NovelToon NovelToon
Setelah Menikah

Setelah Menikah

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Poligami / Cintamanis
Popularitas:5.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lunoxs

Kiran adalah seorang gadis berusia 34 tahun yang sudah menyandang gelar perawan tua dihadapkan pada 2 pilihan, menikah dengan Aslan yang sudah memiliki istri atau tetap menjadi simpanan mantan kekasihnya yang sudah lebih dulu menikah.

Antara cinta dan hidupnya sendiri, mana yang akan Kiran perjuangkan?

✍🏻 revisi typo dan pemberian judul bab 💕

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

POV KIRAN

Tanganku bergerak sendiri meraba dada yang terasa sesak. Melihat kepergian mas Aslan yang melewatiku begitu saja benar-benar membuatku gamang.

Hawa dingin itu masuk sampai ke relung hatiku.

Sampai membuatnya beku, pilu.

"Ran."

Aku tersadar, lalu menoleh kepada Umi yang menyentuh lenganku.

"Kamu tidak sarapan lagi? bawa bekal ya? tadi sudah Umi siapkan," ucap Umi, lalu meminta bude Asni untuk mengambil bekal itu di dapur.

Tiba-tiba kakiku lemas dan terasa sangat pusing.

Aku hampir jatuh, untunglah ada umi yang menahan tubuhku dengan capat.

"Ya Allah Nak, kamu kenapa sayang?" tanya umi cemas, ia lalu membimbingku untuk duduk di sofa ruang tengah itu.

Berulang kali memeriksa suhu tubuh dan membandingkan dengan dirinya sendiri.

"Badanmu hangat sayang, jangan-jangan kamu sakit. Izin saja ya? tidak usah masuk kerja." titah umi dengan wajah cemasnya.

Aku pun bingung, kenapa mendadak jadi selemah ini. Aku merasa baik-baik saja, hanya hatiku yang terasa begitu sesak.

Lagi, aku meraba dada ini.

Aku kenapa ya Allah? apa aku sedih mengetahui Maya hamil? tapi kenapa? bukankah harusnya aku ikut bahagia?

"Ran, pokoknya umi tidak mau kamu kerja. Ayo, umi antar kamu ke kamar." ucap Umi final.

Bude Asni yang sudah datang membawa bekal pun diperintah lagi untuk ke dapur, membuatkanku bubur dan segelas susu hangat.

Aku hanya bisa menurut, ketika dengan lembut umi membimbingku untuk bangkit. Lalu dengan telaten ia memepahku untuk berjalan.

Hatiku menghangat, ketulusan umi begitu kuat ku rasakan.

"Terima kasih Umi." ucapku pelan, aku mencoba tersenyum meski entah kenapa rasanya begitu susah.

Sampai di kamar di kamar, umi membaringkan tubuhku bahkan menunggui ku hingga bude Asni datang.

Tak segan-segan, umi hahkan menyuapi aku memakan bubur hangat itu.

Tiba-tiba aku menangis entah kenapa. Mendapat perlakuan yang amat sangat baik dari umi malah membuatku begitu haru.

"Kiran, kamu kenapa Nak? apa bagian tubuhmu ada yang sakit? kita ke rumah sakit saja ya, umi akan panggil Abi."

Secepat kilat aku menahan tangan Umi yang hendak beranjak.

"Tidak Umi, aku tidak mau ke rumah sakit." jawabku lemah, aku lalu menghapus air mataku sendiri.

Air mata yang sudah lama sekali tidak keluar.

Kini air mata itu datang lagi, menyadarkan aku tentang sesuatu.

Cinta itu ternyata sudah tumbuh lagi di hatiku.

"Katakan, kenapa kamu menangis? apa Aslan menyakitimu?" tanya umi bertubi dan aku menggeleng.

Mas Aslan tidak pernah menyakitiku, akulah yang menyakiti diri sendiri. Menghindarinya, dan kini merasa sakit saat melihat mas Aslan mengabaikan aku.

"Tidak Umi, aku menangis karena terlalu bahagia, umi begitu menyayangiku." Jawabku setengah bohong.

"Aku akan beristirahat, setelah itu aku yakin aku akan baik-baik saja." timpalku lagi dan ku dengar umi menghembuskan napasnya, lega.

"Baiklah, minum susunya dulu. Setelah itu umi akan keluar."

Ku ambil uluran segelas susu dari umi dan meminumnya sedikit.

Setelah itu umi bangkit, mengelus pucuk kepalaku sekilas lalu keluar dari dalam kamar.

"Mas Aslan." gumamku pelan. Hatiku berdesir ketika menyebut nama itu. Nama yang selalu ku abaikan, ternyata sudah mengambil tempat didalam hatiku.

"Mas Alfath." gumamku lagi, dan aku tak merasakan apa-apa. Seolah diantara kami semuanya benar-benar sudah selesai.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

POV AUTHOR

Suara deru mobil berhenti tepat di depan rumah Iwan.

Dengan langkah tak sabar, Maya turun dari dalam mobil itu dan disusul oleh sang suami, Aslan.

"Pelan-pelan May," ucap Aslan mengingatkan. Dilihatnya Maya yang begitu tak sabaran.

"Ayo Mas, kita temui Umi dan Abi. Mereka pasti senang mengetahui bahwa aku hamil." jawab Maya menggebu.

Ia begitu bahagia, keajaiban itu menghampiri dirinya. Setelah penantian panjang, kini akhirnya ia hamil.

"Tapi pelan-pelan saja jalannya, Kiran juga pasti sangat bahagia mendengar kabar ini. Apalagi selama ini kalian bersama-sama menjalani program hamil." jelas Aslan dengan tersenyum lebar. Ia tak sabar membagi kabar bahagia ini pada istri keduanya itu.

Menyebut nama Kiran disebut, senyum Maya surut. Nama itu benar-benar merusak suasana hatinya.

Tapi Aslan tak menyadari, ia langsung saja membimbing Maya untuk segera masuk.

Sampai di dalam, Yuli sudah menunggu dengan antusias. Sementara Iwan sudah pergi beberapa saat lalu, pergi ke toko bajunya, Iwan adalah seorang pedagang yang sukses.

Tanpa mengulur waktu, Maya langsung mengatakan kabar tentang kehamilannya. Matanya berbinar, bahkan sampai nyaris menangis karena haru.

"Aku hamil Umi, aku hamil." ucapnya dengan suara bergetar.

Dengan penuh syukur, Yuli memeluk sang menantu. Sumpah demi apapun, ia juga amat sangat bahagia mendengar kabar ini.

"Kiran benar-benar membawa keajaiban, setelah dia datang ke rumah ini kamu jadi memiliki semangat untuk hamil lagi. Dan Allah mengabulkan itu. Ya Allah, terima kasih." ucap Yuli bersyukur sesaat setelah melerai pelukkannya.

Perlahan, senyum Maya kembali surut. Kenapa selalu nama Kiran yang disebut.

"Ya Allah, Umi lupa. Lan, hari ini Kiran tidak masuk kerja, dia sakit, badannya panas dan sekarang sedang beristirahat di_" Ucapan Yuli terpotong, ia tak melanjutkan ucapannya karena melihat Aslan yang langsung berlari menaiki anak tangga.

Maya tercengang.

Sayapnya tiba-tiba patah, ia yang sedang terbang tinggi langsung terhempas begitu saja.

Melihat kepergian suaminya menemui sang madu dengan begitu tergesa, hatinya mendadak merana.

"Ayo May, kita duduk. Umi ingin tahu cerita di rumah sakit tadi." ucap Yuli lalu menarik Maya untuk duduk di sofa.

Maya yang gamang, hanya bisa menurut. Pikirannya kosong begitu saja.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Brak!

Pintu kamar Kiran di buka dengan kasar.

Kiran yang sedang mengganti bajunya pun tersentak begitu saja.

Ia bahkan sedikit berteriak saat melihat seorang pria masuk tanpa mengetuk.

Seketika itu juga tatapan keduanya bertemu. Kiran yang sudah melepas baju hanya mampu menutupi dadanya yang terbuka dengan kedua tangan.

Aslan mendekat dan jantung Kiran berdetak makin tak beraturan. Ia mundur secara perlahan.

"Kamu sakit?" tanya Aslan sambil terus berjalan mendekat.

Kiran terpojok, tubuhnya sudah terhalang nakas.

Ia tak berkutik, apalagi saat Aslan sudah berdiri tepat dihadapannya. Ia hanya bisa menunduk, malu bercampur gugup.

Perlahan, kedua tangan Aslan bergerak menyentuh bahu Kiran yang terbuka. Lalu menarik sang istri untuk masuk ke dalam dekapannya.

"Kata umi badanmu panas, kenapa sekarang begitu dingin?" tanya Aslan dan Kiran hanya mampu menggigit bibir bawahnya kuat. Kedua tangannya masih menyilang didepan dada. Menghalangi tersentuh oleh sang suami.

"Lepaskan aku, aku ingin ganti baju." jawab Kiran mencoba kembali ketus, menutupi kegugupannya sendiri.

Dengan cepat, Aslan melerai pelukan itu lalu melepas jasnya dan memasangkannya di tubuh polos sang istri.

Kiran tercenung tak bisa menolak.

"Aku sangat merindukanmu Ran, sampai kapan kamu akan terus menghindar?" tanya Aslan yang kembali memeluk Kiran erat.

"Apa dihatimu benar-benar tidak ada aku?" tanya Aslan lagi, ia sedikit melerai pelukan itu dan menatap lekat wajah sang istri yang terlihat merona.

"Tatap mataku." ucap Aslan karena Kiran hanya menunduk.

"Jangan banyak bicara." jawab Kiran lalu memeluk tubuh Aslan erat. Tubuh hangat yang begitu ia rindukan.

Dihirupnya dalam-dalam tubuh sang suami yang sudah sangat lama tak didekapnya seperti ini.

"Aku mencintaimu Ran." ucap Aslan.

Hening.

Tak ada jawaban, yang ada hanya pelukan Kiran yang semakin erat.

1
copai
Sama kayak aku. Usiaku lebih tua 2 th dari suami
Sanjaria Abubakar
mantap 👍
Sanjaria Abubakar
semoga Maya keguguran Thor enggak adil dia bahagia
Sanjaria Abubakar
sok baik ternyata setan
copai
😚😚😚
copai
Keren Agung...
Gentle banget
copai
Semoga Kiran segera bertemu lg sama Aslan
copai
Luar biasa
copai
lanjut
copai
Hadiroh
Selalu keren
Dessy Rinda
br baca eposide 1 aja udh bgs jln ceritanya...keren bngt kak lunox's
Nona QueenRa
seruuu suaminya idaman sekali
Maria Kilis
👍👍👍
Maria Kilis
Luar biasa/Good//Good//Good/
Maria Kilis
👍👍👍
Wina Ningsih
Luar biasa
Wina Ningsih
Lumayan
Sriatul Rohmah
Luar biasa
mars
koplak
mars
parah semudah itu klu udh jodoh🤭🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!