Galaksi si cowok super galak yang menjadi dambaan para kaum hawa SMA Bhakty Jaya. Tampan, tubuh semampai, hobi menyakiti hati Orzie, dan satu lagi, otak encer gak main-main yang membuat namanya terkenal di mana-mana sebagai siswa paling pintar di kalangan guru-guru.
Saat ratusan hati bertekuk lutut di hadapannya, tidak bagi Orzie. Si cewek berpenampilan super sengak dengan title 'Rembes Style'!
Menjadi babu Galaksi udah biasa. Tapi uangnya habis diporotin cowok itu, yah, si roh jahat–sebutannya pada Galaksi.
Geng Legion yang membawa mereka dalam pusaran maut terpaksa merampas nyawa salah satu sahabat Gamaliel, kembaran Galaksi. Hingga dalam keterpurukan itu, Orzie datang membawa harapan. Perhatiannya membuat Gamaliel egois dan melakukan segala cara merebut Orzie dari jeratan Galaksi!
Galaksi started!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blackblue_re, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26 Chapter 26 | New Style!
Setelah susah payah pulang di jalur aman melalui gang-gang kecil akhirnya Orzie bisa sampai kost-an walaupun jarak tempuh jadi lebih jauh sekaligus membingungkan.
"Aarrggh masa tiap hari gue jalan kaki ke sekolah?!" pekiknya kesal saat di depan pintu, Lis yang dari tadi sudah sampai sempat kebingungan melihat kemurungan sahabatnya.
"Mbak Oji kenapa sih?"
"Ha... Lis..." rengek Orzie dengan sikap kekanakan, tentu Lis jadi terbawa suasana. "Kenapa? Kamu diselingkuhin pacar?"
"Enggak, gu-"
"Aku tahu! Pasti kamu baru nginjek tai ayam kan? Pantes bau," cetusnya sambil menutup hidung. "Bukan gitu Lis-"
"Oh, mungkin kamu lagi kere ya sampai-sampai gak bisa beli makan?"
Orzie ketawa ngenes dengan wajah menunjukkan 'kenyataan pak'.
"Gue-"
"Oji kenapa sih?" tanya Lis dengan tampang bego, Orzie berusaha sabar. Memang Lis orangnya sotoy, hobinya mutusin pembicaraan, mutus tali jemuran tentangga, mutusin tali beha bencong dan banyak lagi yang lebih ekstrim.
"Ini juga mau gue jawab kambeng!" serunya kesal, Lis kembali ketawa mengejek. "Iya, iya, kenapa?"
"Panjang ceritanya, Lis."
"Biar Lis denger nih, hm." jawab Lis dengan gaya khasnya, centil. Centil-centil kutil. Apasi.
Mulutnya mulai mengulang kembali kejadian yang menimpanya dari awal, saat pertama kali dipaksa Roh Jahat ikut tawuran sampai Galaksi memberi tahu Guntur mulai menyerang.
"Oh, gitu," tanggap Lis melengos pergi, memasuki pintu kamarnya. "Woi maen pergi aje lu! Bantuin kek!"
"Lis gak bisa ikut tawuran, Oji. Nanti kalau tulang Lis jadi mistar sama mereka gimana?" kata Lis dengan nada sok imut.
"Ah! Gak ngebantu lu capek gue ceritain!" omelnya seraya menghentakkan kaki. Mungkin pilihan satu-satunya jika gak mau dibunuh Guntur adalah dengan pindah sekolah.
Tapi masalahnya bersekolah di sekolah swasta perlu banyak duit, sedangkan orangtua Orzie gak akan sanggup membiayainya.
"Lis gak bisa bantu tawuran, Ji. Tapi kalo bantu dandan bisa..." ujarnya memberi harapan padanya namun sayang Orzie malah tambah naik darah.
"Ya masa orang lagi tawuran, umpat-mengumpat, bacok-bacokan, elu datang ke tengah-tengah buat dandan! Mampus aja gue dah!"
Lis memberengut. "Denger dulu, Oji."
|||||•|||||
Subuh-subuh buta seseorang mengetuk pintu kamarnya, Orzie yang tengah melipat mukenah terheran-heran. Melipat sajadah lalu menghampiri pintu. "Siapa?"
"Akyu~" ucap Lis manjah, emang lagi dimanjah. Pengen berduaan dengan dirimu Limbad. Hehehe. Tai ah.
"Lo ngapain pagi buta dateng kamar gue?"
"Kan kemaren Oji udah tahu, Lis mau ngerombak style kamu!" ujarnya semangat, tangan molek itu dikepalnya penuh jiwa. "H-hah? Subuh-subuh gini gue dandan? Lo mau ngedandanin gue buat tarung ama Suzanna?"
"Emang Suzanna masih ada?"
"Tauk dia. Coba lu tanya ama Suzanna, kalo dijawab balik ke sini kasih tau ama gue," usul Orzie mengundang tampolan mendarat mengenai pelipisnya.
"Yang ada Lis kena gigit ama dia!"
"Eleh. Masuk lu jan di pintu mulu kek kang panci tau gak," cibir Orzie membiarkan Lis masuk ke kamarnya.
"Barusan shalat tadi?"
"Ho'oh!"
Lis memandang mukenah dan Al-qur'an pundung, Orzie menepuk pundaknya. "Udah, kalo niat sama lingkungan belum mendukung jangan dipaksain Lis. Lo bisa hijrah kapan aja kalau hati lo udah mantep!" ucapnya membuat Lis tergelitik mendengarnya.
"Makasih Oji. Nih, Lis bawain make-upnya."
"Buat apa nih?" tanya Orzie saat menggenggam hair dryer.
"Buat dicolek ke sambal!"
"Bisa dimakan nih?" tanya Orzie menggigit ujung alat itu. Lis ketawa lucu melihat tingkah orang purba itu.
"Kemaren tuh hair dryer abis kena kolor aku ih," katanya malu-malu, Orzie menyembur kaget bukan main.
"KAMPRET!"
07.14
Langkah penuh keanggunan menuruni pintu belakang sebuah bus berwarna hijau, cewek berambut ikal dengan liptint tipis itu **** senyum saat kaum Adam meliriknya takjub.
"Anak baru yah?" bisik salah satu cowok.
"Cantik banget bray, godain gak nih?"
"Gue ajalah, minggir minggir, yang buriq tiarap!"
Siut-siutan terjadi di sekitarnya, saat pintu gerbang udah di depan mata, Orzie dibuat terkejut saat rombongan cowok berwajah sangar mendekatinya.
"Lo yang kemaren bacok temen gue, hah?!" tuduh cowok bertudung merah itu keras, Orzie tersentak mendengar suara besar itu. Kumpulan cowok yang tadi nongkrong di dekatnya lari ke dalam sekolah.
Orzie panik bukan main.
"H-hah? W-what? Heeeh! Lo-lo pada cowok buluqan ngapain nuduh gue yang cantik ini bacok orang? Waras ga sih?" sewotnya dengan logat mak mak yang biasa nangkring depan kang sayur buat Congors War.
"Setres nih cewek," ujar kawan di belakangnya.
"Gak usah ngelak deh lo! Cewek yang ngebacok Guntur selalu naik bus ini, gue tau siapa lo!"
Orzie dapat mendengar bagaimana jantungnya berpacu cepat, tenggorokannya tercekat, tapi apa daya. Salah satu kata saja nyawanya bisa habis.
Where did ngibul no jutsu comin', babe?
"Weey, tahan ucapan bapak! Lo tahu? Pemenang olimpiade debat bahasa inggris nasional tahun ini? Orzie! Itu gue! Inget tuh baik-baik! Ngapain amat gue tawuran kagak gunaan lebih baik gue harumkan nama bangsa lagi!"
Mereka terdiam mencerna ucapan Orzie.
"Oy bapak-bapak sekalian, yah! Kalo kalian berani nyentuh, Papi gue tuh jaksa! Dan lo-lo pda bakal dipenjarain sampe bangkotan! Iya! Sampe bangkotan plus badan selembar hahahha~" tunjuk Orzie pada cowok itu, gelang kaca di tangannya menimbulkan bunyi rusuh dengan suara cempreng khas cewek SMA.
"Berani nyaut lu ye!" geram mereka maju selangkah, Orzie semakin panik. Dilihatnya seorang pria turun dari mobil sedan.
"Tuh! Papi! Papi! Oji dipalakin!"
"Bacot!"
Namun pria dengan jas mewah itu mendatangi mereka, sontak membuat kumpulan anak Taruna itu minggir meninggalkan SMA Bhakty Jaya.
"Gue kasih tau, urusan kita sama Legion gak akan selesai!" serunya berlari seraya menunjukkan jari tengah. Orzie bukannya lepas dari masalah malah mengundang masalah. Dilihat pria dengan tatapan tajam itu mendekat padanya.
"So-sorry Om, tadi saya dipalakin. Saya bohong kalau Om itu Papi saya."
"Kamu temannya Gamaliel?" tanya pria itu formal, Orzie tergagap dengan tingkah kelabakan. "I-iya!"
"Oh."
Tampang seram, bicara datar, sikap mengerikan.
Oke fix, Orzie jadi keingat Galaksi.
Dan benar aja Roh Jahat itu mendekat ke pria yang cukup menyeramkan tadi.
"Ngapain, Pa?"
Cewek itu terkejut ternganga.
"Pantes mirip!!!" jeritnya dalam hati.
<><>
Sorry gaje kek gw, hehe
ada yg tau ga sih authornya pindah kemana?
semangat terus Thor, sukses selalu di tunggu karya-karyanya 🥰🥰🥰🥰