Divya Veronika Ibrahim Gadis Manis yang punya segudang mimpi yang ingin dicapai nya.
Perjodohan nya dengan Tuan Muda yang tak lain sahabat masa kecilnya dulu berjalan rumit karena masa lalu orangtua mereka.
kisah ini ditulis berdasarkan pemikiran dari sang penulis,jika ada kesamaan tempat,Nama,Karakter bahkan alur cerita, mohon untuk memakluminya
karya pertama ku
Bissmillah dukung terus Ya jangan lupa like dan komen nya,terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RhinYani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dimas di Rumah sakit ?
"Kamu kenapa vy?"
Tegur Raisa saat masuk ke ruang kerja Divya,melihat gadis itu sedang termenung
" Dari tadi aku lihat kamu kusut banget,Vy?" Tanya nya lagi.
"Ini Ra,aku lagi nungguin kabar dari Dimas,adikku.Dari tadi di telpon gak di angkat sekarang malah gak aktif"
Divya yang masih belum mendapat kabar dari adiknya itu nampak cemas.
"Dimas? yang suka nganter kamu itu? Memangnya kemana dia?"
Raisa yang memang sering melihat Dimas mengantar maupun menjemput Divya,walaupun dia sendiri memang tak pernah menanyakan pasti siapa laki-laki tersebut ,
hanya berspekulasi.
"Iya dia itu Dimas,adikku.Aku belom cerita tentang dia ya sama kamu?" Divya tersenyum tipis.
"Awalnya aku pikir dia itu pacar kamu.Hehe" Raisa nyengir dengan perkataannya sendiri.
"Malah ya Pak Anton sama yang lainnya aja nyangka dia itu pacar kamu"
"Hahaha pantas pak Anton rada beda gitu sikapnya sama aku " Divya geleng-geleng kepala "Eh ngomong-ngomong kamu ada perlu apa ya kesini"
Belum sempat Raisa menjawab sudah terdengar suara dering ponsel.
Nama Erik yang tertera di layar ponsel milik Divya.
"Ya Hallo,Rik?"
Mengangkat tangannya memberi kode agar Raisa diam sebentar.
"Sudah ada kabar dari Dimas?"
"Saya di Rumah sakit ,Non.Dimas~dia~ kecelakaan,nona" Jawab Erik .Jawaban yang sontak
membuat Divya kaget,tak mampu bicara sepatah katapun lagi.
Ponselnya terlepas dari tangannya,
beruntung Raisa sigap mengambil ponsel yang hampir terjatuh itu.
"Kamu kenapa Vy" Raisa
Divya hanya menunjuk ponsel yang kini berada di tangan Raisa.
Raisa yang mengerti pun meletakkan ponsel itu di telinganya.
"Ya hallo,aku teman Divya.ada kabar tentang Dimas?"
Tanya Raisa pada seseorang yang menghubungi Divya.
"Hah dimana? Rumah sakit apa?"
Suara kaget Raisa setelah mendapat jawaban dari Erik.
Setelah tahu di Rumah sakit mana Dimas dirawat,Divya lalu pergi ke Rumah sakit dengan di tamani Raisa ,
kebetulan saat itu jam makan siang.
***
Divya mencoba menjelaskan pada Dimas saat dia sudah tersadar,bahwa keputusannya memang sudah bulat.
Dia akan menerima pinangan Tuan muda Haris Santoso .
Dimas memang tidak terima dengan adanya perjodohan ini.
Malam setelah pertemuan itu ia pergi dalam keadaan marah.
Mengendarai mobilnya ugal-ugalan,hingga ia lepas kendali dan terjadilah kecelakaan itu
Beruntung Dimas masih bisa selamat.
Paman !
sudah pasti dia marah,melihat sikap keponakannya ini.
"Paman juga tidak menjodohkan kakakmu dengan sembarang orang,
lagi pula kau dengar kakak mu menerima nya,bukan?!" Itu yang Fram katakan di rumah sakit.
"Ya Paman aku minta maaf" Jawab Dimas menyesali tindakannya yang keliru.
"Lain kali bersikaplah lebih dewasa.
Apa yang Paman lakukan demi kebaikan
kalian juga,Paman dan bibi itu tulus sayang pada kalian"
Fram menasihati Dimas agar bisa lebih mengerti.
***
"Beraninya kau menghindari ku semalam"
Bruug
Entah barang apa lagi sekarang yang dilempar Haris kehadapan Rudi.
"Maaf Tuan,saya memang tidak tahu apa-apa"
Rudi menanggapi santai,karena yang terjadi pagi ini memang sudah ia prediksi.
"Apa?! apa kau pikir kau bisa membohongi ku!"
Amarah Haris terus bergejolak,tapi ia terdengar tidak begitu serius memarahi Rudi.
"Divya itu adik mu?" Tanya Haris kemudian.
"Iya Tuan"
Rudi,dia menjawab sejujurnya.Bahwa memang benar jika Divya itu adiknya.
"Duduklah...!"
Haris menepuk sisi sofa di sebelahnya agar Rudi duduk disana.
"Bagaimana aku bisa kecolongan begini"
Gumam haris pelan namun masih bisa terdengar Rudi.
Rudi tersenyum menanggapi.
"Sebagai hukuman nya aku mau tahu tentang penyelidikanmu,tugas yang aku berikan tempo hari,kau sama sekali tidak melaporkan apapun padaku..!"
"Tentang rekaman di Danau itu Tuan?"
Rudi bertanya memastikan itulah yang di maksud Tuan nya.
"Ya...!"
Haris hanya menjawab singkat.Itulah yang dia tanyakan.
"Haha.Kau bisa termakan tipuan adikku? Entah kau atau dia yang bodoh sekarang"
Rudi lantas tergelak.Menertawakan kebodohan Haris.
"Kurang ajar kau"
Haris melempar bantal sofa ke arah Rudi sambil ikut tergelak juga.
Jadi dia memakainya sebagai senjata?
lihat saja nanti,kau berani berurusan denganku.
Haris tersenyum menyeringai
Maafkan kakakmu ini Divya. Batin Rudi
bersambung...
Sampai disini semoga kalian suka ya,tunggu update episode berikutnya
terimakasih.
jangan lupa like,komen dan vote nya ya!!!