Karena ulah wanita yang ia cintai kabur saat usai akad nikah, Letnan Harley R. A Navec tidak sengaja tidur dengan wanita yang berbeda, gadis yang sebenarnya sudah menjadi pilihan orang tuanya namun ia merahasiakan hal besar ini. Harley Navec hanya menganggap Pranagita Kairatu Inggil Timur sebagai adik, apalagi gadis itu adalah adik dari sahabatnya sendiri. Disisi lain, jiwa petarung dan jiwa bebas Harley masih melekat dalam dirinya.
Sakit hati yang mendalam ia lampiaskan di setiap harinya pada Gita hingga gadis lugu itu hamil. Sebenarnya perlahan sudah terbersit rasa sayang apalagi setelah tau Gita hamil namun kakunya Letnan Harley membuatnya kabur hingga bertemu kembali dengan seorang pria yang dulu pernah berkenalan dengannya tanpa sengaja, Letnan Herlian Harrajaon Sinulingga.
Pernikahan Letnan Harra dan Gita pun terjadi, rintangan silih berganti menghampiri hingga hadir istri titipan karena.....
SKIP bagi yang tidak tahan KONFLIK
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Ujungnya rasa.
Bang Harra memacu motornya secepat mungkin, jantungnya berdebar kencang. Kata-kata Bang Vial terus terngiang di telinganya. "Gita pergi naik ojeg..." Bayangan buruk berkecamuk dalam benaknya. Ia tidak ingin sampai terlambat.
Di sisi lain tepi desa, Gita duduk termenung di sebuah pantai yang sepi. Air mata terus mengalir membasahi pipinya. Ia merasa hancur dan tidak berguna. Semua orang menyalahkannya, bahkan mungkin kini Bang Harra juga menyesal telah menikahinya. Dalam keputusasaan, ia mengeluarkan sebuah botol kecil dari tasnya.
Sementara itu, Bang Harra terus melaju dengan kecepatan tinggi. Ia terus menghubungi ponsel Gita, tapi tidak ada jawaban. Perasaannya semakin tidak karuan. Tiba-tiba, ia melihat seorang tukang ojeg yang tampak familiar. Ia langsung menghentikan motornya dan bertanya.
"Pak, tadi Bapak mengantar penumpang ke arah mana?" tanya Bang Harra dengan nada cemas.
Tukang ojeg itu tampak berpikir sejenak. "Oh, tadi saya mengantar seorang perempuan ke tepi desa, dekat pantai. Sepertinya dia sedang sedih sekali." jawabnya.
"Terima kasih, Pak..!!" Tanpa menunggu lagi, Bang Harra langsung memacu motornya menuju tepi desa. Sesampainya di sana, ia melihat Gita duduk sendirian di sebuah pohon tumbang di tepi pantai dan berlari menghampirinya.
"Gitaa..!!" teriak Bang Harra.
Gita tersentak kaget. Ia berusaha menyembunyikan botol kecil di tangannya, tapi terlambat. Bang Harra sudah melihatnya.
"Itu apa, Gita? Racun?" tanya Bang Harra dengan nada panik.
Gita hanya terdiam, air matanya semakin deras mengalir.
"Jawab Abang, Gitaa..!!! Jangan lakukan hal bo*oh..!!!" bentak Bang Harra.
Gita menggelengkan kepalanya. "Gita tidak berguna, Bang. Gita hanya membawa masalah bagi semua orang." ucapnya lirih.
"Tidak, Gita..!!! Kau salah. Kau sangat berarti bagiku. Abang sangat mencintaimu, Gita. Abang sayang kau." balas Bang Harra dengan suara bergetar.
Gita menatap Bang Harra dengan tatapan tidak percaya. "Tapi... Ayah tidak menyukai Gita. Ayah bahkan mengancam akan mencoret nama Abang dari daftar keluarga," ujarnya.
"Abang tidak peduli, Gita. Abang hanya peduli padamu. Abang akan lakukan apa saja untukmu." jawab Bang Harra sambil meraih tangan Gita.
Tiba-tiba, Gita merasakan sakit yang luar biasa di perutnya. Ia memegangi perutnya sambil meringis kesakitan.
"Aduuuh..." rintih Gita.
"Gita, kau kenapa?" tanya Bang Harra panik.
"Gita sudah meminumnya." jawab Gita dengan suara lemah.
Mata Bang Harra terbelalak kaget. Ia langsung merebut botol kecil dari tangan Gita dan membacanya. "Ya Allah, ini racun serangga..!! Kau nekat sekali, Gita."
Tanpa berpikir panjang, Bang Harra langsung mengangkat tubuh Gita dan membawanya ke arah motornya. Tepat saat itu Bang Harley tiba.
"Gita kenapa, Black?????" Tanyanya ikut panik.
"Minum racun serangga." Jawab Bang Harra.
"Astaghfirullah.. Cepat kau bawa ke rumah sakit. Saya bawa motormu..!!" Kata Bang Harley.
...
"Tolong dok.. Istri saya keracunan!" Bang Harra panik saat menidurkan Gita di atas brankar.
Para dokter dan perawat segera membawa Gita ke ruang tindakan. Bang Harra menunggu di luar dengan perasaan tidak karuan. Ia terus berdo'a agar nyawa Gita bisa diselamatkan.
Setelah beberapa jam, seorang dokter keluar dari ruang gawat darurat. Bang Harra langsung menghampirinya.
"Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" tanyanya cemas.
"Kami sudah melakukan yang terbaik. Istri Anda sudah melewati masa kritis, tapi kondisinya masih lemah. Kami harus melakukan observasi lebih lanjut," jawab dokter.
Bang Harra menghela napas lega. Ia bersyukur Gita masih bisa diselamatkan. Ia masuk ke dalam ruang perawatan dan melihat Gita terbaring lemah di ranjang. Ia menggenggam tangan Gita dengan erat.
"Gita, sayang. Abang minta maaf. Abang janji tidak akan membiarkan hal ini terjadi lagi," ucap Bang Harra sambil mencium kening Gita.
"Abang tidak salah, memang Gita yang tidak tau diri." Jawab Gita pelan.
"Kau pasang telinga baik-baik dan jangan pernah lupa lagi. Abang nikahi kau bukan karena paksaan dan juga bukan atas dasar rasa kasihan. Abang cinta kau apa adanya, Abang terima apapun keadaanmu, ikhlas menikahimu, anakmu itu akan menjadi anak Abang juga dan tak akan pernah Abang buka suara kecuali kau sendiri yang membukanya." Kata Bang Harra.
Gita terisak mendengarnya. Hatinya sungguh sakit mendengar sikap dan ketulusan Babg Harra padanya.
"Tidak kah Abang menyesal. Banyak wanita di luar sana yang sangat cantik lagi bermartabat."
"Abang tau, tapi hanya kau saja yang Abang mau. Baku sayang kita, dek..!!! Jangan ribut pikir hal yang tidak penting. Sakit kepala Abang lihat kau bolak-balik di rumah sakit. Ini anak ada bapaknya. Abang lah bapaknya, kalau kau tak mau dengarkan Abang, siapa lagi yang mau kau dengar." Ucap Bang Harra sambil mengusap sayang kening Gita.
"Tapi, Bang...... Ayah........."
"Biar Abang yang tangani. Kau ini istri Abang, bukan istri Ayah." Jawab Bang Harra.
Bang Harley mendengar semuanya dari balik pintu, ia menahan perasaan, matanya terpejam. Tidak mungkin tidak terbersit rasa untuk Gita meskipun hanya seujung jari. Gita telah mengandung darah dagingnya, sadar atau tidak semua sudah terjadi.
"Abang mau tau, darimana kau dapat racun serangga itu."
Hening sesaat seakan Gita enggan menjawabnya.
"Jawab saja.. Kau sudah paham kan, keselamatanmu Abang yang menjamin." Ujar Bang Harra.
"Ciara. Dia tau anak ini... Anaknya Bang Harley."
"B******n..!!" Umpat Bang Harra.
Bang Harley yang mendengarnya dari luar seketika mengepalkan jemarinya, perasaannya sudah geram. Ia pun memilik kembali pulang ke rumah.
***
Hari sudah lewat tengah malam saat Bang Harley pulang ke rumah, sesampainya di rumah Bang Harra, ia masuk ke kamar dan langsung mencekik Ciara.
Ayah Aga yang melihat kejadian itu langsung melerainya.
"Ada apa?? Kenapa kau cekik Ciara???? Harra dan Gita dimana???"
"Gita masuk rumah sakit. Dia sudah meracuni Gita dan Gita yang polos hanya menurut saja." Sorot mata Bang Harley kini tajam menatap Ciara yang masih mengatur nafas sembari ketakutan. "Kalau kamu tidak bisa terima anak ku.. Ku ceraikan kau sekarang juga..!!!!!"
Jerit tangis Ciara menganak sungai. Ia memohon ampunan dan maaf dari Bang Harley namun suaminya itu sama sekali tidak mau mendengarnya lagi.
"Ara minta maaf, Bang. Ara hanya takut ancaman dari Ibu."
"Kamu itu bo*oh atau bagaimana??? Kamu aman bersama saya."
"Ara sudah tanya berulang kali tapi Abang bohong soal Gita. Ternyata anak Gita anaknya Abang, bukan anak Bang Harra.
"Dari awal, kamu yang sudah membuat semua ini terjadi. Gita tidak pernah menggoda Abang, Abang pun tidak pernah ada rasa atau meresponnya.. Tapi obat yang kau aduk di minuman atas perintah ibu jujum itulah akar masalahnya. Kau jangan belaga menjadi korban. Di antara kita, jelas Gita yang paling rugi, Harra yang paling sakit dengan pengorbanannya. Daripada semua berlarut-larut, kita pisah saja..!!!!" Ucap tegas Bang Harley.
.
.
.
.
konfliknya makin komplek, mantapp💪💪