NovelToon NovelToon
My Husband, The Mysterious Casanova

My Husband, The Mysterious Casanova

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Cintamanis
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Myra Eldane

Lovy Crisela Luwiys—gadis ceplas-ceplos yang dijuluki Cegil—dipaksa menikah dengan Adrian Kaelith Evander, pewaris dingin sekaligus Casanova kelas kakap.

Bagi Lovy, ini bencana. Wasiat Neneknya jelas: menikah atau kehilangan segalanya. Bagi Kael, hanya kewajiban keluarga. Namun di balik tatapan dinginnya, tersimpan rahasia masa lalu yang bisa menghancurkan siapa saja.

Niat Lovy membuat Kael ilfil justru berbalik arah. Sedikit demi sedikit, ia malah jatuh pada pesona pria yang katanya punya dua puluh lima mantan. Casanova sejati—atau sekadar topeng?

Di tengah intrik keluarga Evander, Lovy harus memilih: bertahan dengan keanehannya, atau tenggelam di dunia Kael yang berbahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myra Eldane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Warisan Atau Gelandangan

Suara kicauan burung yang bertengger di pinggiran balkon terdengar merdu. Jendela besar di kamar Lovy sudah terbuka lebar. Hingga cahaya matahari berhasil masuk. Tapi Lovy sama sekali tak bergerak dari kamarnya. Ia sudah tau kebiasaan pembantunya yang akan masuk ke kamarnya untuk membersihkan kamar dan membuka jendela tanpa mengganggu tidurnya.

Lovy semakin menikmati kicauan merdu itu dan masih meringkuk di kasur dengan dress hitam kemarin yang sudah kusut. Rambutnya berantakan seperti mi instan rebus yang lupa ditiriskan, dan eyeliner hitamnya menodai pipi—bekas menangis semalam.

Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk.

Tok! Tok! Tok!

"Lovy." Suara Samuel terdengar berat. "Bangun. Kita harus bicara."

Lovy bergumam pelan seperti zombie. "Aku belum siap dengar ceramah…"

Namun Samuel tetap mengetuk. "Buka pintunya. Sekarang."

Dengan mata sayu dan rambut acak-acakan, Lovy merangkak ke pintu. "Ngapain sih pagi-pagi gini udah ganggu orang tidur…" gerutunya sambil memutar kunci.

Pintu terbuka. Samuel berdiri di sana dengan kemeja putih rapi dan wajah super serius, seperti poster iklan "CEO impian" yang sering dilihat Lovy di drama Korea.

Sayangnya, pria ini sepupunya.

"Apa?" tanya Lovy dengan wajah jutek. "Mau bahas baju ku lagi? Nih aku kasih tau ya, semua dress ku itu branded!"

Samuel menatapnya dari atas sampai bawah. "Baju branded ternyata bisa terlihat kacau juga kalau dipakai sepupuku ini, yah. Tapi lupakan soal itu, sekarang aku mau bahas soal warisan."

Lovy langsung mendengus, berbalik masuk ke kamar.

Samuel ikut masuk, menutup pintu di belakangnya. Ia berdiri dengan tangan disilangkan di dada. "Aku ingin tahu, kamu sudah baca surat dari nenek?"

Lovy memelototinya. "Ya sudah! Dan aku tahu isi surat itu GILA!"

Samuel mengangkat satu alis. "Gila? Atau masuk akal?"

Lovy langsung menoleh cepat, menunjuk wajah Samuel dengan telunjuknya. "Masuk akal dari mana?! Aku harus nikah sama pria misterius—yang aku bahkan nggak tahu wajahnya—cuma demi warisan?!"

Samuel tetap tenang. "Nenek percaya sama pilihan itu."

Lovy menepuk dahinya dramatis. "Oh no! Aku Lovy Crisela Luwiys, cegil dari lautan Antartika yang udah terbiasa sama drama hidup. Tapi ini puncak dramanya, Sam! Nikah dengan pria asing demi duit. Aku kayak Cinderella, tapi sepatu kacanya diselundupin debt collector!"

Samuel menghela napas. "Kamu selalu berlebihan, Lovy."

Lovy mendekat, menatap Samuel dari dekat, matanya menyipit. "Dan kamu selalu serius. Kamu pernah nggak sih bercanda, Sam?"

Samuel diam. Hanya menatap Lovy dengan wajah datar.

"Oh my God," Lovy menepuk bahunya sendiri sambil memandang Samuel seperti menatap alien. "Kamu robot ya? Jangan-jangan kamu di-charge tiap malam makanya selalu dingin kayak kulkas."

Samuel mengusap pelipisnya. "Lovy, aku serius."

"Ya aku juga serius!" Lovy meraih bantal di kasur dan melemparnya ke Samuel. "Serius mau tidur lagi!"

Samuel menangkap bantal itu dengan mudah. "Nenek sudah meninggal, Lovy. Dan semua harta warisan akan dialihkan ke yayasan kalau kamu tidak menikah dalam enam bulan. Kamu tahu itu."

Lovy terdiam sebentar. Wajahnya menegang. Kemudian ia melompat ke ranjangnya dan menenggelamkan wajahnya pada bantal. "Enam bulan…" gumamnya pelan.

"Enam bulan," ulang Samuel tegas. "Pilihannya jelas: kamu menikah, atau kamu kehilangan segalanya."

Hening sejenak.

Lovy tiba-tiba bangun dan teriak sambil mengangkat kedua tangannya, "TERLALU DRAMATIS! Aku kayak di sinetron prime time!"

Samuel menatapnya datar. "Ini bukan drama. Ini kenyataan."

Lovy mendengus. "Kalau begitu, aku nggak suka kenyataan."

Samuel menatap Lovy lama. "Kamu harus mulai dewasa, Lovy."

Lovy langsung memegang dadanya seperti habis ditembak panah. "Aduh! Kata-kata itu lebih sakit dari penghianat negara yang ngutang terus ghosting!"

Samuel menghela napas panjang. Lelah dengan drama sepupunya yang cukup membuatnya hampir kehilangan kesabaran. "Aku tidak akan berdebat lagi. Aku sudah menghubungi pengacara keluarga. Kamu akan menerima undangan rapat warisan secepatnya."

Lovy menatap Samuel tak percaya. "Kamu… kamu tuh kayak Voldemort. Diam-diam bikin rencana jahat di belakangku!"

Samuel menggeleng, keluar dari kamar sambil berkata dingin, "Aku hanya menjalankan amanah nenek."

Begitu pintu menutup, Lovy kembali menjatuhkan tubuh ke kasur dan menatap langit-langit kamar.

"Enam bulan…" gumamnya. "Warisan atau jadi gelandangan. Pilihan macam apa ini?!"

***

Siang hari, di kantor.

Lovy duduk di meja kerjanya dengan wajah kusut. Hari ini ia memakai blouse biru langit dan rok pensil, pakaian “kerja normal” yang dipaksakan oleh Samuel—karena ya, Samuel bosnya.

Syagita (Syegi) menghampiri dengan dua gelas kopi. "Ini latte buat kamu."

Lovy mengambil kopi itu dengan lesu. "Thanks, Gi."

Syegi menatap wajah sahabatnya. "Wow, muka kamu kayak tempe habis digoreng tiga kali. Terlebih hari ini datang terlambat. Ceritain deh sama aku. Soalnya hari ini aku baru balik dari dinas, jadi kurang informasi. Aku tahu nenekmu meninggal dan aku turut berduka cita. Tapi hidup harus jalan terus kan?"

"Iya, hidup memang harus jalan terus. Tapi masalahku ini, jalannya sedang buntu!"

"Kalau gitu, cerita dong sama sahabat tercintamu ini. Aku siap mendengarkan keluh kesahmu wahai nona cantik paripurna... " balas Syagita.

Lovy langsung meletakkan kopi di meja dan mengangkat kedua tangannya dramatis. Dengan cepat ia mengucapkan semua keluh kesahnya pada sahabatnya itu. "Nenekku meninggal, ninggalin surat, nyuruh aku nikah sama pria misterius cuma demi warisan. Kalau nggak, aku miskin. Jadi gelandangan! Aku! Gelandangan! Bisa kebayang aku tidur di pinggir jalan bareng kucing liar?!"

Syegi menahan tawa. "Lovy, bisa nggak sih sekali aja kamu cerita tanpa drama berlebihan?"

"INI BUKAN DRAMA!" Lovy teriak sambil menepuk meja. "Ini kenyataan pahit yang disiram garam dan kecap asin!"

Syegi mengangkat tangan. "Oke, oke. Jadi… kamu bakal nikah?"

Lovy menatap sahabatnya dengan mata merah. "Aku nggak tahu. Aku punya William. Aku udah pacaran sama dia DELAPAN tahun, Gi! DELAPAN!"

Syegi mengangguk. "Ya aku tahu. Tapi jujur aja, kamu yakin William mau nikahin kamu?"

Lovy terdiam. Kenangan beberapa hari terakhir terlintas—telepon dari William yang makin jarang, alasan “meeting” yang makin aneh, dan semalam… suara perempuan misterius di latar belakang saat William menelepon. Apalagi beberapa hari yang lalu, ia mendapat kabar kalau William bermesraan bersama wanita lain di bar.

Hatinya mencelos.

"William pasti mau lah," katanya pelan, setengah yakin, setengah membohongi diri sendiri.

Syegi mengangkat alis. "Lovy…"

Lovy mengalihkan topik. "Aku akan bicara sama William. Aku yakin dia akan melamarku. Kita pacaran delapan tahun, Gi! Bukan delapan menit!"

Syegi menatap Lovy lama. "Ya sudah. Tapi kalau ternyata dia nggak serius, kamu siap?"

Lovy pura-pura ketawa. "Siap… kalau perlu aku kawinin kucing liar sekalian!"

Syegi memutar bola matanya. "Dasar cegil."

****

Malamnya, di rumah.

Lovy berkali-kali menatap ponselnya. Namanya “William💖” sudah berkedip di layar berkali-kali. Ia ingin menelpon dan memastikan perasaan gelisahnya salah.

Akhirnya, ia menekan tombol hijau. Ia menelepon.

"Will, kita harus bicara," kata Lovy begitu panggilan tersambung.

Suara William terdengar malas. "Aku sibuk, Lov."

"Selalu sibuk! Bahkan pas nenekku meninggal kamu cuma kirim WA ‘turut berduka’. Kamu pikir itu cukup?!"

"Lovy, aku—"

Tiba-tiba suara perempuan terdengar di latar belakang. "Will, kamu lama banget. Cepet balik ke meja, dong."

Lovy langsung membeku. Suara wanita itu lagi? Ini sudah kedua kalinya ia mendengar suara itu.

"Siapa itu?" tanyanya, suaranya rendah tapi tajam.

"Hah? Oh… biasa, cuma rekan kerja," jawab William cepat, terlalu cepat.

Lovy mengepal tangan. "Rekan kerja? Jam sepuluh malam? Di tempat kerja macam apa, Will?"

William diam.

Lovy berteriak, " WILLIAM ARKENZI! JANGAN MAIN-MAIN SAMA AKU! SIAPA PEREMPUAN ITU? KEMARIN KAMU BILANG DIA SEKRETARISMU! SEKARANG REKAN KERJA?! HAH?! KAMU MEMPERMAINKAN AKU, WILLIAM?"

Tapi sambungan telepon terputus.

Lovy menatap ponselnya dengan mata membelalak. "Dia matiin telponku. DIA MATIIN TELPONKU LAGI?!"

Ia hampir melempar ponsel ke tembok, tapi menahan diri.

"Tenang Lovy… tenang…" ia menepuk pipinya sendiri. "Nanti aku cari tahu. Kalau dia selingkuh, aku bakal—"

Pintu kamarnya diketuk keras lagi.

Tok! Tok! Tok!

"Lovy!" suara Samuel lagi.

"Apa lagi, Sam?!" teriak Lovy dari dalam.

"Aku sudah mengatur pertemuan dengan pengacara nenek besok. Kamu harus hadir."

Lovy menatap pintu dengan mata merah, rambut berantakan, dan hati yang campur aduk.

"Ya Tuhan…" gumamnya. "Warisan, pria misterius, William mungkin selingkuh, dan sepupu robot terus-terusan ganggu aku. Hidupku benar-benar kayak sinetron rating rendah!"

Tapi di dasar hatinya, ia tahu: badai baru saja dimulai.

****

1
Rihana
buset kaya bener 🤣🤣🤣
Rihana
seret bang muel adek mu itu 🤣
Rihana
kenapa yah yang baca kurang, padahal tulisannya bagus, rapi, sesuai peubi, typonya gak banyak, pokoknya bagus lah. dan updatenya juga rutin. aku suka banget, smoga makin banyak yang baca yah kak 🩷
Rihana
ini karakter lovy, cegil bucin 😭😭😭
Rihana
gak berasa udah sampai sini wkwk... penasaran. aku lanjut duluu. alurnya menarik
Rihana
awal yang menarik
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
aku udah kirim satu kopi yah, biar gak ngantuk thor
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
Si lovy gak nyangka sekeren ini tapi si kael kenapa yah perginya. aduhhh kasian banget di tinggal di hari pernikahan😭
𝐌𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐨᷼𝐨𝐧
up kak
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
Satpam😭 GGS INI MAH (ganteng ganteng satpam)/Drool/
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
nemu sampah di mana sih lovy 😭 kok bisa pacaran 8 tahun woy kayak kredit rumah
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
akhirnya putus, lagian kok sanggup sih pacaran 8 tahun?
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
syukur deh samuel. seret aja tuh lovy, dari pada makin akut bucinnya
@✯⃟ 🕊ྂ༊ᶦᵇmina♡⃝
bucin akut wehhh😭
Saidil M🍇
gilas banget bisa ngasi hadiah segitunya si donovan. berartu dia udah mempelajari kesukaan lovy aka targetnya? keren sih, suka banget kakak penulisnya creazy up terus.... jadi maraton bacanyaaa enak bangettt 😍😍😍 lanjut kak
Saidil M🍇
meskipun terlambat, kuucapkan selamat atas pernikahanmu lovy dan kael 😍 sekarang aku maratoon bacanya
Saidil M🍇
terharu gueee makk😭
Saidil M🍇
syegi ini jadi sahabat asik banget. bisa nyairin suasana woy.... mau sahabat kayak dia😭
Saidil M🍇
hahahaha mau ciuman gak jadi 🤣🤣🤣
Saidil M🍇
barang bawaan syegi astaga😭 inj orang gue kira kalem di awal. ternyata kalem kalem sama aja kayak lovy, pantesan sahabatan 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!