NovelToon NovelToon
Mimpi Aqila

Mimpi Aqila

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda
Popularitas:303
Nilai: 5
Nama Author: Ai_va

" Aku akan membiayai sekolahmu sampai kamu lulus dan jadi sarjana. Tapi kamu harus mau menikah denganku. Dan mengasuh anak-anak ku. Bagaimana?

Aqila menggigit bibir bawahnya. Memikirkan tawaran yang akan diajukan kepadanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ai_va, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelecehan Di Kampus

"Jadi nanti Qila pulang malam ya??"

"Iya kak. Karena ada pembubaran ospek dan ada kayak konser-konser gitu. Nggak apa-apa kan??"

"Nggak apa-apa sayang. Nanti selesai kerja kakak akan antar Leon ke Ryan dulu. Dan habis itu kakak stay di kampus kamu. Setelah acara selesai, kamu bisa langsung nemuin kakak di parkiran mobil."

"Jangan. Kasihan kakak kelamaan nunggu di mobil."

"Nggak apa-apa sayang. Apa sih yang nggak kakak lakukan buat Qila."

Abizam mendekati Aqila dan mencium Aqila.

"Nikmati hari ini. Kakak akan kabari kamu nanti kalau kakak sudah ada di pelataran kampus kamu."

"Iya kak."

Aqila memeluk erat Abizam.

"Kak... Qila mau tanya."

"Tanya apa??"

"Emang harus ya kalau Leon sama Om Ryan waktu weekend??"

"Iya. Ini sudah perjanjian kami berdua untuk menjaga Leon. Di sini kakak kan dibantu mama dan papa. Kalau di apartemen Ryan kan nggak ada siapa-siapa. Ryan hanya bisa bareng-bareng Leon kalau weekend aja. Jadi dia minta sama kakak untuk kasih space buat dia dan Leon di weekend."

"Oh gitu."

"Kenapa??"

" Nggak apa-apa. Hanya saja kalau Qila kuliah nanti waktu Qila dan Leon jadi berkurang."

"Qila masih bisa sama Leon kalau malam. Qila harus bertahan untuk tiga atau empat tahun ke depan ya. Kakak yakin Leon pun juga akan paham."

"Iya kak."

Hari ini Abizam yang mengantarkan Aqila ke kampus. Hari masih pagi saat mereka sudah tiba di kampus. Aqila langsung masuk ke kelasnya. Aqila langsung duduk di bangkunya. Dan tak lama kemudian Agatha dan Galih datang.

"Udah izin sama Pak Abi kalau harřini kamu pulang malam Qila?"

"Udah. Kak Abi malah mau stay di sini mulai sore kalau urusannya sudah selesai."

"Aawww...so sweet banget sih. Aku jadi iri banget sama kamu. Bisa ya dapat suami sesempurna itu. Tajir, ganteng, pengertian, sayang sama kamu. Terus sweet banget kayaknya ya??"

"Hahaha. Iya. Aku bersyukur banget."

"Qila..Qila..."

Salah seorang mahasiswi dari fakultas yang sama dengan Aqila mendekati Aqila.

"Ada apa Asti??"

"Memang bener kalau kamu udah nikah??'

"Kamu tahu dari mana??"

"Jawab aja."

"Iya. Kenapa emang??"

"Ooh gitu. Jadi tadi ada kakak tingkat kita. Namanya kak Eka. Tahu kan yang dua tahun diatas kita yang ganteng dan tinggi itu. Rupa-rupanya dia suka sama kamu dan rencananya hari ini di pentas seni untuk pembubaran ospek dia mau nembak kamu. Terus si Anindita bilang kalau kamu itu udah punya suami dan anak. Emang betul ya?"

" Iya."

"Oh gitu. Aku kira karena si Andita.iri sama kamu. Jujurly aku nggak suka sama itu anak. Tapi ada untungnya juga dia speak up. Jadi kak Eka nggak malu-malu banget."

"Perempuan itu lagi. Nggak kapok-kapok memang dia. Nanti kalau aku ketemu, habis dia di tangan ku."

"Udah Tha. Jangan diterusin. Biarkan saja. Semakin banyak yang tahu akan lebih baik."

"Iya...tapi nggak yang ember gitu siih.."

"Makasih udah kasih tahu As."

"Sama-sama."

Asti pun meninggalkan mereka bertiga.

"Aku rasa jangan terlalu menyulitkan Aqila juga. Andita terlanjur kalah bersaing dengan Aqila. Aku pun juga sekali lihat lebih memilih Aqila. Tapi kalau saingan ku Pak Abizam aku cukup tahu diri."

"Hahaha kena mental kamu ya Lih??"

"Siapa yang nggak kena mental kalau saingan nya Pak Abi. Dia punya teman namanya Ryan. Mereka di segani di dunia bisnis. Kata papa ku sih lahan kosong saja bisa bernilai milyaran rupiah kalau di tangan mereka."

"Masak sih?? Kok Kak Abi nggak pernah ngomong gitu ke aku??"

"Ya kamu belum tahu aja Qila. Kemarin aku kasih lihat foto yang aku lagi foto bareng Pak Abi. Papa ku langsung seneng dan udah wanti-wanti aku supaya jaga kamu. Jangan sampai bikin Pak Abi marah. Papa ku bahkan kasih aku uang tambahan."

"Hahaha. Traktir kami Lih. Jangan seperti itu. Aku hanyalah Aqila mahasiswi yang baru masuk ke kampus ini untuk menuntut ilmu. Dan aku pun masuk dengan jalur beasiswa kalau kalian mau tahu. Aku nggak mau kalian berteman sama aku karena kak Abi. Kita biasa-biasa aja. Oke."

"Oke Qila."

" Qilaaaa.."

Mereka bertiga mengalihkan pandangannya ke arah Manda sahabat Aqila.

"Ngapain kamu di sini??"

"Idih sewot mentang-mentang nggak sefakultas. Besok aku mau ke taman bermain sama Om Ryan sama Leon. Mau ikut nggak??"

"Aku tanya kak Abi dulu deh. Aku nggak tahu jadwal kak Abi apa besok."

"Yaahh... padahal kita udah lama nggak jalan bareng."

"Kangen yaaa."

" Nggak jadi deh."

Aqila terkekeh melihat wajah Amanda yang cemberut.

"Oh ya kenalkan ini temen ku satu kelompok. Namanya Galih. Ini Amanda temen ku satu sekolah dulu. Dia ini pacarnya pak Ryan yang kamu bilang tadi."

"Qila ...."

Aqila terkekeh saat Amanda meneriakinya.

"Habis tiap weekend jalan bareng. Tapi nggak segera diresmikan. Penonton kecewa."

"Dasar netizen julid. Aku balik ke barisan ku dulu. Nanti kabari kalau Om Abi mau diajak main. Aku duluan ya. Dadah."

Amanda pun meninggalkan Aqila dan kawan-kawannya.

"Hebat. Kalian bersahabat. Terus yang satu dapat Pak Ryan, satunya dapat Pak Abimana. Aku nyesel nggak satu sekolah sama kamu Qila."

Aqila terkekeh mendengar ucapan Agatha.

"Nanti pasti kamu ketemu sama orang hebat yang mau menerima kamu apa adanya. Karena kamu juga orang baik. Orang baik pasti akan dipertemukan dengan orang baik juga."

"Amin paling kenceng."

Mereka bertiga pun masuk ke barisan fakultas mereka. Bisik-bisik tentang Aqila mulai terdengar. Aqila pun mengabaikannya. Karena itu bukan hal yang penting. Memang lebih baik beritanya tersebar kalau dia sudah menikah. Supaya tidak ada Galih atau Kak Eka yang lain.

Ospek hari itu sudah selesai. Aqila, Agatha dan Galih menuju ke lapangan tempat diadakannya bazar dari kakak tingkat mereka. Mereka menjual banyak makanan ringan dan makanan berat. Ada juga beberapa merchandise yang dijual. Aqila membeli mainan robot-robotan Hulk untuk Leon.

"Untuk anak kamu??"

"Iya. Dia suka sekali sama Hulk."

"Aku jadi pengen ketemu dia lagi. Anaknya lucu."

Mereka berkeliling stand dan membeli beberapa makanan. Handphone Aqila berdering sebuah pesan masuk dari Abizam yang memberi tahukan kalau dia sudah ada di parkiran mobil.

"Enjoy dan santai-santai aja. Kakak juga ada kerjaan kok."

Pesan singkat itu cukup membuat Aqila berkesan. Aqila membeli beberapa roti goreng, cakuwe dan onde-onde serta es teh cup untuk Abizam.

"Aku ke parkiran dulu. Aku mau kasih ini untuk kak Abi."

"Kita nggak ikut ya. Nanti daripada lihat kamu hot kissing lagi di parkiran."

"Mulutmu Tha."

Agatha terkekeh mendengar umpatan dan wajah memerah Aqila. Aqila berjalan menuju ke parkiran dan dilihatnya mobil Abizam yang sudah ada di parkiran. Aqila mengetuk kaca mobil Abizam. Terlihat Abizam yang serius melihat tabletnya. Abizam pun membuka kaca mobilnya.

"Kok udah di sini aja??"

"Buat cemilan kakak. Ada bazar di dalam dan menjual beberapa makanan serta minuman ini Qila belikan untuk Kakak jangan lupa dimakan ya."

"Terima kasih sayang."

Aqila pun masuk ke dalam kampus. Di tengah perjalanan dia di hadang oleh Eka. Kakak tingkatnya. Aqila sedikit ketakutan. Aqila meraih handphonenya dan menghubungi Abizam.

"Hallo."

Abizam mengernyitkan keningnya karena tidak ada suara. Tepat saat Abizam akan menutup panggilan Aqila, dia mendengar suara Aqila.

"Ada apa kak??"

"Aku mau tanya tentang desas-desus itu."

"Apa yang Kakak dengar itu memang benar aku memang sudah menikah dan punya anak."

" Nggak mungkin. Bagaimana bisa?? Aku udah menyukai kamu dari pertama kamu masuk kampus ini. Kamu pasti sengaja menyebar berita itu supaya bisa fokus kuliah dan tidak ada yang menggangu kan?"

"Sama sekali nggak. Qila memang sudah menikah."

Eka mendekati Aqila dan mencengkeram lengannya.

"Aku malah senang kamu udah menikah. Kalau begitu kita bisa bersenang-senang sebentar kan??"

Kilatan tentang ingatannya yang dilecehkan beberapa tahun lalu berkelebatan di benak Aqila. Aqila berusaha melepaskan cengkraman Eka. Tetapi cengkraman Eka sangat kuat. Eka menariknya di sebuah ruangan kelas yang kosong. Dan menguncinya. Aqila berlari menjauh dari Eka.

"Kak Abi...Kak Abi tolong Qila."

Aqila berlari menjauh tetapi Eka lebih gesit dan mencengkeram lengan Aqila. Eka berusaha mencium Aqila. Walaupun berkali-kali ditepis oleh Aqila, tetapi dia berhasil memeluk dan mencium pipi serta leher Aqila.

"Lepaskan!!! Lepaskan Mala!!!!"

"Ayolah. Jangan munafik. Aku akan berusaha menyenangkan kamu lebih baik dari suami kamu. Kamu pasti menikah dengan lelaki tua supaya bisa kuliah di tempat ini kan?"

Eka terus menciumi Aqila. Bahkan Eka sudah berhasil merobek pakaian bagian atas Aqila.

"Lepaskan!!!"

Aqila menendang Eka sampai Eka kesakitan dan berlari ke arah pintu. Aqila menggedor-gedor pintu kelas. Sia-sia. Karena suara musik dari sound sistem mengalahkan teriakan dan gedoran pintu Aqila.

"Brengsek!!! Aku nggak akan merasa kasihan sama kamu!!"

Eka mendekati Aqila lagi. Mencengkeram lengannya dan membaringkan di atas lantai. Eka mulai membuka gespernya. Aqila mundur ke belakang.

" Qila mohon... Qila akan bantu kakak. Tapi Qila mohon jangan apa-apa kan Qila."

"Bantu aku sekarang. Bantu aku memuaskan diriku. Hahaha."

Eka menarik kaki Aqila supaya mendekat.

*BRAAAKK*

1
luisuriel azuara
Bagus banget, semoga mendapat banyak pujian dan dukungan!
Tri Wahyuni: makasih kak 🙏
total 1 replies
María Paula
Characternya bikin terikat! 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!