Biyan Erlangga dan Eros Rahadian, dua pria matang berusia 39 tahun, adalah sepasang sahabat lama yang sama-sama tidak beruntung dalam percintaan.
Rumah tangga Eros sedang berada diambang kehancuran, sedangkan Biyan merupakan duda cerai, dengan seorang putri yang beranjak dewasa.
Bella Erlangga dan Ayushita Melani adalah dua gadis belia, mahasisiwi semester tiga disebuah perguruan tinggi.
Bella menaruh hati kepada Eros, seorang pria dewasa sahabat ayahnya, sementara diam-diam, Ayu justru jatuh cinta pada Biyan, yang tak lain ayah sahabatnya sendiri.
Mampukah mereka semua mewujudkan cinta ...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LIDIA KAY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MOVE ON KILAT
Eros menatap bingung pada ekspresi wajah Bella yang terlihat datar.
Meskipun sebelum nekad menolak cinta Bella, Eros rada khawatir jika Bella gak bisa menerima keputusannya ... tapi yang ada kekhawatiran Eros seolah gak beralasan karena gak terjadi sama sekali.
"Bell ..." panggil Eros ragu, tapi Bella malah tersenyum ringan.
"It's okay, Om ... Bella tau semua ini gak mudah, karena Om Eros pastinya akan menolak cinta Bella dengan berbagai alasan ..."
Sungguh Eros beneran gak enak hati mendengar perkataan Bella yang tepat sasaran.
"Bell ..." panggil Eros lagi dengan nada lirih, penuh penyesalan.
"Karena Bella anaknya Papa Biyan jadi Om Eros gak enak hati. Iya kan ...?"
"Hhh ... gak sesederhana itu, Bella ..."
"Atau karena Om belum resmi cerai sama Tante Anya ...?"
Eros terpekur sejenak sebelum akhirnya menjawab lunglai. "Yah ... baiklah, Om akui itu juga alasannya, tapi yang jelas ada banyak hal yang membuat Bella harus menyadari bahwa semua yang Bella minta ... itu gak mungkin ..." pungkas Eros dengan tekad yang bulat.
Bella tersenyum segaris menanggapinya. "Kalo cuma itu alasannya, Bella bersedia kok menunggu sampai proses cerainya kelar. Lagian Tante Anya kan udah punya pacar ... Om Eros juga pernah beberapa kali ganti pacar ... "
Mendengar Bella yang membeberkan semua kenyataan tersebut membuat Eros menggaruk tengkuknya yang gak gatal.
Eros jadi bingung sendiri untuk ngeles, karena pada dasarnya Bella memang mengetahui semua seluk-beluk kehidupan bobrok Eros selama ini dengan sangat baik.
"Om Eros bisa pacaran dengan cewek lain, lalu kenapa sama Bella gak bisa?"
Todong Bella dengan berani, semakin menambah pening kepala Eros.
"Apa dimata Om Eros, Bella se-jelek itu yah?"
"A-apa ...?!" kali ini Eros telah terjingkat, sontak menggeleng cepat. "Gak ... bukan begitu, Bell. Bella cantik kok ... cantik banget malah ..."
"Alhamdulillah ..."
"Egh ...?" Eros terhenyak lagi menghadapi betapa santuynya Bella menghadapi dirinya yang gelagapan.
"Asalkan Om Eros udah tau perasaan Bella yang sesungguhnya, maka Bella akan tetap menunggu sampe Om Eros mau menerima Bella jadi pacar Om Eros ..."
"Apa ...?!"
"Pelan-pelan saja, Om. Jangan buru-buru, tenang aja. Bella pasti akan menunggu dengan setia. Okeh ...?"
Betapa anehnya situasi yang Eros hadapi, karena saat ini dengan entengnya Bella malah menepuk-nepuk kedua bahu Eros, seolah-olah sedang menyemangati dan memberi kekuatan ekstra.
'Kok malah jadi gini sih? Ini bukannya kebalik ...?'
'Seharusnya kan aku yang nyemangatin nih bocah, kenapa malah jadi Bella yang nyemangatin aku ...?'
'Duhhh ...'
Eros makin mumet dibuatnya.
Sementara senyum diwajah Bella semakin terkembang sempurna. Sama sekali tidak ada sedikitpun jejak patah hati di sana.
'Nih bocah suka beneran sama aku apa enggak yah ...?'
'Kok bisa gercep gitu move on-nya ...?'
Bathin Eros ling-lung, mendapati Bella yang belum apa-apa udah move-on secepat kilat, padahal Eros baru saja menolak mentah-mentah tawarannya untuk menjadikan dirinya pacar.
"Egh, itu bukannya mobil Papa ...?"
Belum sempat Eros mengurai situasi dan kondisi absurd yang ada diantara dirinya dan Bella, manakala gadis itu telah lebih dahulu bersorak kegirangan.
Eros sontak menoleh, mengikuti ke mana arah telunjuk Bella dan benar saja, mobil berwarna hitam metalik milik Biyan terlihat memasuki halaman villa.
"Horee ... Papa pulaaang ... ayo, Om, buruan kita kesana ...!"
Bella meraup lagi pergelangan tangan Eros yang masih betah nge-lag, memaksa Eros yang mematung agar segera beranjak secepatnya kearah villa.
"Ish, Om Eros kok malah bengong sih ...?" tatap Bella kearah Eros yang membatu.
Eros mengawasi wajah Bella yang semringah bak orang bego. Rasanya Eros belum siap menghadapi mood Bella yang berubah-ubah secara drastis bak roller coaster.
Tapi disaat kesadaran Eros belum juga pulih sepenuhnya, Bella malah sudah berjinjit, dan dengan gerakan secepat kilat gadis itu meraih tengkuk Eros kemudian ...
CUP.
'Wa de fak ...'
Eros memaki dalam hati, seiring dengan wajahnya yang memanas sempurna dalam temaram.
Lembut dan lembabnya bibir Bella menempel manis di pipi kiri Eros tanpa tercegah.
"Masih mau bengong juga, Bella kiss lagi nih ..." ancam Bella dengan mimik lucu, seolah sadar betul bahwa Eros lagi salting brutal meskipun wajah memerah Eros tersamarkan oleh temaram.
"Bella, stoped it ...!" kecam Eros, kesal setengah mati.
"Gak takut. Weeekk ..." lidah Bella terjulur kearah Eros yang melotot kepadanya.
Eros menghembuskan napas pasrah, karena bukannya kena mental oleh matanya yang melotot sempurna, yang ada gadis itu justru kembali menarik acuh lengan Eros dengan kekuatan super, yang dua kali lipat lebih besar dari semula.
Eros menyerah dan tidak bisa lagi berbuat apa-apa saat Bella berusaha menyeret paksa tubuh tinggi tegapnya menuju kearah villa ... menyongsong kehadiran Biyan yang terlihat menuntun Ayu turun dari mobilnya, dengan penuh perhatian ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Kenapa wajahnya, Non? Dari tadi senyum-senyum mulu, gak pegel apa?"
Ayu yang baru saja keluar dari kamar mandi nampak menggeleng-gelengkan kepalanya kearah Bella yang sejak tadi senyam-senyum sendiri didepan cermin.
"Ciieee ... segitu bahagianya bisa makan malam berdua sama Om Eros tanpa ada yang ganggu gugat ..." goda Ayu lagi, yang sudah pasti bisa menebak dengan jitu darimana sumber kebahagiaan abadi Bella malam ini.
Sesungguhnya yang dialami Bella gak berbeda jauh dengan Ayu, yang diam-diam juga merasa bahagia tak terhingga karena bisa bersama Biyan sepanjang malam, sama halnya dengan Bella yang hepi berat karena bisa bareng Eros tanpa terusik oleh kehadiran Biyan dan Ayu.
"Ayu, tau gak? Sekarang hubungan Bella sama Om Eros udah 'naik kelas' loh ..." pamer Bella sambil berbalik menatap Ayu.
Mendengar ungkapan 'naik kelas' dari Bella, gerak tangan Ayu yang sedang mengeringkan wajahnya dengan sehelai handuk sontak terhenti.
Ayu berbalik menatap penuh kearah Bella yang senyam-senyum penuh arti.
"Kepo kan ..." tuding Bella yang disambut anggukan kepala Ayu yang penuh rasa ingin tahu.
"Seriusan, Bell ...? Gilaaa ... kamu dah jadian sama Om Eros ...?" Ayu nyaris terpekik saking speechless-nya, namun mati-matian Ayu menahan rasa ingin bersorak karena takut suaranya bakal terdengar sampai keluar kamar mereka yang telah terkunci rapat.
"He ... he ... he ... sebenarnya belum jadian sih ..." Bella terkekeh malu-malu, membuat Ayu balik melongo.
"Loh ... kok belum jadian ...? Katanya udah 'naik kelas' ...? Gimana sih, Bell ...?"
"Maksud Bella udah 'naik kelas' karena sekarang Om Eros udah tau perasaan Bella yang sebenar-benarnya. Begitu, Yu ..."
"W-whaaatt ...?!"
"Iya, Yu, jadi mulai sekarang Bella bebas mengekspresikan perasaan Bella untuk Om Eros. Gak perlu nge-bathin lagi ..."
"B-Bell ... jangan bilang k-kalo kamu ... kamu ..."
Ayu tergeragap, manakala sebuah pemikiran horor tentang aksi nekad Bella mengusik benaknya.
"Seriusan kok, meskipun belum jadian tapi se-enggaknya Bella udah lega. Bella gak perlu lagi menutup-nutupi, mendam perasaan, jaga image ... yah, pada intinya mulai sekarang Bella mau jadi diri Bella sendiri. Gak perlu lagi berpura-pura apalagi gengsi ..."
"Bell, j-jadi maksudnya ... kamu ..."
Mengambang, Ayu masih belum mampu mengucapkan kecurigaan yang berseliweran diotaknya.
"Tadi Bella nekad nembak Om Eros. Keren kan, Yu ...?"
Sepasang mata Ayu nyaris melompat dari cangkangnya, mendapati kenyataan bahwa apa yang sejak tadi ia takuti ternyata benar-benar terjadi.
Ayu bahkan bisa melihat bagaimana bangganya Bella yang dengan begitu percaya diri telah mengakui, bahwa dirinya baru saja nekad menembak seorang pria ... apalagi pria itu adalah Eros!
"Lalu ... gimana tanggapan Om Eros ..."
"Ya udah pasti Om Eros menolak lah ... ngeselin banget kan, Yu ...?"
"Apppaaa ...?!"
Ayu gak habis pikir, kok bisa ada gadis seperti Bella yang mampu menceritakan dengan gamblang, kisah tentang pengakuan cintanya yang ditolak mentah-mentah oleh crush-nya.
'Bella ... Bella ... bukannya nangis bombay, malah kelihatan se-tegar karang ...!'
Salut. Demi Tuhan, Ayu benar-benar salut atas kepribadian Bella yang unik, gak ada duanya!
"Sumpah, Bell, kamu beneran gak sakit hati setelah di tolak Om Eros begitu saja ...?" usut Ayu masih gak bisa mempercayai kenyataan, karena Ayu bahkan bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana sikap Bella yang nyaris gak berubah meskipun berhadapan dengan Eros.
Justru sebaliknya, kalo dipikir-pikir tadi saat mereka berempat sempat berbincang-bincang ringan di ruang tengah sebelum memutuskan masuk ke kamar masing-masing, malah Eros yang kelihatan rada diem, gak seperti biasanya, seperti berusaha keras agar terlihat baik-baik saja.
"Kata siapa gak sakit hati, Yu. Sakitlah hati Bella ... tapi mau gimana lagi, udah resiko Bella ditolak karena Bella anaknya Papa Biyan. Iya kan?"
"Trus gimana rencana kamu selanjutnya, Bell? Masih tetap mau ngejar cinta Om Eros?"
"Of course, dong ... yang ada Bella bakalan lebih gencar lagi usahanya, biar Om Eros secepatnya luluh lantak dihadapan Bella ..." tekad Bella sambil membusungkan dadanya penuh rasa percaya diri.
Melihat pemandangan itu Ayu hanya bisa menepuk jidatnya pelan, beneran susah menyesuaikan diri dengan jalan pikiran Bella.
"Udah deh, gak usah kebanyakan mikirin Bella. Ayu sendiri gimana? Beneran udah gak nyeri perutnya? Udah gak meriang lagi ...?" tanya Bella dengan pertanyaan beruntun, sambil menatap Ayu dengan perhatian penuh.
Ayu menggeleng sebagai jawaban. "Enggak lagi, Bell. Alhamdulillah tadi pas udah minum obat habis diperiksa dokter, badan Ayu langsung enakan ..."
"Syukur deh kalo gitu ..."
"Iya, Bell, makasih yah udah peduli sama Ayu. Om Biyan juga baik banget mau nganterin Ayu ke dokter segala ..."
"Papanya Bella emang baik, Yu. Samaan kayak Bella ..." pungkas Bella dengan ekspresi wajah narsis.
"Iya, deh iya ... Papanya Bella paling baik sedunia, Bella juga paling baik sedunia ..."
"Nah gitu dong, itu baru namanya adil ..." seloroh Bella dengan mimik lucu, membuat Ayu gak bisa menahan tawanya lebih lama ...
...
Bersambung ...
otw lah ke kmar baru othor,,,
tp aq masih nunggu bonus di kamar ini bolehh,,,,🤭🙈
tpi ko udh tamat maak...
ko cumn smpe cini khidupn om"...
ma sugar dady nya...cih..😁😁
duh pak biyan