Tharion, sebuah benua besar yang memiliki berbagai macam ekosistem yang dipisahkan menjadi 4 region besar.
Heartstone, Duskrealm, Iron coast, dan Sunspire.
4 region ini masing masing dipimpin oleh keluarga- yang berpengaruh dalam pembentukan pemerintahan di Tharion.
Akankah 4 region ini tetap hidup berdampingan dalam harmoni atau malah akan berakhir dalam pertempuran berdarah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryan Dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Act 13 - A new hope is arrive
Kini pasukan Sunspire telah kehilangan pemimpin nya dan mereka terlihat bertarung dengan formasi yang sangat tidak menguntungkan.
Meskipun begitu mereka tetap mampu menahan pasukan Thal'kren yang maju dan menghabisi mereka satu persatu.
"BERSIAP! CHARGE!" Suara sir Edgar menggelegar memerintahkan pasukan Cavalry nya untuk melakukan serangan ketiga.
Lari kuda nya diikuti oleh pasukan Heartstone dibelakangnya yang dipimpin oleh sir Torren.
Mereka berlari dengan penuh keberanian dan tanpa sedikitpun rasa ragu di dalam hati mereka.
Darg...
Tabrakan hebat terjadi antara barisan Thal'kren dan pasukan Cavalry sir Edgar yang langsung menyebar untuk membuka jalan agar pasukan Sir torren dapat masuk dan membuat formasi pertahanan untuk memecah barisan Thal'kren itu.
Tang... Tink...
Suara pedang dan tombak beradu saling bersahutan dibawah hujan malam ini.
Tubuh knight yang gugur ditutupi oleh darah biru dan merah yang bercampur menjadi satu di pasir yang kotor ini.
Meskipun banyak dari mereka yang terluka dan bahkan cukup parah, para knight ini tidak gentar sama sekali, mereka tetap bertarung meskipun hanya menggunakan satu tangannya.
Duar!
Suara ledakan terjadi di luar tembok pertama.
"A-apa itu?" Ucap Erick.
Sir Torren lalu melihat keluar lubang tembok itu dan melihat salah satu monster raksasa itu telah tumbang begitu saja.
"L-lihat komandan!" Erick menunjuk keatas tembok pertama dimana sekumpulan orang yang tidak terlihat seperti knight datang keatas tembok melalui tebing yang menghimpit pantai ini.
Mereka menggunakan balista dan anak panah peledak nya untuk menjatuhkan monster raksasa dibelakang.
"James?" Ucap Erick melihat James dan kawan kawannya membantu mereka melawan Thal'kren.
Duar! Duar!
Ledakan demi ledakan terjadi dan satu lagi monster kepiting itu pun langsung tersungkur ke tanah tak bernyawa.
Kini tinggal tersisa satu monster lagi yang ukuran dan penampilan nya jauh lebih besar dan mengerikan dibanding yang lain.
James dan kawannya lalu membuat semacam platform untuk melompati lubang tembok agar bisa mencapai lubang yang satunya lagi.
Melihat itu pasukan Heartstone bersorak gembira dan menyemangati mereka.
Pasukan itu semakin ganas dalam menghabisi para Thal'kren karena melihat James dan kawannya yang sangat berani memanjat keatas tembok yang jelas jelas berada dibelakang barisan musuh.
Pov James
Aku harus bisa menghancurkan monster yang terakhir itu sebelum dia melewati tembok dan menghancurkan segalanya.
"Zein! Bantu aku melompat ke sisi lainnya" teriak ku.
Zein pun menunduk tepat di depan tembok hancur karena serangan sebelumnya dan aku pun berlari dengan sekuat tenaga dan menggunakan tubuh zein sebagai Batu loncatan.
Aku melompat tinggi melewati celah di lubang tembok, dibawah ku monster itu masih mencoba untuk masuk melewati lubang yang hancur.
Monster itu mencoba melakukan serangan meriam air kembali untuk membuka lubang agar lebih lebar supaya dia bisa masuk.
"Zein! Galland! Pusatkan tembakan balista pada pandangannya! Jangan biarkan dia melepaskan serangan itu lagi!" Teriak ku.
Aku pun segera mencari anak panah peledak untuk mengisi balista ku, tetapi tempat penyimpanan amunisi di sisi ini sudah hancur bersama tembok di serangan sebelumnya.
"Sandel! Lemparkan anak panah itu padaku!" Teriak ku meminta agar Sandel melemparkan anak panah peledak kearahku.
Tanpa pikir panjang Sandel mengambil anak panah balista yang ukurannya lebih besar dibandingkan dengan tombak atau bahkan semua Warhammer.
"Bagaimana aku bisa melemparkan benda sebesar ini kesana" gumam Sandel.
Celeste lalu menepuk pundak Sandel.
"Aku bisa menendang panah ini agar lemparannya lebih jauh, kau hanya perlu melemparkan nya dengan sekuat tenaga" ucap Celeste.
Sandel pun setuju dan mengambil ancang-ancang untuk melemparkan panah balista itu dengan sekuat tenaga.
Dia berlari sambil memanggul panah itu di pundaknya dan melemparnya dengan sekuat tenaga, sebelum anak panah itu terlepas dari tangan Sandel sepenuhnya, Celeste berlari dibelakang Sandel dan menendang pangkal panah itu dengan sekuat mungkin menambah momentum dari panah tersebut sehingga dapat mencapai ke seberang tembok.
"James, awas!" Teriak Celeste.
Panah itu mendarat tepat dihadapan James dan dengan cepat James langsung memasukannya ke balista dan memberi aba aba bagi yang lain.
"Incar matanya! Siap!"
"Tembak!" Teriak James di ikuti oleh suara panah dan membelah udara.
DUAR!
Kembali ke pov ketiga
Ledakan besar terjadi tepat dibawah posisi James dan kawan kawan.
Monster itu pun mundur beberapa langkah dan terjatuh ke pasir, darah biru mengalir dari luka nya, dia kehilangan pengelihatan nya dan juga kulit bagian depannya hancur membuka kulit lunak yang dapat di serang kapan saja.
"Isi ulang! Dan langsung tembak lagi!" Teriak James.
DUAR! DUAR! DUAR!
Suara ledakan saling bersahutan menggetarkan tembok dan juga pantai greywind malam itu.
Monster yang tadinya masih bisa bergerak sekarang terlihat tidak memiliki kehidupan sama sekali, dia tergeletak ditanah tanpa ada gerakan sedikitpun, air hujan membasahi tubuh monster itu dan mengalirkan darah biru menjauh.
Tapi karena monster itu sebelumnya akan melakukan serangan meriam air membuat tekanan air ditubuh nya sangat kuat dan....
DUAR!
Tubuh monster itu meledak dari dalam meluncurkan organ dalam dan kulit kerasnya kesegala arah.
Salah satu capit besar nya terpental kearah tembok kedua dan langsung menghantam tembok itu seperti catapult besar yang langsung menghancurkan tembok itu, meninggalkan lubang besar yang menganga.
Tembok yang di duduki James mendadak bergoyang pertanda akan roboh karena ledakan tadi.
Dengan sigap dia pun berlari kearah zein yang sudah siap menjulurkan tangannya untuk menangkap James yang akan melompat.
"Lompat James!" Ucap zein.
James pun melompat dan tangannya memegang tangan zein yang langsung mengangkat dia keatas.
Nafas mereka terengah, tubuh mereka bergetar hebat. Mereka tidak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi di hadapan mereka.
Para cadet yang bahkan belum sempat merasakan ceremony kelulusan sebagai knight baru saja membunuh 3 monster raksasa yang dapat menghancurkan ratusan pasukan dengan mudah.
"K-kita harus segera pergi dari sini!" Ucap James bangkit.
"Y-y-ya kau benar" ucap Sandel yang kesulitan bangun karena kakinya bergetar dan lemas.
Zein lalu memopong tubuh Sandel agar dia bisa berdiri dan mereka pun berjalan perlahan menyusuri tembok untuk kembali ke tebing tempat mereka muncul.
Sementara itu dibawah tembok para pasukan akhirnya dapat membantai seluruh Thal'kren yang datang.
Tubuh para Thal'kren itu menggunung menciptakan bukit yang terbuat dari mayat Thal'kren yang terus mengalirkan darah biru tanpa henti.
Hujan membasahi tubuh pada knight yang terengah mencoba mengatur nafas setelah melewati pertarungan panjang ini.
Sebagian besar dari mereka mengalami luka dan bahkan ada yang sudah tidak bisa berdiri tanpa dibantu oleh rekannya.
Ser Edgar mengangkat Warhammer hanya ke langit pertanda kemenangan bagi pasukan Tharion.
Ser Torren berusaha membantu para knight yang mengalami luka parah meskipun dia sendiri juga mengalami luka di kepalanya.
Erick masih terdiam melihat keatas tembok memperhatikan teman masa kecilnya melakukan hal diluar perkiraan semua orang.
"James" ucap Erick.
Ketika semua sudah terasa tenang, tiba-tiba seekor Thal'kren datang menghampiri Ser Torren dan berbicara padanya.
"B-ber-siaplah!" Suara Thal'kren itu berat dan serak terasa seperti berasal dari orang yang sudah lama tenggelam didalam air.
"R-raja k-kami akan d-datang!" Lanjutnya.
"P-persiapkan p-petarung t-terk-kuat k-kalian!"
"D-duel n-nant-ti a-akan mengak-khiri semuanya!" Ucapnya lalu berjalan kembali ke laut.
Mendengar hal itu Ser Torren memasang raut wajah serius.
"Katakan para raja mu bahwa aku akan menunggu kedatangannya dan aku juga yang akan melawannya ketika dia datang nanti" ucapnya tajam.
Thal'kren itu pun menghilang dibalik ombak yang mengamuk di pesisir pantai.
Hujan mulai berhenti, langit mulai terang dan awan yang menutupi langit pun mulai menghilang.
Matahari perlahan terbit menyinari pemandangan kelam di pantai ini, tubuh para Thal'kren dan para knight yang gugur menjadi satu, bau darah yang bercampur menghiasi udara di pagi hari ini.
Kemenangan yang datang Kali ini justru terasa seperti tragedi, Dua tembok yang berdiri tegak akhirnya rusak dan hancur.
Tembok pertama terlihat seperti reruntuhan yang sudah melewati batasnya, tidak ada cara untuk memperbaiki tembok ini kembali, satu satu harapan untuk bertahan sekarang berada di tembok kedua dan sekaligus tembok terakhir.
Ser Torren tidak tahu apa yang akan Raja Thal'kren lakukan ketika dia datang untuk menyerang kembali, tapi yang pasti akan ada lebih banyak korban berjatuhan.
Hampir setengah dari pasukan gabungan tharion gugur di pertempuran Kali ini, Ser Balon yang sangat berpengaruh pada pertahanan Kali ini sekarang terbaring lemah dan masih belum sadarkan diri.
Meskipun tubuh sudah hampir mencapai batasnya, tidak ada waktu bagi para knight untuk bersantai. Mereka harus segera mempersiapkan pertahanan kembali untuk serangan berikutnya
Sementara itu di atas tembok.
"Ayo kita harus cepat pergi" ucap James sambil membantu yang lain untuk naik ke tebing dipinggir pantai.
Ketika mereka berhasil naik, tiba tiba sesosok pria bertudung datang dari belakang mereka.
"Kalian hebat juga rupanya" ucap pria itu.
James dan kawannya langsung memegang gagang senjata mereka masing masing bersiap untuk bertarung.
"Turunkan senjata kalian, aku datang kesini bukan untuk bertarung" ucap pria itu sambil menurunkan tudungnya.
"S-ser Garrick?" Ucap James tidak percaya.
James lalu berjalan kearah ser Garrick dan memeluknya dengan erat.
"Kau mengenal pria ini?" Tanya zein.
James melepaskan pelukannya dan berbalik ke arah zein.
"Tentu saja, dia Ser Garrick orang yang sudah menyelamatkan ku dari hukuman di pengadilan sebelumnya" jawab James
Zein yang lain pun saling bergantian berjabat tangan dengan ser Garrick.
"Aku kesini atas perintah Raja Rowan, dia memerintahkan ku untuk ikut dalam perjalanan mu dan mulai hari ini aku menjadi salah satu bagian dari kelompok kalian" ucap Ser Garrick.
Mendengar hal itu James mengangkat alisnya.
"Kenapa raja mengirimkan mu seorang diri?" Tanya james
"Karena dia tidak bisa mengambil resiko ketika para penjabat lain tau kalau dia membantu seorang buronan"
"Terlebih lagi Draco sedang mengincar mu" ucap Garrick.
"Aku sangat lega raja mengirimkan mu untuk membantu kami" ucap James.
"Aku tidak bermaksud untuk memotong tapi kita harus segera pergi dari sini sebelum para knight datang" ucap Galland.
Mereka pun pergi untuk kembali ke rumah Sandel dan beristrirahat setelah melewati pertarungan yang sangat gila tadi.
Karena kebnyakan novel pke bantuan ai itu bnyak yg pke tanda itu akhir2 ini.
Tapi aku coba positif thinking aja