Jendral Perang

Pengaturan Viky

Ketika Viky hendak menuju ke atas bukit dia dapat merasakan kehadiran orang-orang yang sedang berjaga di sekitaran bukit tersebut, mereka semua berjaga di dalam kegelapan malam.

Setelah Viky menyuruh Aldo untuk berhenti, dia kemudian berjalan ke arah sebuah rumah yang terbuat dari kayu yang sudah usang atau bisa di sebut sebuah gubuk, Aldo mengikuti Viky dari belakang.

Setelah sampai di dalam rumah tersebut Viky memberikan bingkisan yang dia bawa.

"Aldo ini makanan yang tempo hari kita makan di rumah Herman… kamu pasti belum makan, sekarang makan lah dulu…" Ucap Viky sambil menyodorkan bingkisan kepada Aldo.

"Terima kasih Tuan… kebetulan aku sudah mengeluarkan banyak tenaga untuk bersenang-senang tadi jadi perut ku sudah sangat lapar…" Ucap Aldo kemudian mengambil bingkisan yang di berikan oleh Viky.

Aldo makan dengan sangat lahap sekali, hanya beberapa menit saja makanan yang di bawa Viky sudah habis tidak tersisa sedikit pun.

"Tuan… pasukan kita sebagian sudah berada di sini, aku sudah menugaskan mereka untuk berjaga di sekitaran bukit, dan untuk letnan Jendral Eagle dia sudah berada di Kota Taraka, dia sedang menuju kesini di perkirakan sekitar 10 sampai 20 menit dia akan sampai…" Aldo melaporkan situasi yang terjadi kepada Viky, setelah selesai makan.

"Berapa banyak orang-orang kita yang sudah datang kesini…?" Tanya Viky.

"Yang sudah berada di sini semua ada 400 orang… setiap menit terus bertambah, mereka semua sedang menuju kesini aku tidak tahu pasti seberapa banyak orang-orang kita yang datang ke sini…" Jawab Viky.

"Heemm…" Viky menganggukkan kepalanya.

"Tuan… 4 Pilar dan 9 Panglima perang Magnium juga sudah berada di sini… mereka baru sampai di bandara Kota Taraka beberapa menit yang lalu…" Timpal Aldo yang terus melaporkan kejadian yang terjadi.

Setelah Aldo menyelesaikan kalimatnya, terlihat dari kejauhan ada dua orang sedang berjalan menuju ke arah rumah dimana Viky dan Aldo berada.

Dua orang tersebut adalah Letnan Jendral Eagle dan Deky.

"Salam Lord…"

"Salam Tuan…"

Deky dan Eagle memberi salam tapi dengan sikap yang berbeda, Deky membungkukkan badannya. dan untuk Eagle berlutut sebelah kaki dengan tangan terkepal dan berada di samping.

"Kalian berdua berdirilah…" Perintah Viky.

"Terima kasih Tuan…"

"Terima kasih Lord…"

Ucap mereka berdua.

"Deky bagaimana perkembangan kota…" Tanya Viky.

"Keadaan kota sekarang sedang dalam keadaan kacau, karena keluarga No 1 di Kota Taraka sedang mempersiapkan pasukannya untuk berperang, dan juga keamanan sedang di perketat karena pasukan Tuan dalam jumlah besar sedang menuju ke sini…" Ucap Deky laporkan keadaan kota.

"Bagaimana dengan bisnis kita… apa itu terpengaruh…?" Viky kembali bertanya.

"Tidak Tuan… Semua berjalan dengan lancar… tidak ada masalah…" Jawab Deky.

"Baguslah…kalau seperti itu…" Viky berbalik menatap ke arah Eagle.

"Eagle berapa banyak pasukan yang kamu bawa…" Tanya Viky kepada Eagle.

"Jawab Lord… Pasukan yang aku bawa hanya sedikit… karena aku mendapat kabar bahwa yang lain akan datang aku hanya membawa pasukan berjumlah 1000 orang, dengan senjata lengkap…" Eagle berkata dengan hati-hati takut Viky kecewa karena dia membawa pasukan yang sedikit.

"Kamu sebar pasukan kamu sejauh 1 mil, amankan wilayah tersebut dan tunggu perintah…" Perintah Viky kepada Eagle.

"Siap laksanakan Lord…" Jawab Eagle

Kemudian Eagle pergi meninggalkan Viky dan yang lain untuk memberi perintah kepada pasukannya…

"Aldo kamu perintahkan 4 Pilar Magnium untuk berjaga di gerbang kota, untuk menghadang jika ada pasukan dari luar yang ingin masuk dan ikut campur… untuk 9 Panglima perintahkan untuk menyebar dan bergabung dengan pasukan yang lain…" Perintah Viky kepada Aldo.

"Baik tuan…" Setelah berkata Aldo beranjak pergi meninggalkan Viky dan Deky

"Tuan… apa tidak berlebihan mengeluarkan pasukan sebanyak itu hanya untuk menghadapi keluarga kecil seperti keluarga Handoko… dengan pasukan sebanyak ini apa tuan tidak terlalu memandang kepada keluarga Handoko…?" Tanya Deky tiba-tiba, dengan hati-hati setelah Aldo pergi.

"He…he…he… sebenarnya yang aku takutkan bukan lah keluarga Handoko, tapi orang-orang dari Divisi perang Montana, jika ini berada di medan perang aku sangat yakin akan dengan mudah menghadang pasukan dari Divisi perang…" Jawab Viky sambil tersenyum ke arah Deky

"Dengan berkumpulnya pasukan sebanyak ini pasti lah mengundang perhatian semua orang dari berbagai pihak, bahkan orang-orang dari Divisi perang… sebenarnya aku tidak berharap orang-orang dari Divisi perang Montana ikut campur akan masalah ini…" Lanjut Viky menatap ke arah Yanto yang terbaring di tanah, ekspresi Viky berubah dingin dan sorot mata yang tajam.

"Tapi apa boleh buat jika mereka ingin ikut campur, aku pun harus mau berjuang mati-matian untuk melawan mereka… aku cukup tenang karena 4 Pilar dan 9 panglima Magnium bisa bergabung ke sini…" Ucap Viky menarik napas dan mengatur emosinya.

Viky berbalik menatap ke arah Deky wajah yang dingin kembali berubah ke semula.

"Deky… nanti kamu tolong dampingi Herman untuk dia mengurus Octa Grup, karena aku tidak akan bisa mengurus perusahaan tersebut, hanya itu tugas kamu sekarang… kita akan mempersiapkan perluasan wilayah perusahaan ke kota-kota lain… akan tidak terurus jika tidak ada yang menggantikan kamu di Octa Grup dan akan ada banyak karyawan yang terlantar…" Perintah Viky kepada Deky, sekaligus menutup pembicaraan di antara mereka.

"Baik Tuan…"Jawab Deky dengan kepala sedikit menunduk.

Deky melihat Viky dengan mata bersinar penuh kekaguman terhadap pemikiran dari Viky, ketika akan menghadapi perang besar Viky masih saja memikirkan tetang masalah yang lain yang menyangkut kehidupan banyak orang.

"Aku tidak salah mengikuti orang… bukan hanya kekuatan dan kekayaan yang kamu punya tapi hati nurani yang tulus dan memikirkan hal layak orang banyak…" Gumam Deky sambil menatap ke arah wajah Viky yang tenang, walau pun perang besar sudah berada di depan mata, tinggal menunggu waktu sampai tengah malam tiba.

"Tuan tentang kejadian kematian Ayah Tuan 4 tahun yang lalu… setelah aku selidiki ternyata ada campur tangan dari kepolisian, oleh karena itu Yanto bisa terbebas dari masalah ini…" Ucap Deky.

"Aku mendapatkan seorang saksi yang dulu di buat cacat dan di buang oleh Yanto… karena melawan saat kejadian ayah Tuan… Jika Tuan mengijinkan aku akan membawa orang tersebut ke sini… membiarkan dia menceritakan kejadian yang terjadi kepada Tuan…" Lanjut Deky menatap ke arah Viky menunggu jawaban.

"Heemm… Baiklah kamu bawa saja dia ke sini…" Jawab Viky menganggukkan kepalanya.

Orang yang di maksud oleh Deky sudah berada di bawah bukit, Deky menyuruh bawahannya untuk memanggil orang tersebut.

...****************...

Terima kasih sudah membaca :

...✨Jendral Perang✨...

Jika ada Saran dan Kritikan silahkan tulis di

kolom komentar.

❗Dukung terus novel Jendral Perang dengan cara :

...Like👍...

...Komen💬...

...Vote🎟️...

...Hadiah🎁...

...Dan Klik Favorit ❤️ Biar Tidak Ketinggalan Update...

...Terima kasih🙏...

...R"Azk 🥇...