Gadis Badas Milik Kaisar Galaxy

Selia melirik sahabatnya itu.

Belva yang ditatap pun sedikit gugup.

"L-lo kenapa Sel?"

"Lo serius pacaran sama Kaisar?"

Belva yang tadi sedang minum untuk menetralisir rasa gugupnya itu pun tersedak.

"Aduh Bel.. pelan-pelan dong." ucap Amanda

Belva mendongak, wajahnya memerah.

"Kok lo nanya gitu sel?"

"Lo tuh emang nggak bisa sembunyiin sesuatu dari gue. Kalo soal perasaan, lo gampang ditebak. Lo cinta kan sama Kaisar?"

Belva menunduk, ia menggenggam botol minumnya erat.

Belva tau itu adalah sebuah kebenaran.

"Lo jangan ngomong ini dulu ke Amel ya.. Gue janji suatu saat gue bakal cerita ke kalian tapi bukan sekarang. ok?"

"Jawaban lo barusan gue anggap sebagai jawaban iya atas hubungan lo sama Kaisar. Gue nggak akan ngejudge lo bel Gue nggak tau posisi lo yang sekarang kayak gimana. Tapi sebagai sahabat gue cuma mau ingetin sama lo, hati lo itu bukan barang yang bisa dipinjemin ke dua orang sekaligus. Lo harus pilih salah satu."

Belva menelan ludahnya kasar, dadanya terasa sesak.

Belva menunduk "Gue beneran nggak tau harus gimana." suara belva terdengar patah. "Gue bingung Sel."

"Dari yang gue liat, lo nyaman sama dia. Saat lo sama dia, lo ngerasa kayak lagi diajak keluar dari zona nyaman lo kan? Sedangkan Ardan, dia terlalu lurus atau mungkin dia nggak ada warna ya? Tapi Bel.. Lo harus inget kalau dia adalah pacar lo. Orang yang pertama lo pilih buat ngisi hati lo."

Selia menghela nafasnya. "Dan masalahnya, lo bukan tipe cewek yang kuat buat main hati. Lo terlalu gampang jatuh sungguhan kalo itu tentang Kaisar."

Telak!.. semua kata-kata Selia tepat mengenai hati Belva.

Selia meraih tangan sahabatnya.

Belva mengangkat pandangannya. Matanya kini sudah mengembun.

"Gue cuma takut lo patah sama dua-duanya. lo tau kan Kaisar itu keras tapi dia juga punya hati. mungkin sekarang dia mau jadi selingkuhan lo tapi suatu saat? Nggak ada satu orang pun yang mau disembunyiin terus Bel. Dan Ardan, Dia emang lembut, tapi dia juga nggak bego. Jangankan dia, gue aja yang sahabat lo, gue tau kalo sikap lo ke Ardan sekarang udah beda."

Belva mengedipkan matanya, kini air matanya luruh melintasi pipi mulusnya. "Gue bingung milih siapa." lirihnya

Amanda yang sedari tadi diam dia ikut bersuara "Lo nggak harus milih sekarang Bel. Gue tau kita nggak terlalu deket, tapi gue cuma mau ngingetin kalo lo sekarang lagi main api. Emang sekarang apinya kecil, tapi lama-kelamaan api itu bakal jadi gede kalo lo tetep biarin Bel. Lebih kurangnya gue tau, Kaisar itu bukan cowok yang bisa dicuekin apalagi kalo dia udah bawa-bawa urusan hati. Dan Ardan dia juga bukan cowok yang bisa lo boongin selamanya."

Selia memeluk tubuh sahabatnya dari samping. "Kita tau kok, lo sebenernya tipe cewek setia. Tapi sekarang lo lagi kebawa perasaan aja sama cowok yang ngasih kenyamanan baru. Dan mungkin lo lagi nyari sesuatu yang gak lo dapet pas lo lagi sama Ardan."

Selia menghapus sisa air mata yang tadi sempat mengalir di pipi sahabatnya.

"Udah yuk pulang. Lo pulang sama siapa? Kaisar ya?" Tanya Selia.

Belva hanya mengangguk kecil.

Disitu Selia tersenyum. Sorot mata Belva tidak bisa berbohong Bahwa dia benar mencintai Kaisar.

Yang Selia sayangkan adalah, mengapa Belva tidak selesaikan dulu hubungannya dengan Ardan?

"Ya udah, kita beres-beres dulu." Ajak Selia

"L..lo nggak marah Sel gue balik sama Kaisar?"

"Buat apa? Gue tau, lo akan selalu aman kalo sama dia."

Mereka berjalan menuju loker untuk mengambil tasnya sebelum pulang.

***

Di parkiran, tampak seorang pria tengah bersandar di atas motor sport nya yang berwarna hitam doff, Di jarinya sedang mengapit sebatang rokok favoritenya.

Kaisar memang bandel, sudah sering kali diperingatkan mulai dari pak satpam sampai guru SMA ID untuk jangan merokok di area sekolah tapi Kaisar tetap saja Kaisar.

Dia hanya menjawab."Sekolah juga punya Papah saya, Lagian saya juga ngrokok pas nggak ada siapa-siapa, kalo Bapak liat saya ngerokok, harusnya yang di salahkan itu kaki bapak kenapa dateng di tempat yang ada saya nya yang lagi ngerokok."

"udah ngobrol nya? Ngomongin apa?" tanya Kaisar, tepat saat Belva sudah sampai didepannya.

Kaisar membuang putung rokoknya dan menginjaknya.

Tangannya naik untuk menggapai pipi sang kekasih.

"Lo nangis?"

Belva terdiam, prasaan dia hanya mengeluarkan air mata sedikit tapi kenapa Kaisar bisa tau?

"Gue tanya sama lo yang?" Nada dengan suara yang lembut tapi menekan. "Apa yang mereka Bilang?"

Belva menunduk, Ia berusaha untuk tetap tenang. "Mereka cuma bilang gue harus hati-hati. Kita itu nggak bisa kayak gini terus Kai. Bener yang mereka bilang, kalo gue juga masih punya Ardan.."

"Lo masih mikirin dia?" potong Kaisar.

Belva menggeleng cepat. "Bu bukan gitu maks.."

"Jawab." Suara itu, Suara yang mulai merendah tapi jelas dia sedang menekan.

Belva menghirup oksigennya dalam-dalam dan menghembuskan perlahan, "Gue cuma nggak mau nyakitin siapapun termasuk lo, Kai."

Kaisar menatap Belva lama. "Lo cuma bisa nyakitin gue kalo lo pergi ninggalin gue. Dan sebelum itu terjadi, gue pastiin akan buat lo juga ngerasain rasanya jatuh cinta sejatuh-jatuhnya ke gue."

Kaisar mengusap rambut Belva dengan lembut, " Kalo lo mikir gue bakal mundur karena Ardan, itu percuma Bel, karena fikiran kaya gitu sedikitpun nggak pernah muncul di otak gue."

"Sekarang naik, gue anterin lo pulang." Sambung Kaisar.

***

Di tempat lain, Di sebuah basecamp tepatnya di ruang meeting yang di sana terdapat lukisan burung rajawali berukuran besar, terlihat dua orang tengah berdiri di depan papan yang sudah terdapat foto, garis merah, dengan catatan kecil mengenai MIDNIGHT GALAXY.

Steven berjalan kearah papan itu dan menempelkan 2 foto terakhir.

Foto yang terlihat di ambil dari samping itu memperlihatkan kaisar yang tengah menjalankan motornya dengan membonceng seorang wanita berrambut coklat panjang.

Satunya lagi adalah foto Belva yang sedang berada di cafe dengan pose duduk dan tersenyum manis ke arah kamera. Foto itu adalah foto yang pernah Belva upload di IG nya.

"Jadi dia ceweknya?" Tanya Verrell sambil tersenyum miring.

"Orang gue liat dia boncengan sama cewek. Dan dia juga yakin, kalo cewek yang ada di foto itu (menunjuk foto Belva) adalah cewek yang sama dengan yang di bonceng kaisar." Terang Steven.

Verrell menelisik foto itu.

Verrell mengingat-ingat sesuatu...

TBC

Terima kasih udah mampir guys.

Tunggu updatean selanjutnya yaa...