … karena dia salah satu pendonor besar, dia melakukan itu agar barang miliknya lolos dari pemeriksaan petugas, tetapi kali ini Ketua menganggapnya sebagai penghianat, karena perampokan yang kita lakukan saat itu. Ketua juga sedang memburu dia untuk mendapatkan barang miliknya.”
“Kami akan melakukan perlindungan padamu dan adikmu, tidak ada siapapun yang berani menyakitinya.”
“Aku tidak ingin bekerja sama dengan siapapun, aku sendiri yang akan menghabisi ketua dipenjara,” ucap Stanley, kedua agen rahasia itu saling menatap.
Apakah Stanley mampu melenyapkan penguasa bisnis gelap itu di penjara
Bersambung.
ceritnya bags alurnya.
kalimat demi kalimat juga tersusun rapi...apa kah ada masalah?