NovelToon NovelToon
Klenting Kuning Dan Ande-ande Lumut

Klenting Kuning Dan Ande-ande Lumut

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:49.1k
Nilai: 5
Nama Author: Hana Reeves

Kisah dua anak manusia yang ditemukan karena takdir.

Sekartaji adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang semuanya perempuan. Dia adalah satu-satunya yang belum menikah di usianya yang ke 27 sementara kedua kakak dan adiknya sudah punya pasangan masing-masing. Sekar tidak ada keinginan menikah karena baginya pria jaman now red flag semua.
Danapati, seorang pengusaha berusia 34 tahun, belum mau menikah karena menunggu wanita yang membuatnya jatuh cinta.
Bagaimana jika dua orang yang tidak mau menikah tapi dipertemukan oleh takdir?

Disclaimer. Ini bukan cerita rakyat Jawa ya. Hanya cerita komedi unfaedah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pendapat Sekartaji

Danapati dan Sekartaji pun berpamitan dengan Bu Lusi lalu mereka menuju jalan Pahlawan Semarang. Sekartaji melihat bagaimana banyak perubahan di jalan tempat kantor ayahnya dulu.

"Wah, kantor papa jadi berbeda ya?" gumam Sekartaji saat melihat Bank Artha Jaya di jalan Pahlawan. "Dulu sebesar ini kah?"

"Nggak Sekar. Dari dulu segitu. Mungkin karena dulu kamu kecil jadi kelihatan besar gedungnya."

Sekartaji melihat gedung kantor itu dan Danapati membelokkan mobil Rama ke halaman lalu parkir.

"Ngapain kesini?" tanya Sekartaji bingung.

"Nostalgia. Yuk turun!" ajak Danapati dan Sekartaji pun turun dari mobil.

Mereka pun menuju gedung Bank Artha Jaya dan disapa ramah oleh satpamnya.

"Apa bapak dan ibu hendak menabung atau buka rekening baru?" tanya satpam itu sopan.

"Oh nggak pak. Ini pacar saya dulu pernah disini. Maksudnya, dulu papanya tugas disini. Jadi macam nostalgia," jawab Danapati.

"Siapa kalau boleh tahu?"

"Pak Rama Kusumoadi," jawab Sekartaji sementara satpam itu mencari data di ponselnya.

"Oh pak Rama. Mantan manager keuangan di sini dari tahun xxxx sampai tahun xxxx dan rumah dinasnya di ....?" ucap satpam itu.

"Jalan Kawi no xx."

Satpam itu mengangguk. "Iya benar Bu. Itu rumah dinas pak Rama. Jadi ibu putrinya?"

"Iya benar. Data papa saya masih ada?" tanya Sekartaji bingung.

"Masih Bu. Atas perintah Pak Bagas, semua data pegawai harus tersimpan rapi untuk jaga-jaga."

Danapati mengangguk. Sama dengan Eyang.

"Ibu mau lihat-lihat bekas kantor Pak Rama?"

"Iya pak. Dulu saya suka main disini kalau weekend diajak papa kalau ada lembur." Sekartaji terkejut karena jendela kaca tempat dia melihat Danapati berdiri di teras saat hujan deras, sudah tidak ada. "Dulu disini ada jendela kaca besar tapi kenapa jadi tembok?"

"Oh kalau soal itu saya kurang tahu Bu. Saya baru bekerja disini lima tahun dan posisi gedung sudah seperti ini," jawab satpam itu.

"Kan harus direnovasi dong, sayang. Suasana baru lah. Eh tapi kamu ingat dulu ada jendela kaca besar disini?" tanya Danapati.

"Ingat. Aku juga lihat bapak berdiri disitu sambil menatap langit. Macam bertanya-tanya kapan hujan berhenti ...." Sekartaji terdiam. "Aku duduk disana ... sambil gambar ...."

Danapati tersenyum. "Ingat ya?"

Sekartaji mengangguk. "Iya ...."

"Kami boleh masuk kan pak?" tanya Danapati.

"Boleh pak, Bu ...?"

"Danapati dan Sekartaji."

"Monggo Pak Danapati dan Bu Sekartaji."

Keduanya pun masuk ke dalam gedung Bank Artha Jaya dan Sekartaji seperti melihat flashback. Dia teringat di tengah-tengah ada kursi tunggu dan ada sofa untuk kaum lansia serta prioritas. Sekartaji duduk di lantai sambil menggambar. Dia melihat ke arah jendela kaca besar dan tampak Danapati berdiri dengan gaya khasnya, menatap langit. Sekartaji juga ingat Danapati mengobrol dengan satpam dan tertawa kecil, bercanda bersama satpam itu.

"Kamu kenapa?" tanya Danapati.

"Pak Panji ... Ngobrol dengan satpam dan tertawa ... disana," jawab Sekartaji sambil menunjuk teras bank.

Danapati tertegun. "Kamu ingat?"

"Iya ... Aku mulai ingat."

Danapati tersenyum. "Alhamdulillah ...."

Sekartaji mengangguk. "Kamu mengambil foto aku kan pak? Pakai hp jadul? Yang gendut itu."

Danapati melongo. "Kamu ingat hp aku?"

Sekartaji mengangguk. "Warnanya hitam abu-abu."

Rasanya Danapati ingin memeluk Sekartaji karena dia ingat semuanya.

"Ini ...." Danapati mengambil ponselnya dan dompetnya. "Foto-foto kita masih ada."

Sekartaji melihat foto-foto yang diambil Danapati. Dia sudah melihat sebelumnya tapi saat itu Sekartaji belum seingat sekarang. Kali ini dia sudah ingat dan membuat perasaannya berbeda, penuh dengan flashback yang memorable.

"Kamu tahu, saat mendengar nama kamu Sekartaji, aku sudah bertekad, kita akan bersama karena Raden Panji itu bersama Dewi Sekartaji," ucap Danapati.

"Pak Panji terlalu harafiah mengambil cerita rakyat."

"Lha kita memang jodoh kok!" eyel Danapati.

Sekartaji hanya melengos.

"Sudah yuk. Kita makan siang dulu. Mau makan dimana?" ajak Danapati sambil menggandeng tangan Sekartaji.

"Terserah bapak, yang penting ada nasi."

Danapati tertawa lalu mereka berpamitan ke satpam tadi dan berjalan menuju mobil Rama. Danapati pun mengajak ke sebuah restauran di daerah jalan Ahmad Yani. Selama mereka makan, Sekartaji masih merasa takjub karena setelah dua puluh tahun, akhirnya dia bisa mengingatnya.

"Apa masakannya tidak enak?" tanya Danapati.

"Tidak pak. Enak ... Hanya aku masih takjub bagaimana bisa aku mengingat semuanya setelah dua puluh tahun. Padahal aku sudah berusaha untuk mengingat selama ini."

Danapati meletakkan sendok dan garpunya. "Kamu tahu kenapa?"

"Kenapa pak?"

"Karena, kamu bersama aku. Orang lain yang tahu kamu waktu kecil sementara kedua orang tua kamu dan kakak kamu, sudah panik dan berusaha mengingatkan kamu yang mereka ingat. Tapi aku, orang yang tahu kamu diluar keluarga kamu. Aku tidak pernah melupakan detail soal kamu waktu kecil." Danapati menatap serius. "Jujur aku tidak menduga akan bertemu lagi denganmu karena setelah kamu pindah ke Jakarta, aku juga pindah ke luar negeri ... Aku tidak tahu harus mencari kamu kemana."

Sekartaji menatap Danapati dengan perasaan menghargai.

"Bapak itu macam tidak ada gadis lain saja."

"Hei, namanya orang kalau sudah jatuh cinta sangat mendalam, dia tidak akan melepaskan orang itu. Sampai kapan pun. Dulu aku mengira aku cinta monyet sama kamu, tekad hanya karena nama kita berkaitan dengan cerita rakyat romantis tapi semakin kemari ... Aku yakin bahwa selama ini yang aku cari cuma kamu. Aku tidak sempurna, Klenting Kuning, tapi aku akan menjadi pasangan yang terbaik untuk kamu. Tahu, aku dan kamu sama-sama tidak tertarik untuk menikah ... Tapi apakah mungkin, karena kita sama-sama saling menunggu satu dengan lain. Aku menunggu kamu dan begitu sebaliknya?" ucap Danapati.

Sekartaji mencerna ucapan Danapati. "Aku tidak mau menikah karena banyaknya pria red flag jaman sekarang. Aku sudah bekerja dengan karier bagus, gaji bagus dan aku tidak mau punya pasangan yang tidak bisa memberikan apa yang aku dapatkan selama ini."

"Maksud kamu?"

"Bapak tahu kan gaji aku berapa. Jika aku menikah dengan pria yang salah, gaji delapan digit aku melayang pak. Bukannya aku matre tapi realistis. Ada banyak pria yang ingin istrinya di rumah. Sekarang, jika aku di rumah, apakah bisa pria ini memberikan uang diluar kewajiban sebesar dengan gaji aku? Belum tentu pak. Belum tentu ada pria yang punya pemikiran terbuka seperti itu. Misal jika aku tetap bekerja dan gaji aku lebih besar dari pasangan aku, belum tentu juga, dia akan bekerja lebih keras lagi karena mengandalkan gaji aku. Padahal papa selalu menekankan pada menantunya, seorang pria akan dianggap pecundang jika tidak mau bekerja giat hanya karena gaji istrinya lebih tinggi. Bukan tugas istri yang mencari nafkah karena itu adalah kewajiban suami. Beda cerita jika dari awal pernikahan, ada pembicaraan soal keuangan bersama. Seperti adikku dan suaminya. Mereka punya uang bersama tapi tetap adikku punya tabungan sendiri yang suaminya tidak utak Atik. Karena itulah aku berpikir ulang untuk menikah jika pria itu cenderung mokondo."

Danapati menatap Sekartaji. "Apakah kamu seperhitungan ini?"

"Harus realistis pak."

Danapati mengangguk. "Jadi cinta saja tidak cukup?"

"Cinta tanpa logika, tanpa perhitungan, akan cepat menguap, pak."

***

Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa gaeeesss

Thank you for reading and support author

don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

1
Sayem Sayem
Alhamdulillah buah kesabaran plus pengeyelan e mas panji resmi pacaran ...ooh kleting kuning nyerah bin pasrah wae Karo kangmas ande - ande lumut
awesome moment
yuyu kangkang di meja ta critane. batal kenyang kn? laper lg. klo meh nuturi lidah...smp klenger kekenyangan di solo dompet blm goyang.
Meeta Baggio
Setelah sekian banyak drana dan menemukan yuyu kangkang di terima jg sama sekar.Dan sekar mau langsung d ajak nikah yaa
Srie Handayantie
sepadan dgn gigihnya usaha danapati akhirnya Sekar mau juga nikah 😁
Srie Handayantie
segala caraa dilakuin danapatii biar Sekar gak nyerocoss muluu 😅😅
Marsiyah Minardi
Sekar ,plis deh Aaron Kwok dah tuir
Mending ngundangnya Xu Cai, Chen Yuan ,atau Dylan Wang aja ya anak cantik
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©
diterima juga akhirnya. meskipun harus penuh drama yg bikin ngakak dan membagongkan😄
amilia amel
akhirnya diterima juga ya pak panji meskipun dengan cara yang sangat membagongkan 😅😅😅
Elsa Fanie
aaa akhir ny dari plan A -Z dan d akhiri ketemu Yuyu kangkang d trima jg y Raden Panji 🤣🤣🤣,benar benar membagongkan 🤣🤣
sefi dwi handriyantin
hemm,, yuyu kangkangnya enak ya Sekar.. akhirnya setelah plan A-Z dan modus serta cari yuyu kangkang,, Sekar mau menerima juga.. semoga Sekar mau langsung diajak nikah ya pak Panji..
Kim nara
si sekar bikin ngakak
Kim nara
aku belajar dari mbak sekar makasih thor
mama_im
tuh si dewa aja suruh pake kostum kepiting terus mukanya di warnain 🤣🤣🤣
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©
tuh kan kamu juga ikut happy diajak kabur sama Panji, udahlah terima aja Sekar.. yakin deh kamu gak akan nyesel..
Jenong Nong
ya ampun kalian berdua ni ya debat musiknya bikin ngakak.... 🤣🤣❤❤🙏🙏
Sukarti Wijaya
sip/Good/
Hana Reeves: mamaciihhh 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Marsiyah Minardi
Part paling membagongkan Danapati vs Sekartaji /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
sefi dwi handriyantin
paket komplit ya Sekar.. terus udah mulai suka belum.. ada pak Panji,, Sekar suruh milih mau nyari yuyu kangkang di kali atau di restoran..
Elsa Fanie
udah Sekar trima j pak Panji ny paket komplit itu,udah mencari dan menunggu selama 20 THN jg
amilia amel
yuyu kangkangnya sudah berubah warna sekar..... jadi kare kepiting, kepiting saos Padang, dll 😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!