NovelToon NovelToon
Tangan Nakal Daddy

Tangan Nakal Daddy

Status: tamat
Genre:Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Pelakor / Romansa / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Momoy Dandelion

"Apa kamu takut?" tanya Mark sembari mengusap pipi Jessy yang memerah.

"Sedikit."

Jawaban Jessy membuat Mark merasa gemas. Wajah polos wanita itu benar-benar menarik.

"It's okay. Kita memang baru pertama melakukannya," kata Mark.

Jessy mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Ia tak kuasa menyaksikan tubuh indah Mark yang tampak kokoh sebagai tempat bersandar.

"Ayolah, kenapa kamu seperti malu-malu begini? Bukankah ini sudah biasa untukmu dan pacarmu?" tanya Mark yang melihat Jessy seakan tak mau melihatnya.

"Aku ... Belum pernah melakukan yang seperti in," lirih Jessy.

"Apa?" Mark terkejut. Ia kira hal semacam itu sudah biasa dilakukan orang yang telah berpacaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26: Serangan Mendadak

"Kamu tidak usah takut. Tempat ini termasuk sangat private. Jarang orang sembarangan bisa datang ke sini. Aku rasa kamu juga tidak akan bertemu dengan teman-teman kampusmu," kata Mark.

Sejak tadi Jessy memang merasa gelisah. Mark mengajaknya makan malam di sebuah restoran mewah yang ada di kotanya. Ia takut akan ada orang yang mengenalinya ketika makan bersama Mark. Tempat itu berada di seberang apartemen Mark.

"Apa Daddy sebelumnya pernah ke tempat ini?" tanya Jessy.

"Pernah satu kali. Makanya aku membawamu ke sini karena tempatnya indah," kata Mark seraya mengulas senyum.

Pelayan membawakan menu makan malam mereka dimulai dari hidangan pembuka. Lantunan musik klasik semakin membuat suasana terasa romantis.

"Baby, aku mau ke toilet sebentar," kata Mark.

Jessy mengangguk dan meneruskan santapan makannya.

"Mom, aku benar-benar tidak mau!"

"Kamu ini bicara apa? Ini hanya makan malam biasa, Justin!"

Jessy terkejut mendengar suara yang sangat familiar baginya. Ia berharap hanya kebetulan semata, namun saat ia perlahan mengintip, ada Justin dan Ibu Magda di sana. Ia merasa gugup takut keberadaannya diketahui.

"Mom ...," rengek Justin.

"Oma akan marah kalau kamu jadi pembangkang, Justin! Menurutlah!" tegas Ibu Magda.

Jessy memalingkan wajahnya ke arah dinding agar Justin tidak melihat saat melewatinya. Ia lihat Justin bersama Ibu Magda berjalan menuju sebuah ruangan tertutup yang ada di lantai tersebut.

Ingin rasanya ia langsung lari dari sana. Keinginan untuk makan benar-benar hilang. Hanya satu yang ada di pikirannya, Justin tak boleh mengetahui keberadaannya.

"Baby, kamu kenapa?"

Mark baru saja kembali dari toilet. Jessy terlihat lebih resah dari pada sebelumnya.

"Em, Daddy, sepertinya aku sedang tidak enak badan. Aku mau pulang saja," kata Jessy.

"Pulang?" Mark mengerutkan dahi. "Kita belum menu utamanya," katanya dengan penuh keheranan.

"Aku tidak na fsu makan, Daddy. Aku ingin pulang," desak Jessy.

Mark menghela napas. "Baiklah, kalau begitu kita pulang saja," katanya.

Mark menggandeng tangan Jessy mem awanya pergi dari tempat itu. Tampak Jessy sekilah menoleh ke belakang, melihat pintu tempat Justin terakhir masuk. Ia sangat penasaran dengan apa yang Justin lakukan di sana.

Pikiran Jessy tentang Justin terhenti saat ia merasakan gerakan tangan yang tidak wajar dari Mark. Ia merasa lelaki itu sesekali sengaja mere mas pant atnya. Ia mencoba mengabaikan, namun Mark semakin berani menggodanya.

"Daddy ...," keluh Jessy seraya menghentikan langkah.

Mark hanya tersenyum. Ia cukup terhibur melihat wajah kesal Jessy. "Aku sudah tidak sabar sampai di kamar," bisiknya.

Mark kembali menggandeng tangan Jessy membawanya melangkah dengan ritme yang cepat. Sesampainya di dalam private lift, Mark tak bisa lagi menahan dirinya.

Ia sambar bibir Jessy dengan agresif, menciuminya bertubi-tubi seolah tak memberikan kesempatan wanitanya untuk mengelak. Jessy tampak pasrah dengan perlakuan Mark terhadapnya.

Ketika lift telah sampai mengantarkan mereka di unit apartemen, tangan Mark semakin nakal menjamah tubuh yang masih ranum itu. Pakaian Jessy dilepaskannya dengan mudah hingga tak bersisa.

Mark tak henti-hentinya menelusuri setiap lekuk tubuh Jessy dengan jemarinya. Membuat wanita itu tak henti-hentinya mengerang penuh kenikmatan. Mark sangat lihai membuat pasangannya terbawa hasrat yang membara.

"Daddy, Please ...." Jessy merengek dengan wajah pasrahnya.

Mark menyunggingkan senyum. Ia telah berhasil membuat wanitanya ikut menikmati aktivitas panas mereka.

Digendongnya tubuh polos Jessy menuju ranjang yang menjadi saksi pergumulan mereka. Ia pastikan wanita itu merasa nyaman, menciumi bibirnya dengan penuh cinta sembari melakukan penyatuan yang diharapkan.

Tangan mereka saling menggenggam. Suara erangan Jessy semakin membuat Mark semakin semangat melakukan penyatuannya. Kepalannya sampai menggeleng-geleng merasakan betapa nikmatnya aktivitas yang tengah mereka jalani.

Tak bisa dipungkiri, Jessy semakin terbiasa dengan aktivitas percintaan mereka. Meskipun di awal-awal ia merasa sengsara, lambat laun ia turut menikmati apa yang Mark berikan padanya.

"Baby, siapa yang terus kamu pikirkan di restoran tadi?"

Mark sedikit kesal ada yang mengganggu makan malam romantis mereka. Di momen-momen tertentu, ia ingin Jessy hanya memikirkannya. Seperti kali ini, melihat wanita di bawahnya terlihat pasrah, mengeluarkan suara-suara sek si yang membuatnya puas.

"Daddy ...." Jessy merengek dengan napasnya yang terengah-engah. Badannya sampai digerakkan sendiri seolah meminta Mark tak berhenti menghujamnya dengan cinta.

"Kamu harus melihat dirimu saat ini, Baby. Ada seorang lelaki yang sedang memuaskanmu, tapi pikiranmu penuh dengan lelaki lain. Itu tidak adil, Sayang!"

"Tidak, Daddy, please ...." pasrah Jessy.

Mark senang melihat Jessy putus asa dan bergantung padanya. Ia ingin membuat wanita itu tak bisa lagi lepas darinya.

Usai sama-sama mencapai kepuasan, mereka saling berpelukan di bawah satu selimut. Acara makan malam mereka memang gagal, namun pergumulan keduanya berakhir dengan sukses.

"Daddy," panggil Jessy.

"Hm?"

Mark mengeratkan pelukannya. Ia membelai-belai tubuh Jessy yang berbaring membelakanginya. Tangannya begitu lincah memijiti kedua gundukan indah milik Jessy.

"Tolong jangan lakukan hal yang aneh-aneh di tempat umum," pinta Jessy. Ia merasa Mark yang sekarang semakin berani memberikan sentuhan padanya tanpa kenal tempat.

"Tidak ada orang yang tahu, Baby, percayalah," ucap Mark.

"Daddy ... Lakukan saja mauku ... Jangan aneh-aneh lagi seperti tadi!" Jessy kembali menegaskan keinginannya.

"Baiklah, Baby, maafkan aku kalau membuatmu tidak nyaman," kata Mark.

Ia menciumi tengkuk leher Jessy sehingga membuat wanita itu bergidik. Satu kali bercinta rasanya tidak cukup jika dilakukannya dengan Jessy.

Drrtt .... Drrtt ....

"Ah! Sial!" pekik Mark. Ia merasa terganggu dengan getaran ponselnya sendiri. Padahal, ia masih ingin bermesraan dengan kekasihnya.

Mark menghampiri nakas untuk mengambil ponselnya. Telepon dari Todd, asistennya.

"Halo?"

Jessy memandangi Mark yang tengah mengangkat telepon. Wajah lelaki itu terlihat cukup serius mendengarkan suara dari seberang sana. Bicaranya irit seakan tidak mau Jessy mengetahui isi percakapannya.

"Aku tidak mau. Katakan padanya kalau aku tidak ada waktu!"

Setelah mengucapkan hal itu, Mark menutup teleponnya. Ia kembali mendekat ke arah Jessy yang masih terbaring di ranjang.

"Baby, one more time, okay?" pintanya dengan nada menggoda.

"Apa tadi urusan penting di kantor?" tanya Jessy memastikan.

"Tidak, itu bukan apa-apa. Urusan yang paling penting adalah dirimu, Baby," ucap Mark.

1
Raflesia 4012
makasih hiburannya thoor/Sly/.selamat berkarya /Determined/
Yati Haryati
rumit bgt yak jdi jessi
Catur Rini
dasar jessy gatel, katanya gak mo ngrusak rmh tangga orng lain, mo dicium justin kok diem aja.....
Catur Rini
aneh ceritanya
Catur Rini
gobloknya jessy, orng yg biasa hidup mewah kok mo di ajak hidup kere, mbok ua punya otak tu dipaki to jess
Catur Rini
hah gemes,definisi org bodoh ni macam jessy
Catur Rini
katanya mahasiswa pinter, tapi pikirannya goblok, cerita harusnya disesuaikan dong sama karakter, mahasiswa sekarang tu pinter2, sebelum pergi ke negara orng tu mereka udh browsing dulu karakter negaranya, kan jd rancu ceritanya....padahal alurnya udh bagus lho...cuma agak rancu dikitlah.....
Catur Rini
ini kan ceritanya orng indo ya, kok mukanya bule semua, agak real dikitlah.....
Ayu Galih
Bagud alur ceritanya karya kk author is the best🤗🤗😍😍😍😍
Ana Rusliana
Luar biasa
♡Ñùř♡
suka🥰
Yuliana Rahmawati
Luar biasa
Dwisur
sentuhan pertamanya mana ..?
Dwisur
iih...Jesy..kok gitu sich .
realistis dunk
@Al**
/Good/
vj'z tri
what 😱😱😱😱😱
Sofiyana Sofi
plislah kalo buat tokoh cerita jgn yg baik kebangetan ya thor
Eva Nietha✌🏻
Jumpa lagi
Ibelmizzel
jessi terlalu Maruk😁😁😁
Ibelmizzel
Jessy murah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!