NovelToon NovelToon
Istri Buruk Rupa Sang Konglomerat

Istri Buruk Rupa Sang Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Crazy Rich/Konglomerat / Aliansi Pernikahan / Cintapertama
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: secretwriter25

Seraphina dan Selina adalah gadis kembar dengan penampilan fisik yang sangat berbeda. Selina sangat cantik sehingga siapapun yang melihatnya akan jatuh cinta dengan kecantikan gadis itu. Namun berbanding terbalik dengan Seraphina Callenora—putri bungsu keluarga Callenora yang disembunyikan dari dunia karena terlahir buruk rupa. Sejak kecil ia hidup di balik bayang-bayang saudari kembarnya, si cantik yang di gadang-gadang akan menjadi pewaris Callenora Group.

Keluarga Callenora dan Altair menjalin kerja sama besar, sebuah perjanjian yang mengharuskan Orion—putra tunggal keluarga Altair menikahi salah satu putri Callenora. Semua orang mengira Selina yang akan menjadi istri Orion. Tapi di hari pertunangan, Orion mengejutkan semua orang—ia memilih Seraphina.

Keputusan itu membuat seluruh elite bisnis gempar. Mereka menganggap Orion gila karena memilih wanita buruk rupa. Apa yang menjadi penyebab Orion memilih Seraphina?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secretwriter25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Ide Gila Selina

Di kamar mewahnya yang remang-remang, Selina merangkul leher Sergio dengan erat, tubuhnya menempel rapat pada dada bidang pengawal pribadinya itu. Sergio duduk di kursi kulit besar, tangannya mencengkeram pinggul Selina yang duduk di pangkuannya.

“Kau tahu aku sangat membutuhkan ini, Sergio,” bisik Selina, bibirnya menyentuh telinga pria itu sambil tangannya merayap ke bawah, membuka ikat pinggang Sergio dengan cepat.

Sergio mengangguk, matanya gelap penuh nafsu, batang tebal di balik celananya tampak sudah mengeras. Selina tertawa pelan, menarik resletingnya turun dan membebaskan batang tebal itu, yang langsung berdiri tegak.

Dia menggeser dress tidurnya perlahan. Entah sejak kapan ia tak lagi mengenakan apa pun di baliknya, belahan lembutnya sudah sangat basah dan siap untuk dimasuki. “Ayo cepat… masukkan ke dalamku,” desaknya, menuntun ujung diri Sergio menuju celah yang berkilau lembut.

Dengan satu gerakan anggun, Selina menurunkan pinggulnya, merengkuh seluruh diri Sergio ke dalam ruangnya yang hangat, sempit, dan seolah tercipta hanya untuknya.

“Ahh, ya... begitu dalam,” erangnya, mulai bergoyang pelan sambil memeluk leher Sergio lebih erat.

Tubuh mereka bergesekan, dua gumpalan kenyalnya bergoyang di balik dress tidurnya yang tipis, sementara pucuknya yang mengeras menekan dada Sergio dengan hangat. Ia bergerak naik-turun dalam ritme perlahan, menikmati setiap kali dirinya disambut oleh kedalaman perempuan itu. Belahan halus itu merengkuh erat setiap kali ia menurunkan tubuhnya, membuat Sergio menghela napas panjang karena kenikmatan yang menekan dari segala sisi.

“Kau menyukainya, Nona?” tanya Sergio dengan suara seraknya.

“Milikmu selalu yang terbaik, Gio… aku selalu menyukainya,” ucap Selina di antara desah napas yang terputus-putus.

“Aku juga sangat menyukai milikmu, Nona. Tetap terasa begitu erat… meski sudah berkali-kali aku menyelam ke dalammu,” Sergio membalas dengan desahan pelan.

“Aku sangat menyukai desahanmu, Gio. Saat pelepasan nanti—kau harus berteriak menyebut namaku dan mendesah dengan kencang.” Selina menangkup wajah Sergio dengan kedua tangannya.

“Baik, Nona.” Sergio menatap Sera dengan tatapan penuh nafsu.

Selina mencium bibir Sergio penuh nafsu. Lidah mereka beradu dengan sengit di dalam sana. Selina melepaskan pangutannya saat merasakan nafasnya tersengal.

“Kau tau, Gio. Aku sangat senang hari ini,” bisik Selina.

“Apa yang membuat Nona cantikku merasa senang?” Sergio menatap lekat mata Selina.

“Sera… dia benar-benar tertipu olehku,” celoteh Selina, suaranya penuh ejekan Saat ia mempercepat gerakannya, pinggulnya berputar perlahan membentuk lingkaran, seolah mencari sudut paling dalam untuk merasakan kehadiran Sergio menggesek lembut dinding miliknya.

“Bayangkan saja, wajahnya yang jelek itu... dia percaya sepenuhnya saat aku minta maaf. Maaf? Ha! Aku bahkan tidak menyesal sedikit pun. Aku tidak akan meminta maaf padanya!” Dia tertawa renyah, suara tawanya bercampur dengan erangan saat Sergio mulai mendorong ke atas miliknya dan menghantam titik sensitif di dalamnya.

Sergio meraih pinggul Selina, jemarinya menekan lembut lekuk di belakangnya, seolah membingkai tubuh itu sambil membantunya menjaga ritme yang mereka ciptakan bersama.

“Lalu apa yang akan kau lakukan, Nona?” gumamnya, suaranya parau.

Selina tersenyum miring, matanya berbinar licik. “Ekspresi Sera saat itu... oh, Tuhan, dia begitu mudah dibohongi.”

“Saat melihat aku menangis, mata hijaunya yang menyebalkan itu ikut berkaca-kaca. Dia pasti berpikir aku benar-benar berubah, aku benar-benar meminta maaf dan tidak akan mengusiknya lagi. Padahal aku sudah punya rencana yang lebih gila untuknya.” Selina terkekeh lagi.

Tubuhnya mulai bergerak lebih cepat, dan kehangatan di dalam dirinya semakin mencair, membasahi hingga ke pangkal diri Sergio.

“Bayangkan kalau dia tahu... aku akan membuatnya menderita lebih parah. Mungkin aku akan melibatkanmu juga, Sergio—kau bisa ikut menyiksanya sambil aku menonton,” lanjut Selina, suaranya terputus-putus oleh desahan.

Saat dirinya merasakan kehangatan Sergio membesar di dalam sana, ia memeluk pria itu semakin erat, kuku-kukunya menelusuri punggung Sergio tanpa sadar. Dada lembutnya ikut bergesekan dengan dada pria itu, seolah seluruh tubuhnya mencari cara untuk melebur lebih dekat lagi.

Gerakannya kian tak beraturan, pinggulnya menghantam pangkuan Sergio dengan irama basah yang menggema lembut di ruangan. Sergio mengerang rendah, tangannya naik menyusuri lekuk dada Selina, meremasnya melalui kain tipis dress itu, lalu memilin pucuknya hingga ia terpekik kecil karena sentuhan itu.

“Kau membuatku gila, Nona,” lirih Sergio.

Selina hanya tertawa pelan, merasakan dirinya berdenyut kuat mengelilingi kehadiran Sergio saat gelombang puncak itu mulai mendekat. “Tapi kau menyukainya, kan?” bisiknya dengan napas berat. “Sekarang… dorong aku lebih dalam—biarkan aku mencapai merasakan kepuasan.”

Mereka bergerak seirama, tubuh Selina naik-turun dengan penuh hasrat, sementara diri Sergio menembus dalam, menyelusup ke kedalaman yang licin dan hangat. Hingga akhirnya, dengan pekikan panjang, Selina mencapai puncaknya—tubuhnya menegang, merengkuh erat kehadiran pria itu, seolah memeras setiap helai tenaga darinya. Sensasi itu menarik Sergio ikut menyatu, melepaskan kehangatan yang tumpah deras ke dalam dirinya.

“Ahh… Selina…” Sergio mengerang, suaranya pecah oleh nikmat. “Kau sangat enak…”

“Dan kehangatanmu juga… begitu memenuhi diriku,” balas Selina dengan napas terputus-putus. Selina menjerit nikmat. Mereka tetap memeluk erat, dengan napas tersengal.

Selina meletakkan kepalanya di bahu Sergio. Setelah beberapa menit mengumpulkan energinya kembali.

“Gio…” Panggil Selina lembut.

“Ada apa, Nona? Kau membutuhkan sesuatu?” tanya Sergio lembut.

“Apapun yang terjadi, kau akan selalu memihakku, kan?” tanyanya.

"Tentu saja, Nona. Saya akan melakukan apapun untukmu," jawab Sergio.

Selina mendongak, lalu menatap lekat wajah Sergio. Tangannya mengusap lembut wajah pria itu, "Apa kau ingin merasakan meniduri perawan?" tanyanya lembut.

"Apa maksudmu, Nona? Seumur hidup saya hanya tidur denganmu saja, tidak ada yang lain," jawab Sergio.

"Aku tahu, Gio. Kau juga yang mendapatkan keperawananku. Karena itu aku bertanya—apa kau tidak mau tidur dengan perempuan lain?"

"Tidak, Nona. Saya hanya milikmu, dan tidak ingin tidur dengan perempuan lain," jawabnya tegas.

"Tapi aku sudah tidur dengan lelaki selainmu, Gio. Kenapa kau masih bersikeras tidak ingin tidur dengan perempuan lain?" Selina tertawa kecil.

"Karena saya milikmu, Nona. Kau tidak suka kalau milikmu diambil perempuan lain kan?" tanya Sergio.

Selina mengangguk cepat.

"Dan karena kau bukan milikku, Nona. Jadi aku tidak bisa melarangmu tidur dengan pria lain," jawab Sergio lagi.

"Kau tidak cemburu saat aku tidur dengan pria lain?" tanya Selina.

"Nona… kau ingin aku cemburu atau tidak?" jawab Sergio.

Selina tertawa mendengar ucapan Sergio. Ia mengecup lembut pipi Sergio lalu berbisik lirih. "Aku ingin kau tidur dengan Seraphina, Gio. Ambil keperawanannya!"

Sergio membulatkan matanya mendengar ucapan Selina. "Kau yakin, Nona? Bukankah ayahmu melarang kau menyakiti dia lagi?" tanyanya.

"Saya tidak ingin kau terluka karena hal ini, Nona. Terlebih lagi Orion—aku tidak ingin dia melukaimu," jelas Sergio.

"Kau bilang akan melakukan apapun untukku…" Selina menatap Sergio dengan tatapan sendunya.

Sergio menghela napas kasar. "Apa yang harus saya lakukan, Nona?" tanyanya.

"Aku ingin kau membayar beberapa orang untuk menculik Sera. Aku ingin sepuluh laki-laki…" Seraphina tersenyum miring.

"Jika hanya menculik seorang gadis, saya sendiri bisa melakukannya, Nona," jelas Sergio.

"Tidak hanya menculik, Gio. Aku ingin mereka menghancurkan Sera, dan—" Selina mengecilkan volume suaranya. "Memperkosa Seraphina!"

Sergio meneguk salivanya mendengar ucapan sang Nona. "Saya akan lakukan sesuai perintah, Nona." jawabnya patuh.

🍁🍁🍁

Bersambung

1
Puji Lestari Putri
Makin ngerti hidup. 🤔
KnuckleBreaker
Beneran, deh, cerita ini bikin aku susah move on. Ayo bertahan dan segera keluarkan lanjutannya, thor!
Victorfann1dehange
Alur ceritanya keren banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!