Jodoh Pilihan Ayah

Di kuburan.

Ayah Noureen sudah dimakamkan, terlihat gundukan tanah dan batu nisan terpampang jelas disana. Noureen masih setia duduk ditepi batu nisan, memeluk sambil menciumnya. Air matanya terus menetes membasahi wajah cantiknya.

Reen ayo kita pulang," ucap Cakra merangkul tubuh istrinya.

Aku belum mau pulang mas, masih mau disini," ucap Noureen dengan suara yang serak. Dengan Air mata yang terus bercucuran.

Terlihat Bu Ratna menghampiri menantunya, ayo sayang kita pulang. Ayah mu sudah tenang disana.

Tidak mah, Noureen masih mau disini, kalian pulang saja." Ucap Noureen lagi.

Semua orang yang ada disana ikut meneteskan air mata. melihat kondisi Noureen seperti orang yang sudah kehilangan semangat hidup ditinggalkan orang yang paling ia Sayangi.

Cakra memeluk tubuh istrinya, membujuk nya terus, hingga akhirnya Noureen memutuskan untuk pulang.

Ayah Noureen pulang dulu yah, bsok Noureen kesini lagi. yang tenang ya ayah," ucap Noureen pamit sambil mengusap batu nisan sang ayah, ia kemudian berdiri dan dituntun oleh Cakra menuju ke mobil untuk pulang kerumah orang tuanya.

Sesampai di halaman rumah Noureen berlari masuk kedalam rumah menuju kamar yang dulu menjadi kamarnya sebelum menikah.

Noureen membaringkan tubuhnya diatas kasur. ia terus menangis, hatinya begitu sakit, ia belum rela jika harus kehilangan sang ayah. Ia kemudian mengambil foto yang ada diatas nakas, ia menatap lekat-lekat fotonya bersama sang ayah.

Ia kemudian mengusap foto sang ayah, yah kenapa secepat ini yah, maafkan Noureen yah, Noureen belum bisa buat ayah bahagia." Ucap Noureen terisak pilu.

Di Tengah tangisannya terdengar derap langkah dari arah pintu.

Ceklek

Pintu terbuka, terlihat Cakra berjalan masuk membawa sebuah nampan berisi makanan untuk Noureen. Ia kemudian meletakkannya  di atas nakas dan duduk disamping Noureen.

Reen ayo makan dulu, sejak pagi kamu belum makan."ucap Cakra sambil mengambil piring Hendak menyuapi istrinya.

Tapi lagi-lagi Noureen menolak.

Ngak mas, aku gak lapar ucap Noureen dengan wajah yang masih mengeluarkan air mata.

Ayo reen, sedikit saja. wajah mu sudah pucat, nanti kamu sakit," ucap Cakra hendak menyuapi Noureen.

Tapi lagi-lagi Noureen menolak, aku gak lapar mas." Ucap Noureen lagi.

Cakra menyimpan kembali sendok dan piring yang dipegangnya di atas nakas. kemudian ia mengusap wajahnya kasar. Aku harus bagaimana reen, dari tadi aku membujuk mu tapi kamu terus-terusan menolak," ucap Cakra Dengan suara yang naik satu oktaf.

Noureen menunduk mendengar perkataan Cakra. Selama pernikahan baru kali ini Cakra membentaknya.

Seketika Cakra tersadar saat melihat Noureen menunduk, tidak seharusnya ia bersikap begitu pada Noureen. ia kemudian merangkul dan memeluk tubuh istrinya, maafkan aku reen. aku khilaf, tidak seharusnya aku bersikap seperti itu.

Cakra kemudian mendekap wajah Noureen.

Reen lihat mas, mas tahu kamu sedih atas meninggalnya ayah, tapi mas mohon jangan begini, kasihan ayah, ayah pasti sedih jika melihatmu seperti ini. Ikhlaskan ayah, biarkan ayah tenang reen, kita semua sayang ayah, kita berdoa yang terbaik untuk ayah.

Noureen kemudian mengangguk dan menghambur memeluk suaminya,tangisnya seketika pecah.

tapi kenapa secepat ini mas," ucap Noureen di dalam perlukan Cakra.

Ini memang sudah takdir tuhan reen, kita ikhlaskan ayah, agar ayah tenang di alam sana," ucap Cakra mengusap punggung Noureen.

*****

Seminggu berlalu semenjak kepergian sang ayah. hari ini Noureen memutuskan kembali ke rumah Cakra. Ia kemudian berpamitan kepada Bu Citra.

Bu, Noureen pulang ya ke rumah mas Cakra, ibu jaga kesehatan, sesempat mungkin Noureen akan sering-sering nengokin ibu." Ucap Noureen sambil memeluk ibunya.

Iya sayang, kamu baik-baik ya dirumah suami mu. Jangan terus menerus bersedih, ayah disana sudah tenang. Ikhlaskan ayah nak." Ucap Bu Citra memeluk putrinya. semenjak kepergian sang ayah Noureen masih sering bersedih ia belum sepenuhnya ikhlas atas kepergian sang ayah yang mendadak.

Noureen kemudian melepaskan pelukannya dan berpamitan kepada bi Ida, asisten rumah tangga yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Bi Ida bekerja sudah sangat lama dirumah keluarga pak Setiawan, bahkan sebelum Noureen lahir Bi Ida sudah bekerja disana, itu sebabnya bi Ida sudah dianggap keluarga oleh mereka.

Bi Noureen pulang yah, Noureen titip ibu, klo ada apa-apa kabari Noureen ya bi," ucap Noureen kepada bi Ida.

Iya Non. Non baik-baik yah di rumah den Cakra," ucap bi Ida kepada anak majikannya itu.

Kemudian Cakra berpamitan kepada mertuanya dan Bi ida.

Setelah berpamitan Cakra dan Noureen kini melangkah keluar rumah, sesekali Noureen berbalik menatap rumah mewah milik ayahnya, dimana rumah ini menyimpan banyak kenangan antara dirinya dan sang ayah.

Air matanya kembali menetes saat mobil yang ditumpanginya berjalan meninggalkan rumah di ikuti lambaian tangan ibu dan asisten rumah tangganya.

.

.

.

.

Terimakasih untuk kalian semua yang sudah mampir, maaf jika masih banyak kesalahan dalam penulisan. semoga hari kalian semua bahagia.😊😘🙏