NovelToon NovelToon
LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Single Mom
Popularitas:1.8M
Nilai: 5
Nama Author: D'wie

Masa putih abu-abu adalah masa paling indah setiap remaja begitu pula yang dialami Bunga. Cinta yang membara dan menggebu serta pengaruh darah muda yang bergejolak membuatnya dan sang kekasih terhanyut dalam pusaran dosa manis yang akhirnya membuat hidupnya penuh luka.

Bunga hamil. Kekasihnya pergi. Keluarga kecewa dan membenci lalu mengusirnya. Terlunta-lunta di jalanan. Kelaparan. Dicaci maki. Semua duka dan luka ia hadapi seorang diri. Ingin menyerah, tapi ia sadar, dosanya sudah terlampau banyak. Ia tak mungkin mengabaikan permata indah yang telah tumbuh di rahimnya. Tapi sampai kapankah ia sanggup bertahan sedangkan semesta sepertinya telah terlampaui jijik kepadanya?

Inilah kisah Bunga dan lukanya.

Jangan lupa tap love, like, komen, vote, dan hadiahnya ya biar othor makin semangat update!

Bacanya jangan skip, please! Jangan boom like juga! soalnya bisa menurunkan kualitas karya di NT! Terima kasih. 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. XXVI Papa, jangan pergi lagi!

Beberapa saat sebelumnya,

"Mau kemana kamu, Ed? Rapi bener. Bukannya Sabtu biasanya kamu nggak kerja?" cecar Ibu Edgar saat melihat Edgar telah tapi dengan kemeja biru navy dan celana bahan abu-abu. Tak lupa dasi bermotif garis-garis abu-abu hitam, membuat Edgar tampak lebih berwibawa. Lalu Edgar mengenakan best jas untuk menyempurnakan penampilannya.

"Mau ke sekolah Putri, Ma," jawab Edgar santai sambil mengenakan jam tangan di pergelangan tangan kirinya.

"Putri?" beo Ibu Edgar yang memang belum mengetahui perihal siapa itu Putri.

"Hmmm ... Putri, dia itu putrinya perempuan yang aku sukai, Ma. Putri baru berusia 5 tahun. Dia lucu banget deh," ucap Edgar sambil mengulum senyum mengingat lucu dan polos wajah Putri.

"A-apa katamu tadi, Ed? Anak dari perempuan yang kamu sukai? Jadi dia ... seorang janda?" pekik Ibu Edgar yang benar-benar terkejut mengenai fakta perempuan yang disukai anak sulungnya itu.

Edgar menatap sang ibu lalu menggeleng membuat ibu Edgar mengerutkan keningnya, merasa bingung.

"Dia ... bukan janda, ma."

"Maksudnya? Kalau bukan janda? Oh, Putri itu anak angkatnya, begitu?"

Edgar kembali menggeleng, "Putri itu anak kandungnya, Ma. Tapi ... anak hasil di luar nikah. Bunga belum pernah menikah sebelumnya," aku Edgar jujur. Ia tak mau ada yang ditutup-tutupi dari orang tuanya yang justru bisa menjadi bumerang di kemudian hari.

Ibu Edgar sontak meremas dadanya. Kakinya tiba-tiba melemah dan hampir saja terjatuh bila tidak disanggah Edgar.

"Ma, mama, mama nggak papa?" tanya Edgar panik melihat wajah ibunya yang sudah memucat.

"Kamu sudah gila, Ed? Kamu benar-benar nggak waras. Bagaimana bisa kamu menjalin hubungan dengan perempuan seperti itu? Dia pasti yang sudah merayu kamu kan! Dia pasti bukan perempuan baik-baik karena hamil di luar nikah, iya kan!" cecar Ibu Edgar dengan tatapan nyalang dan nafas menggebu.

Edgar menggenggam tangan ibunya dan meremasnya pelan serta menatap mata ibunya dengan tatapan teduh.

"Ma, Bunga perempuan baik-baik, percaya sama Edgar. Mama juga bisa tanyakan hal ini pada Niko karena Edgar kenal Bunga dari Niko. Dia yang menjaga konter Niko selama ini," papar Edgar berusaha memberikan pengertian pada ibunya.

"Nggak ada perempuan baik-baik yang hamil bahkan sampai punya anak di luar nikah, Ed. Nggak ada. Kalaupun sampai mereka melakukan kesalahan, mereka pasti akan mempertanggungjawabkannya dengan menikah dan kamu lihat, dia tidak menikah. Kemungkinan besar, laki-laki itu tidak mau bertanggung jawab karena tahu kelakuan perempuan itu. Dia tidak yakin dengan anak yang dikandung perempuan itu karena dia tak lebih dari perempuan murahan. Atau kau pun pernah mencicipinya karena itu kau ingin menikahinya?" cecar Ibu Edgar sinis.

"Ma, sumpah demi Allah Edgar nggak pernah melakukan perbuatan terlarang itu. Dan Bunga juga bukanlah perempuan murahan seperti yang mama pikir. Dia perempuan baik-baik. Kalaupun ia memiliki anak di luar nikah, kita tidak bisa menuding seseorang karena masa lalunya. Yang Edgar yakini adalah, Bunga perempuan yang baik, tegar, dan mandiri. Biarpun hanya tinggal berdua dengan putrinya, namun Bunga tidak pernah meminta belas kasihan orang lain. Dia ... benar-benar wanita yang tangguh. Hal itulah yang membuat Edgar menyukainya," pungkas Edgar sebelum meninggalkan ibunya.

Karena terlalu lama berbicara dengan ibunya, ia hampir saja terlambat datang ke sekolah Putri.

'Semoga saja aku tidak terlambat,' batin Edgar seraya mengemudikan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi. Ponselnya yang ada di atas dashboard tampak berbunyi nyaring. Ia tahu, itu merupakan panggilan dari Bunga. Pasti Bunga dengan cemas. Edgar pun makin meningkatkan kecepatan mobilnya agar segera tiba di sekolah Putri.

...***...

Melihat keberadaan Nathan yang tengah menggendong Putri sontak saja membuat Bunga membelalakkan matanya. Jantungnya berdegup dengan kencang, 'apa Nathan sudah tahu kalau Putri itu adalah putrinya?' batin Bunga bermonolog.

Bunga pun bergegas bergerak dan mengambil Putri dari gendongan Nathan membuat laki-laki itu membeku dan terpaku. Otaknya masih belum bisa mencerna situasi yang sedang ia alami kini.

Melihat raut wajah Bunga yang terlihat panik dan segera ingin membawa Putri menjauh dari dirinya membuat Nathan mulai menyatukan potongan puzzle yang ada dalam benaknya. Hingga satu kesimpulan ia dapatkan.

"Bunga, berhenti!" tukas Nathan dengan suara sedikit mengeras. Situasi sekolah yang sedang melangsungkan acara membuat mereka tidak bisa bicara dengan biasa saja sebab hal itu tentu tidak akan terdengar jelas.

Bunga pun reflek menghentikan langkahnya. Batinnya menggerutu, mengapa ia bisa reflek menghentikan langkahnya dengan patuh seperti ini.

Bunga ingin mengabaikannya, tapi Putri justru memanggil-manggil Nathan dengan sebutan 'Om Baik' membuat hatinya dilanda kegamangan.

"Om baik?" beo Bunga dengan dahi yang berkerut.

"Om baik, ayo sini! Ayo tonton Putri! Sebentar lagi Putri akan tampil," panggil Putri sambil melambaikan tangan ke arah Nathan.

Nathan pun bergegas mendekat.

Baru saja Nathan hendak mengambil Putri, tapi Bunga justru menghindar.

"Bunga, cukup! Kau dengarkan, Putri ingin aku ikut! Kenapa? Kau takut dia tahu siapa aku? Mau sampai kapan kau menutupi ini? Jangan egois! Lebih baik kita turuti dulu kemauan Putri, setelahnya baru kita bahas apa yang seharusnya kita bahas," tukas Nathan tegas membuat dada Bunga seketika bergemuruh. Ia tak mampu mengontrol emosinya lagi. Apapun yang berhubungan dengan Putri selalu saja mampu menguras emosinya.

"Apa? Aku egois? Apa tidak salah tuan Nathan Wiryatama? Aku tidak menutupi apapun. Bukankah kau sendiri yang sejak awal menolak mempercayai keberadaannya?" sinis Bunga dengan wajah yang sudah merah padam.

Edgar yang masih setia berdiri di samping Bunga mencoba mencerna situasi . Hingga ia akhirnya menarik satu kesimpulan.

'Apakah dia ayahnya Putri?'

"Bunga, please! Sekarang bukan waktu yang tepat untuk membahas itu. Jangan membuat mood Putri memburuk karena pertengkaran orang tuanya," tegas Nathan yang sukses membuat Bunga bungkam.

"Putri, yuk ikut papa! Papa temani kamu ke dalam," ujar Nathan seraya mengulurkan kedua tangannya.

"Papa?" beo Putri yang masih dilanda kebingungan.

"Iya, nak. Ini ... ini papa. Papa sudah kembali. Maaf, papa baru datang dan maaf papa baru tahu kalau Putri itu anak papa," ucap Nathan lirih membuat netra Putri membulat dan terlihat menggemaskan.

"Benar itu, ma? Om baik benar-benar papa Putri?" Putri bertanya pada Bunga menuntut penjelasan.

"Put, dia ... "

"Sudah cukup kau menutupnya, Nga. Putri pun berhak mengetahui siapa ayahnya. Aku tahu, aku salah. Tapi Putri? Dia tidak salah sama sekali. Aku tahu, salahku mungkin tak termaafkan, tapi ... izinkan aku menjadi ayahnya. Jangan pisahkan kami, Nga! Aku mohon!" melas Nathan dengan netra berkaca-kaca.

"Papa," lirih Putri akhirnya. Bunga memejamkan matanya. Matanya telah berkabut. Bulir bening pun luruh tanpa diminta.

Putri pun segera beringsut minta diturunkan dari gendongan Bunga dan ia segera berhambur ke dalam pelukan Nathan. Nathan terisak sambil memeluk tubuh mungil Putri.

Tak lama kemudian, nama Putri pun dipanggil. Dengan bangga, Nathan menggendong Putri dan mengantarkannya ke atas panggung. Berpasang mata menatap heran ke arah Putri. Dengan penuh percaya diri, ia pun mulai mendeklamasikan puisi yang ternyata judulnya adalah Ayah. Setelah mendeklamasikan puisi, Putri pun bergegas turun seraya berlari mendekati Nathan seolah ia takut ditinggalkan kembali oleh ayahnya itu.

"Papa, jangan pergi lagi! Jangan tinggalkan Putri lagi!" lirih Putri saat kembali masuk ke pelukan Nathan.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
Author 𝙲𝚒𝚌𝚒𝚝
lahh?? bukannya durian bikin panas ya di perut? mama ku pernah makan durian pas kandungannya udh 7 bulan lagi malah keguguran bayinya
Rasni Saldi
astaga malu benar gara.gara baca ini novel anak anak jdi ngetawain gue gara gara air mata ngalir terus .
Rasni Saldi
wkwkwk. beni sisa
Rasni Saldi
alama mundur aja Edgar Mma mu jga TDK kasi restu.
Rasni Saldi
tega banget si nathan.ini si ceritanya Nathan cuma mau enaknya aja kasihan si bunga.
Rita Sari
Luar biasa
martiana. tya
bagus. semangat kak
Naufal hanifah
Luar biasa
Atmita Gajiwi
/Determined//Rice//Rose//Good/
Soraya
yg sabar ya Bunga
Soraya
mampir thor
Eva Nietha✌🏻
Ampun deh banjir😭
Eva Nietha✌🏻
Sebel ihhh sama bayu 😔
Eva Nietha✌🏻
Nah ketemu deh smua
Ummu Faliha
Luar biasa
altanum
alurnya lain daripada yg lain
tapi yg bikin seneng tetep hepi ending.makasih thor ud kasih bacaan yg bagus.terus semangat berkarya...♥️♥️
Nur Halima
Luar biasa
Nur Aini
sy baca 2x novel ini,tetep aj mewek
Raja Rosnenty
Luar biasa
Sri Wahyuni
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!