"Siapa namamu? Kenapa wajahmu sangat mirip denganku?" tanya Gavin spontan tanpa basa-basi.
"Namaku Daniel. Mirip denganmu? Kurasa tidak, Uncle. Kata Mommy, aku sangat tampan! Bahkan, tak ada yang mengalahkan ketampananku."
"Sial! Berani sekali anak kecil ini melawanku,"
Daniel, adalah putra Elleana yang pandai melukis dan mulai tumbuh besar. Kemampuannya dalam melukis, membuat siapapun kagum padanya. Siapa sangka, ia memenangkan lomba melukis di sebuah galeri seni ternama. Rupanya, seorang Gavin Alenxander, sang CEO galeri seni itu, merasa bahwa Daniel mirip dengannya. Apakah Daniel dan CEO itu ada hubungannya?
Sebuah keajaiban terjadi, ketika Daniel menghadiri lelang lukisan terbesar di dunia. Ellea dan Gavin dipertemukan dalam sebuah acara yang sama. Gavin Alexander sangat kaget, mengingat anak kecil yang mirip dengannya, tengah bersama Ellea, wanita yang dulu pernah menjadi masa lalunya.
Apakah hubungan Ellea dan Gavin di masa lalu? Siapakah Ayah Daniel sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irna Mahda Rianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. You're Crazy!
"Kenapa kita ke sini? Kau gila!" Bisik Ellea pada Gavin.
"Aku ingin mengenang kisah kita, Ellea."
"Aku akan pergi!" bantah Ellea.
"Silakan kau pergi, asalkan ... tanpa membawa Daniel." Tegas Gavin.
"Sial!" Ellea sangat kesal.
Gavin berbisik di telinga Ellea, "Aku ingin mengulang semuanya dari awal. Jika aku memiliki Daniel, itu berarti aku juga harus mencintaimu. Mulai saat ini, aku akan belajar mencintaimu, dengan mengenang tempat ini ... sebagai tempat cinta pertama kita."
DEG. Jantung Ellea berdebar sangat-sangat kencang.
Gavin membawa perlengkapan Daniel. Daniel sangat bahagia, karena menempati sebuah suite yang sangat-sangat luas dan mewah. Ia jadi betah tinggal bersama Gavin, karena kekayaannya. Beberapa jam kemudian, karena hari sudah malam, Daniel pun beristirahat di kamar nomor dua.
Sesaat Daniel telah terlelap, Gavin menarik tangan Ellea dan membawanya menuju kamar utama, tempat dahulu mereka melakukan sebuah malam panjang. Ellea menolak, tapi Gavin terus memegang tangan Ellea tanpa melepaskannya. Tenaga Ellea tak mampu melawan Gavin yang kuat.
"Lepaskan! Untuk apa kita ke sini! Kau gila, Gavin. Jika seperti ini, sama saja kau menculikku!"
"Ellea, ingatkah kamar ini? Kamar di mana kau dan aku ..."
"Stop it! Jangan kau teruskan karena aku sangat muak!"
Gavin menyeret Ellea ke dinding, hingga kini mereka saling berhadapan. Gavin sedang berusaha, untuk mencoba mencintai Elela, demi hidup bersama Daniel. Jantung keduanya berdebar sangat kencang. Getaran-getaran itu masih saja terasa, sama seperti dulu Ellea dan Gavin melakukannya.
"Bagaimana dengan ini? Bagaimana perasaanmu? Apa jantungmu berdegup sangat kencang?" tanya Gavin.
"Tidak, tidak sama sekali." Jawab Ellea.
"Bullshit! Aku bisa merasakan detak jantungmu yang gugup karena berdekatan dengan pria tampan seperti aku." Gavin terus memegang tangan Ellea dan merekatkannya ke dinding.
"Aargghh, lepas!" Ellea melepaskan tangan Gavin dan beranjak meninggalkannya.
Namun, baru saja Ellea melepaskan dirinya, Gavin secepat kilat menarik tangan Ellea, hingga tubuhnya jatuh ke pelukan Gavin. Mereka kini saling menatap dengan Gavin yang tengah menahan tubuh Ellea. Refleks, sangat refleks ... Gavin melihat bibir Ellea yang begitu indah dan ranum. Bibir itu sangat menawan, membuat Gavin rasanya ingin mengecupnya walau hanya sebentar saja.
Wajah Gavin mulai mendekati wajah Ellea. Jantung Ellea bergemuruh, karena Gavin yang memerlakukan Ellea dengan sangat lembut. Entah mengapa, Ellea seakan terbuai dengan Gavin, ia memejamkan matanya, tak menolak seperti tadi. Perlahan-lahan, bibir Gavin pun mendarat di bibir Ellea, Ellea tak sadar menerima ciuman itu. Bibir mereka saling bersentuhan, benar-benar nikmat, dan mereka larut dalam perpaduan itu.
Tiba-tiba, Ellea sadar, bahwa itu adalah hal gila. Ellea melepaskan ciuman itu dan mendorong tubuh Gavin hingga terjatuh ke kasur. Hal yang tak pernah Ellea duga, ia akan berciuman lagi dengan pria itu. Pria yang enam tahun lalu merenggut kesuciannya. Pria yang tanpa sengaja, melakukan hal gila dan mereka larut bersama.
"Astaga!" Ellea menutup mulutnya, saking ia tak percaya telah berciuman kembali dengan Gavin.
"Manis, masih semanis dulu." Gavin tetap menatap Ellea walau ia terjatuh di kasur.
"Kau gila! Berani-beraninya menciumku!" Mata Ellea melotot tajam.
"Kau menikmatinya!" balas Gavin.
"Kau memaksaku!"
"Kau memejamkan mata!" Gavin menyeringai.
Ellea mundur satu langkah, "Kau terus melakukannya."
Gavin beranjak dari tidurnya, "Jantungmu berdebar, kau menerima perlakuan hangatku."
"CUKUP!" wajah Ellea memerah karena malu.
Gavin terkekeh, "Wajahmu memerah, Ellea. Kau merasakan sentuhan itu, bukan?"
"Tak usah banyak bicara! Semua ini karenamu, dasar pria m3sum!"
"Kau gugup sekali, apa kau terpana akan ketampananku?" Gavin mulai narsis.
"Cih, sembarangan! Sudah, jangan ganggu aku. Aku akan beristirahat. Aku akan memikirkan bagaimana caranya kabur dan menghilang dari kehidupanmu!" Pekik Ellea.
"Silakan, kabur saja. Karena aku selalu memiliki cara, untuk menemukanmu kembali."
Deg. Ellea tersentak kaget. Ucapan Gavin memang benar. Sejauh apapun Ellea berusaha menghindar dari Gavin, tapi selalu ada jalan untuk Gavin menemukannya. Gavin selalu bisa mendapat momen tepat untuk bertemu Ellea lagi. Pertemuan Gavin dan Ellea, tak pernah terbayangkan akan seserius ini. Gavin hanya mengira, bahwa Ellea adalah wanita malam yang hanya menginginkan uang.
Pikiran Gavin ternyata salah. Ellea masih perawan, dan ia bukan wanita malam. Ellea hanya terjebak dengan kehidupan miskin keluarganya yang terlilit banyak utang. Gavin mulai berharap penuh pada Ellea. Jantungnya mulai berdebar hebat saat berada dekat dengan Ellea.
Ciuman yang hangat, dan tak pernah terpikirkan akan terjadi. Tapi, Ellea sangat menarik dan cantik. Gavin memang mulai tergoda dengan Ellea. Wajar saja, bibirnya refleks mencium Ellea, karena Ellea begitu memesona. Gavin pun tak sadar melakukannya. Saat ini, Gavin meyakini, jika ada getaran-getaran cinta untuk Ellea. Wanita itu pun dulu sangat membuat Gavin berga1rah.
Ellea menatap Daniel dengan tatapan yang tajam. Dengan emosi, ia meninggalkan Gavin di kamar itu sendirian. Kesal, sangat kesal. Ellea merasa dibohongi oleh Gavin. Ellea tak ingi terus berhadapan dengan pria gila itu, karena Ellea takut, hatinya akan jatuh pada pria yang disebut Daddy Daniel itu ....
Punggung Ellea terlihat oleh Gavin. Lekukan tubuh yang sangat menawan, membuat mata Gavin tak henti-hentinya menatap Ellea. Wanita yang telah melahirkan anaknya itu, ternyata sangat cantik, luar dan dalam. Gavin baru menyadari hal ini, karena selama ini Gavin tak pernah memerhatikan wanita.
Aku ... mulai tertarik padanya. Apa salah, jika aku juga mencintai Ibunya? Tak kusangka, dia adalah wanita yang hebat dan kuat. Jika melihat Daniel, aku terkadang merasa bersalah padanya. Dia mampu mengatasi semuanya sendiri. Tapi, aku mulai tersentil dengan keluarganya. Di mana keluarga Ellea? Batin Gavin yang mulai memikirkan semua tentang Ellea.
Dengan wajah cemberut, Ellea pergi ke kamar Daniel. Ia kesal pada Gavin, karena terus saja mengganggu dirinya. Apalagi, saat ini Ellea terus saja terjebak dengan Gavin. Setibanya di kamar, Ellea teringat pada ponselnya yang belum juga diberikan oleh Gavin. Ellea ingin mengambil kembali ponselnya, karena sejak insiden di apartemen, Ellea tak pernah memegang ponsel.
"Sial, ponselku masih ada padanya. Aku harus mengambilnya lagi sekarang!"
Ellea keluar lagi dari kamar, ia kembali menuju kamar Gavin. Saat melewati ruang utama, Ellea teringat, jika dulu ia dan Gavin pun pernah berciuman panas di sofa itu. Ellea bergidik ngeri jika mengingat kejadian enam tahun lalu. Memang benar, tempat ini tak akan bisa ia lupakan begitu saja, karena di tempat inilah, hidup Ellea benar-benar berubah 180°.
Tok, tok, tok ...
Ellea mengetuk pintu kamar Gavin, berharap Gavin akan segera membuka kamarnya. Tak lama, Gavin pun keluar tanpa mengenakan pakaian. Ia hanya mengenakan celana pendek, dengan telanjang dada. Sontak saja Ellea menjerit dan menutup matanya karena melihat pemandangan eksotis itu.
"Aaarggghhhtt! Dasar gila! Kenapa kau tak memakai bajumu!" Keluh Ellea.
"Aku sedang mengganti pakaian, lalu kau mengetuk. Daripada berisik, aku buka saja. Ada apa lagi? Kau ingin mengulang masa lalu kita?" tanya Gavin.
"Cih, aku tak sudi! Aku ingin kau mengembalikan ponselku! Cepat kembalikan! Aku butuh ponselku!" Ellea masih menutup matanya.
"Buka dulu matamu!" Perintah Gavin.
Ellea menurut, perlahan ia membuka matanya, "M-mana ponselku?"
"Bagaimana tubuhku? Apa tubuhku sangat proporsional? Aku keren, kan?"
Glekk, Ellea menelan ludahnya. Tubuhnya seperti roti sobek, dulu kurasa dia tak segagah ini. Astaga, aku ini bicara apa. Batin Ellea yang membayangkan tubuh Gavin.
"Banyak bicara. Cepat kembalikan ponselku!"
Gavin tertawa, "Wajahmu tak bisa berbohong. Kau tertarik padaku! Terlihat sekali, bahwa kau mendambakan tubuh ini. Iya, kan?"
"Aaah, pria gila yang banyak bicara. Cepat kembalikan ponselku! Kau akan mengambalikannya atau tidak?" Gertak Ellea.
"Aku akan memberikannya, jika kau menemani aku malam ini," Gavin sengaja menggoda Ellea.
"Kurang ajar! Aku tak sudi. Lebih baik aku membeli ponsel baru saja, daripada harus menemanimu!" Ellea emosi, ia memilih pergi meninggalkan Gavin seorang diri.
Gavin hanya tersenyum geli selepas kepergian Ellea, "Dia tertarik juga dengan tubuh kekarku,"
*Bersambung*
Yang manis-manis dulu yaaaa 😂😂😂
Nanti back to konflik. Kalian doakan saja, semoga Ellea tetap kuat dan sabar menjalani hidup ini, ayeee 😂
Sembari aku cari-cari visual... kasih saran juga visual untuk tokoh-tokohku yaaa 🥰
Jangan lupa, LIKE, VOTE, DAN HADIAH ❤❤❤
Benar² dia bayar lunas karmanya, maybe dia masi bertahan hidup hanya karena menunggu ellea pulang
Hanya Wina Patrice (ibu ellea) yg tersisa Krena mmng dri awal dia selalu menjadi korban, entah itu korban di nikahi secara paksa oleh Hendrick demi balas dendam dan korban diselingkuhi Hendrick slama pernikahan.
saat itu elea yg masuk kamar Gavin, dan dia jga yg nawarin akan lakukan segala hal, dan pas ditawarkan s*x Elea mau jgakan, meski dalam kondisi terpaksa Krena waktu itu dia harus bersembunyi dri org yg ngejar dia, bukan salahnya Gavin jga ga mw bantuin dgn tulus aplgi saat itu kondisi Gavin lgi terpuruk (dia jdi TDK berperikemanusiaan membantu wanita yg TDK di kenalnya yg datang sndiri kepadanya saat itu wajar² sja walau tetap tidak bisa dibenarkan yah!)
Ellea jga ga salah sepenuhnya tapi dia tetap salah karena tujuan awalnya memang menjual diri demi melunasi hutang, hrusnya dia tau konsekuensinya. Intinya mereka harus saling memahami sih
btw thanks visualnya Thor memuaskan, ceweknya jga🫶