Ranjang Pengkhianatan (Balas Dendam)

"Lihat, non Elle tidak ada," kata Jose.

"Sudah berangkat dengan supir mungkin," jawab Axel, "sudah, biarkan saja," cueknya, Axel masuk ke dalam mobil.

"Setidaknya jaga perasaan nona Ell, pake perasaan, Tuan. Tidak mudah menghadapi gadis diusianya."

"Jangan menasehatiku, Elle pasti tunduk padaku," ucapnya tanpa ragu.

Jose hanya menghela napas sambil menggelengkan kepala, lalu menghidupkan mesin mobil dan segera berangkat.

"Kita mau kemana?" tanya Axel saat melihat arah jalan yang bukan menuju kantor.

"Kita akan menemui seseorang," jawab Jose.

"Siapa?" Axel memegang dagu seraya berpikir.

"Nanti juga tau." Hingga sampailah mereka di sebuah gedung tinggi, Jose sudah berhasil membawa Lory dari jeratan Leo.

"Selamat datang, Tuan," sapa Lory.

Axel mengerutkan kening karena bingung, ia tak menyangka kalau Jose akan secepat ini dengan tugasnya.

Jose merasa iba pada pengantin itu saat di malam bahagianya, dan ini juga karena ulahnya. Diam-diam, Jose mengambil vidio saat Lory di seret pada malam itu. Mungkin malam yang sangat mengenaskan ketika melihatnya. Ditambah lagi, ia harus memikirkan cara bagaimana merebut kembali risort milik tuannya.

Lalu ia terpikir akan pengantin itu, dan disitulah kebetulan Jose melihat Lory sendirian di club. Ia menghampirinya mengajaknya bicara dan memperlihatkan sebuah tayangan yang di mana Lory sedang tidak sadar, Lory mengemis sentuhan pada suaminya dan terjadilah sampai mereka bertemu kembali di sini.

Lory sudah setuju akan membantu Axel merebut kembali perusahaannya. Ia juga geram pada suaminya karena niat busuknya sudah tercium. Jose dan Lory sudah sepakat, mereka akan bekerja sama untuk menghancurkan Leo dengan secara perlahan.

"Bagaimana? Gerak cepat 'kan?" Jose membanggakan diri pada tuannya, "jangan memujiku, aku memang hebat," pujinya lagi.

Axel memutar bola mata dengan jengah, cukup mengakui dalam hati bahwa anak buahnya memang sangat brilian. "Kemarin menganjurkan Elle untuk ikut dalam soal ini," kata Axel, "kenapa berubah pikiran?"

"Karena aku tidak ingin Tuan kehilangan nona Ell, sudah siap ditinggalkan sebelum menikahinya?" tanya Jose.

"Apa maksudmu bicara seperti itu?"

"Terkadang, cinta memang tidak butuh pengakuan. Seperti yang Tuan alami sekarang, setelah kehilangan kita akan menyadari betapa berhargnya dia untuk kita."

"Sok puitis, cari saja pasangan dulu. Jangan mengajariku soal cinta, di sini aku yang lebih berpengalaman," ujar Axel bangga.

"Sombong, tetap saja dikhianati iyakan?"

"Kenapa kalian jadi bertengkar? Selanjutnya apa rencana kita?" tanya Lory.

"Kamu tidak mencintai suamimu? Apa tidak akan menyesal setelah menghancurkannya?" tanya Axel.

"Cinta? Omong kosong! Berkat Jose aku jadi tau siapa dia, baj*ngan tengik!" rutuk Lory.

"Hmm, baiklah jika itu memang sudah keputusanmu. Aku mau risort yang ada di Zumpango kembali padaku, katanya risort itu sedang ada di puncak. Aku tidak rela tempatku dijadikan tempat mesum berkeliaran laki-laki hidung belang, membuat tempat itu kotor. Risort itu bukti cintaku kepada Hanna," jelas Axel.

"Wah, kesalahan Leo fatal juga ya? Sepertinya tak hanya risort itu yang harus kita ambil," kata Lory, "setauku, dia punya tempat lain yang lebih banyak menghasilkan uang."

"Perusahaan apa?" tanya Axel.

"Tempat pelacur," jawab Jose, "dia mengambil paksa seorang gadis untuk dijadikan pelacur setiap bulannya. Menjual para gadis pada bandot tua."

"Kurang ajar!" Axel geram dengan tingkah Leo.

"Maka dari itu, jangan sampai dia tau adanya non Ell. Aku takut non Ell malah menjadi korban," kata Jose.

"Apa dia akan setega itu pada putrinya?" tanya Axel.

"Putri? Leo sudah menikah sebelumnya?" Lory terkejut karena ia tidak tahu apa-apa soal kehidupan suaminya.