NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Tuan Posesif

Terpaksa Menikahi Tuan Posesif

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:3.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nafasal

Erina yang masih belum bisa melupakan Bima, memutuskan untuk liburan ke kota romantis di Negaranya. Tidak disangka di kota itulah awal pertemuan Erina dengan Arga.

Karena masalah ekonomi keluarga, Erina hampir menikah dengan duda kejam yang tak lain adalah seorang rentenir.

Pertemuannya kembali dengan Arga telah membuat hidup Erina berubah drastis. Arga tidak hanya menolong keluarganya tapi juga mengajak Erina menikah.

Dengan tujuan balas budi, akhirnya dengan terpaksa Erina menyetujui untuk menikah dengan Arga.

Bagaimana nasib pernikahan mereka? Bertahankah atau hanya seumur jagung? Penasaran, yuk ikuti cerita selengkapnya.

Ig : nafasal8

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafasal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teka Teki Baru

Pagi ini perasaan Arga jauh lebih baik dari kemarin. Arga tampak lebih semangat. Dia melihat Erina masih terlelap dalam buaian mimpinya. Posisi Erina yang menghadap Arga, membuat wajah Erina berada sangat dekat dengan wajahnya. Lama Arga memandang wajah Erina, mengelus pipi dan bibirnya.

"Kamu adalah kekuatanku saat ini, tak akan kubiarkan siapapun mendekati atau menyakitimu." kecupan hangat mendarat di kening Erina. Tak ada reaksi, Erina masih menikmati mimpi indahnya.

Arga bersandar pada tempat tidur, melihat Erina terbangun. Menggeliat dan mendongakkan kepala melihat suaminya tersenyum kepadanya.

"Selamat pagi." Kecupan mesra di pipi Erina. Erina tersenyum dan melingkarkan tangannya di pinggang Arga.

"Selamat pagi." sahut Erina dengan suara parau.

Arga menggeser posisi duduknya dan kini sudah berada dekat dengan Erina. Memeluk mesra tubuh istrinya.

"Hari ini aku ingin menghabiskan waktu dirumah saja bersama istriku tercinta." suara Arga memecah keheningan pagi. Erina hanya menganggukkan kepala, mengisyaratkan bahwa dia setuju dengan ide suaminya.

"Apa kamu sudah selesai datang bulannya?" pertanyaan Arga membuat Erina merasa gugup. Datang bulannya telah selesai dari dua hari lalu. Erina masih merasa belum siap. Apalagi jika mengingat-ingat kata suaminya yang ingin segera menghamilinya, Erina benar-benar frustasi membayangkannya.

"Perutku masih sedikit nyeri honey, jadi masih tidak nyaman." Erina mencoba menutupi, karna hanya dengan alasan nyeri di perut yang akan menyelamatkan nya kali ini. Begitu pikirnya.

"Kamu masih sakit? Aku panggilkan dokter Mili ya?" Raut wajah Arga berubah menjadi panik.

"Oh, tidak. Tidak honey, ini hanya nyeri biasa. Cukup minum obat pereda nyeri nanti juga sembuh." Erina meyakinkan Arga, mencoba tersenyum manis dan mengedip-kedipkan matanya. Membuat Arga gemas melihatnya.

Arga memeluk mesra Erina, membelai lembut rambut Erina.

***

Langit diluar sedikit mendung membuat kedua pasangan ini semakin malas beranjak dari kamar tidurnya.

"Aku mandi dulu ya hun, aku mau bantu bibi Mar menyiapkan sarapan." Erina mencoba melepaskan pelukan Arga.

"Tidak usah, kamu disini saja temani aku. Aku ingin seperti ini seharian." sahut Arga sambil mempererat pelukannya.

Apa yang benar saja, seharian dikamar? Oh tidak!

Gumam Erina dalam hati.

Erina berpikir keras, bagaimana caranya agar bisa keluar dari dekapan Tuan Arga tanpa membuatnya marah.

Belum juga terpikir suatu ide, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.

"Aku bukakan dulu ya hun." dengan cepat Erina melepaskan pelukan Arga.

Bibi Mar, kamu telah menyelamatkan jiwa kebosananku.

Gumam Erina, yang sudah tahu bahwa yang mengetuk pintu adalah Bibi Mar. Karna tidak ada lagi penghuni rumah ini selain Bibi Mar. Pak Yan, juga tidak mungkin. Pekerjaannya hanya sebagai sopir dirumah ini, jadi bisa dibayangkan kegiatan Pak Yan ketika pagi hari hanya mencuci mobil saja. Dan asisten pembantu lainnya, hanya datang membersihkan rumah lalu pulang karna Arga tak terlalu senang ada banyak orang dirumahnya.

Erina membuka pintu, tebakan Erina benar. Bibi Mar sudah berdiri di balik pintu.

"Ada apa Bi?" tanya Erina.

"Ada Tuan Rendra dan nona Clarissa non." jawab Bibi Mar.

"Oh iya, terimakasih ya Bi." Bibi Mar menganggukkan kepala dan kembali ke dapur, Erina menutup pintu dengan perasaan bertanya-tanya.

Rendra, siapa dia?

Dan kenapa tiba-tiba datang dengan Clarissa.

Gumam Erina penasaran.

Arga yang sudah mendengar ucapan Bibi Mar. Tampak sangat kesal.

Apa yang mereka inginkan? Pagi-pagi sudah menganggu orang saja. Dan Clarissa masih berani menemuiku? Lihat apa yang bisa mereka lakukan.

Arga mendengus kesal.

"Hun, kata Bibi Mar ... " Erina belum selesai bicara dan Arga segera memotong kalimatnya.

"Iya, aku sudah dengar." Arga tampak kesal.

Kenapa dia begitu kesal ya? Apa karna Clarissa?

Erina terdiam sesaat dan tersadar langsung berjalan ke kamar mandi sebelum suaminya bertambah kesal.

Erina dan Arga sudah tampak segar, Arga menarik tangan Erina. Menggenggam erat dan berjalan menuju ruang tamu. Erina hanya tersenyum mengikuti langkah suaminya.

"Selamat pagi sahabatku." suara Rendra memecah keheningan

Arga hanya melengos mendengar sapaan Rendra. Dia semakin mempererat genggaman tangannya.

Erina menundukkan kepala tanda hormat kepada Rendra dan Clarissa. Erina melihat Rendra dan sedikit terkejut. Pikiran Erina melayang mengingat kejadian di cafe beberapa hari yang lalu.

Bukankah itu laki-laki yang ada di cafe waktu itu ya?

Erina masih bertanya-tanya. Tapi masih terlihat ragu juga.

"Hai Erina, apa kamu masih ingat aku? Seseorang yang tak sengaja menabrakmu di cafe itu?" Rendra mencoba mencairkan suasana yang terasa mencekam bagi Clarissa.

"Oh iya, maaf aku tak terlalu ingat. " sahut Erina singkat, takut suaminya semakin kesal jika meladeni Rendra. Erina melihat ada rasa tak nyaman di mata suaminya.

"Sudahlah, apa yang kalian lakukan disini? " suara Arga tampak datar.

Clarissa yang dari tadi merasa tak nyaman hanya bisa menundukkan kepala, tak berani menatap Arga.

Kalau bukan karna ajakan Rendra, aku tak sudi melihat perempuan ini. Dan demi mendapatkan cintaku kembali, aku harus melakukan segala cara.

Gumam Clarissa.

"Jangan begitulah sahabatku, aku hanya ingin menyapa istri sahabatku. Apa itu tidak boleh?" tanya Rendra sambil melirik Erina.

Arga yang melihat pandangan Rendra ke arah Erina merasa benar-benar kesal. Kini tangan Arga sudah melingkar di pinggang Erina. Seolah menunjukkan "dia milikku, jangan berani macam-macam sama erina."

Rendra hanya tersenyum tipis melihat pemandangan di depannya. Ada perasaan getir yang menyeruak di dadanya. Perasaan

yang sama dirasakan oleh Clarissa. Bahkan lebih menusuk di bagian dadanya. "sakit tapi tak berdarah". Kalimat itu yang bisa mengungkapkan perasaan Rendra dan Clarissa. Ternyata tanpa di sadari, Rendra sudah jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Erina.

"Makan dulu Tuan dan nona. Saya sudah menyiapkan makanan yang spesial untuk anda semua." kata Bibi Mar membuyarkan lamunan mereka masing-masing.

Semua berjalan ke arah meja makan, Arga masih terus mendekap mesra pinggang Erina. Arga menarik kursi untuk Erina. Erina tersenyum canggung, merasa tak enak dengan Clarissa dan Rendra yang dari tadi mengamati mereka berdua.

***

Selesai acara sarapan bersama, Erina membantu Bibi Mar membersihkan meja makan.

Rendra masih mengawasi Erina, kagum akan sosok Erina. Karna dengan tangkas nya membantu pekerjaan asisten rumah tangganya bahkan tak merasa canggung sedikitpun. Rendra membandingkan dengan Clarissa. Sungguh jauh perbedaannya, Erina bukan gadis biasa. Begitulah pikirnya.

Clarissa mencoba mendekati Erina. Arga yang sudah melihat gerak gerik aneh Clarissa, segera mendekati Clarissa.

"Jangan berani dekati Erinaku! Bahkan dia tidak tahu, kalau kamu yang sudah merencanakan penculikan nya waktu itu. Jadi aku harap jaga sikapmu!" suara Arga tampak sangat tegas bahkan terdengar seperti ancaman untuk Clarissa.

"Kamu salah Ga, aku hanya ingin membantu Erina." sahut Clarissa.

"Terserah apapun alasanmu itu, aku mohon jangan mengganggu Erina lagi!" Arga tampak tak main-main dengan ucapannya.

Rendra yang melihat perseteruan antara Clarissa dan Arga langsung mendekat.

"Jangan terlalu kaku begitu dong Ga, Cla hanya mencoba akrab dengan Erina." ucap Rendra sambil menepuk bahu Arga.

Arga menepis tangan Rendra. "Tak perlu, aku bahkan tak mengijinkan kalian untuk akrab dengan Erina. Apa yang sebenarnya kalian rencanakan? " kata Arga dengan tatapan penuh kecurigaan.

"Hahaha, kamu ngomong apa si Ga. Ini murni hanya ingin main kerumahmu saja, tak ada maksud apa-apa kedatanganku dan Cla disini." sahut Rendra meyakinkan Arga.

"Sudahlah, kami tak punya banyak waktu untuk kalian. Sudah cukup basa-basinya. Kalian bisa angkat kaki. " Arga mengusir Clarissa dan Rendra.

Clarissa tampak menahan emosinya.

"Arga, kamu sudah keterlaluan. Kamu memang tak pernah tahu. Aku kesini juga dengan menurunkan harga diriku. Tapi sepertinya itu tak cukup membuatmu memaafkanku. " suara Clarissa terdengar sedikit bergetar.

Rendra yang merasa situasi semakin tak nyaman, segera mengajak Clarissa untuk undur diri.

"Arga benar Cla, mungkin kita datang di saat yang tak tepat. Baiklah kita pamit dulu Ga. Jangan terlalu kaku lagi ya? " Goda Rendra. Rendra mendongakkan kepala mencari Erina yang masih sibuk membantu Bibi Mar. Arga mengetahui maksud Rendra dan segera membalikkan tubuh Rendra agar segera pergi keluar. Rendra hanya mendengus kesal.

Rendra dan Clarissa akhirnya pergi dari rumah Arga.

Erina datang dengan membawa dua buah piring berisi buah melon dan buah mangga yang diiris kecil-kecil.

"Nona Clarissa sama Tuan Rendra kemana hun?" tanya Erina yang mendapati suaminya sendiri di ruang tamu.

"Sudah pergi." sahut Arga sambil mengambil salah satu piring yang dibawa Erina. Arga berlalu menuju tempat kerjanya. Erina sempat heran dengan keadaan yang terjadi tapi segera dia kembali ke dapur.

***

Erina mendekati Bibi Mar yang sibuk mengelap piring basah.

"Bi, boleh tanya sesuatu?" tanya Erina sambil duduk di sebelah Bibi Mar.

"Iya, mau tanya apa non?" jawab Bibi Mar dengan tangannya tetap memegang piring basah.

"Bibi Mar, tahu bagaimana hubungan Tuan Rendra, nona Clarissa dan Tuan Arga?" tanya Erina antusias.

Bibi Mar menghentikan aktifitasnya. Memandang Erina yang tampak begitu penasaran.

"Begini non, Tuan Arga, Tuan Rendra dan nona Clarissa dulu adalah sahabat. Namun sepertinya nona Clarissa menyukai Tuan Rendra, dan sepertinya Tuan Rendra hanya menyukai nona Clarissa sebatas sahabat saja. Kurang lebih seperti itu cerita nyonya nona." jelas Bibi Mar.

Bibi Mar tahu segalanya tentang kehidupan Arga. Bibi Mar sudah bekerja dirumah Arga selama 20 tahun. Sehingga semua masa lalu Arga hampir Bibi Mar tahu. Ibu Arga yang tak lain adalah nyonya besar suka curhat dengan Bibi Mar, karena kesetiannya Bibi Mar untuk keluarga Hutama yang tidak perlu diragukan lagi. Erina sering bertanya banyak hal kepada Bibi Mar, Bibi Mar dengan senang hati menceritakan semua yang dia tahu. Selain kepada Erina, Bibi Mar tidak pernah berani bercerita tentang kehidupan Tuan Muda.

Erina mulai mengerti, ada cinta segitiga diantara mereka.

Tapi mengapa Tuan Arga kelihatan tidak begitu senang ya dengan Tuan Rendra?

Teka-teki baru muncul di kepala Erina

Bersambung

1
ww
wanita anjing selalu menyusahkan
ww
sma manusia goblok aja lu takut dok
ww
emang ada laki keparat kyk gini?
ww
ga ingat kesalahan dia sendiri, emang wanita jalang
ww
vemen bedebah
ww
laki2 bodoh ngapai n jg nyari pdlacur jalang
ww
salah kamu pelacur jalang bngsat gini koq jd tokoh protagonis
ww
uda jd istri kluar mau kgk ijin suami, bener2 wanita jalang, mnding jd pelacur aja lu
ww
ga penting mulu dasar jalang
ww
bunuh aja wanita sampah itu
ww
percuma lu marahi pukul aja hajar biar kapok wanita jalang itu
ww
wanita anjing jalang
ww
pengen gw racun biar mampus lu wanita jalang
ww
pualang aja kau anjing jalang
ww
wanita goblok ga pas muda ato tuanya bangsatt
nieko harjito
bestttttttt
Sulaiman Efendy
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Sulaiman Efendy
SIAPA KIRA2 YG KECELAKAAN...??? SEMOGA BKN ERIC, CURIGA CLARISA YG KECELAKAAN..
Sulaiman Efendy
KARMA BUAT LOO YG DLU MNOLAK CINTA TULUS DARI ARGA,, SKRG LO SPRTI WANITA MURAHAN YG MNGEJAR NGEJAR CINTA..
Sulaiman Efendy
SIAPA KIRA2 SOSOK MISTERIUS YG AWASI MEREKA.. APA ORG2NYA BURHAN, ATAU ORG SURUHAN CLARISA..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!