Setelah 15 tahun menikah, Elma dan Danu merasa hidup mereka terenggut, mereka sama-sama lelah, sama-sama marah dengan keadaan yang memaksa untuk bertahan.
Hingga di suatu malam mereka memutuskan untuk berpisah dan mencari bahagia masing-masing.
Mampukah itu terwujud? saat hati masih saling bertaut ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
S15TMD BAB 26 - Pelukan Hangat
Elma hanya mematung saat Danu memasangkan jaket di tubuhnya, kemarin dia pulang menggunakan angkot jadi tak begitu terasa dinginnya angin malam.
Tapi malam ini, bahkan hanya berdiri disini Elma sudah merasa dingin.
Lalu bagaimana dengan Danu? bagaimana jika tiba-tiba hujan turun?
Elma tak kuasa lagi untuk membayangkan itu semua.
Dia lantas menghentikan pergerakan kedua tangan Danu dan kembali melepas jaket yang terpasang di tubuhnya.
"Kamu saja yang pakai jaket ini, lagipula aku bisa berlindung di tubuhmu." jelas Elma, dia memberikan jaket itu kembali pada Danu.
Dan Danu yang tak suka berdebat pun langsung menuruti. Dia memakai jaket itu terbalik, bagian punggungnya adalah yang ada resleting di depan, jadi Elma bisa bisa masuk juga ke dalam jaket itu andai menginginkannya.
"Helmnya cuma 1, mau kamu atau aku yang pakai?"
"Kamu saja," jawab Elma.
Setelah semuanya beres, mereka pun mulai naik ke atas motor. Danu juga memakai tasnya di depan, semakin membuat tubuh bagian depannya terasa hangat.
Saat itu Elma mengunakan celana jeans berwarna hitam, membuatnya duduk dengan nyaman di belakang.
Motor mulai melaju keluar area parkir CSM. Sampai di jalan raya angin terasa berhembus lebih dingin. Tapi Danu tak merasakan pelukan apapun dari sang istri.
Bukan mencari kesempatan, namun dia sungguh tak ingin Elma merasa kedinginan.
"El, masukkan tangan mu," ucap Danu, dia sedikit menoleh ke belakang kemudian fokus menatap jalanan di depan.
"Jangan sampai kamu masuk angin," ucap Danu lagi, ucapan yang memuat Elma akhirnya menurut.
Dengan canggung dia menyentuh pinggang Danu, seketika seperti ada aliran listrik yang menyerang tubuhnya.
Elma bahkan lupa kapan terakhir mereka melakukan sentuhan fisik seperti ini.
Jantung Elma makin tak aman ketika Danu malah menarik tangannya lebih dalam. Membuat tubuh Elma pun jatuh di atas punggung sang suami.
Danu meremat kedua tangan Elma yang terasa dingin, dia sungguh merasa tak kuasa. Istri yang selama ini dia jaga di rumah akhirnya harus keluar juga dan bekerja.
Tapi Danu tak bisa melarang, takut lagi-lagi ucapannya akan salah di mata Elma.
Akhirnya Danu hanya bisa menuruti apa keinginan sang istri.
"Mas, pegang setir motornya dengan benar. Aku sudah tidak dingin," ucap Elma, sedari tadi Danu terus menggenggam tangannya membuat sang suami hanya menyetir dengan satu tangan. Elma takut hal ini akan membuat mereka tak aman.
"Kalau begitu peluk aku yang erat."
"Iya," jawab Elma patuh, tanpa banyak berdebat di atas motor itu.
Dan benar saja, saat Danu melepaskan genggamannya Elma dengan segera memeluknya semakin erat.
Pelukan ternyaman yang hangatnya bisa mereka rasakan sampai ke hati masing-masing.
Malam itu jalanan cukup lenggang, tidak sampai 20 menit mereka sudah tiba di rumah Elma.
Wanita ini pun turun dari atas motor, namun sedikit ragu untuk langsung pergi begitu saja.
Tadi Danu kembali bertanya adakah makanan di rumah dan Elma menjawab iya ada. Kini Elma sangat ingin meminta Danu untuk menginap, mereka bisa makan bersama-sama.
Tentang tidur? Danu bisa tidur di kamar Arkan.
"Mas, masuklah dulu. Menginap disini saja," ucap Elma dengan ragu, tangannya yang sudah hangat kini jadi dingin lagi karena gugup.
Danu terdiam, dia malah menatap lekat kedua mata Elma yang nampak tak tenang. Dari sana dia tahu jika Elma sebenarnya ragu, mungkin hanya iba hingga memintanya untuk menginap.
"Tidak mau ya?" tanya Elma sekali lagi dengan kegugupan yang semakin bertambah banyak. Rasanya seperti sedang mengundang pria asing.