NovelToon NovelToon
Menikahi Wanita Tangguh

Menikahi Wanita Tangguh

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Perjodohan / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Model / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:26.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.

Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.

Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Hot Couple

***

"Bagaimana..apa kau mau kembali ke hotel

sekarang, atau masih mau jalan-jalan.?"

Devan bertanya saat mereka sudah menaiki

motor kembali dan bersiap-siap meninggalkan

restauran yang sudah menyajikan makanan

super lezat itu.

"Kita jalan sebentar lagi ya, aku masih ingin

menikmati suasana malam ini."

Ucap Sherin sambil melingkarkan tangannya

di tubuh Devan yang terlihat tersenyum puas.

"Baiklah Nona..sesuai keinginan anda.!"

Sahut Devan yang sukses mendapat cubitan

kecil dari Sherin. Dia mulai melajukan motor

gede nya itu membelah jalanan yang memiliki pencahayaan minim. Tangan kirinya bergerak menangkup tangan Sherin yang membelit di

perutnya, sementara tangan kanan nya tetap

stabil mengendalikan laju motornya. Keduanya

begitu menikmati moment ini di iringi gejolak

perasan yang dari tadi tidak karu-karuan.

"Apa yang kau rasakan sekarang.?"

Sherin mengangkat wajahnya, dia menatap

wajah Devan dari belakang, pria ini selalu saja

sempurna di lihat dari sudut manapun. Pantas

saja kalau dia mendapat julukan Mr Perfect.

"Aku sangat bahagia malam ini.. terimakasih.

Kau telah menghadirkan kebahagiaan ini."

"Kalau begitu..pulang dari kota ini kau harus

memberikan hadiah spesial padaku."

"Hadiah..apa yang kau butuhkan Tuan Devan.?

Semuanya sudah ada di depan matamu. Jadi

apa yang bisa aku persembahkan padamu.."

"Berikan dirimu padaku Miss Sherin.."

Jleb !

Sherin langsung terdiam, perlahan-lahan dia

menyandarkan kepalanya kembali di punggung

Devan dengan wajah yang saat ini memerah.

"Aku sudah pernah bilang.. kapanpun kau bisa

mengambil hak mu itu, aku tidak akan pernah

menghalangi nya."

Lirih Sherin dengan suara yang sedikit gemetar.

Pelukannya di tubuh Devan semakin kuat. Ada

gelombang perasaan yang membuncah dan

membuat jiwanya terasa begitu hangat.

"Baiklah.. aku akan menagihnya begitu kau

kembali ke kota.!"

Ucap Devan dengan seringai tipis di bibirnya.

Sherin memejamkan matanya, mencoba untuk

menikmati kehangatan suasana ini.

"Aku akan pergi ke luar negeri malam ini. Jadi..

jaga dirimu baik-baik, jangan membuatku cemas. Kalau ada yang mencoba mengganggu dirimu,

singkirkan saja mereka tanpa ampun.!"

Deg !

Sherin kembali mengangkat wajahnya, dirinya

cukup terkejut mendengar ucapan Devan. Jadi

dia akan pergi malam ini.? Ada yang mencelos

jauh di lubuk hatinya, rasanya begitu berat.

"Kau akan pergi malam ini.? Apakah harus

malam ini juga.?"

"Ya..ada urusan yang harus segera di tangani

dan tidak bisa di tunda lagi. Tapi aku akan

cepat-cepat membereskan nya."

Sahut Devan, tangkupan tangannya di lengan

Sherin semakin kuat, di bawa naik ke dadanya.

Keduanya terdiam, bibir Sherin tiba-tiba saja

terasa kelu. Dia tak bisa berkata-kata lagi.

Akhirnya Dev membawa Sherin mengunjungi

sebuah pasar malam. Di tempat itu di jajakan

berbagai barang hasil kerajinan tangan warga

kota ini. Sherin benar-benar tidak habis pikir,

bagaimana bisa pria yang sangat mendunia ini

masih mau menginjakkan kakinya ke tempat

yang sangat merakyat seperti ini. Tanpa risih

ataupun terlihat canggung. Dia justru sangat

menikmatinya.

Keduanya tampak berjalan beriringan sambil

bergandengan tangan. Terlihat sangat hangat

dan romantis. Sesekali keduanya berhenti di

stan yang cukup menarik perhatian.

"Beli lah apa saja yang kau inginkan.!"

Ucap Devan sambil menarik tubuh Sherin agar

lebih merapat padanya karena saat ini pasar

sedang padat-padatnya pengunjung. Padahal

waktu sudah menunjukan pukul 10 malam.

Dan keberadaan mereka berdua di tempat ini

mampu menyita perhatian semua orang. Itu

karena sosok mereka yang memiliki tinggi di

atas rata-rata di tambah dengan postur tubuh

yang proporsional, terlihat sangat mencolok,

walau saat ini wajah mereka tertutup masker.

"Itu kelihatannya cukup menarik Dev.. ayo kita

kesana, aku ingin membelinya."

Sherin menarik tangan Devan menuju stan

yang menjual berbagai aksesoris cantik dan

unik hasil kerajinan para seniman lokal.

"Silahkan Neng.. mau beli yang mana.?"

Sang pedagang menawarkan barangnya

dengan ramah di barengi senyuman lebar.

Sherin memilih-milih barang yang menarik

perhatiannya.

"Yang ini ya Bu.. yang ini juga.."

Sherin menunjuk barang yang di inginkannya

di sambut anggukan kepala si ibu penjual.

Sedang Dev tampak berdiri di samping nya

dengan santai, sambil tak henti mengamati

semua gerak gerik Sherin yang selalu membuat matanya tak tak mampu berpaling dan beralih perhatian pada yang lain. Tiba-tiba hati Dev

semakin terasa berat untuk meninggalkan

wanita ini. Tapi.. bagaimana lagi, semuanya

harus tetap berjalan sesuai porsinya.

Dalam keadaan itu...

"Jambret... tolong.. ada jambret .."

Tiba-tiba saja ada teriakan dari seorang wanita

di susul kemudian dengan suara keributan.

Suasana kini berubah gaduh dan riuh di iringi pemandangan orang-orang yang berlarian tak

tentu arah. Ada beberapa orang yang terlihat

berlari mengejar dua orang pria di depan.

Namun keadaan berubah semakin rusuh ketika tiba-tiba ada kawanan preman yang datang menghadang orang-orang yang mengejar. Dan terjadilah satu keributan besar tidak terelakkan.

Bruk.! Bruk !

Dua orang pria yang tadi kabur dari kejaran para

warga kini jatuh tertelungkup di atas jalan, saat

secara bersamaan Devan dan Sherin bergerak menghadang mereka berdua. Orang-orang kini

langsung menyingkir, mepet ke pinggir jalanan,

memberi ruang pada Dev dan Sherin yang saat

ini terlihat mulai mendekat ke arah dua pria tadi.

Dua orang itu berusaha untuk bangkit dengan

susah payah sambil meringis kesakitan.

"Kembalikan tas itu, cepat.!"

Gertak Sherin sambil berdiri santai di depan dua

pria penjambret itu yang terlihat menegakkan

badannya. Mereka berdua saling melirik, tidak

lama menyeringai tipis.

"Mau apa kalian hahh..? Mau nyari gara-gara di

tempat kekuasaan kita..cuihh..!! cari mati Lo.!"

Bentak salah seorang yang kini menggulung

lengan bajunya. Sherin dan Devan saling lirik,

lalu menggedikan bahu bersamaan. Devan

terlihat memasukan kedua tangan nya ke saku

celana, tampak santai dan acuh tak acuh.

"Okay, kalau kalian merasa begitu.. ayo maju.!

Kita buktikan ucapan besar kalian itu.!"

Tantang Sherin sambil melambaikan telapak

tangannya dengan gaya yang terkesan meledek.

Dua pria penjambret itu kembali saling melirik.

Tidak lama mereka tertawa terbahak-bahak.

"Edan sugan ieu awewe teh, wani nangtang

sagala.! Ayo kita habisi saja cewek ini, maju..!!"

Teriak salah seorang sambil kemudian maju

menyerang Sherin, namun sedetik berikutnya

orang itu terhuyung mundur ke belakang sambil

memegangi perutnya. Gerakan Sherin sangat

cepat, memasukkan tendangan mautnya pada

orang itu. Mata pria itu melotot tak percaya.

Bagaimana bisa wanita ini melakukan gerakan

secepat tadi.? itu sangat mustahil.!

"Kalian maju nya bersamaan saja, tanggung.!"

Ledek Sherin sambil menepiskan tangannya

membuat kedua pria itu langsung kalap, malu

bukan main di permainkan oleh seorang wanita

yang wajahnya saja tersembunyi di balik masker.

"Kurang ajar. ! Ngaledek ka aing...seraang.."

Teriak yang satu lagi sambil maju menyerang

Sherin. Namun gerakan mereka lagi-lagi hanya

menembus angin karena tubuh Sherin sudah

bergerak lincah dan gesit menghindar dari

serangan mereka.

"Aku memberi mu waktu 10 detik sayang..

habisi mereka secepat kau bisa.!"

Terdengar suara Devan yang membuat Sherin

mengulum senyum dalam gerakan lincahnya.

Lalu dalam hitungan Devan dari satu sampai

lima kedua orang itu sudah jatuh tersungkur

di hadapan Sherin, terkapar tak berdaya.

"Lumayan..tapi kau tidak boleh lagi mengotori

tangan mu hanya untuk manusia-manusia

gagal seperti mereka.!"

Ujar Devan sambil meraih tangan Sherin dan

langsung menyemprotkan cairan hand sanitizer.

Sherin mendelik gerah melihat apa yang di

lakukan oleh Devan, this is over crazy..!!

Mata mereka melirik santai ketika tidak lama

berdatangan rombongan preman yang sudah membuat warga babak belur ke hadapan

mereka.

"Brengsek.!! Ada yang coba-coba nyari perkara

di wilayah gue rupanya.! Ayo.. habisi mereka.!"

Teriak salah seorang diantaranya dengan wajah

yang terlihat di penuhi amarah. Beberapa anak

buahnya serempak maju menyerang. Namun,

dengan santai nya Devan hanya menggerakkan

sedikit tangannya membagi pukulan. Tapi..

efek yang terjadi justru membuat semua mata membelalak tak percaya. Tubuh para preman

itu seketika terlempar jauh lalu berjatuhan

dengan posisi menumpuk.

Dengan gaya yang sangat santai, Devan maju

ke tengah arena. Menyingsingkan lengan baju

dengan tatapan terhunus tajam pada beberapa

preman yang kini tersisa.

"Ayo maju.! Aku ingin melihat seberapa hebat

kalian yang sudah berani menindas orang lain.!"

Tantang Devan sambil menggerakkan telunjuk

nya. Kepala preman tampak saling pandang

dengan anak buahnya. Lutut mereka saat ini

sebenarnya gemetaran, tapi sudah kepalang

basah, mau tidak mau mereka harus maju.

"Ayo maju.. seraang..!!"

Teriaknya sambil kemudian melompat maju

ke hadapan Devan di susul oleh anak buahnya.

Namun sepertinya mereka hanyalah tikus-tikus

got saja untuk Devan. Dia hanya menggerakkan

sedikit kaki dan tangannya untuk menggeser

posisi badannya dan mengatur serangan balik.

Tidak ingin membuang tenaga, dalam satu kali gebrakan, Devan membagi tendangan dan

pukulan telak pada lawan-lawannya, kemudian

mengibaskan tangannya ke udara membuat

tubuh-tubuh para preman itu terlempar sadis

lalu jatuh tersungkur di tanah dalam kondisi

yang tidak mungkin bisa bangkit lagi.

Orang-orang tampak bengong, tak percaya

saat melihat kemampuan pria bermasker itu.

Ini adalah pemandangan luar biasa. Sepasang

sejoli dengan kemampuan yang sama-sama

sangat mencengangkan. Jagoan masa kini.

"Akan ada polisi yang mengurus mereka semua.

Kalian aman sekarang, aku pastikan tidak akan

ada lagi gangguan dari preman-preman itu.!"

Devan berkata sambil membagi tatapan pada

semua warga yang terlihat menarik nafas lega.

"Terimakasih Tuan..terimakasih bantuan nya.!"

Ucap para pedagang serempak sambil maju ke

hadapan Devan dan Sherin lalu membungkuk

hormat. Devan mengangkat tangannya sedikit.

Setelah itu dia menarik Sherin, melangkah pergi

meninggalkan tempat itu. Tidak lama dia sudah melesatkan motor nya menuju ke hotel tempat

Sherin menginap.

"Dev.. apa kepergian mu tidak bisa di tunda.?"

Sherin menatap wajah Devan saat dia turun

dari atas motor. Keduanya saling pandang

dengan sorot mata yang sama-sama berat.

"Kenapa.? Kau mau aku menemani mu tidur

malam ini.? Apa kau kehilangan ku kemarin.?"

Wajah Sherin langsung nge blush.! tahu aja

sih nih orang.!

"Bukan begitu.. aku hanya.. hanya.!"

Cup.!

Devan mendaratkan ciuman lembut di kening

Sherin yang langsung memejamkan matanya.

Hatinya seolah terpeleset jatuh yang membuat

lututnya lemas seketika.

"Aku akan pulang secepatnya.! Kita akan pergi

bersama nanti kalau semuanya sudah sesuai.!"

Ucap Devan sambil kemudian mengecup bibir

Sherin dan menatap wajah cantik wanita itu

sambil mencoba menahan hantaman rasa

yang benar-benar menyiksanya.

"Hati-hati.. jaga dirimu. Semoga segala urusan

nya berjalan lancar."

Lirih Sherin sambil kemudian meraih punggung

tangan Devan lalu menciumnya saat pria itu

sudah duduk kembali di motor nya. Keduanya

kembali saling pandang, melukis wajah dalam

benak masing-masing.

"Jaga dirimu.. jangan biarkan orang menindas

mu sesuka hatinya.!"

Ucap Devan sambil mengacak rambut Sherin

dan mengelus wajahnya sebentar, setelah itu

dia melesatkan motor nya. Sherin hanya bisa

menarik nafas berat dengan perasaan hampa.

***

Hari terakhir akan cukup menguras tenaga..

Pagi-pagi sekali semua peserta berkumpul di

aula untuk mendapat pengarahan. kegiatan

hari terakhir, akan di mulai dengan kunjungan

ke sebuah panti asuhan. Setelah itu berangkat

menuju ke kaki gunung untuk melakukan sesi pemotretan terakhir. Dan selesai dari sana,

para peserta akan langsung pulang ke ibukota.

"Ayo cepat masuk, barang-barang bawaan biar

di bereskan oleh para asisten kalian.!"

Miss Manola memberi instruksi pada semua

peserta yang kini sudah berada di halaman.

"Miss Sherin.. kau ikut mobil pertama.!"

Titah Miss Manola dengan wajah datar namun

tatapannya nampak tajam. Sherin menatap

Miss Manola sedikit bingung dan tak mengerti.

"Ada yang aneh Miss Sherin.?"

"Ah, tidak ada Miss, baik."

Sherin segera masuk ke dalam mobil pertama.

Dimana di sana ada beberapa mentor dan juri.

Dan ini mengundang perhatian para peserta

lainnya karena Sherin satu mobil dengan para

orang dalam.

"Cihh.. paling dia melakukan kesalahan lagi.!"

Decak Pamela yang terlihat kesal dengan posisi

Sherin sekarang. Akhirnya setelah semua siap, rombongan itupun berangkat meninggalkan

hotel yang selama 3 hari ini sudah menjadi

tempat yang cukup meninggalkan banyak

kenangan bagi Sherin.

Setengah jam kemudian para peserta sudah

tiba di panti asuhan yang cukup besar yang

berlokasi di sekitar kota. Pihak manajemen

menyerahkan bantuan berupa uang dan juga

barang kepada pihak panti yang di serahkan

secara simbolik oleh Mrs Aliyah.

Setelah itu para model di persilahkan untuk

berinteraksi dengan anak-anak panti. Dan..

seperti biasa, Sherin bak gula yang akan selalu

di kerubungi oleh semut. Anak-anak hampir

semuanya merapat pada gadis itu. Sherin juga

sempat memandikan seorang bayi, kemudian

mengurusnya sampai selesai, bahkan sampai

bayi itu tertidur pulas.

Sekitar pukul 10 rombongan berangkat menuju

destinasi terakhir. Dan di sinilah kini mereka

berada. Di tengah hamparan bunga edelweis

yang sangat indah memanjakan mata. Para

peserta kompetisi berganti kostum musim

dingin, ada juga yang memakai kostum hiking.

Dan untuk kali ini Sherin memakai kostum

hiking. Dia juga kebagian take di sesi-sesi

akhir. Saat ini Stella sedang kebagian take,

di susul oleh nanti oleh Pamela.

Sherin masih berada di dalam tenda. Dia baru

saja selesai mengenakkan kostum nya, hanya

tinggal memakai pelengkap lainnya seperti tas, tongkat dan penutup kepala. Ke dalam tenda

tiba-tiba saja masuk sesosok pria tinggi tegap

yang langsung mematung, menatap Sherin

dengan sorot mata yang sangat kompleks.

"Brian..bagaimana kamu bisa ada di tempat

ini.? Dan kenapa kamu masuk ke sini.?"

Sherin menatap tajam wajah pria yang pernah

di harapkan bisa menjadi teman hidupnya itu.

Pria itu yang tiada lain adalah Brian tampak

maju mendekat membuat Sherin mundur.

Para model lain yang ada di dalam tenda

tampak maju menghadang Brian.

"Tuan Brian maaf.. sebaiknya anda keluar.

Ini adalah wilayah pribadi kami para model

wanita. Jadi, tolong..anda keluar sekarang."

Ucap salah seorang sambil maju ke hadapan

Sherin berusaha melindunginya.

"Keluar kalian.. aku hanya ingin bicara sebentar

dengan mantan model ku ini.! Please..get out.!"

Brian malah mengusir para model itu yang kini

saling pandang bingung.

"Tuan Brian.. sekali lagi kami tegaskan..."

"Keluar kalian semua.! Ini urusan pribadi.!"

Suara Brian naik satu oktaf. Para model itu

tampak semakin bingung. Tapi saat melihat

sorot mata Brian berubah semakin panas,

mereka terpaksa keluar dari tenda.

"Apa yang anda inginkan Tuan Brian ?"

Sherin menegakkan badannya, berdiri tenang

di hadapan Brian yang kini terlihat menatapnya

dengan sorot mata aneh, ada sinar kerinduan

di mata pria itu tapi juga ada kekecewaan.

"Aku hanya ingin mengingatkan padamu. Kau

tidak boleh mengambil kemenangan dari ajang

ini, karena aku tidak akan pernah membiarkan

mu bangkit lagi Sherin. Kau harus kembali

padaku. Apapun yang terjadi, kau hanya akan

kembali padaku, merangkak di bawah kakiku.!"

Deg !

Wajah Sherin kini berubah memerah. Kenapa

pria ini tidak membiarkan dirinya bebas saja.!

"Kau tahu benar bagaimana kemampuan ku.

Jadi kemenangan itu sudah pasti akan aku

raih. Lalu apa yang kau inginkan sebenarnya.?"

"Hahaa..kau sangat percaya diri Sherin. Hanya

Stella yang boleh mendapatkan kemenangan

ini. Kau harus memberikan kemenangan itu

untuknya.! Aku tidak akan pernah membiarkan

kau mengalahkan nya. Karena dia adalah aset berharga untuk Starlight saat ini.!"

"Brian cukup.! Keluar kamu sekarang.!! Aku

muak dengan semua tingkah bodoh mu ini.!"

Teriak Sherin sambil menunjuk ke arah luar,

matanya kini menatap benci ke arah Brian.

Kehadiran pria ini selalu saja membuat dirinya

naik darah dan kehilangan kendali. Sementara

Brian terlihat menyeringai tipis dan mendekat.

"Datanglah lusa pada pesta pertunangan ku.

Bukankah kau adalah kakaknya calon istriku.!"

Ucap Brian sambil menyerahkan sebuah kartu

undangan warna emas ke tangan Sherin tepat

dengan kemunculan Stella ke dalam tenda.

"Brian sayang.. kau datang menjemput ku.?"

Stella menyerbu ke arah Brian kemudian

memeluknya erat dan menciumi pria itu.

"Tentu saja baby.. aku sangat mencemaskan

mu. Aku takut terjadi hal buruk pada calon

istriku yang sangat cantik ini."

Desis Brian sambil mengangkat tubuh Stella

ke dalam pangkuannya. Dan tanpa canggung

ataupun malu, keduanya langsung berciuman

panas di hadapan Sherin yang masih terdiam,

menatap kosong kartu warna emas itu..

***

Bersambung...

1
zena
nama ku itu thor😅
Dewi Shandra
😆😆😆😆
✨rielz✨
baca lagi..🤩
Nunnamin_shaqi
Bisa dibayangkan 😭🥰🥰
anninayah karim karim
devan kerjaan nya ikutin Sherin 😂😂
Amang Firmansyah
love u 2 othor kesayangankuuu...ditunggu karya2 berikutnya
Dewi Shandra
baca lagi setelah khatam berpuluh-puluh kali 😂
Amang Firmansyah
Lumayan
Tri Arrum
Luar biasa
Rohayani Faisal
udh baca ke 3x nya...ngga bosen bosen

d tunggu karya selanjutnya author kesayanganku😍😍😍
Irma herfiana
kak kapan up lagi hampir 4thn ini nunggu
Rohayani Faisal
kaka ...ditunggu karyamu selanjutnya
Hetty Marawemay
Pamela jahat bangat
Annsyi
Kak, hadirlah dengan karya barumuuu..... Kutunggu ceritamu selanjutnya.....

ceritamu luat biasa semuaaaaa 🥹🥹🥹👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
Muh Asrul
Author aku tunggu karya barumu.
Muh Asrul
entah sudah berapa kali membaca novel ini, author kemana engkau berada aku menunggu karya barumu suda 4 tahun tidak ad kabar
PJ92
Kecantikan sherin kyanya melebihi maharaya sma mayra deh
PJ92
Cusss thor bikin novel kisah little queen
Nurhawathy
/Good/
Fisca vis vis
baguuusss bngeettt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!